Stay with Me

By halowyf

7.4M 192K 5.4K

[SUDAH TERBIT] Note: Belum revisi. Cerita ini ditulis ketika belum paham PUEBI, dll. *** Apa yang kalian rasa... More

1. Kesal
2. Api Cemburu
3. Kejutan
4. Tanpa Kabar
5. With You
7. I'm (Not) Fine
8. Luka
9. Minta Maaf Lagi
10. Sakit?
11. Dilema
12. Lemah
13. Menjenguk
14. Gengsi
🐍 Playlist 🐍
15. Senyuman
16. Ngopi
17. Instagram
18. Jealous
19. Balikan?
20. Bullshit
SUDAH TERBIT

6. Mantan Siapa?

186K 9.8K 433
By halowyf

"Mantan itu masa lalu, dan lo masa depan gue."

Keano

***

Naomi bersama kedua sahabatnya, berjalan beriringan menuju kantin karena cacing di perut mereka sudah mengamuk sejak jam pelajaran pertama dimulai. Bel istirahat memang sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu, tapi mereka baru saja keluar dari kelasnya karena tadi adalah pelajaran Pak Edi guru Matematika paling pelor sepanjang masa.

Kerjaan Pak Edi di kelas dengan santainya hanya memberi tugas habis itu dia tidur di meja guru. Mereka telat karena Pak Edi dengan mudahnya memberi ulangan dadakan yang membuat kepala pusing tujuh keliling. Dan membuat mereka telat untuk segera pergi ke kantin hanya karena ulangan dadakan itu.

Sepanjang jalan, Oki terus saja mendumel karena kuis dadakan yang diberikan oleh Pak Edi. Tidak habis pikir dengan guru yang satu itu, memberikan kuis dadakan seperti tahu bulat. Bayangkan saja!

Naomi dan Reina hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabatnya yang satu itu yang terus mendumel tidak jelas disepanjang perjalanan sampai mereka sampai didepan pintu kantin.

Seperti biasa, kantin selalu ramai oleh penghuni Galaksi. Apalagi di meja paling pojok sudut kantin, biangnya sarang penyamun berkumpul disana. Siapa lagi kalau bukan Ken si pemimpin kegaduhan kantin yang menjadi most wanted Galaksi. Pojok kantin adalah tempat favorit bagi kaum adam. Selalu penuh dan berisik. Ada yang membawa gitar, ada yang membawa galon untuk dijadikan gendang, dan ada juga yang membawa panci yang sudah menghitam—yang dipinjam dari ibu kantin. Aneh memang, tapi begitu lah kelakuan mereka yang kadang membuat pengunjung kantin merasa terhibur sedikit.

"Duduk di sana yuk?" ajak Oki yang langsung di angguki oleh kedua sahabatnya.

"Gila tuh pacar lo Nom, baru masuk sekolah lagi udah rusuh aja!" ujar Reina menunjuk ke arah pojok kantin saat mereka sudah duduk di tempatnya.

Naomi menoleh dan melihat Ken disana. Ken juga melihat ke arah Naomi. Tatapan mereka bertemu. Ken berdiri dari kursinya dan menghampiri meja Naomi. Naomi yang melihat itu langsung salah tingkah sendiri, dia merasa jantungnya tidak bersahabat dengannya saat dia melihat Ken mendekat ke arahnya.

Ken duduk di samping kursi Naomi tiba-tiba. Naomi menoleh dan mendapati tatapan datar Ken. Naomi menghela napasnya, "Mau apa?"

Ken menggeleng dan masih menatap dalam Naomi. Naomi yang ditatap seperti itu menjadi tidak nyaman. Naomi mencoba mengalihkan pandangannya ke arah lain. Sedangkan Reina sedang mendengarkan lagu menggunakan earphone, dan Oki sedang memesan makanan seperti biasanya.

"Lo udah makan?" tanya Naomi menoleh melihat Ken yang masih menatapnya tajam.

Ken tidak menjawab. Dia terus menatap iris mata cokelat madu Naomi lekat-lekat membuat gadis itu salah tingkah. Naomi menghembuskan napasnya pelan, "Lo ngapain liatin gue, sih?" tanya Naomi merasa tidak nyaman di tatap seperti itu.

"Gue baru tau, mata lo bagus!" ujar Ken tapi tatapannya masih tajam, bibirnya juga tidak tersenyum. Masih menampilkan wajah datar andalannya.

Naomi terdiam. Barusan Ken memuji dirinya. Jika sekarang Naomi sedang ada di kamarnya di pastikan dia sudah lompat-lompat tidak jelas. Padahal Ken hanya bilang seperti itu saja. Ini pertama kalinya Ken memuji Naomi. Gadis itu tidak pernah mendengar mulut Ken mengatakan dirinya cantik. Hanya ucapan seperti ini yang baru dia dengar selama pacaran lima bulan dengan Ken.

