Bad Boy CEO And I [#MFFS 3]

By Anindana

11.4M 734K 20.6K

Megan Penelope dimata Alceo Tyler adalah seorang perempuan yang sangat menyebalkan di kehidupannya. Disaat se... More

Prolog
BadBoy 1
BadBoy 2
BadBoy 3
BadBoy 4
BadBoy 5
BadBoy 6
BadBoy 7
BadBoy 8
Badboy 9
BadBoy 10 (1)
BadBoy 10 (2)
OPEN PO FATED!!!
BadBoy 11
BadBoy 12
BadBoy 13
BadBoy 14
BadBoy 15
BadBoy 16
BadBoy 17
BadBoy 18
BadBoy 19
BadBoy 20
BadBoy 21 (1)
BadBoy 21 (2)
BadBoy 22
BadBoy 23
BadBoy 24
BadBoy 25
BadBoy 26 (1)
BadBoy 26 (2)
BadBoy 27
BadBoy 28
BadBoy 29
BadBoy 30
BadBoy 31 (1)
BadBoy 31 (2)
BadBoy 32
BadBoy 33
BadBoy 34 (1)
BadBoy 34 (2)
BadBoy 35
BadBoy 36
BadBoy 37
Badboy 39
BadBoy 40
BadBoy 41
BadBoy 42
BadBoy 43
BadBoy 44
Epilog (End super End!)

BadBoy 38

189K 11.8K 383
By Anindana

Selamat Tahun Baru my dear readers ❤❤❤

Selamat membaca, kesayangan 😊

Paris, Prancis
7:31 am

"Kau menipuku," gerutu Megan begitu ia turun dan menghirup udara Paris setelah 11 jam lebih mengudara. "Sunset katamu? Sepagi ini? Paling tidak matahari baru akan terbenam 10 jam lagi!"

"Kau berisik sekali." Alceo menutup kedua telinganya. Ia berdiri di ambang pintu pesawat dan meregangkan tubuhnya. "Ah... udara Paris. Sudah lama aku tidak kemari."

Berlainan dengan Alceo yang menikmati, Megan menyilangkan kedua tangannya menatap Alceo meminta penjelasan.

Alceo berdecak kemudian tertawa. "Aku salah perhitungan. Sudahlah, nikmati saja pemandangannya. Kau mau keliling Paris?"

Megan meringis dan menggerutu kecil. "Keliling Paris... kalau bukan karena aku, mungkin kita akan tiba di Italy sekarang."

Alceo mendengarnya dan ia hanya bisa tertawa geli mengingat kebodohannya beberapa jam yang lalu yang mungkin akan menghancurkan seluruh rencana yang sudah ia susuh dengan baik.

9 jam yang lalu...

Megan tengah sibuk menonton film di layar televisi di kamar yang menjadi kamar tidur di pesawat itu. Sementara itu, Alceo sedang berkutat dengan sisa pekerjaannya yang belum sempat ia selesaikan demi kejutan yang ia susun ini.

Sesekali, ia mencuri lirik kearah Megan yang terlihat serius dan kadang terkekeh kecil sambil memasukkan biji-biji popcorn kedalam mulutnya.

Sekeras mungkin Alceo berusaha ko sentrasi hingga akhirnya ia menyerah dan menutup laptopnya lalu bergabung dengan Megan. Tangannya ia rentangkan dengan santai melingkari pundak terjauh Megan, lalu tangannya yang lain mencomot berondong jagung Megan.

"Seseru itu sampai lupa dengan kekasihmu yang sedang sibuk bekerja?"

Berondong jagung yang hampir Megan kunyah, tertarah di lidahnya. Megan menganga sambil menatap Alceo jijik.

Alceo tidak melihatnya, tapi Alceo tahu Megan sedang menatapnya dengan tatapan itu. Karena Megan selalu mengeluarkan ekspresi yang sama setiap ia menggodanya, jijik.

"Apa yang kau tonton?" Tanya Alceo tanpa memandang Megan yang mulai sadar dan mengunyah popcornnya.

"Ratatouille." Megan kembali menatap layar di hadapannya.

"Ah, si koki tikus itu?" Tanya Alceo. "Kau tahu? Aku dengar, restoran itu adalah sebuah inspirasi dari sebuah restoran asli. Popularitas restoran itu melonjak begitu film ini keluar."

"Aku tahu." Megan menjawab dengan cuek atas aksi ujuk kepintaran Alceo.

Alceo meringis mendengar jawaban Megan yang menjadikannya terdengar bodoh.

