Bad Boy CEO And I [#MFFS 3]

By Anindana

11.4M 734K 20.6K

Megan Penelope dimata Alceo Tyler adalah seorang perempuan yang sangat menyebalkan di kehidupannya. Disaat se... More

Prolog
BadBoy 1
BadBoy 2
BadBoy 3
BadBoy 4
BadBoy 5
BadBoy 6
BadBoy 7
BadBoy 8
Badboy 9
BadBoy 10 (1)
BadBoy 10 (2)
OPEN PO FATED!!!
BadBoy 11
BadBoy 12
BadBoy 13
BadBoy 14
BadBoy 15
BadBoy 16
BadBoy 17
BadBoy 18
BadBoy 19
BadBoy 20
BadBoy 21 (1)
BadBoy 21 (2)
BadBoy 22
BadBoy 23
BadBoy 24
BadBoy 25
BadBoy 26 (1)
BadBoy 26 (2)
BadBoy 27
BadBoy 28
BadBoy 29
BadBoy 30
BadBoy 31 (1)
BadBoy 31 (2)
BadBoy 32
BadBoy 33
BadBoy 34 (1)
BadBoy 34 (2)
BadBoy 35
BadBoy 37
BadBoy 38
Badboy 39
BadBoy 40
BadBoy 41
BadBoy 42
BadBoy 43
BadBoy 44
Epilog (End super End!)

BadBoy 36

205K 12.8K 644
By Anindana

Hola amigos ❤

Anyway, makasih ya untuk yang udah vote kemarin 😊 aku pasti akan memikirkan masukan kalian kok hihihi

Yang minta cerita Austin, cerita dia udh ngetem di urutan pertama setelah cerita ini selesai kok 😊 dan aku cuman mau kasih tahu, mungkin generasi Tyler ini adalah generasi terakhir yang akan aku buat bersangkutan tentang McKenzie, Bramantyo dan Tyler juga Kim family. Aku hanya gak tega mengakhiri hidup Via dan Peter McKenzie yang pastinya akan semakin tua dan gak mungkin bisa hidup sampe 100 tahun 😂

So, kenapa aku minta pendapat kalian? Karena aku mau bkin cerita baru :) semoga kalian bisa mengerti.

Ok sebelum semakin kelamaan, as always, selamat membaca ya, kesayangan ❤❤

Megan baru saja keluar dari gedung fakultasnya dengan setumpuk makalah yang ia pinjam dari perpustakaan untuk referensi tugas akhirnya.

Ketiga sahabatnya sudah lebih dulu memunggu di parkiran dan meninggalkan Megan sendiri membawa buku-buku berat itu. Dalam hati Megan bersumpah akan melempar buku-buku tebal itu ke pangkuan David nanti.

"Permisi, permisi. Books are coming through." Megan bergumam sambil menerobos kerumunan yang entah kenapa bisa terbentuk di pintu masuk parkiran. Tidak biasanya.

Megan tidak sengaja menangkap siluet David ditengah kerumunan itu. Ada juga siluet kedua sahabatnya yang lain berada di kedua sisi David.

Megan semakin gencar menerobos kerumunan meski sesekali ia meringis saat mendapat sikutan, atau terdorong mundur akibat orang di hadapannya tidak mau mengalah.

Sumpah Megan dalam hatinya bertambah banyak, namun itu bukan ditujukan pada David lagi, melainkan orang-orang di sekitarnya.

"Dave!!!" Seru Megan begitu berhasil sampai di dekat David. "Aku kira aku akan mati." Megan menghela nafasnya sedikit berlebihan kemudian ia menyodorkan buku-buku tebal itu kepada David. "Bawakan! Kalau tahu kau akan terjebak disini, lebih baik kau ikut bersamaku dan membantuku sejak tadi!" Gerutu Megan.

Buku-buku di tangan Megan tidak kunjung diambil oleh David. Megan mengernyit melihat David hanya menatapnya. Begitu juga kedua sahabatnya yang lain.

"Ada apa?" Tanya Megan bingung.

Tanpa menjawab pertanyaan Megan, David meraih bahu Megan dan memutar tubuhnya kearah Parkiran. Atau lebih tepatnya, kearah objek yang sedang menjadi pusat perhatian kerumunan spontan yang terbentuk di gerbang parkiran.