Naomi menarik napasnya menstabilkan detak jantungnya. Dia tidak bisa menahan senyumnya lagi. "Iya dong! Banyak yang bilang mata gue bagus. Kata Oki, Reina, Dimas—"

"Dimas?"
Naomi mengangguk ragu. Apa tadi dia salah berbicara?

"Dimas mulu yang lo pikirin," ujar Ken memalingkan wajahnya.

Naomi terdiam sejenak. Bukan begitu maksud dirinya. Dia hanya ingin mengatakan kepada Ken bahwa memang matanya bagus. Tidak ada maksud apa-apa bahkan Naomi tidak sadar menyebut nama Dimas tadi. Meskipun memang Dimas pernah mengatakan bahwa mata cokelatnya bagus.

"Nggak gitu maksud gue, Ken." ucap Naomi menunduk.

"Hai Ken!" ucap seseorang di samping Ken menganggu pembicaraan Naomi dan Ken. Keduanya menoleh, terkecuali Reina yang masih sibuk mendengarkan lagu dengan earphone di telinganya.

Ken mendapati seorang gadis cantik yang tersenyum manis ke arahnya. Ken menghela napasnya. Tidak suka melihat wajah gadis di sampingnya ini yang terlihat sok baik di depannya.

Naomi mendongakkan kepalanya dan membulatkan matanya terkejut saat melihat Amel di hadapannya. Bukan karena Naomi takut dengan Amel, tetapi karena Amel adalah mantan Ken. Serasa gimana gitu kalau ketemu mantannya pacar.

Amel tersenyum manis ke arah Ken. "Gue boleh duduk di sini?"

"Gak!" ketus Ken dengan tatapan tajamnya.

Amel tetap berusaha tersenyum. "Sebentar doang kok, soalnya meja kantin udah penuh, terus gue duduk di mana dong? Boleh ya, Ken?" pinta Amel memegang tangan Ken dengan manja membuat Ken bergidik ngeri dan melepaskan tangannya kasar.

"Apaan sih lo!" bentak Ken mencoba melepaskan tangannya lagi yang di pegang kembali oleh Amel.

"Boleh ya, Ken?" ucap Amel memohon sambil memasang puppy eyes-nya dan melirik sinis ke arah Naomi yang kini menatapnya.

"Serah!" ucap Ken mengizinkannya karena Ken sangat risih dengan Amel yang terus bergelayut di tangannya bak jin tomang.

"Asik! Makasih Ken!" ucap Amel yang kini duduk di samping Ken. Cowok hanya diam di tempat sambil fokus dengan ponsel di tangannya.

What the?

Naomi yang melihat itu membulatkan matanya. "Apaan? Lo nggak boleh duduk di sini! Masih ada tuh yang kosong, sana pergi!" cecarnya pada Amel yang terus menempel di samping Ken.

"Kenapa? Lo nggak suka?!" Amel membalas menggebrak meja.

Reina yang melihat itu langsung membuka earpone nya dan menatap geram ke arah Ken dan Amel.

"Woi, ngapain lo cabe ada di sini?" teriak Reina saat melihat Amel duduk di samping Ken.

"Heh jaga ya omongan lo! Siapa lo ngatur-ngatur gue?! Ya, suka-suka gue dong!" balas Amel menggebrak meja kantin membuat meja mereka menjadi pusat perhatian siswa siswi Galaksi.

"Ada apaan, sih?" tanya Oki yang baru saja datang membawa nampan dengan tiga gelas jus jeruk di tangannya.

"Woi cabe busuk, ngapain lo di sini? Mau jadi PHO hah?!" teriak Oki kesal saat melihat Amel di hadapannya seolah mengetahui apa yang sudah terjadi.

Oki meletakkan nampan yang berisi jus jeruk itu ke meja dan langsung menggulung seragam tangannya untuk ancang-ancang siap menghantam Amel.

"Masalah buat lo?!" balas Amel keras membuat emosi Oki semakin memuncak.

Naomi yang melihat Oki hendak menghampiri Amel, langsung mencekal tangannya. "Udah Ki, biarin aja. Dia cuma perusak hubungan orang sama aja kayak setan, " ujar Naomi berusaha setenang mungkin.

Skakmat. Ucapan Naomi membuat emosi Amel berada di ubun-ubun. "Jaga mulut lo!" bentak Amel menunjuk wajah Naomi tepat di hidungnya.

Oki menepis tangan Amel. "Jangan nunjuk temen gue pake tangan najis lo!"

Amel tersenyum miring. "Oh ya? Masa?!" ledek Amel terkekeh.

"Yang waras ngalah, Ki." ujar Naomi berusaha tenang.

"Ngomong apa lo?!" teriak Amel mengangkat tangan kanannya dan menampar pipi mulus Naomi.

