Would You Still Love Me The S...

By xcumbag

174K 9.9K 309

Asya Shakila Gibran Cewek berpipi gembul yang hidupnya nggak mau menye-menye kayak perempuan yang biasanya a... More

Prolog
[Satu] Hah? Sayang?
[Dua] Asya dan Dunianya
[Tiga] Something in The Past
[Empat] Arza Hilang, Asya Tobat
[Lima] Kok Dia Lagi Sih?
[Enam] Mas? Masalah buat Asya!
[Tujuh] Kemunculan Arza dan Si Buaya Darat
[Delapan] Perasaan Apa Ini?
[Sembilan] Kata Rayhan, Resmi!
[Sepuluh] Distant Lover
[Sebelas] Wisuda Jurit
[Dua Belas] Mabuk Cinta
[Tiga Belas] Antara Gundah dan Bahagia
[Empat Belas] Sebatas Teman
[Lima Belas] Sebuah Teka-Teki!
[Enam Belas] Pernyataan Cinta
Spoiler!
[Tujuh Belas] Keraguan
Lagi Ngoceh
[Delapan Belas] Wanita dan Egonya
[Sembilan Belas] Pengajuan Nikah
[Dua Puluh] H-1 Pernikahan? Asya Ambruk!
[XXI Bagian 1] Hari Bahagia
[XXI Bagian 2] Hari Bahagia
[XXII] Seoul in Love
Dream Cast
[XXIV] Bitter, sweet...
[XXV] For Better and For Worse
[XXVI] Suami Idaman?

[XXIII] Pinky Promise?

4.9K 249 9
By xcumbag

Pagi-pagi sekali Asya sudah mengepak bajunya ke tas bepergiannya, dia juga menyiapkan bekal makanan untuk perjalanannya dengan Rayhan ke Pulau Jeju. Sekarang, dengan menggunakan kacamata hitam, Asya berusaha menutupi kantung matanya yang parah. Rayhan tidak tahan untuk kembali mengejek istrinya.

Sang suami pun mencolek hidungnya, "Mbak-nya tukang pijat? Pake kacamata item segala," goda Rayhan.

Asya mencebik kesal. Dia pun menyikut dada Rayhan dan mendengus, "Ingetin aku ya nanti kalau ada tempat sepi, aku pengen nyekik leher orang yang bikin aku nggak bisa tidur malam."

Rayhan mulai bergidik ngeri, dia pun mengulurkan lengannya untuk merangkul istri mungilnya. Ohh, Rayhan sangat mengerti kalau Asya sedang menyindirnya karena kegiatan mereka yang tak ada habisnya tadi malam. "Maafin naluri dan nafsu suamimu yang udah menginjak usia om-om ini, ya, Ca?"

Asya tertawa singkat dan memutar bola matanya, enggan menanggapi.

"Kita mau ke mana ini? Aku udah siapin bekal pagi-pagi buat kamu, kirain bakal piknik. Eh ternyata naik pesawat ke Jeju," gerutunya. Asya merasa sia-sia dia menyiapkan kotak makan berisi sushi dan makanan organik kesukaan Rayhan.

Rayhan menaikkan sebelah alisnya, "Ya terus? Nggak bakal mubadzir kok, kita makan bekalnya di villa aja nanti. Bagus kok tempatnya,"

Asya pun mengangguk mengiyakan.

Setelah check in Asya membuka kotak bekal empat tingkatnya yang berisi sushi, brokoli, dan buah-buahan. Dia baru-baru ini mengetahui kegemaran Rayhan yaitu mengonsumsi makanan organik dan olahraga di gym untuk membentuk otot. Tidak heran, Asya dibuat takjub dengan pahatan kokoh yang terbentuk di tubuh suaminya. Duh, dia malu sendiri untuk sekadar memikirkannya.

Pipi Asya yang memerah membuat Rayhan curiga, "Ca? Kenapa? Mikirin yang semalem?" tanyanya. Cubitan kecil nan menyakitkan pun mendarat di lengan kanan Rayhan. "A-Aduh, Ca! Sakit,"

"Makanya ini mulut tuh jangan porno-porno banget, heran deh," decih Asya sambil menunjuk bibir Rayhan. "Eh Mas, tapi aku khawatir."