Megan melotot begitu mengenali objek itu.

Laki-laki berpakaian formal, lengkap dengan jas, dasi, celana juga sepatu berwarna hitam, kemeja putih yang membungkus tubuh atletisnya sempurna, juga kacamata hitam yang membingkai wajah tampan itu sedang bersandar santai di samping pintu mobil Jaguar silvernya, mengabaikan tatapan dari orang-orang yang sebagian besar adalah wanita.

Rahang Megan tanpa bisa ia kendalikan, menganga ketika Laki-laki itu melepaskan kacamata hitamnya dan melambai kearahnya.

"Dia melambai kearahku! Dia melambai kemari!!!"

Seruan itu terdengar riuh di belakang Megan. Tapi tentu Megan tahu kalau laki-laki itu sedang tidak melambai ke orang di samping maupun di belakangnya, melainkan kearahnya.

"Hei, kenapa kau tidak bilang kalau CEO tampan itu akan menjemputmu?" Tanya Claire menyikut Megan.

"Yang aku ingin tanyakan adalah, kenapa kau harus meminta kita menunggu kalau ternyata kau di jemput?" Tambah David.

Megan masih kebingungan mendengar pertanyaan sahabatnya. Ia menjawab tanpa mengalihkan tatapannya dari sosok yang sedang mendekatinya. "Karena aku juga tidak tahu..." ia berbisik.

Laki-laki itu berdiri di hadapan Megan dengan senyum lebarnya yang mampu membuat wanita-wanita di belakang Megan bersorak gembira namun kemudian berdesis bersama-sama ketika laki-laki itu mengambil alih buku-buku tebal nan berat dari tangan Megan.

"Kau sudah mau pulang? Aku akan mengantarmu," tawarnya.

"Itu... tapi... aku..." Megan masih kebingungan. Tidak mungkin laki-laki super sibuk itu menjemputnya di kampus. Atau mungkin ini kembarannya?

"Ayo." Laki-laki itu langsung menggenggam tangan Megan erat dan membawanya menuju ke mobil silver itu diiringi decakan kecewa para penggemar mendadak laki-laki itu.

Menyadari jantungnya berulah di luar kendali ketika tangan hangat laki-laki itu menggenggamnya, Megan tersenyum kecil seraya membatin, benar Alceo.

Alceo membuka pintu mobil untuk Megan. Laki-laki itu benar-benar memperlakukan Megan dengan lembut seperti seorang putri. Perlakuan Alceo kali ini benar-benar membuat kaum wanita disana iri.

Begitu meletakkan buku-buku milik Megan di bagasi belakang, Alceo masuk kedalam mobil masih dengan cengirannya.

"Sejak kapan kau menunggu disini?" Tanya Megan sambil memakai sabuk pengaman dan menatap Alceo yang juga sedang melakukan hal yang sama.

"Tidak lama. Sejam yang lalu, mungkin?" Jawabnya santai.

"SATU JAM?!" Megan melotot kaget.

Alceo mengangguk. "Aku tidak ada rapat penting hari ini. Pekerjaanku juga sudah selesai. Dan aku juga merindukanmu, jadi aku memutuskan untuk menjemputmu." Seakan tidak berdosa, Alceo tersenyum antusias menatap Megan dengan mata berbinar.

"Setidaknya kau bisa memberitahuku!"

"Dan menghancurkan kejutan ini?" Sambung Alceo seraya tertawa.

Ya, memang kemunculan Alceo itu sangat amat mengejutkan. Memang laki-laki itu pernah menjemputnya dulu. Tapi Alceo sama sekali tidak keluar dari mobil dan menarik perhatian seperti tadi.

Dan selama 5 bulan mereka bersama setelah apa yang terjadi pada Barbara dan juga anaknya, Alceo sama sekali tidak pernah lagi menjemput Megan karena laki-laki itu tengah sibuk mengembangkan bisnis barunya di Manhattan.

Bicara mengenai Barbara, wanita itu selamat berkat donor darah Megan. Namun wanita itu harus mendapat perawatan khusus di rumah sakit kejiwaan hingga saat ini karena ia terus mencoba menyakiti dirinya sendiri. Karir modeling wanita itu tenggelam begitu saja seiring berjalannya waktu.

