Lucky Fan Girl

By yanxxlin

205K 18.4K 3.2K

Yan adalah seorang fan girl biasa dari Indonesia yang beruntung bisa bertemu BTS di Korea bahkan sampai menja... More

Am I dreaming ?
Lie
Lovely Visit
Cute Friendship
Our Secret
Confession
suspicion
A day with Jimin
First Kiss
Yan & Yoongi Day ( Pt. 1 )
Yan & Yoongi Day ( Pt. 2)
Troubles
Angry
Shocked
Stay
Jin Knows The Secret
Jealous
Acceptance
Best Friend
Trouble Pt. 1
Trouble Pt. 2
Trouble Pt. 3
The Best Birthday ❤
Fight
Yoongi
Getting It Right
Stalker
Broken
Third Wheeler
Missunderstood
The Truth
Ignore Him
I Need You
Only Hope
Apologize
Be Mine (again)
Surprise Party
Meeting Yoongi's Family
Caught
Dealing with Big Hit & Army
What Should I Do ?
[Please Tell Me]

Caught in a lie

7.5K 795 149
By yanxxlin

Sudah beberapa hari aku menunggu kabar dari Yoongi tapi aku sama sekali tak mendapatkan kabar apa-apa.

Yoongi tidak mengirimiku pesan sama sekali setelah aku beri tahu nomorku.

Baiklah... dia seorang superstar tentu saja dia sangat sibuk dengan pekerjaannya.

Aku berpamitan dengan teman kerjaku dan merapikan isi tasku, sesampainya diluar aku dibuat terkejut oleh apa yang kulihat.

Yoongi disini.

sedang menungguku.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Tanyaku pelan.

Dalam hati aku menjerit.

Dia tersenyum "Surprise."

Aku bingung, tapi aku tetap mengangguk.

"Hmm, oke."

"Maaf aku sama sekali tidak memberimu kabar, akhir-akhir ini kami sangat sibuk latihan."

"Oh tidak apa-apa. Jangan khawatir, aku juga bekerja.  Aku mengerti kau adalah seorang superstar."

"Terimakasih karena kau mengerti. Terkadang fansku muak jika aku tidak meng-update sesuatu. Oh.." Dia menarik napasnya dalam-dalam "Bisakah mereka memberikanku privasi dan melakukan hal-hal yang kuinginkan tanpa satu dunia harus tahu."

Jadi kami membuatmu kesal, maaf..

"Ngomong-ngomong, ayo jalan." Dia menarik tangan kananku.

Ada aliran listrik yang menjalar di tanganku. Tapi aku tetap mengikutinya.

"Uhm.. Yoongi."

"Ya?"

"Apa kau tidak takut fansmu akan melihat kita?"

"Tidak" dia tersenyum "Aku susah dikenali."

Apa?!

Apa kau bodoh? Huh?!

"Apa kau yakin?" tanyaku sekali lagi.

"Tentu saja."

Aku tetap waspada melihat sekitar.

Aku takut.

Ini tidak boleh terjadi, aku ingin percaya semua ini memang nyata. Tapi ini seperti tidak nyata. Yoongi menemaniku pulang? Seperti itu? Oh tidak.

Aku menarik tanganku

"Apa yang terjadi?" Tanyanya dengan wajah bingung.

Aku telah membaca banyak fanfic bahkan membayangkannya, hubungan antara seorang idol dan seorang fans tidak pernah berakhir dengan baik. Semuanya penuh drama. Aku tidak bisa melakukannya.

"Maaf Yoongi, lebih baik kau jangan pernah menemuiku lagi."

"Ada apa denganmu?" tanyanya tiba-tiba dengan raut wajah bingung.

"Lihatlah. Aku tidak ingin fansmu menyerangku, aku tidak bisa. Aku tidak ingin melewati itu semua. Maaf" Aku langsung pergi meninggalkannya dan menaiki bus yang tengah berhenti.

Ini sangat menyakitkan, tapi aku harus melakukannya. Aku tidak ingin sasaeng menyerangku.