Alceo berdeham dan mengabaikan rasa malunya. Ia kemudian berkata, "kita akan kesana nanti."

"Hm." Megan hanya bergumam.

Alceo meringis lagi. Susah sekali memenangkan hati wanita ini.

Alceo terkejut ketika tiba-tiba Megan menegakkan tubuhnya, lalu menoleh menatapnya.

"Kita akan ke Italy, kan?" Tanya Megan memastikan. Alceo mengangguk membenarkan.

Alceo diam-diam merasa geli ketika mata Megan melotot. Apa akhirnya Megan mulai tertarik?

"La Tour d'Argent." Megan bergumam menyebutkan nama restoran yang menjadi sumber inspirasi film Ratatouille dengan lancar sambil menatap Alceo dengan tatapan memicing. "Bukan kah itu berada di Paris?"

Alceo terdiam sejenak sebelum bertanya, "bukankah Paris dan Italy sama?" Wajah polos Alceo menjelaskan segalanya. Laki-laki itu buta arah.

Megan mendengus dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Tentu berbeda."

Alceo mengernyit. Masih kebingungan. Ia kemudian bertanya lagi pada Megan. "Bukankah Eiffel berada di Italy?"

"Dasar bodoh!" Megan mendengus dan memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Alceo yang tidak lebih bermutu dibandingkan pertanyaan anak kecil.

Diabaikan, Alceo berpikir sendirian kemudian matanya melebar. Ia melakukan kesalahan. Tujuan mereka seharusnya Paris, bukan Italy!!

Dengan buru-buru, Alceo langsung menelepon pilot di untuk mengubah tujuan penerbangannya sebelum rencananya gagal total.

Sepanjang perjalanan Megan hanya memilih diam dan menikmati pemandangan kota Paris dan mengabaikan Alceo dan entah apa rencananya.

Sementara itu, Alceo sedang menikmati pemandangan wajah Megan diikuti oleh pemandangan kota Paris sebagai latarnya dari sisi wanita itu.

Ia sebenarnya sudah pasrah kalau rencananya membuat kejutan romantis gagal akibat kebodohannya. Bukan tanpa sebab ia bisa selalai itu. Ini karena adik kembarnya datang berbicara dengannya ketika ia sedang merencanakan rencana yang nyaris, atau sudah gagal ini.

Auryn bercerita tentang Italy, tempat yang pacarnya kunjungi ketika Alceo sedang menghubungi pilot pribadinya untuk membuat Jadwal penerbangan. Dan mungkin dari sana, pikiran Alceo terkunci di Italy sebagai tujuan mereka.

Ia benar-benar jadi terlihat bodoh dari pada keren dan mempesona. Megan tidak berpikir aku idiot saja sudah untung.

Mereka tiba di hotel 30 menit kemudian. Alceo turun terlebih dahulu dan berjalan cepat membuka pintu di sisi Megan sebelum seorang bellboy mendahuluinya. Setidaknya Alceo harus memperbaiki kesalahannya.

Masih terlihat kesal karena merasa di kelabui Alceo, Megan meraih uluran tangan laki-laki itu yang membantunya turun.

Ia masih memakai pakaian santai yang sama. Sama sekali tidak terlihat menarik kalau di bandingkan Alceo yang meski hanya memakai kemeja berlapis sweater dan celana jeans, ia selalu terlihat presentable.

Mereka kemudian berjalan kedalam. Alceo menyerahkan proses check-in sepenuhnya pada anak buahnya.

"Bukankah kita akan segera pulang setelah melihat sunset? Kenapa kita harus check in?" Tanya Megan mengikuti arahan Alceo yang sudah duduk di salah satu sofa di lobby hotel mewah yang baru mereka masuki.

Plaza Athénée. Kalau dilihat dari lobbynya saja, Megan bisa menebak kalau harga kamar disini bukan main-main.

Ia lalu menoleh kearah Alceo dan menuding Alceo. "Kau tidak sedang merencanakan hal yang tidak-tidak, kan?!"

Alceo menurunkan perlahan telunjuk Megan yang terarah kehidungnya, lalu bergumam. "Hal tidak-tidak seperti apa yang ada di kepalamu, hm?"

"Semuanya. Tidak ada yang benar kalau itu bersangkutan denganmu, yang perlu kau tahu." Megan membuang wajahnya yang merona lagi.

Alceo terkekeh dan itu bukan hal yang Megan syukuri. Karena tawa Alceo kini mengundang pandangan mata memuja wanita-wanita yang kebetulan lewat di lobby. Hal itu semakin membuat Megan gemas dan ia hanya bisa membungkam tawa Alceo dengan tangannya lalu berdesis, "berisik!"