Sedangkan laki-laki disampingnya, mulai membuktikan keseriusan ucapannya kalau ia mencintai Megan. Dan hanya Megan.

"Apa tugasmu banyak?" Tanya Alceo begitu mobilnya sudah berada di jalan raya.

"Tugas akhir sudah di depan mata, Al. Kalau aku mau lulus tahun ini, maka aku harus menyicilnya mulai dari sekarang," jawab Megan.

"Aku tidak masalah," ucap Alceo membuat Megan mengernyit bingung. "Kau tidak lulus, aku tidak masalah dengan itu, Meg-AAAAAHHHHH!"

Megan mencubit pinggang Alceo hingga laki-laki itu mengaduh.

"Sembarangan berbicara!!" Seru Megan kesal.

Alceo masih merasa pedas pada bekas cubitan wanitanya yang tidak pernah main-main dalam hal menyakitinya secara fisik. Namun ia tertawa kecil saat melanjutkan ucapannya. "Aku tetap mencintaimu meski kau menjadi mahasiswa abadi, Meg."

Megan melotot dan akan segera kembali mencubit Alceo ketika laki-laki itu berseru panik, "Meg, aku sedang menyetir. Kau bisa membahayakan kita berdua nanti!"

Mendengar peringatan itu, Megan mencibir dan melipat kedua tangannya di depan dada.

Melihat wanitanya merajuk, semakin membuat Alceo gemas.

"Aku akan membantumu, Meg."

"Tidak perlu, aku bisa sendiri," tolak Megan.

"Aku serius." Alceo terkekeh. "Aku akan membantumu, tapi kau harus meluangkan akhir pekanmu untukku."

Megan melirik kearah Alceo yang masih menyengir lebar. Ia kemudian mendengus. "Penawaran apaan itu? Bukannya setiap akhir pekan, aku selalu menghabiskan waktu denganmu?"

Alceo tertawa mendengar ucapaan Megan. Ia kemudian berkata, "apa kau tidak merasa ucapan tadi bermakna ambigu?"

"Tidak, kalau untukku yang tidak memiliki berpikiran selangkangan sepertimu," sindir Megan telak.

"Hei! Yang sedang kau bicarakan adalah kekasihmu sendiri!" Sungut Alceo tidak terima.

Kata kekasih yang keluar dari bibir Alceo membuat Megan mengulum senyumnya. Wajahnya sedikit terasa panas. Antara senang dan malu mendengar statusnya yang seenaknya di claim oleh laki-laki di sampingnya ini.

Melihat sekilas senyum di bibir Megan, Alceo juga ikut mengulum senyumnya. Sebelumnya, ia tidak pernah berhubungan dengan seorang wanita lebih dari 1 hari tanpa merasa bosan. Tapi dengan Megan, Alceo merasa sanggup menghabiskan seluruh hidupnya dengan seluruh cubitan, tendangan, maupun ocehan Megan.

"Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat. Luangkan akhir pekanmu minggu ini karena kita akan menginap." Alceo melanjutkan kata-katanya.

Megan menoleh dengan ekspresi terkejut bercampur ngeri. "Menginap? Kau bosan hidup?!" Pekik Megan.

Selama 5 bulan bersama, bahkan mereka sering tidur dalam satu ranjang, tidak sekalipun Megan lengah akan pertahanan dirinya.

5 bulan tidak menyentuh wanita, itu adalah rekor terlama bagi Alceo, dan Megan sama sekali tidak memiliki pemikiran positif akan permintaan akhir pekan dari Alceo ini.

Alceo menoleh dan menepikan mobilnya karena mengira akan berbahaya kalau ia menyetir sambil membahas hal ini dengan Megan.

"Apa yang kau pikirkan?" Tanya Alceo menyelidik.

"Kau dan otak selangkanganmu! Kau ingin ku tendang lagi?" Ancam Megan sambil melotot tajam.

"Memang apa yang salah dengan ajakanku? Dan hei! Berhenti dengan sebutan itu." Alceo melepas sabuk pengamannya, membalas tatapan Megan dengan sorot tidak bersalah.

"Menginap, Al? Kau mengajakku menginap di suatu tempat yang ada di kepalamu?" Tanya Megan.

Alceo mengangguk sekali tanpa rasa bersalah. Megan mendengus dan kembali melotot.