Tanpa sadar air mataku mengalir dan aku menghapusnya dengan kasar.

Aku tidak pernah berpikir aku akan melakukannya.

Maaf Yoongi.

Aku tidak pantas berteman denganmu.

Apalagi aku bukan orang Korea.

Sesampainya di rumah, aku langsung pergi ke kamar mandi dan menangis di bawah shower. Air mataku mengalir deras bersama air shower.

Perasaan ini mengerikan. Aku yang membuat semuanya hancur, karena aku berbohong padanya. Seandainya dia tahu aku adalah salah satu fansnya mungkin dia juga tidak akan pernah berbicara denganku.

Aku harus berkata jujur padanya, tapi mengingat apa yang telah kulakukan padanya...

Aku keluar dari kamar dan mengenakan pakaian. Lalu menatap tubuhku di depan cermin.

Apa yang diharapkan Yoongi dariku, ada banyak wanita diluar sana yang bisa ia pilih. Aku juga tidak punya apa-apa yang bisa kuberikan padanya.

Aku menarik napas dalam-dalam.

Tidak ada yang spesial dari diriku, aku bahkan tidak cantik.

Yoongi tidak pantas denganku, aku tidak pantas dengannya. Aku dan dia berasal dari dunia yang berbeda.

Aku mengambil handphone dan naik ke tempat tidur.

Yoongi baru saja update di twitter.

Where are you now?

Sekali lagi aku membacanya.

Apakah itu ditujukan untukku?

Tidak.

Kau jangan terlalu percaya diri Yan.

Aku tidak ingin memikirkan ini. Jadi aku meletakkan handphone di nakas lalu mematikan lampu tidur.

Aku hanya ingin tidur.

🐦🐦🐦

Besoknya, seperti biasa aku singgah di cafe favoritku. Aku menunggu pesananku dan menoleh saat mendengar pintu depan terbuka.

Oh tidak.

Yoongi

Aku menyesal datang kemari hari ini.

Yoongi melihatku tapi aku membuang muka pura-pura fokus menunggu minumanku.

"Yan," panggil Yoongi.

Seperti tidak tahu apa-apa aku menoleh ke arahnya. "Hai," kataku pura-pura senyum.

"Apa kabarmu?" tanyanya yang masih tidak membenciku. Atau mungkin belum.

Sangat buruk

"Aku baik."

"Baiklah, senang mendengarnya. Yan, aku ingin minta maafㅡ"

"Tidak. Tidak perlu meminta maaf. Ini bukan salahmu," selaku buru-buru. Aku meraih minumanku dan membayar. "Maaf Yoongi aku harus pergi sekarang." Aku mulai melangkah, tapi Yoongi menahan pergelangan tanganku.

Sama seperti adegan yang paling terkenal yanga sering kalian lihat di setiap k-drama.

Aku berhenti dan menatap matanya.

"Apa aku melakukan kesalahan?" Dia bertanya padaku.

"Tidak. Ini bukan salahmu."

"Jadi katakan apa? Aku merasa terganggu oleh perkataanmu beberapa waktu lalu."

Jadi ini salahku. Aku merasa semakin buruk saat ini.

"Aku.. aku hanya... aku harus pergi sekarang." Aku menarik tanganku dan keluar dari cafe.

Aku ingin pulang.

🍁🍁🍁

Aku keluar dari cafe masih dengan seragam kerjaku. Hari ini aku malas menggantinya. Tapi tidak seperti biasanya aku hanya berjalan melewati cafe favoritku.

Entah kenapa semenjak terakhir kali aku bertemu Yoongi di sana aku jadi tidak ingin pergi ke tempat itu lagi.

Ya aku jadi takut dan tak ingin bertemu Yoongi disana.

Aku melemparkan tasku ke atas tempat tidur. Aku lelah dengan pekerjaanku lelah dengan pikiranku. Lelah dengan semuanya.

Aku bahkan merasa tidak punya tenaga lagi untuk mandi. Aku tidak peduli lebih baik aku tidur agar aku lupa semuanya.

Sayup-sayup ku dengar bel apartemenku berbunyi.

