Suamiku Brondong?! 2 (Sebagia...

By Grace_yui

4.9M 312K 30.6K

PERINGATAN!! Membaca ini akan membuatmu tersenyum dan tertawa terus. Jadi hati-hati! Rawan dibilang gila. "Ci... More

Chapter # 1
Chapter # 2
Chapter # 3
T1
Chapter # 4
Chapter # 5
Next
Chapter # 7
Chapter # 6??
Chapter # 6 Part.1
Chapter # 8
Chapter # 8 Real!!
Chapter
Chapter # 9
Reuni!
Bazar, Amal dan Rangga?
Besok!!!
Cemburu!!!
Hope
Welcome Baby Smith
Jam 8
Lomba
Chat!
Pernikahan Om Dave
Stempel Kaki
Inginnya Istirahat
Two Week's
End?
Holiday?
Holiday? Part.1
Holiday? Part.2
Cerita sabtu!
Happy Eid Ul Adha
Sweet Holiday
Choice
Request
Duren! Part. 1
Duren! Part. 2
Next Chapter
Happy News
Hmmm....
Rabu Malam
Nobar Romantis
Dave
Soulmate Part. 1
Pending
Jam 6
Soulmate Part. 2
Sabtu Happy
Fans Part. 1
Fans Part. 2
Next chapter
My Olin Part. 1
Dear All Reader
Minggu Ini
Si Kembar Kuliah? Part. 1
Yui Note
Say You Won't Let Go
Daddy and Mantan's (to-
Daddy & Mantan's
Note
Cerai???
Note
Note : Yang Tertunda
Yang Tertunda
Besok Ya...
Yui Note
Cooming Soon
Mau Apa?
(Seperti) Pengantin Baru Part. 1
(Seperti) Pengantin Baru Part.2
Poo
Thanks
Nana
Nana Part. 1
Brondong
Kangen
Happy B'day Noney Part. 1
Happy B'day Noney Part. 2
Undangan Siapa?
Undangan Masalah
Favorit
Selimut Tetangga Part. 1
Mbok Jum vs Keenan
Besok Malam
Open PO
Door!!
Next Door!
Sabtu
Kiri atau Kanan? Part. 1
Giveaway Brondong
Kiri atau Kanan
I miss you
Trailer
Mau Nggak?
Kangen
OTW
Detik-Detik
Maaf Batal Update
Pendaftaran
Mau Bonus?
Book
Info
UNPUBLISH
Mau?
My Best Friend

Sick Part. 1

33.7K 3.2K 176
By Grace_yui

Aku membuka mataku sebentar lalu memejamkannya lagi saat menyadari seseorang yang sedang sibuk mencium leherku adalah suami brondongku.

"Honey... besok kamu harus bangun pagi..." aku menepuk pipinya yang ada di ceruk leherku dengan pelan masih dengan memejamkan mata. Kalau aku meladeni kemesumannya yang ada besok kami berdua akan kesiangan semua.

"Sebentar aja honey..." bisiknya yang membalik tubuhku yang memunggunginya menjadi menghadap kearahnya.

"Ngantuk..." gumamku pelan dan merapatkan tubuhku pada Rangga.

"Kamu nggak dingin ya??" aku mengerjapkan mataku yang terasa berat.

"Kita udah menikah tiga tahun dan kamu masih selalu bertanya bagaimana aku tidur?" tanyanya yang kemudian mengecup bibirku.

"Ntar sakit lo Hon kalo' tiap tidur kamu telanjang gitu... apalagi sekarang cuacanya dingin lo... " aku mengingatkan dan tak lama aku sudah kembali ke alam tidurku.

"Hon... Honey... junior lagi bangun nih..." bisiknya yang menggigit leherku dan membuatku terbangun. Aku mengerjapkan mataku dan kembali mataku terpejam.

"Hon..." panggilnya lagi.

Astaga, bocah satu ini ya. Sudah mesum aku, nafsunya tinggi lagi.

"Besok pulang kuliah aja yaa... hoaammmzzz" aku menguap lebar.

"Beneran lo yaa..." tanyanya padaku.

