Bangsaku & Bank Saku {Wattys...

By prastiwara

137K 18.5K 1.6K

[Kumpulan Cerita] Yang culas sembunyi di fana ujaran; Yang bernas berbunyi di kekal tulisan. Bangsaku dan Ba... More

[ ]
Alibi
Bingkisan
Ceban
Damai
Fiasko
Genderuwo
Hiper-
Ijazah
Jemawa
Ke(me)nangan
Lingkaran
Melodrama
Nir-
Oi
Pembunuhan
QWERTY
Rp.
Sambalewa
Trap
U(l)ang
Visi
Wanprestasi
XOXO
Yth.
Zilioner
[.]
Eksel dan Worda
Hidup dan Penjara
Ponsel dan Pintar
Kereta dan Mereka
Sapi dan Gila
Buaya dan Bualan
Hantu dan Ketakutan
Miskin dan Bahagia
Beruang (Part 1)
Beruang (Part 2)
Beruang (Part 3)
Beruang (Part 4)
Beruang (Part 5)
Senja dan Televisi
Mengeluh dan Obatnya

Ekstravaganza

7.1K 792 58
By prastiwara

Alkisah di Negeri Animalia, sebentuk pulau sarat bekas tancapan tongkat kayu dan batu yang dahulunya tanaman, tepat di tengah alun-alunnya yang disemuti warga, berlutut menahan pilu Tikus si Pemberani. Di sekujur punggungnya malang-melintang kanal-kanal darah. Ia meraung, mengoyak-menguak lengang langit malam. "He he he," demikian ia menimpuk sakelar murka warga begitu senja tadi diringkus. Berton-ton keju nasional, yang belakangan raib misterius, ternyata membuncit di gudang bawah tanah kastel emasnya.

Bosan lantas kuap, Kecoak si Pendiam pun memutuskan pulang. Keluar dari lingkaran kerumunan yang panas dibanjur kesumat, ia terobos laksana gerilya. Kepada Tikus si Pemberani warga mendamprat, "Hu hu hu." Dan dampratan itu terus menggema di telinga Kecoak si Pendiam, bahkan sesampai ia di rumah. Namun, sungguh, tak ada yang mampu dilaku selain semata menjerembapkan simpati itu keras-keras. "Hi hi hi," dipungkasinya doa. Sebelum menarik selimut, sejenak ia menatap-mengawang langit-langit kamar. Bagaimanapun, nasib sahabatnya—yang sedang dihukum cambuk—itu bukanlah lagi urusannya.

Di kegemparan alun-alun, Cacing si Penegak sadar bahwasanya warga masih mengelu-elukannya. Kian getollah ia mengayun-lecutkan cemeti, yang tak lain ekornya sendiri itu, ke punggung Tikus si Pemberani. "Ho ho ho," lolongnya energetik. Ia membayangkan, satu stadion kini riuh menyemangati agar ia menyabet lagi lebih kencang lebih mengguncang. Padahal, sungguh, tak seorang pun sudi peduli pada kwasiorkor tubuhnya yang kelangkaan gaji tersebut. Akan tetapi, ia ikhlas—tak seorang pun peduli mengapa.

Raungan yang mengoyak-menguak lengang langit malam itu rupanya telah menjalar ke setonggak mercusuar di tapal samudra, tempat Gagak si Pencabut bermarkas. Buru-buru dientakkannya cakar, membentang sepasang sayap, terbang mengusung malam. Tak lama berselang, kaoknya bahana memasuki perimeter Negeri Animalia. Ingar di alun-alun membuyar. Warga bubar jalan, termasuk Cacing si Penegak yang bertolak seraya menepuk dada bangga. Elegan, mendaratlah Gagak si Pencabut di zona eksekusi. Ia rangkulkan sebelah sayap ke bahu Tikus si Pemberani, menyorongkan paruh, membisikinya, "Ha ha ha."

Continue Reading

You'll Also Like

210K 2.8K 16
Up sesuai mood Kalau ada waktu juga
1.8M 84.1K 45
Di satukan oleh keponakan crush Kisah seorang gadis sederhana, yang telah lama menyukai salah satu cowo seangkatannya waktu sekolah dulu, hingga samp...
1.6M 123K 57
Ini tentang Jevano William. anak dari seorang wanita karier cantik bernama Tiffany William yang bekerja sebagai sekretaris pribadi Jeffrey Alexander...
221K 7.7K 57
Cerita Pendek Tanggal update tidak menentu seperti cerita yang lainnya. Berbagai tema dan juga kategori cerita akan masuk menjadi satu di dalamnya.