Bertamu aku ke jiwamu dengan segenap perjuangan
Terima aku apa adanya
Akulah karib batin
Yang mengerti sempit sesakmu
Jadilah lapang kala genggam hangat ini datang
Anak istri kita ialah rezeki
Penawar racun-racun takabur
Akulah karibmu yang genggam riuh rendah ceritamu
Maka cukuplah segala butuhmu.
Pagi siang malam
Percayalah pada upaya-upaya
Segala kebaikan berkumpul di muka
Majulah, sederhanakan derita-derita untuk melihat suka
Pagi siang malam
Aku karibmu, mari ceritakan keindahan-keindahan
Tentang anak kita yang pandai membaca
Atau istri yang menggenggam lelah
Pagi siang malam
Segala upaya tak kan sia-sia
Secarik tangismu lipatlah
Ini tangis dan senyumku
Jadikanlah senjata.
Yogyakarta, 03/ 01/ "18