Naomi meringis matanya memerah menahan air matanya yang siap lolos dari kelopaknya. Reina berusaha menenangkan Naomi. Sedangkan Ken hanya diam di tempat melihat adegan itu. Sungguh pacar yang tidak tahu diri. Pacarnya di tampar, dia malah menontonnya. Ingin sekali Oki menampar wajah tenang Ken yang malah menatap Naomi. Tidak berbuat apapun membuat Naomi sakit. Seharusnya Ken membela gadis itu, bukan malah hanya diam saja seperti ini. Hati Naomi sakit, lebih sakit dari pipinya yang terasa panas.

Mata Naomi memerah membuat Oki kesal tidak terima karena sahabatnya di perlakukan seperti ini. "Gue udah bilang sama lo, SINGKIRIN TANGAN NAJIS LO DARI SAHABAT GUE!" bentak Oki keras menendang kursi kosong yang ada si samping Amel membuat Amel tesentak kaget.

Oki berjalan mendekati Amel dan saat dia hendak melayangkan tamparannya ke arah Amel, tiba-tiba saja tangannya di cekal oleh Ken.

Oki membulatkan matanya terkejut, begitupun dengan Reina dan Naomi. Air mata Naomi lolos begitu saja dari pipi mulusnya saat melihat kekasih yang amat di sayanginya kini malah membela sang mantannya. Sakit yang Naomi rasakan, seperti ada banyak panah yang menusuk ulu hatinya.

Naomi sudah tidak tahan lagi dengan tangisnya, dia berlari keluar kantin yang langsung di susul oleh Reina.

Oki menahan emosinya yang sudah di ubun-ubun. "AWAS LO CABE!! GUE PATAHIN LEHER LO KALAU BERANI GANGGUIN SAHABAT GUE LAGI!"

"Bodo amat!" jawab Amel menjulurkan lidahnya.

"Dan buat lo Ken, gue gak nyangka sama lo!" ucap Oki menunjuk wajah Ken dan langsung meninggalkan kantin menyusul Naomi dan Reina.

***

"Udah Nom, lo jangan nangis lagi!" ucap Reina mengusap bahu sahabatnya itu. Naomi masih terisak, menahan sakit di hatinya.

Di sinilah mereka sekarang. Di taman belakang sekolah yang sudah sepi karena bel masuk sudah berbunyi. Reina dan Oki memilih untuk menemani Naomi di sini. Dia tidak ingin membuat sahabatnya itu merasa sendiri. Mereka tahu sahabatnya butuh pundak untuk bersandar. Seperti itulah seorang sahabat, selalu memberi pundak untuk bersandar, selalu memberi tangan untuk membantu, dan selalu memberi telinga untuk mendengar keluh kesah sahabat. Persahabatn mereka memang patut diacungi jempol.

"Udah, Nom lo jangan nangis lagi. Biar nanti gue yang bales sama si Amel!" seru Oki mengepalkan kedua tangannya.

"Gue-gue hiks... hiks..." Naomi tidak sanggup melanjutkan kata-katanya karena sakit di hatinya yang luar biasa. Saat pengkhianatan membuat kepercayaannya runtuh dan tidak ada lagi kepercayaan yang abadi.

"Udah ya, sekarang kita masuk kelas aja." ucap Reina mengusap bahu Naomi pelan.

Naomi menggeleng. "Gue ma-mau ke UKS aja," isaknya bersandar pada bahu Reina.

Reina mendongak menatap Oki. "Yaudah lo ke UKS aja, ya. Kita anter," ujar Reina yang diangguki oleh Oki.

Reina membantu Naomi untuk berdiri, di bantu Oki di samping kiri Naomi. Mereka membawa Naomi ke UKS. Mereka mengerti, sahabatnya itu butuh ketenangan. Naomi pasti tidak akan fokus jika dia masuk kelas dengan keaadaan seperti ini. Hatinya terlalu sakit saat harus melihat kenyataan pahit seperti ini.

Apa lo juga sayang sama gue Ken?

***

NOVEL STAY WITH ME BISA DIDAPATKAN DI SHOPEE GRASSMEDIA!

Continue Reading

You'll Also Like

4.9M 174K 60
[Revisi] "Gue benci cowok, karena cowok yang membuat hidup gue menderita"~ Keysa Anastasya Azzara "Tapi gue janji akan jadi cowok pertama yang balik...
ALBERIC By nnaiev

Teen Fiction

8.4M 387K 60
[SELESAI]✔ 🔥BOOK_1 [ALBERIC]🔥 🔥BOOK_2 [LENRIC]🔥 Lena senantiasa mengikuti alur kisa cintanya bersama seorang remaja lelaki yang bernama Alberic K...
649K 61.1K 58
Kenal Zio Agraham? Pria yang berharap mewariskan segala sifat buruknya terhadap anak. Masa lalunya sebagai pria terkejam dengan satu kali tampar mamp...
192K 16.1K 48
[Gbf series 1, Complete ✔] "Pacar lo pemain PubG? Waktu dia lagi main, lo telpon dia. Kalau dia gak marah, pertahanin!!" _ "Gak marah pala lu botak...