"Aku hanya ingin mengajakmu berlibur, kenapa kau marah?" Tanya Alceo santai. "Aku hanya merasa penat, dan kau juga pasti pusing dengan tugas akhirmu. Jadi aku ingin membawamu berlibur sejenak, melupakan pekerjaan dan tugas, dan berkencan seperti pasangan lainnya," terang Alceo seakan menyiram air dingin ke kepala berasap Megan.

Perlahan Megan melunak dan jadi malu sendiri mengira kalau Alceo-

"Kenapa?" Alceo menyunggingkan senyum nakalnya. "Kau mengira aku akan melakukan sesuatu padamu?" Tebak Alceo semakin membuat wajah Megan merona.

"T-tidak!" Kilah Megan.

Alceo menikmati ekspresi salah tingkah Megan. Ia menopang wajahnya dengan tangan yang bersandar di setir mobil. "Kau mau memberikannya padaku?" Tanya Alceo sengaja menggoda Megan. Megan melotot dengan wajah semakin merah.

Alceo terbahak tidak bisa menahan tawanya kali ini. "Kenapa kau lucu sekali, Meg?" Alceo mencubit kedua pipi Megan dengan gemas. "Kau tenang saja, aku tidak akan memaksamu untuk masalah itu selama air dingin masih ada di dunia ini. Aku menghormatimu untuk hal itu," ucap Alceo sambil terkekeh kecil.

Megan diam-diam menghela nafas lega, tapi juga malu karena sempat berpikiran yang tidak-tidak. Tapi, dihadapannya adalah Alceo, Badboy CEO on earth. Wajar kan kalau ia berpikir yang tidak-tidak mengenai ajakan Alceo?

Alceo mengecup bibir Megan. Ia menahan diri cukup lama untuk tidak mencium wanita ini sejak melihatnya di parkiran tadi.

Megan memejamkan matanya, menikmati ciuman dari Alceo yang selalu menjadi favoritnya.

Alceo menguraikan ciumannya setelah merasa kalau ia membutuhkan nafas dan juga sebelum nafsunya bangkit menggelapkan matanya.

Ia menyunggingkan senyumnya melihat wajah cantik Megan dari dekat. Mata wanita itu terpejam, nafasnya terengah akibat ciumannya tadi.

"Sekarang, siapa yang otak selangkangan disini?" Pertanyaan tiba-tiba dari Alceo barusan berhasil membuat Megan spontan membuka matanya, melotot melihat mata biru yang sedang menertawainya.

"Menyebalkan!!!" Megan mencubit lagi pinggang keras Alceo hingga laki-laki itu mundur sambil mengaduh namun masih disertai tawa puasnya.

Laki-laki ini benar-benar menyebalkan! Megan mengutuk, namun tidak ada yang bisa ia lakukan selain mencubit tubuh laki-laki itu. Salahnya sudah jatuh cinta pada Alceo. Mendapati sindiran itu, bukannya marah, tersinggung, atau menamparnya, ia malah merasa malu.

Cinta, bisa mengubah hal buruk menjadi indah.

Tbc

Sudah mau end loh gengs ❤❤❤

Pertanyaan selanjutnya deh, Next story mau berlatar :

A. Luar negeri

B. Indonesia

Terima kasih sebelumnya 😊😊😊😊

Continue Reading

You'll Also Like

21.2M 751K 68
[[Tidak diRevisi]] [[Completed]] 21+ Ada beberapa part yang berunsur dewasa. Dimohon menjadi membaca yang bijak. Nichole Scrott adalah anak dari pa...
1.1M 27.3K 49
Dia (Defran Arie Olvio) menculikku dan memaksaku menandatangani surat perjanjian yang isinyapun aku tak tahu dan dia juga memaksaku untuk menikah d...
3.3M 178K 38
Siapa yang tak mengenal Gideon Leviero. Pengusaha sukses dengan beribu pencapaiannya. Jangan ditanyakan berapa jumlah kekayaannya. Nyatanya banyak pe...
3M 47.2K 10
Shit! Aku memasuki altar pernikahan disaat aku tidak mengingat semuanya. Maksudku, aku sedang amnesia. Bahkan aku lupa siapa diriku sebenarnya tetapi...