My Twin

By WhenI_wasUrGirl

12.5K 442 40

Mereka adalah kembaran yang terpisah oleh kedua orang tuanya. Camryn dan Cassie Dengan dua sifat, kehidupan y... More

chap 1: introduction
chap3: penasaran
chap4: confused
chap5: bantuan
chap 6: Camryn
chap 7: dia datang
chap8: stranger
author's hello

chap 2: who are you

1.3K 59 5
By WhenI_wasUrGirl

Hari ini hari minggu yang biasa biasa saja. Well, mungkin ini menurutku. Tetapi hari ini adalah hari istimewa untuk Ayahku dan rekan rekan bisnis Ayahku, dimana pesta pembukaan cabang hotel ayah akan dibuka. Dan istimewanya untukku adalah, dimana hari ini aku akan kabur dari istana Putri, yang biasanya sang Putri akan di kekang kemana-mana, Tapi tidak denganku. Sudahlah, lupakan. Yang penting aku akan bebas nanti di LA, dan akan mengabari ayahku setelah aku di LA nanti.

Aku sudah mengepakan seluruh barangku di koper. Tidak banyak, hanya satu koper. Tetapi, mungkin disana aku akan membeli banyak baju.

Ponselku bergetar, aku segera menge-checknya.

From: Jammie

aku sedikit jauh di depan rumahmu, kita pergi ke bandara dengan taxi

Jemariku dengan cepat membalas pesan singkat dari Jay.

To: Jammie

“okay. bantu aku menurunkan koper lewat jendela, Bodoh. Jika aku melemparnya, bagaimana jika penjaga depan melihatku?”

tidak lama, Jammie membalas pesanku lagi.

From: Jammie

gunakan sedikit otakmu, dungu. Pakai sprei mu untuk mengikat kopermu. Lalu turunkan pelan-pelan”

Aku tersenyum lebar membaca pesan singkat barusan dari Jay, bodohnya aku di bandingkan Jay. Jammie memang licik.

Aku membuka lebar-lebar jendelaku. Bersiap untuk melempar koper.
Kalian pasti berpikir, mengapa aku tidak memilih jalan normal? umm maksudku, lewat pintu depan? Aku tidak sebodoh itu. Meskipun aku berpura pura hanya akan pergi kerumah Jammie, penjaga di luar pasti akan langsung mencegatku, tidak memperbolehkanku pergi dan malah menyeretku pergi  berjam-jam di salon untuk bersolek.

Akhirnya aku melepas spreiku lalu mengikatnya dengan koperku.  Yap, aku menurunkan koperku dengan sangat hati-hati, memungkinkan penjaga tidak mendengarku.

Ceklek

Yaampun! Pasti yang Rachel berusaha masuk kamarku.

“buka pintunya, Cassie. Ada kiriman barang untukmu” teriak Rachel dari luar pintu. Untung saja aku menguncinya.

Aku bingung, gugup, seakan akan dia akan mengetahui niatku kabur

“kiriman paket dari Haris”

Mataku sukses membulat mendengar ucapan Rachel barusan. Anak itu—Haris, benar – benar tidak menyerah. Palingan, kiriman gaun pesta yang dipilihkan olehnya untukku besok. Oke, Maafkan aku Haris, aku akan kabur darimu.

“um… eh.. bisa kau taruh saja kiriman itu di luar? Uh… Aku.. aku masih mengantuk,”

“perasaan dari kemarin, kau tidak membuka pintumu. Dan kau membiarkanku bicara  berteriak di depan pintu”

Ucapnya lagi, aku hanya mendiamkannya.

“baiklah, sarapan sudah menunggu di meja makan.”

Terdengar suara langkah Rachel menjauh. Huh…betapa leganya

Setelah koperku, aku beranjak menaiki jendela, dan meraih saluran air yang biasa digunakan Jammie memanjat. Tidak sulit, aku biasa melakukannya.

“sudah?” Tanya Jammie begitu aku sampai di taksi

“go, Sir.” Ucapku pada supir taksi

“baru begini saja kau sudah berkeringat, lihatlah wajahmu”

“ada sedikit insiden tadi.”

