Possessive Boyfriend ✔

By Mei-kss75

223K 22.9K 2.1K

Complete ✔ ---------- Namaku Riana. Pencinta cogan kakak kelas yang selalu berpetual... More

1. Kesialan
2. Menghilang
3. Rumah Axel
4. SMS
5. Penghuni Kelasku
6. Larangan
7. UKS
9. Mall
10. Suara hati
11. Akankah
12. Si Menyebalkan
13. Ponsel Baru
14. Memalukan!
15. Riana Baper?
16. Inikah Akhir?
17. Kenyataan Pahit
18. END

8. Abangku oh Abangku

14.5K 1.5K 128
By Mei-kss75

Tekan ⭐ sebelum membaca
Tekan 💬 setelah membaca

----------------------------------------------
Shimmie shimmie Ko Ko bop
I think I like it
ginjangeun down down
bukkeureo malgo

Alunan nada dering my ponsel yang dinyanyikan oleh para suamiku membuatku mau tak mau harus memanjangkan tanganku agar dapat meraih benda sejuta umat itu. Mataku sama sekali tak beralih dari layar televisi yang tengah menampilkan seorang anak kecil yang tidak mau dipanggil sebagai anak kecil. Aneh bukan? Tapi yang lebih anehnya lagi yaitu kenapa aku mau-mau aja nonton kartun kayak gini?

Setelah mengerahkan seluruh tenagaku, akhirnya aku dapat meraih my ponsel yang berada di atas meja sedangkan diriku tengah tidur-tiduran di atas karpet.

Mataku sempat membulat kaget saat mendapati siapa yang menelponku. Namun segera aku normalkan kembali ekspresiku sembari menekan tombol merah.

Dari deretan nomor kontak diponselku, aku paling tidak suka jika nomor ini menelepon ataupun menghubungiku walaupun hanya sekedar sms.

Nomor ini adalah nomor keramat,
tidak boleh diangkat,
jikalau aku ingin selamat.

Belum genap 5 detik setelah aku mematikan panggilan, alunan musik Kokobop kembali terdengar di ponselku. Dan kontak yang sama kembali menghubungiku.

Abang o²n is calling...

Dengan keterpaksaan tingkat tinggi, aku menggeser tombol hijau lalu segera mendekatkan ponselku ke samping telinga.

"Hallo, ada yang bisa saya bantu?"

"Nggak usah sok formal! Lagipula tahu darimana lo kalau gue mau minta bantuan?"

Aku memutar bola mataku kesal. "Yaelah bang, dari jaman homo sapiens masih bajak sawah pun lo mesti nelpon gue kalau ada maunya!"

"Hah? Emang homo sapiens bisa bajak sawah?"

"Eh, bang! Sebenarnya IQ lo berapa sih?"

"152"

Beneran? Kok gue nggak percaya ya?

"Ck, cepet ambilin laporan gue diatas meja belajar! Ntar gue bisa dimarahin sama---"

"Rion! Siapa suruh kamu asyik telponan waktu pelajaran saya?!"

Mampus! Syukurin!

Detik itu juga sambungan telepon telah terputus. Aku sibuk ngedumel dihati kenapa bang Rion nekat banget nelpon aku pas lagi pelajaran, padahal dia kan bisa pura-pura izin ke toilet dulu. Hm, memang dari dulu pemikiran abangku itu tidak pernah bisa maju. Kezel!

Setelah mematikan TV, aku beranjak dengan malas pergi menuju kamar bang Rion yang letaknya tepat disamping kamarku. Letak yang sangat tidak strategis mengingat kadang setiap malam tidurku harus terusik karena suara-suara laknat yang sangat menjijikan. Iuwh 😒

Mataku beredar mencari laporan yang dimaksud bang Rion setelah membuka pintu kamar yang tidak pernah dikunci. Abangku gitu loh, nggak takut nanti ada maling! Tapi kalau ada bakalan sembunyi dilemari kayak anak kecil mau dimarahin sama emaknya 😑
Bukannya mau ngejelekin abangku itu, tapi emang udah pernah kejadian.

Tanganku sibuk membuka laci-laci meja belajar bang Rion, tapi naas nggak ada benda dari kertas yang sering disebut laporan itu. Mataku kembali memastikan di atas meja belajar bang Rion, tapi sayangnya laporan itu benar-benar nggak ada. Hanya ada lampu belajar, tumpukan buku, lima bolpoin yang diletakkan didalam wadah prakarya hasil colongan dari kamarku. Dan tak lupa selembar kertas yang diatasnya terdapat berbagai macam coretan-coretan nggak jelas.

