Bangsaku & Bank Saku {Wattys...

By prastiwara

137K 18.5K 1.6K

[Kumpulan Cerita] Yang culas sembunyi di fana ujaran; Yang bernas berbunyi di kekal tulisan. Bangsaku dan Ba... More

[ ]
Alibi
Ceban
Damai
Ekstravaganza
Fiasko
Genderuwo
Hiper-
Ijazah
Jemawa
Ke(me)nangan
Lingkaran
Melodrama
Nir-
Oi
Pembunuhan
QWERTY
Rp.
Sambalewa
Trap
U(l)ang
Visi
Wanprestasi
XOXO
Yth.
Zilioner
[.]
Eksel dan Worda
Hidup dan Penjara
Ponsel dan Pintar
Kereta dan Mereka
Sapi dan Gila
Buaya dan Bualan
Hantu dan Ketakutan
Miskin dan Bahagia
Beruang (Part 1)
Beruang (Part 2)
Beruang (Part 3)
Beruang (Part 4)
Beruang (Part 5)
Senja dan Televisi
Mengeluh dan Obatnya

Bingkisan

13.5K 1.4K 144
By prastiwara

Tak perlu jadi sesakti pawang hujan, hanya untuk menghadapi berbondong-bondongnya para caleg ke rumah papan saya ini.

Sebab, dengan sigap saya akan bukakan pintu, kesengsem, pura-pura menyimak mereka berkicau, mencomot bingkisan-bingkisan menarik dan/atau amplop-amplop ciamik yang disodorkan, lantas coba meyakinkan, "Pasti itu, Pak. Pasti. Ah, saya sudah tak sabar hendak ke bilik suara. Nomor berapa tadi, Pak?"

"Nomor tiga, Bu, Partai Rodentisida. Ingat, Bu, contreng nomor tiga, Partai Rodentisida. Tiga, Partai Rodentisida. Tiga, Partai Rodentisida."

Begitulah, satu dari sekian. Seceriwis iklan yang jago merangsang spontanitas tangan agar lekas mengerempengkan dompet.

Saya dan ibu rumah tangga lainnya di dusun ini—walau tak pintar-pintar amat—tidaklah goblok. Ditipu? Kami tak sungkan menipu balik. Sembako? Tampung. Duit? Kantongi. Kaus? Pakai, dan andaikan jelek: jadikan keset. Nama-nama, nomor-nomor, janji-janji? Lupakanlah. Menonton TV? Luangkanlah. Ke TPS? Kalau sempat dan hari tak hujan. Jika kebanyakan orang menyukai musim penghujan dan benci musim pemilu, kami sebaliknya.

"Nusan! Tara! Jangan berantem!" Saya lerai kedua putra saya yang bergelut berebut kursi plastik—yang uang untuk membelinya saya peroleh dari ketukan pintu bertuah beberapa tahun silam.

Sore ini, sewaktu menyapu teras sambil mengawasi Nusan dan Tara bermain, seorang tukang pos datang, menyerahkan kresek putih besar yang di luarnya tergambar sewujud angka yang diapit sepasang pria.

"Paket kiriman dari—"

"Saya ingat, Pak. Bapak-bapak di gambar ini pernah ke rumah. Belakangan sering nongol di TV. Partai Roden—apa begitu."

"Partai Rodentisida, Bu. Nah, kantong yang Ibu pegang tersebut adalah kiriman salah seorang kadernya, kebetulan di pilkada 2018 ini mencalonkan diri jadi cagub. Saya juga kebagian. Rasanya semua orang di kota ini dapat."

Saya intip isi kresek.

"Kelihatannya memang banyak, Bu. Tapi kalau diuangkan, paling sepuluh ribu-an. Coba lebih, seratuslah misalkan, saya pasti manfaatkan itu buat sewa pawang hujan."

"Hah?"

"Untuk menghadapi paket kiriman dari kota tetangga, Bu."

"Maksud Bapak?"

"Banjir kiriman."

Continue Reading

You'll Also Like

Jung Fams By Sasa

Short Story

3M 82.4K 23
Warning๐Ÿ”ž!!! Biasakan baca hastag ya!! Gosah salpak!! JAEYONG NOMIN MARKHYUCK BXB BL ONESHOOT
89.7K 9.8K 48
[SEQUEL MY SOULMATE] "Maksudnya apa coba main cium, emang ada temen tapi ciumannya di bibir?" "Yaudah kita pacaran! Mulai detik ini juga." Hidup seor...
91.3K 699 13
one-shot gay โš ๏ธโš ๏ธโš ๏ธ peringatan mungkin ada banyak adegan ๐Ÿ”ž anak anak d bawah umur harap jangan lihat penasaran sama cerita nya langsung saja d baca
404K 25K 36
Kehidupannya yang awalnya tenang berubah, semua berubah sejak kedatangannya "Dia Papa mu, Ken!" Bugh! Bugh! Bugh! "KENNIRO!!"