Di suatu siang hari yang cerah, tepatnya di selasar gedung Fakultas Kedokteran Seoul University, duduklah dua orang gadis cantik yang tampak sedang menunggu sesuatu.
Atau lebih tepatnya seseorang.
"Chae, kok lama sih? Orangnya masih kuliah?" Tanya Rose, salah seorang dari kedua gadis itu.
"Kayaknya iya, duh gimana ya, mana sebentar lagi kita masuk kelas." Jawab Chaeyeon, gadis satunya, sembari menatap panik jam di pergelangan tangan kirinya.
"Coba telfon deh!" Ujar Rose. Chaeyeon pun mengangguk kemudian mengeluarkan ponselnya.
Namun, baru saja Chaeyeon hendak menempelkan ponselnya ke telinga, saat itulah pundaknya tiba-tiba saja di tepuk. Chaeyeon pun menoleh dan kemudian dilihatnya ada dua orang laki-laki tepat di belakangnya. Tampaknya mereka adalah mahasiswa kedokteran, terlihat dari jas lab putih yang dikenakan keduanya.
"Jung Chaeyeon?" Tanya salah seorang laki-laki itu.
"Koo Junhoe?" Tanya Chaeyeon balik.
"Iya, aku Junhoe! Maaf, kau pasti menunggu lama ya?" Ujar Junhoe dengan raut wajah menyesal.
"Tidak apa-apa, aku mengerti kau pasti masih ada kelas." Timpal Chaeyeon.
"Oh iya, ini tas yang kau pesan. Silahkan bisa kau cek dulu." Ujar Junhoe sambil menyerahkan sebuah kantung plastik besar berisi tas ransel gunung. Chaeyeon pun menerimanya dengan antusias.
Chaeyeon dan Junhoe kini sedang melakukan transaksi COD atau Cash on Delivery. Tepat tiga hari yang lalu, Chaeyeon mencari sebuah tas ransel khusus naik gunung di sebuah situs toko online untuk acara hiking bersama teman-teman satu fakultasnya dua minggu lagi. Dan di situs itulah Chaeyeon menemukan akun milik Junhoe yang memang menjual segala peralatan naik gunung lengkap khususnya barang preloved yang masih baru dan belum terpakai.
Dan kebetulan sekali, Junhoe adalah mahasiswa Seoul University juga, sama seperti Chaeyeon. Sehingga akhirnya keduanya memutuskan untuk menggunakan sistem COD dalam menjalankan transaksinya.
"Wah bagus! Barangnya sesuai foto. Terima kasih ya." Ujar Chaeyeon sambil tersenyum cerah.
"Sama-sama, syukurlah kalau kau suka." Sahut Junhoe.
Chaeyeon kemudian menyerahkan beberapa lembar uang tunai kepada Junhoe, dan kini akhirnya tas ransel gunung tersebut resmi berpindah tangan menjadi milik Chaeyeon.
"Terima kasih banyak ya, kalau begitu kami akan kembali ke kelas. Ayo Jaehyun." Ujar Junhoe pamit, kemudian pemuda itu bersama temannya yang bernama Jaehyun itu pun pergi berlalu dari hadapan Chaeyeon dan Rose.
Selepas Junhoe dan temannya pergi, Chaeyeon pun dengan segera mengemasi barang bawaannya kemudian mengamit lengan sahabatnya.
"Masih ada tiga menit lagi sebelum kelas masuk, ayo Rose!"
*****
Empat hari kemudian..
"Rose." Panggil Chaeyeon pada sahabatnya yang saat itu sedang asik berkutat di depan laptopnya, mengerjakan tugas.
"Apa?" Sahut Rose tanpa mengalihkan pandangannya dari layar monitor.
Di hari Minggu sore ini, keduanya saat ini sedang berada di sebuah coffee shop di daerah Apgujeong, Seoul, untuk mengerjakan beberapa tugas kuliah yang menumpuk. Sudah menjadi suatu kebiasaan bagi keduanya untuk mengerjakan tugas di coffee shop. Karena menurut mereka, mengerjakan tugas di café jauh lebih efektif untuk berpikir dibandingkan hanya berkutat di dalam kamar kost yang sempit.
"Kamu tahu Jung Jaehyun dari jurusan Kedokteran?" tanya Chaeyeon. Rose pun menggeleng.
"Mana kutahu, aku tidak punya kenalan satu pun anak Kedokteran. Kenapa memangnya?" Jawab Rose sambil tetap menatap monitor.
"Dia mengirimiku SMS sejak kemarin."
Penuturan Chaeyeon barusan rupanya berhasil menarik perhatian Rose dari layar monitornya. Gadis bersurai panjang itu kini menatap sahabat disampingnya lekat-lekat.