"Duh, mana sih laporannya! Katanya ada diatas meja." gerutuku kesal.

Aku pun memutuskan untuk menelepon kembali abangku. Urusan dia bakalan dimarahi dosen, aku sama sekali nggak peduli. Itu urusan dia! I dont care!!

Segera aku tempelkan ponselku ke samping telinga setelah sebelumnya menekan tombol memanggil terlebih dahulu.

Tut... Tut.... Tut...

'Maaf, nomor yang anda tuju sedang tidak aktif. Silahkan ulangi beberapa saat lagi. The number y--'

Aku langsung menekan tombol merah dengan kesal ketika panggilanku tidak diangkat oleh bang Rion. Jangan-jangan ponselnya disita?

Langsung sujud syukur sambil salto aku kalau ponselnya benar-benar disita.

Setelah bersungut-sungut ria, aku melangkah keluar dari kamar bang Rion dengan setoples kacang kenari yang aku temukan diatas nakas abangku itu. Super bomat kalau bakalan dicariin bang Rion nanti, toh kadang bang Rion juga suka nyolong barang-barang dikamarku. Impas lah yaw!

Setelah menempuh perjalanan dari kamar bang Rion ke dapur dengan diiringi suara nyanyianku yang alhamdulillah cempreng, ponselku bergetar minta diambil dari kantong celana.

For your information, eaaakk nilai 45 aja sok-sokan pake acara bahasa inggris segala. Ok, Riana mulai ngawur, kembali ke laptop!

Di lansir dari berbagai sumber dari mbah google yang apa aja tahu, ponsel tidak boleh diletakkan disaku kemeja ataupun baju. Why?
Karena bisa menyebabkan radiasi yang dapat menimbulkan kanker payudara. Sumpah, ini fakta bukan rekayasa dan aku sedang tidak bercanda. Buat yang udah tahu alhamdulillah, tapi buat yang belum tahu jangan diulangi lagi.

Ok, silakan beri applause yang meriah untuk mbak Riana yang cantiknya cetar membahana badai gundah gulana...

Abang o²n is calling...

Taiiii, aku nggak jadi sujud syukur sambil salto pemirsahh!

"Ngapain nelpon lagi? Tadi aja nggak diangkat? Kemana? Malas ngangkat? Iya? Lo udah bosen sama gue? Ok fix, lo nggak dapat jatah makan malam ini!"

"Eh, adek gue yang suka ngelantur nggak jelas, sebenarnya lo itu kenapa sih? Sensi amat sama abang sendiri! Lagipula gue bisa makan diluar kali."

"Udah cepetan mau nyuruh apa lagi?! Gue lagi super duper sibuk nih!!"

"Sibuk ngapain? Emang spesies mahkluk macam lo bisa sibuk juga ya?"

Asem, Spesies?! Dia kira aku hewan!!

"Lagi sibuk makan kacang kenari abangku yang mirip Sehun kalau dilihat dari lubang sedotan."

Terdengar dengusan dari seberang sana.

"Cuman makan kacang kenari aja sok sibuk lo! Gue yang setiap hari punya jadwal full aja biasa wae kok!"

"Eh, asal lo tahu ya bang! Makan kacang kenari itu juga butuh konsentrasi tinggi. Kalau nggak konsen, bisa keselek nanti. Kalo keselek bisa menyebabkan kematian. Nah, nanti kalau gue is dead gimana bang?"

"Yaelah dek! Jadi orang jangan oon banget napa! Anak TK pun juga tahu kalau mati itu ya tinggal dikubur!"

"Bang Rion, aku belum menghantuimu. Nggak tahu nanti sore. Tunggu aja!"

"Ok kalau begitu nanti sore gue bakalan panggil pawang alam goib buat ceburin lo ke segitiga bermuda. Thanks atas informasinya hantu Riana!"

Aseeeeeeeeeeeeemmm!! Rasanya aku pengen karungin ni orang terus aku buang ke kali ciliwung!! Ngidam apa mamaku sampai bisa ngelahirin anak macam ini?!

"Halo, dek. Lo masih disana?"

"Nggak, lagi joget jaran goyang!!!"

"Widiiihhh, sama siapa? Enak dong bisa jogetan. Nanti pas gue pulang, jogetan bareng gue yok!"

"Terserah bang! Terserah!! Suka-suka lo aja dah!! Esmosi gue lama-lama sama lo!!"

"Hm, gue nggak nyangka. Ternyata typo itu bukan cuma ada di tulisan ataupun ketikan. Tapi ternyata ada sewaktu bicara. Emosi yang bener, bukan esmosi. Lo pasti nggak belajar yang bener ya disekolah? Gini aja nggak tahu."