"Hu-um..." aku mengangguk dan kembali memejamkan mata.

"Kecilin AC nya... ntar masuk angin..."

"Nggak ahh, kamu dingin ya?? Sini... sini aku peluk... nahhh... hangat kan?"

"Hu-um..."

"Pakai baju gih hon..." ucapku sambil merapatkan tubuhku pada tubuh Rangga yang hangat. Heran juga sih kenapa dia yang tidak pakai baju bisa berbadan hangat sedangkan aku yang pakai baju lengkap terasa dingin sekujur tubuhku. Pasti Rangga mengatur suhu minimum. Hhh, dasar beruang kutub. Dia memang mirip beruang kutub, badan putihnya yang atletis dan besar membuatnya mirip dengan beruang.

"Aku kan suami siaga hon... jadi biar kalau kamu mau itu langsung cuss dan kamu nggak perlu repot... hehehe..." spontan aku membuka mataku dan mendesah panjang.

"Honeyyyyy... kamu itu mesum akut deh!!" aku memukul lengannya dan berbalik memunggunginya.

"Musimnya lagi dingin... pakai baju deh... ntar sakit jangan bilang aku nggak ingetin lo ya..." gumamku sambil memejamkan mata.

"Masak sih??" tanyanya yang kembali mencium leherku.

"Hon..."

"Kalo' deket-deket sama kamu yang ada musimnya hot terus hon..." aku mendesah panjang dan menyerah. Dia ini memang mesum akut, semoga tiga jagoanku tidak ada yang seperti Rangga. Sepertinya aku bisa mati cepat kalau mereka seperti Rangga.

"Hon..." panggil Rangga lagi dengan suara serak.

"Bentar aja kok... ya...please..." rengek Rangga sambil kembali mencium pipiku.

"Meragukan..." sahutku yang kemudian menarik selimutku sampai menutupi kepala.

"Hon..." rengek Rangga sambil menarik selimut yang menutupi kepalaku.

"Hon..." astaga, apa semua pria seumuran Rangga seperti dia??

"Yaa..." bisiknya pelan sambil menunjukkan cengiran lebarnya begitu mata kami bertemu.

"Hhhhhh..." aku berdecak melihat senyum jailnya itu. Dia itu sangat mempesona dan tampan.

"Hon-"

"Besok pagi aku yang buat sarapan dan mandiin anak-anak!" potongnya saat aku akan beralasan lagi. Aku menggigit bibirku dan menghembuskan napas panjang. Dia tahu apa yang akan aku ucapkan, sudah seperti paranormal saja dia.

"Aku buatin daging rica-rica..." godanya sambil menciumku dengan lembut.

"Dan nasi uduk..." lanjutnya lagi sambil tersenyum.

"Arghhh..." aku menggeram frustasi. Dia tahu benar aku suka daging rica-rica buatannya dengan nasi uduk hangat. Itu sangat menggoda selera makanku.

"Nasinya hangat-hangat dimakan pas hujan-hujan enak lo hon..." ucapnya lagi yang semakin membuatku membayangkan bagaimana enaknya sarapan nasi uduk dan daging rica-rica buatan suamiku tersayang.

"Arghh!!!" aku menggeram frustasi.

"Janji lo ya?!" Rangga tersenyum padaku, dia pasti senang karena aku tergoda dengan tawarannya dan mengabaikan bahwa besok kami harus bangun pagi.

"Aku nggak pernah ingkar janji kan Hon?"

"Deal!" seruku yang kemudian menarik kepalanya dan menciumnya.

"Kamu memang pencium yang handal..." ucapnya serak.

"Kamu yang mulai Hon..."

"Yahhh... i love you Olin..."

-

"Noneyyyy!!!!"

Duk!

"Awwww!!!" aku meringis karena tanganku refleks tersenggol wajan panas saat tiba-tiba mendengar jeritan Keenan.

"Damn! Olin sudah selesai memandikan si kembar..." aku segera mengabaikan rasa perih ditanganku dan segera mengaduk nasi goreng yang kubuat.