"SMS seperti apa?"
"Nih, coba kau lihat sendiri." Chaeyeon pun menyerahkan ponselnya pada Rose. Rose pun dengan segera membaca pesan itu.
From: +821251621xxx
Ini dengan Jung Chaeyeon dari jurusan Keperawatan?
To: +821251621xxx
Ini siapa?
From: +821251621xxx
Ini dengan Jung Jaehyun dari jurusan Kedokteran SNU.
Boleh aku bertanya padamu?
To: +821251621xxx
Tanya apa? Tahu nomorku darimana?
From: +821251621xxx
Kudengar fakultasmu akan mengadakan acara hiking di Gunung Gwanaksan minggu depan, jadi bolehkah aku minta tolong dipertemukan dengan salah seorang panitia acaranya? Karena kebetulan fakultasku juga akan mengadakan acara disana dan pastinya panitia fakultasmu sudah survey tempat bukan?
To: +821251621xxx
Kurasa sudah. Oh ya, kau belum menjawab bagaimana kau dapat nomor ponselku?
From: +821251621xxx
Dari temanku. Bagaimana Chaeyeon-ssi?
To: +821251621xxx
Sudah kau coba telepon panitianya? Atau kalau kau tidak punya nomornya, aku bisa memberimu nomor ketuanya, aku kenal dia.
From: +821251621xxx
Aku sudah menelepon ketuanya langsung. Dia lama merespon, pesanku tak kunjung dibalas. Di telepon pun tak diangkat.
"Tidak kau balas lagi?" Tanya Rose saat tak lagi melihat pesan balasan dari Chaeyeon.
"Tidak, habisnya aku bingung." Jawab Chaeyeon.
"Bagus, tak usah di balas. Sudah jelas dia hanya modus saja." Tandas Rose dengan yakinnya.
"Eh? Bagaimana kau tahu?"
"Pertama, kita tidak tahu siapa dia. Kedua, dia tidak jelas menyebutkan darimana dia dapat nomormu. Ketiga, kalau memang benar dia panitia, kenapa dia tidak langsung datang ke sekretariat himpunan kita saja untuk bertanya langsung pada panitia hiking dan kenapa mesti jauh-jauh melewatimu yang justru masih mahasiswa tingkat 1?" Jelas Rose.
Chaeyeon pun mengangguk-angguk.
"Benar juga, toh di ruang sekretariat himpunan pasti selalu ada orang." Tambah Chaeyeon.
"Betul! Lagipula, aku kenal baik Jisoo Sunbae, dia itu tipe orang yang selalu membawa ponsel kemana-mana, bahkan saat sedang ke toilet! Tidak mungkin sekali dia tidak membalas pesan si Jaehyun Jaehyun itu, apalagi menyangkut hiking, dia kan ketua panitia." Ujar Rose.
"Iya juga sih.."
"Huh, kelihatan sekali si Jaehyun Jaehyun ini tidak pandai mendekati gadis, cara modusnya terlihat jelas sekali, pasti dia orang yang kaku, kutu buku dan gila belajar. Kau tahu kan anak kedokteran seperti apa? Berkaca mata tebal dan terlihat culun." Kata Rose misuh-misuh.
"Eh tapi.. Ada loh yang tampan.." Ujar Chaeyeon.
"Hah? Masa sih? Aku belum pernah lihat."
"Itu, temannya Junhoe yang kemarin ikut COD!" Seru Chaeyeon.
"Oh iya! Si Jae Hoon itu ya kalau tidak salah namanya!" Sahut Rose bersemangat.
"Iya Jae Hoon!"
"Ya benar, dia tampan sekali! Oh iya Chae, gimana hubunganmu dengan Wonwoo Sunbae? Dia masih menghubungi?"
"Masih kok!"
Dan pembicaraan pun beralih menjadi membicarakan Wonwoo, kakak kelas mereka di SMA yang kini sedang gencar mendekati Chaeyeon.
*****
Keesokan harinya..
Chaeyeon baru saja menuruni bus di halte dekat lokasi kampusnya. Hari ini adalah hari terakhir kuliah sebelum para mahasiswa menghadapi liburan semester, maka dari itu Chaeyeon terlihat bersemangat.
"Eh? Itu kan..."
Tepat saat Chaeyeon baru saja menuruni bus dan baru saja menginjakkan kaki di aspal jalan, matanya tiba-tiba saja menangkap sosok yang tidak asing baginya sejak beberapa hari lalu.
Chaeyeon melihat Jae Hoon. Teman dari Junhoe yang ia kagumi karena tampan.