Alceo menatap Megan geli, masih dengan tawanya yang berlanjut namun tertahan bungkaman Megan.

Mereka kemudian dihampiri oleh seorang resepsionis yang meminta mereka untuk mengikutinya. Mereka dibawa ke lantai 8. Lantai tertinggi gedung hotel itu.

Begitu pintu kamar yang dipesan Alceo terbuka, Megan menganga dan langsung melepaskan genggaman tangannya dari Alceo dan berlari kearah Jendela yang terbuka di hadapannya.

Menara Eiffel di depan matanya.

"It is so pretty..." gumam Megan tanpa sadar. Ia lalu menoleh kearah pintu di sampingnya dan membukanya lalu kembali terperangah. Kamar tidur yang tidak terlalu luas dengan pemandangan Menara Eiffel yang terlihat jelas.

"Kau suka?" Tanya Alceo yang sudah berdiri di ambang pintu memperhatikan gerak geriknya dengan tatapan hangat.

Megan masih terpukau dengan menara Eiffel yang pertama kali ia lihat, jadi ia tidak menanggapi Alceo sama sekali.

Alceo terkekeh. "Kau bisa memiliki kamar ini. Aku akan berada di kamar lainnya lagi. Kau bisa beristirahat dulu, lalu setelah itu kita akan berkeliling."

Megan menoleh dengan cepat bertepatan dengan Alceo yang sudah tidak berada di tempatnya. Berganti dengan seorang bellboy yang membawa kopernya dan tersenyum ramah.

Barulah Megan sadar kalau kamar yang ia pijak sekarang mungkin adalah master room dengan fasilitas lengkap dan kamar mandi see through langsung ke menara Eiffel. Dan Alceo memilih tidur di kamar lain, yang pasti bukan master bedroom, melainkan kamar biasa.

Sempat Megan mengira kalau mereka akan tidur bersama. Hal itu membuat Megan merona dan mengusir pikiran kotornya itu.

Ia tidak serendah itu yang bisa dibeli hanya dengan pemandangan menara Eiffel!

Namun memikirkan perlakuan Alceo yang memilih tidur di kamar berlainan dengannya, membuat Megan senang. Alceo memang menghargai dirinya. Alceo sudah berubah.

***

Tok tok tok

Megan terkesiap. Ia terlalu menikmati pemandangan Eiffel sambil berendam hingga akhirnya ia belum selesai bersiap-siap.

"Megan, kau sudah selesai?"

"J-Jangan masuk!!" Teriak Megan menyelesaikan acara berendamnya dan ia langsung memakai bathrobe yang tergantung di pintu kamar mandi.

"Aku ingin mengajakmu sarapan dulu."

Megan berlari dan bersandar di pintu kamarnya. Ia masih mengenakan bathrobe.

"Aku akan segera keluar." Megan mengeratkan kimononya, berbicara dengan Alceo tanpa membuka pintu untuk laki-laki itu.

"Aku tidak boleh masuk?" Tanya Alceo.

"Tidak!" Tolak Megan cepat. "Aku... sedang..."

Alceo mendengar kegugupan di nada suara Megan. Ia tentu tidak sebodoh itu. Kurang lebih, ia bisa menebak apa yang sedang Megan lakukan dibalik pintu itu. Pemikiran itu membuat sesuatu di bagian tubuh Alceo menegang, dan wajahnya merona. Ia butuh air dingin lagi.

"Take your time, i'll go get a quick shower. Aku akan menunggu di depan nanti," ucap Alceo langsung berjalan lurus ke arah kamar mandi sambil menggerutu dalam hati.

Tbc

Maaf ya lama menghilang 🙏

Im doing some research untuk cerita part kedepan hehehe

Aku juga sibuk banget belakangan :')

Anyway, semoga suka ❤

Continue Reading

You'll Also Like

3M 47.2K 10
Shit! Aku memasuki altar pernikahan disaat aku tidak mengingat semuanya. Maksudku, aku sedang amnesia. Bahkan aku lupa siapa diriku sebenarnya tetapi...
1.1M 27.3K 49
Dia (Defran Arie Olvio) menculikku dan memaksaku menandatangani surat perjanjian yang isinyapun aku tak tahu dan dia juga memaksaku untuk menikah d...
1.3M 28.3K 27
# 28 in Fanfiction [25- 05- 2018] [Sebagian cerita telah dihapus untuk kepentingan penerbitan] Apa yg ada dibenak kalian kalau dijodohin sma cowo Gan...
1.1M 52.4K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...