Memandikan si kembar, membuat nasi uduk dan daging rica-rica, dari tiga hal itu tidak ada yang aku lakukan dan ini pertama kalinya aku ingkar janji padanya. Hanya hujan yang masih setia menemani pagi mendung ini.

Semalam terlalu hot dan lelah, ini semua karena Olin. Dia itu terlalu... ummm, menggoda? Atau aku yang terlalu-

"Nasi goreng?" pertanyaan yang diiringi desahan berat itu membuatku mendongak dan meringis. Olin geleng kepala diikuti Keenan yang juga geleng kepala di gendongan Olin.

"Mati due noney... hehehehe..."

"Keeee..." aku mengangkat spatula dan melotot pada Keenan yang tertawa gelak.

"Kamu tuh mirip banget sama Daddy deh!" protes Olin sambil mencubit hidung Keenan pelan dan kemudian menghujaninya dengan ciuman gemas.

"Top noney!! Top!!!" Keenan tertawa sambil menjauhkan wajahnya yang diciumi Olin.

"Awas kalau bilang lagi ya... Mommy ciumin Keenan lo ya..." aku meringis mendengar ancaman Olin.

"Aku juga mau lo Hon kalau hukumannya kamu ciumin gitu..." aku meringis saat Olin melotot padaku.

"Ups! Ga jadi deh..." ucapku cepat saat kulihat Olin melotot dan hendak menjewer telingaku.

"Noney dodohhh hahahaha..."

"Sayanggg... nggak boleh bilang gitu ya... nanti Mommy hukum lo... Kee mau Mommy hukum berdiri dipojok situ?" Keenan menatapku dan meringis.

"Noney malah! Solly noney... " ucap Keenan sambil menunduk dan memainkan kancing baju Olin, astaga dasar Keenan perayu ulung. Pasti Olin akan luluh kalau dia sudah merajuk begitu, hhh...

"Ya udah... duduk sini ya... duduk manis ya..."

"Nis... Tee ndak natal..." ucap Kee sambil mengangkat tangannya. Aku mencebik, dasar Keenan.

"A..." aku mematikan kompor dan mengambil piring dan menyiapkan buat sarapan sementara Olin berjalan ke samping melihat mbok Jum dengan Arion yang sedang sibuk menjemur popoknya si kembar junior.

"Kee mau sarapan apa??" tanyaku pada Keenan yang sibuk menghitung sendok yang sudah dia tebarkan dimeja makan.

"Ni uat pa?" tanyanya sambil menunjuk sendok sayur.

"Tu mau matan ma nini..."

"Ya mulutnya Kee kekecilan sayang... itu sendok sayur... Kee pakai sendoknya Kee aja ya...." aku meletakkan tiga porsi nasi goreng lengkap dengan telur dadar untukku dan mbok Jum lalu telur mata sapi untuk Olinku sayang.

"Tu mau pel!four!" ucap Keenan lagi sambil memoncongkan bibirnya.

"Kee diet ya? kok sarapan apel?" aku meringis dan mengumpulkan sendok yang berhamburan di meja. Keenan menggebrak meja dan bernyanyi entah apa itu.

"Det! Det! Pa tu ded?" aku mengerutkan keningku. Apa itu Ded?

"Daddy?" tanyaku pada Keenan tapi bukannya menjawab tapi dia malahan menepuk jidatnya seolah mengatakan 'noney dodoh'

"Hon... udah jam delapan lewat lo..." teriak Olin dan spontan aku tersadar bahwa aku pasti akan segera terlambat.

"Noney mau temana? Tu itut ya?" Kee merajuk dan menoleh pada Olin yang masuk bersama Arion yang membawa mobil dan pesawatnya.

"A!!!" jerit Keenan dan spontan Arion hanya menoleh sepintas pada Keenan lalu dia ke ruang TV meletakkan mainannya dan kembali ke ruang makan.

"Tuh, si kakak pinter. Taruh mainannya dulu baru makan..."

"Tu uda pintel noney... ummm... ledo bu tu lost noney... tu upa..." aku mendesah panjang. Kesalahan kalau bicara sama Keenan adalah menyinggung mainan, pasti yang dikeluhkan adalah lego birunya yang hilang. Aku juga heran beberapa kali aku membelikan lego warna biru tapi selalu hilang, tapi aku juga belum ada waktu mencari lego-lego itu.