"Khawatir apa?"

"Anu... Sebenarnya, sushinya. Anu, aku buatnya bukan tadi pagi, tapi tadi malam. Mungkin udah basi,"

Rayhan mengarahkan sumpitnya untuk mengambil salah satu sushi, dia menyuapkannya ke mulut. "Hmm, enak kok. Cuma agak berlendir dikit," tukasnya kemudian.

Asya meringis. "Udah jangan dimakan. Nanti Mas keracunan malah gawat!" panik Asya sebelum mulutnya terbungkam oleh brokoli mentah yang disuapkan oleh prianya. Dia merengut tidak suka.

"Ssst, udah diem. Mas nggak bakal gampang mati karena makanan basi doang. Sekarang kamu makan sayur sama buahnya, sebagai ganti kamu udah ngasih makanan basi ke Mas."

"Maaaaas!" Asya menggerutu pasrah. Mau tak mau dia memakan brokoli, kiwi, dan anggur yang disuapkan ke mulutnya itu. Merasa bersalah untuk suaminya.

Meski begitu, Asya bersyukur Rayhan tidak menyembunyikan fakta bahwa makanan buatannya itu tanpa cela. Dia paling tidak suka mendengar kebohongan, karena baginya, white lies sendiri bukan hal yang bagus untuk orang yang menerimanya.

"Tomatnya makan juga ya, Ca? Mas suapin. Spesial," tutur Rayhan dengan menahan senyum dan menaik-turunkan alisnya.

Asya merengek, "Aaah! Aku nggak ska tomat. Titik." Dia pun membuat gestur tangan agar Rayhan berhenti memaksanya memakan tomat, pun mengalihkan kepalanya agar sendok berisi tomat itu tidak menyapa mulutnya. Eugh!

"Harusnya kamu nggak bilang. Aku malah makin semangat maksa kalau gitu," Rayhan meletakkan buah tomat yang kecil itu ke dalam mulutnya. Setengah menggigit bagian dalam tomat agar tidak lepas dari cengkraman giginya.

Asya yang lengah pun ditarik lengannya oleh Rayhan. Pria itu menaikkan dagu istrinya dan ciuman kecil untuk menyalurkan tomat ke mulut satu ke mulut yang lainnya pun terjadi. Asya mau tidak mau menelan tomat yang terlanjur masuk ke dalam mulutnya. Sepersekian detik, perempuan itu sadar telah diperdaya tingkah suaminya.

"Aku benci kamu, Mas! Nggak pake peluk-peluk aku malam ini." Dengus Asya kesal.

Rayhan tak habis akal untuk membujuk wanitanya yang sensitif ini, "Aku bisa aja peluk Suzy, Ca. Mumpung di Korea juga, 'kan," candanya. "Ooh. Apa sama Chorong aja, ya? Junsu suka dia tuh. Bisa pamer ke dia nanti,"

Asya melotot kaget. Fakta yang mengejutkan, sebab Rayhan mengetahui nama-nama idol K-Pop. Seharusnya Asya membiasakan diri untuk tidak men-generalisasikan sesuatu begitu cepat. Siapa bilang tentara seperti Rayhan tidak melek mata melihat cewek-cewek Korea Selatan yang mulus seperti artis K-Pop? Eeeh, tapi bukan itu permasalahannya! Suaminya itu sudah dengan kurang ajarnya berniat selingkuh dengan wanita lain!

Dengan cepat, Asya menjepit mulut Rayhan dengan jemarinya. "Mana mau mereka sama Mas? Dapet aku aja, harusnya kamu bersyukur, ya. Kamu mah sama corong minyak aja," nyinyir Asya.

Rayhan hanya cekikikan mendengar kalimat pedas khas Asya terlontar begitu saja karena cemburu.

"Jahat banget ini mulut," tukasnya sebelum melayangkan ciuman di bibir Asya. "Tapi aku suka," lanjut Rayhan.

Asya melempar tatapan geli karena Rayhan dan gombalannya itu merasuk menjadi satu kembali. Dia pun menarik ujung kaos suaminya, "Yuk, katanya mau mancing, Mas?" ajaknya.