“pasti Rachel, exactly

“um uhm. Jay? Kapan kau mengabari orang tua mu?” tanyaku dengan tidak mempedulikan ucapan Jay tadi

mm I don’t know

“bagaimana jika ayahmu marah besar, lalu menyewa polisi untuk mencarimu?”

“itu urusan mudah, Cassie. Cmon hun, we are going to have fun right? Pikirkan itu belakangan” apa kubilang? Urat takut gadis satu ini memang sudah putus.

“aku berniat menghubungi Ayah setelah sampai di LA nanti. Bagaimana?”

“terserah kau sajalah

*****

02.00 pm

“sudah selesai semuanya?” Tanya davis menatapku. Davis menjemput ke flatku untuk mengantarku bekerja.

“umhum” aku hanya mengangguk dan menjawab seadanya

“ayo” Davis menggandeng tanganku.

Aku tahu, aku di cap sebagai wanita kejam oleh teman – teman Davis. Kau tahu mengapa? Karena Davis selalu berbuat baik padaku, apapun yang kubutuhkan selalu ada pada dirinya, apapun yang sedang kupikirkan dia selalu datang untuk membantu, meskipun terkadang aku tidak ingin menceritakan masalahku, tetapi dia selalu membuatku tenang.

Dan bagian yang terpenting, ia tidak segan segan mengatakan bahwa ia selalu mencintaiku.

Kalian pasti berpikir, Mengapa aku tidak membalas kata cintanya? Entahlah, aku sama sekali belum memikirkan itu. Aku jahat bukan? Apa hatiku memang layaknya batu?

setelah sampai, aku langsung turun dari mobil Davis, dan berpamitan padanya.

"Davis, ter--"
belum sempat aku menyelesaikan pembicaraanku, Davis memotongnya.

"aku sudah berapa kali bilang, Cam? jangan terlalu banyak ber terima kasih," ucapnya dengan senyum mengembang. Duh,..

"baiklah, jaga dirimu baik-baik. jika kau butuhkan aku, telpon aku secepatnya"

"alright captain. dan kau juga, jangan minum terlalu banyak"

menautkan alis dengan tatapan percaya tetap saja Davis tersenyum lagi, lalu meninggalkanku.

****

07.00 pm

aku dan Jammie baru saja keluar dari hotel, dan sekarang kami berada di restoran untuk makan malam.

aku ingat sesuatu yang hampir kulupakan. jam 09.00 nanti, pesta ayahku akan dimulai. pasti semua orang sedang kacau mencariku dimana. hahaha
perlu kalian ketahui, aku sama sekali belum mengaktifkan ponselku untuk menghubungi Ayah atau apapun. aku hebat bukan? aku ingin tahu bagaimana reaksi Ayah menanggapi anak satu-satunya ini kabur. siapa lagi kalau bukan ide dari Jammie. sahabat tergila yang pernah ada.

"kau ingin makan apa?" tanyaku sembari melihat Jay membuka buku menu di atas meja.

"um... sepertinya... aku ingin beef steak grilled, saja"

"aku...." masih bingung dengan apa yang ku inginkan, akhirnya aku hanya memilih,

"chicken cordon bleu"

dengan sigap, Jay langsung memanggil salah satu pelayan untuk mendatangi meja kami. tidak terlalu lama, salah satu pelayan pun datang ke arah meja kami.

"ya miss?" pria berambut ikal dengan rambut pendek yang di ikat mengeluarkan kertas kecil.

"aku ingin, beef stea-" lagi lagi, belum sempat Jay menyelesaikan menu yang akan di pesan, aku melihat wajah Pria ini memerah seperti akan marah pada salah satu temannya.

"Camryn! tolong kau gantikan aku melayani 2 gadis ini, Cepat!"

"mohon maaf nona, temanku akan menggantikanku. aku ada urusan penting. sekali lagi, maaf" ujarnya lalu meninggalkan kami berdua.