Klik!

Dengan cepat aku menekan tombol merah karna diriku sudah tidak kuat lagi jika harus menerima semua cobaan ini. Mendidih otak saya pemirsaahh, mendidih!

Drrt... Drrt...

Ngapain ini orang pake nelpon lagi!!

Tanpa melihat siapa yang menelepon, aku dengan cepat menggeser tombol hijau dan langsung menempelkan ponselku ke samping hidung eh salah, telinga maksudnya.

"ANJIR!NGAPAIN LO TELPON GUE TERUS!! LO--"

"Riana, language!!"

SEBENTAR PEMIRSAAHH!!
Sejak kapan suara bang Rion jadi serem kayak begini? Dan kenapa suara ini mirip sekali sama Mas misterius yang gantengnya ngalahin dewa Yunani tapi jahatnya naudzubillah?!

Diriku mendadak kicep kayak ketahuan mama lagi nonton JAV.

OMAYGATT!! AKU KECEPLOSAN ANJIRR!!!

Ok, ehem-ehem keselek gajah. Bagi adik-adik yang budiman, JAV itu singkatan dari Jaja mihArja Vaganza ya, bukan yang ono itu. Jadi please jangan salah paham. Nanti otak kalian jadi kotor dan ujung-ujungnya aku yang kena, terus dijeblosin ke penjara deh. Padahal belum nikaaaahh 😭😭 Tolonglah hambamu yang tak berdosa ini ya tuhaaann 🙇

"Masih hidup?"

"Alhamdulillah masih bang. Berkat anugerah allah yang maha esa saya Riana masih sehat wal'afiat tanpa cacat dan luka sedikitpun bang. Ngomong-ngomong ini siapa ya? Kok suaranya kayak kenal?"

Terdengar dengusan dari seberang sana. Yaelah, ini orang mendengus, tadi bang Rion juga mendengus. Hobi amat mendengus pas telponan sama aku. Padahal diriku ini kan anaknya baik, ramah, dan tidak sombong!

"Buka pintu."

Mataku kompak membulat. Jangan bilang kalau...

Dengan kecepatan maksimal seorang Riana dalam berlari, aku langsung pergi ke ruang depan untuk memastikan bahwa yang ada dipikiranku sekarang bukan hanya khayalanku saja.

Hufffff hoooohhh

Setelah menarik oksigen dalam-dalam dan mengeluarkan karbondioksida, tanganku terulur memegang gagang pintu dan membukanya.

Dan terpampang dengan sangat jelas dan nyata bukan rekayasa seorang Mas Misterius aka Mas Axel aka Mas otoriter aka Mas Bossy aka Mas-masan lainnya, yang tengah berdiri tepat didepan pintu dengan gayanya yang super duper cool.

Kaos putih yang dibalut dengan jaket bomber army tentara dengan celana jeans putih. Serta tak lupa dengan sneakers hijau tua yang membalut telapak kakinya. Uhuy, apalagi rambut Mas Misterius yang acak-acakan dengan kacamata hitam yang bertengger manis diatas hidungnya, semakin menambah kadar ketampanannya.

Uhuy, mimpi apa aku sore-sore gini bisa kedatangan sohibnya Song Jong Ki? Widih, mana ganteng banget lagi.

Sohibnya Song Jong Ki? Ngawur!!

Emang! Hahahaha.....

Ok, tinggalkan pergolakan batinku yang aneh nan absurd dan kita kembali fokus ke Mas Misterius. Orang ganteng jangan dianggurin cuy, pamali!

"Eh, mas Axel ngapain kesini?"

Bukannya menjawab, Mas Misterius malah nyelonong masuk ke dalam rumahku dengan seenak jidat gantengnya. Busyett dah! Yang punya rumah belum nyuruh masuk eh main nyelonong aja! You pikir diriku ini apaan?! Patung selamat datang? 😑

Dengan pasrah aku menutup kembali pintu dan langsung menemui Mas Misterius yang kini tengah duduk disofa. Woy, Mas! Yang nyuruh duduk disitu siapo seh?!

"Eh, mas! Dari tadi ditanya nggak dijawab, ngapain lo kesini?" Aku tak bisa mencegah nada ketus yang keluar dari bibirku. Yah, harus bagaimana lagi. Moodku yang semula udah buruk gara-gara bang Rion, semakin bertambah buruk pas kedatangan Mas Misterius yang uwow VERY VERY sopan sekali!

"Salah kalau main ke rumah pacar sendiri?"