"Bawa mobil aja Hon..." ucap Olin saat duduk di meja makan.

"Motor aja Hon...macet pasti... mbok... ayo sarapan dulu..." aku mengambil alih keranjang baju yang mbok Jum bawa dan segera menariknya supaya duduk.

"Daging rica-ricanya mana Den?" arghh, mbok Jum ini cari masalah aja.

"Sapinya belum di sembelih mbok..." sahut Olin asal.

"Kelapa buat nasi uduknya juga belum dipanen, musim hujan nggak ada yang manjat mbok..." lanjut Olin dan tentu itu membuatku meringis. Candaan sekaligus sindiran.

"Hon..."

"Tapi hujan-hujan cocok kok mbok nasi goreng... habis sarapan kita bobok aja mbok... hihihi..." ucap Olin sambil terkikik diikuti mbok Jum yang ikutan tertawa.

Hhhh, nasib di-bully di rumah sendiri.

-

Dave Pov

Aku kembali mengumpat saat kembali sebuah motor melewatiku dan membuat mobilku yang baru dicuci terkena cipratan air.

"Hhh... kenapa juga tadi aku telfon brondongnya Olin sih!" gerutuku kesal dan dengan cepat menekan bagian tengah kemudiku dan melengkingkan suara nyaring dan panjang.

"Stupid boy!!" makiku kesal saat sebuah sepeda motor memotong jalurku.

"Dasar bocah-bocah edan! Emang mereka pikir nyawanya ada sembilan apa!" rutukku lagi.

Aku menoleh saat layar handphoneku menampilkan wajah Rangga, bocah itu tidak sabaran sekali sih.

"Hmm... sabar... gue masih-"

"Buruan! Gue udah mau pingsan!"

"Hahahaa... lo becanda?!" aku tertawa mendengar apa yang baru saja Rangga ucapkan.

"Lo kangen gue ya..."

"Damn! Lo buruan kesini atau oh God..." aku mengerutkan dahiku saat kudengar rintihan suara Rangga. Dia terdengar sangat kesakitan.

"Astaga... oke-oke gue akan segera sampai, nggak perlu berakting kesakitan kali... hahaha... by the way Arion suka kue selain kue cokelat nggak ya?? Gue bawain kue lemon suka nggak ya?? Ralin kemarin-"

"Dave please! BURUAN datang!!"

"Ummm... gimana yaa... umm...

"Damn!"

"Wahhh... wahhh... untung nggak ada Keenan... bisa-bisa dia ngikuti lo ngumpat! Hahahaha..."

"Daveeeeee..."

"Ok-Ok! Tenang... gue udah di depan cafe, lo dim- shit!" pekikku kaget saat tiba-tiba seseorang menggedor pintu samping dengan keras.

"Rangga???"

-

Haii... kalau bisa baca part ini artinya signal sudah baik... atau wattpad ga error lagi...

Semoga bisa masuk di hari sabtu...

Besok Yui update lagi ya...

Salam hangat
Smith Family😍😍😍😘😘

Continue Reading

You'll Also Like

46.3K 1.4K 17
Ini cerita ringan buat pengisi waktu luang, karena hamba masihlah awam. Sekian. Semogga bisa membantu menghilangkan gabut dan join akunnya eikee ya @...
40K 5.8K 37
[ On Going ] Jekanandra, seorang CEO dengan segala kesuksesan yang melingkupinya di usia muda, tak sengaja bertemu dengan Caramel, gadis bertubuh mu...
1.3M 59K 15
DUDA SERIES #1 15+ Mencintai adalah hal indah yang dirasakan setiap insan. Tapi bagaimana jika cinta itu jatuh pada seseorang yang tidak tepat? Itula...
140K 13.9K 47
Banyak yang berpendapat mantan itu harus dibuang ke tong sampah. Benci sama mantan itu gak baik, siapa yang tau kalau dia jadi jodoh lo. Sebuah keber...