"freak," gumam Jay pelan. tapi aku bisa mendengarkannya. hahaha

aku mengeluarkan ponsel Jammie dari tasku, hanya sekedar mengcheck ponselnya yang tidak penting.

"ya, Miss? ingin pesan apa?"

aku masih berkutik dengan ponsel Jay di genggaman tanganku.  Jay sangat pintar, ia mengganti kartu sim cardnya dengan yang baru. Agar orang tuanya tidak gencar menelpon Jay. Gila.

"OH.... MY GOD... CASSIE"

mendengar desahan itu, aku langsung menatap Jammie.

"ada apa, Jay?"

Jammie mendelik ke arahku. lalu membuka mulutnya

"lihat pelayan di hadapan kita. Sangat mirip denganmu!"
kontan aku langsung menoleh ke arah pelayan di hadapan kami.

rambut panjang pirangnya, mata hijau terang, bibir yang tipis, semuanya persis denganku!
aku berdiri, menatapnya lebih dekat lagi. sepertinya dia sama terkejutnya denganku!

"bahkan tinggi kalian sama!" ucap Jammie keras di sampingku,

oh. aku tidak menyadari juga, tingginya sama denganku.

"who are you?..." gumamku menatap intens ke arah matanya.

"ba..bagaimana bisa?,..." aku menatap aneh ke arah Jammie lalu kembali duduk.

"... aku mirip dengan gadis pelayan ini" lanjutku.

Jay hanya menggeleng tak berarti, menatapku dan pelayan ini bergantian.

aku masih menatapnya dengan pandangan heran.

"um.. baiklah.. miss? apa yang ingin.. kalian pesan?"

"eh,"

spertinya dia gugup, kasihan juga mendapat tatapan aneh pada orang yang tak dikenal.

"beef steak grilled dan chicken cordon bleu. the beverage, two diet coke"

seakan mengerti, ia mengangguk patuh lalu meninggalkan kami.

"Hey?! kau? berapa umurmu?!" teriak Jammie pada gadis pelayan tadi dengan teriakan. jelas, seluruh orang di restoran menatap ke arah meja kami.

Ia, gadis tadi, hanya kebingungan lalu meninggalkan kami tanpa menjawab pertanyaan Jammie.

"mengapa ia begitu mirip denganmu?"

"entahlah, Jay. bahkan aku tidak mengetahuinya"

"aku percaya, Tuhan menciptakan 7 manusia mirip dengan kita. tetapi pasti ada perbedaan kan? mengapa iya begitu mirip denganmu, Cass?" tanyanya dengan tatapan penuh arti.

"stop samakan aku dengan gadis pelayan itu. cukup, Jammie."

"hey?! aku tidak menyamakan. bahkan kau mengetahuinya sendirikan? kau begitu mirip dengannya"

benar. aku seperti melihat pantulan kaca dariku.

"hanya saja, rambut miliknya panjang, tidak bermodel. non fashionable.."

kemudian hening, kami sibuk dengan pikiran kami sendiri.


tidak lama kemudian, pesanan kami datang. ku pikir makanan kami akan di antar oleh gadis itu tadi, ternyata tidak.

lalu pelayan ini meletakkan makanan kami dari nampan ke meja

"thankyou"


aku dan Jammie segera makan, lalu aku melihat selipan kertas dengan tulisan di bawah piring milikku. aku menarik lengan Jammie, mengajaknya ikut membaca tulisan ini. dan kami sukses membulatkan mata, terkejut dengan isi kertas kecil ini.

"i'm 17 years old. i heard that your name is Cassie. my name is Camryn. and stop calling me Servant girl."

bagaimana bisa ia sangat sangat sangat mirip sekali denganku...? bahkan.. umur kami sama?....

----

maaf klo kebanyakan narasi. vote jika memang pantas diberi vote :)

Continue Reading

You'll Also Like

Love Hate By C I C I

Teen Fiction

3.2M 222K 38
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Ada satu rumor yang tersebar, kalau siapapu...
RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.8M 231K 69
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
1.6M 117K 47
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
959K 14K 26
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+