"Oh iya, Mas hampir kepikiran buat bawa kamu balik ke kamar aja. Jadi lupa," Rayhan menautkan jemarinya dengan milik Asya, menggandeng tangan hangat yang menjadi kesukaannya akhir-akhir ini.

Setelah naik Feri Seongsanpo, Asya dan Rayhan dihantarkan menuju perahu memancing yang terdapat restoran juga di dalamnya. Mereka menyewa alat memancing dan membeli umpan berupa cacing. Untunglah, Rayhan dengan otaknya yang cemerlang itu bisa terpakai, karena kemampuan bahasa koreanya sangat berguna saat ini.

"Oppa-ya! Saranghae," celetuk Asya dengan membuat ekspresi imut yang dibuat-buat. [Mas! Aku cinta kamu].

Rayhan mendorong kepala istrinya pelan dan mengusap wajah cantik itu dengan gemas, "Arra," [Aku tahu]. Dia pun mendekap tubuh Asya dan berjalan ke sisi kapal untuk memancing. Suatu pemikiran usil muncul di otaknya, "Ca, taruhan yuk."

Asya menoleh, menatapnya kebingungan. "Ha? Taruhan apa? Dosa atuh, Mas."

Sisi kompetitif Rayhan sedang menggebu saat itu, "Ayo taruhan. Siapa yang mancing paling banyak, bisa dapetin satu permintaan. Dia yang mancing paling dikit, yang harus ngabulin permintaannya. Gimana?"

Ow, ow. Jangan dikira Asya adalah gadis- eh wanita yang cemen. Meski belum pernah memancing seumur hidupnya, dia tidak mau mengalah dalam tantangan apapun. Let's fight until it ends!

"Deal!" Dengan menautkan jari kelingking masing-masing, mereka pun setuju untuk berlomba dalam memancing ikan terbanyak. Rayhan pun menyediakan dua ember terpisah untuk hasil tangkapannya dan Asya nanti.

Meski saat ini keduanya bersaing, Rayhan tidak ingin melewatkan momen untuk bersikap manis pada istrinya. Dari gelagatnya, sudah jelas Asya kebingungan memasangkan umpan pada kail.

Dia pun bergerak mendekati istrinya dan mencolek hidung mancung itu dengan gemas. "Sini Mas bantu," sahut Rayhan tepat di telinga kanan Asya. Jantung Asya berdebar-debar bukan main karena bukan hanya berbisik dengan lembut, Rayhan pun mulai memasangkan umpan di kail dengan posisi memeluk figur Asya dari belakang. Asya tidak siap dengan serangan skinship yang mendadak itu!

"E-Eh, makasih udah dibantuin, Mas."

Rayhan hanya tersenyum dan mengangguk.

Setelah beberapa saat Asya melemparkan tali pancingannya ke dalam air, ada yang bergerak dan membuat benang pancingannya bergetar. Dia sempat kaget dan memekik cukup keras, "Whoa, whoa! Aku dapet ikan satu!" jerit Asya kesenangan.

Satu, dua, tiga, empat, lima! Sudah lima ikan yang Asya tangkap. Dua kali dia menangkap dua ikan sekaligus. Rayhan sudah pucat sambil menggigit bagian dalam bibirnya.
Hancur sudah harga dirinya yang hanya berhasil menangkan dua ikan. Apalagi, dia sendiri yang kalah dalam taruhan yang dibuatnya itu. Konyol!

Rayhan mengusap wajahnya kasar, "Udah, Ca. Banyak tuh. Mas ngaku kalah," desahnya lemas.

Dengan santai, Asya membuat gestur blowing kiss seraya mengejek suaminya itu.

"Makanya, jangan sok jagoan. Aku bilang juga jangan ngeremehin kekuatan Asya Shakila Gibran, tau rasa deh tuh," oloknya habis-habisan. Rayhan mengangkat kedua ember ke bagian restoran dalam perahu itu dengan lemas.

Rayhan menyerahkan kedua ember yang berisi beberapa ikan itu kepada penjaga restoran itu. Dia memesan sashimi dan sup ikan pedas untuk menjadi santapan makan siangnya.