Jae Hoon terlihat tak menyadari kedatangan Chaeyeon. Pemuda tampan itu tampak asik membaca sebuah buku sambil mendengarkan musik melalui headphone. Tampaknya ia sedang menanti bus datang.
Merasa tidak perlu menyapa karena tidak saling mengenal, Chaeyeon pun memutuskan untuk segera pergi menuju kampusnya. Namun, baru saja ia hendak pergi, suara seorang lelaki tiba-tiba memanggilnya.
"Hei tunggu!"
Chaeyeon pun menoleh, ternyata Jae Hoon yang memanggilnya.
"Eh? Ke-kenapa?" tanya Chaeyeon sedikit gugup dan terkejut karena Jae Hoon tiba-tiba berseru memanggilnya.
"Isi tas mu jatuh semua." Ujar Jae Hoon.
Dan ternyata benar, saat Chaeyeon melihat ke jalan, barang-barangnya sudah berceceran.
Sontak Chaeyeon terkejut. Gadis itu pun dengan segera memeriksa isi tasnya. Dan yang mengejutkan, ternyata bagian bawah tasnya sobek! Entah sobek sejak kapan hingga Chaeyeon tak menyadari kalau isi tasnya berceceran.
"Ini." Ujar Jae Hoon. Pemuda itu tiba-tiba saja sudah berdiri di hadapan Chaeyeon sambil menyodorkan barang-barang Chaeyeon yang semula berceceran di jalan, seperti buku, dompet, dan kotak pensil.
"Terima kasih."
"Kenapa bisa sobek?" tanya Jae Hoon.
"Aku tidak tahu, kurasa sudah sobek sejak tadi di bus." Jawab Chaeyeon murung.
"Ada yang hilang tidak?" tanya Jae Hoon lagi.
"Kurasa tidak ada.." Jawab Chaeyeon sambil sibuk mengecek barang-barangnya.
"Syukurlah, oh iya, kau tidak membalas pesanku kemarin." Ujae Jae Hoon tiba-tiba, mengejutkan Chaeyeon.
"Hah? Maksudmu?" Tanya Chaeyeon tidak mengerti, gadis itu kini menatap Jae Hoon di hadapannya dengan raut keheranan.
"Aku Jaehyun. Jung Jaehyun, yang kemarin-kemarin mengirimimu pesan." Jelas Jae Hoon, lebih tepatnya Jaehyun sambil tersenyum manis memperlihatkan lesung pipitnya.
Sontak Chaeyeon membelalakan matanya.
"Ja-jadi Jaehyun itu kau? Bukankah namamu Jae Hoon?!" Seru Chaeyeon.
Jaehyun sontak mengerutkan keningnya heran.
"Aku Jaehyun, bukan Jae Hoon."
Chaeyeon terkejut. Selama beberapa detik Chaeyeon terdiam, antara terkejut dan masih berusaha fokus mengecek barang-barang di dalam tasnya. Tangannya sejak tadi tak berhenti bergerak di dalam tas gendongnya untuk meraba-raba isinya dan mengecek barang-barang di dalamnya.
Sekian detik Chaeyeon terdiam, lama-lama wajahnya berubah jadi pucat.
Ponselnya tidak ada.
"Kenapa?" Tanya Jaehyun saat mendapati wajah Chaeyeon yang tiba-tiba saja memucat.
"Ponselku hilang! Ya Tuhan bagaimana ini? Sepertinya terjatuh di bus!"
"Serius?! Tenang, kau ingat plat nomor busnya?"
"Mana ku ingat! Duh, bagaimana ini..."
Chaeyeon pun panik dan mengeluarkan isi tasnya, namun sayang, ponselnya benar-benar hilang.
Sementara itu, Jaehyun meneguk ludahnya. Wajahnya menampilkan raut menyesal dan tidak enak. Jaehyun benar-benar tidak menyangka doa isengnya kemarin malam dikabulkan oleh Tuhan secepat ini...
Padahal sungguh semalam Jaehyun hanya iseng berdoa seperti itu!
Tuhan, jika dia balas chat orang lain tapi lama membalas sms-ku, hilangkan saja ponselnya, aku ikhlas...
-Jung Jaehyun.
-DOA ISENG TAMAT-
Hai! Gue bikin work baru nih, oneshot collection Jaeyeon. Jadi ceritanya beda-beda gitu tiap chapter, tapi tentang Jaeyeon semua.
Oh iya, nanya dong, kalian lebih pengen gue update duluan yang mana? Let's Just Love atau The Desire? Cerita cinta sweet innocent atau sexy romance? Hayooo, minta sarannya ya! ;)
Muah.