Wajahku menjadi semakin cemberut dan lebih memilih diam serta langsung duduk disofa yang berseberangan dengan Mas Misterius.

"Dan ubah kosa kata kamu. Biasakan pake aku-kamu dan jangan panggil aku Mas! Kita itu pa-ca-ran! Ngerti?" tekan Mas Misterius sembari menatapku tajam. Dan tak ayal diriku hanya bisa mengangguk pasrah dan hanya bisa meratapi nasib.

"Kamu mau minum apa?" tanyaku. Sebenarnya sih ogah banget nawarin minum sama ni orang, tapi nanti aku dikira sekongkol sama Mas Misterius gara-gara nggak sopan 😪

"Nasi goreng sama lemon tea."

ANJIR! KAPAN AKU NAWARIN DIA MAKAN?!

Bibirku terbuka hendak melayangkan protes, namun segera tertutup kembali saat mendengar ucapan Mas Misterius kali ini.

"Minyaknya jangan banyak-banyak dan pake telur setengah matang."

Sumpah ini orang berasal dari planet mana sih?! Heran deh aku, dia kira mbak Riana yang cantiknya asemlehoyy ini pembantu apa?!

"Maaf, mas! Tadikan aku nawarinnya cuman mi-num. Lagipula telurnya udah abis, belum belanja." ucapku bohong. Banyak tuh stock telur dikulkas!

Tiba-tiba Mas Misterius berdiri dari duduknya dan spontan aku juga ikut berdiri. "Ya udah, ayo kita belanja." ucap Mas Misterius santai.

Dan mataku pun kompak membulat. Lah kok jadi gini sih?! Aneh banget ni orang! Udah maen ke rumah orang dengan seenaknya, terus juga minta makan lagi, apalagi ini malah ngajak belanja! Sampeyan waras mas?

"Tap-tapi--"

Belum sempat aku memprotes ucapannya, tanganku sudah terlebih dahulu ditarik oleh Mas Misterius hingga harus berjalan mengikuti langkahnya yang panjang-panjang.

"Axel, Axel!"

Sialnya panggilanku hanya dianggap angin sepoi-sepoi saja 😪

Ceklek!

Suara gagang pintu yang ditarik ke bawah terdengar ke segala penjuru rumah yang terasa sepi. Tak lama kemudian pintu kayu ini terbuka dan menampilkan sosok laki-laki berambut pelangi yang tangannya menggantung diudara, sepertinya dia mau membuka pintu sebelum didahului oleh Mas Misterius.

"Siapa lo?" Alis Mas Misterius terangkat sebelah dan menatap tajam lelaki yang sering kupanggil 'bang Rion' ini.

Mengernyit, bang Rion menatapku dan Mas Misterius bingung. Hm, aku belum mengatakan perihal tentang Mas Misterius permisa, jadi jangan heran kalau abangku ini mukanya over-bingung gini.

"Seharusnya gue yang nanya, lo itu siapa? Gue pacar Riana!"

Mataku kompak membulat saat mendengar ucapan ngawur bang Rion. Sumpah cari mati ni orang!

Rahang Mas Misterius mengeras seketika dan langsung menatapku tajam. Bibirku terbuka hendak melakukan pembelaan, namun bang Rion malah menarik tanganku hingga terlepas dari genggaman Mas Misterius.

"Sini sayang! Nggak usah deket-deket sama dia!" ucap bang Rion sembari mengecup pipiku.

Dan detik itu juga mata Mas Misterius menggelap apalagi saat melihat tangan kami yang bertaut.

Bugh!!

Good bye abang o²n-ku 👋

----------------------------------------------
Tbc.

Continue Reading

You'll Also Like

770 387 17
|| LEGANTARA SCHOOL SERIES || NATASHA | ⚠️BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA ⚠️Akan direvisi setelah tamat ⚠️No plagiat!!! Cerita dilindungi hak cipta...
Cherish By Savage

Teen Fiction

1.1K 173 11
Tunggulah di situ! Aku yang akan datang ke tempatmu, karena aku tahu ... kamu mudah tersesat. - Tato H. Raharjo -
361K 46.7K 12
"Liburan berujung petaka." Begitulah kira-kira kalimat yang tepat menggambarkan nasib Deyana Evalee Matayava. Gadis Indonesia yang berpetualang di sa...
1.6M 25.6K 9
Highest Rank : #1 in Action #1 in Hollywood #1 in Stone #1 in Mafia #1 in DarkRomance #1 in Barat #1 in Life #1 in Western #1 in Fantasy #1 in Killer...