Setelah menunggu beberapa lama, menu yang mereka pesan pun tersaji di atas meja. Asya membuka lebar mulutnya, tampilan makanan serta bau yang menggoda indranya itu membuatnya tak sabar untuk melahap habis-habisan. Rayhan hanya bisa cekikikan melihat Asya dan ekspresinya yang selalu antusias dengan suatu hal, terlebih lagi soal makanan.

"Karena kamu yang menang, Mas buatin suapan spesial, ya." Rayhan mengambil daun selada di tangannya. Dia memasukkan beberapa side dish dan ikan layur ke dalamnya. Rayhan mengarahkan bungkusan selada itu ke arah mulut Asya. Mulut kecil Asya itu melahap keseluruhan sekali tangkap, meski terlihat kesusahan dari caranya mengunyah.

"Hmm- nyak," gumamnya masih di sela-sela kunyahan.

"Dimakan dulu yang bener, Ncah," tutur Rayhan. "Oh ya, kita kembali besok, ya? Aku habis ditelpon sama Danyon," raut wajah Rayhan berubah menjadi bingung.

Asya mendongakkan kepalanya, "Kenapa, Mas? Ada yang kamu perlu kasih tau ke aku?"

"Aku bakal jadi bagian dari Satgas Unamid di Sudan," ucapnya.

"Wah, bagus dong!" seru Asya, hanya sepersekian detik. "Tunggu-di Sudan? Itu jauh banget, 'kan?"

Rayhan melengkungkan bibirnya ke bawah dan mengangguk. "Jauh banget, iya. Di Afrika,"

Asya tidak mengerti mengapa pelupuk matanya berair, apa mungkin karena dia tidak suka dengan keputusan Rayhan? Tidak! Dia tahu, menjadi bagian dari Satgas PBB akan sangat membantu karir militer Rayhan, mungkin dia bisa diajukan untuk kursus yang mendongkrak posisinya dalam bidang militer. Hanya saja, pernikahannya dengan Rayhan yang belum genap satu bulan itu akan dilanda rasa sepi karena Rayhan nantinya akan memulai persiapan untuk bertugas di Sudan. Membayangkannya saja, Asya tak kuat.

"Nggak mau pisah sama Mas," rengek Asya yang menggelayuti lengan kokoh suaminya.

Rayhan mencoba menenangkan istrinya itu dengan mengelus punggung tangan Asya yang tersemat cincin di jari manisnya. "Asya percaya kalimat distance makes the heart grow fonder?"

Asya mengangguk pelan masih dengan bibirnya yang mengerucut ke depan.

"Mas pengen buktiin kalau hal yang sama bisa terjadi dalam hubungan kita. Anggap aja ini cobaan pertama dalam rumah tangga kita, ya, Sayang? Ncah nggak boleh lupa, Mas ini prajurit yang harus jaga kedaulatan Negaranya," tutur Rayhan menenangkan hati Asya yang sudah berserakan tidak karuan.

Dengan lemah, Asya mengecup punggung tangan Rayhan. "Asya bakal selalu ada di hati Mas, 'kan?"

"Nggak cuma di hati, Ca. Di otak, jantung, paru-paru, tes-eh, semuanya ada nama kamu." Rayhan hampir saja melontarkan suatu kata yang tidak pantas untuk suasana menye-menye.

"Janji, ya? Pinky promise dulu," Asya mengacungkan jari kelingkingnya ke udara, menunggu jari milik Rayhan menyapanya.

Setelah jari Rayhan bertautan dengan Asya, kecupan singkat di dahi perempuan berhijab itu menandai kesepakatan baru mereka. Bahwa mereka akan berusaha untuk menjaga satu sama lain, walau berjauhan. "I promise, Ca," mantapnya.

***

Continue Reading

You'll Also Like

562K 21.6K 46
⚠️ WARNING!!! : YOUNGADULT, 18+ ‼️ hars word, smut . Tak ingin terlihat gamon setelah mantan kekasihnya berselingkuh hingga akhirnya berpacaran denga...
2.9M 304K 50
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
1.1M 47.8K 37
Mereka teman baik, tapi suatu kejadian menimpa keduanya membuat Raka harus menikahi Anya mau tidak mau, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas apa ya...
7.2M 352K 75
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...