Aku mengucek mataku sambil melihat jam 08:15

Siapa kira-kira yang datang malam-malam begini. Aku tidak mempunyai teman di Seoul, Merve sudah pulang ke Indonesia.

Untuk mengetahuinya aku pun turun dari tempat tidur dan membuka pintu.

Mataku langsung terbelalak lebar.

"Yoongi. Apa yang kau lakukan disini?"

Yoongi tidak menjawab, sebagai gantinya ia langsung melangkahkan kaki ke dalam dan membanting pintu. Aku sangat terkejut.

"Kau berbohong padaku." Ucapnya dengan tatapan sinis.

Hatiku terasa sesak mendengarnya.

Aku mundur saat Yoongi melangkah ke arahku.

"Kau berkata padaku kalau kau bukanlah seorang fans, tapi ternyata... apa yang kau inginkan? Kau ingin membodoh-bodohiku, huh?"

Aku hanya menggeleng tak bisa berkata apa-apa. Sungguh aku tak bisa menahan air mataku lagi.

"Aku pikir kau itu berbeda dari yang lainnya!"

"Kenapa kau tak jujur dari awal?"

Aku menutup mulutku dengan kedua tanganku dan dengan sekuat tenaga menahan air mataku.

Yoongi benar-benar marah.

"Kau ingin tahu sesuatu?" tanyanya.

Aku menggeleng cepat. Tidak ingin dia lebih marah lagi.

"Aku tidak peduli." Katanya dengan tenang.

Apa?

Tunggu.

"Apa?" Suaraku nyaris seperti bisikan.

"Aku tidak peduli kau berbohong padaku, menurutku kau itu masih berbeda dari yang lainnya. Dan tidak apa-apa kalau kau adalah seorang fans," ucapnya tersenyum

Tidak apa-apa.. Apa?

"Aku tidak mengertiㅡ"

"Yan. Kau adalah seorang fans sejati. Kau tahu apa yang kau hadapi dan kau mengorbankan kesempatan itu untukku. untukku tidak melewati begitu banyak masalah. Kau lebih peduli tentang karirku daripada keinginanmu sendiri. Kau mendapatkan rasa hormat dan kepercayaanku." Dia tersenyum.

Aku  terdiam.

Masih bingung. Masih belum mengerti. Dan masih tampak seperti orang bodoh.

Dia melangkah lebih dekat kemudian menggenggam tanganku. "Terima kasih."

Yoongi menggenggam tanganku.

"I- iya sama-sama." Ucapku terbata-bata.

"Yan. Apa kau akan terus membiarkan tamumu ini terus-terusan berdiri di sini." Wajah Yoongi yang tadinya tampak marah kini digantikan dengan senyum manis.

"Ah iya, duduklah. Aku akan mengambilkan minuman untukmu" Aku gugup dan hendak berjalan menuju dapur.

Tapi yoongi menahan tanganku. "Tidak usah, Aku sudah kenyang minum bubble tea barusan," jawabnya sambil menarik tanganku "Lebih baik kita duduk, aku ingin tahu sesuatu."

??

"Apa yang ingin kau ketahui?" tanyaku mulai gelisah.

"Aku ingin mengetahui tentang dirimu," jawabnya memperlihatkan gummy smile-nya.

Deg!

Aku tidak sanggup melihat senyumannya!

Ohhh jantungku kembali bermasalah lagi.

Tapi kali ini bukan karena ketakutan, melainkan karena gugup.

"Kenapa?" Tanyaku bingung.

"Kenapa tidak?"

"Tidak ada yang spesial dariku. Aku hanyalah seorang fans. Kau bahkan mengakuinya, kau berkata fans hanyalah fans tidak lebih."

"Tapi sekarang menurutku kau lebih dari seorang fans, kau adalah seseorang yang mengerti aku, Yan."

"Tidak Yoongi, Kau tidak mengerti. Aku adalah orang biasa dan kau Min Yoongi! Kita berasal dari dunia yang berbeda. Kita tidak bisa menjalin hubungan bahkan walaupun hanya berteman. Ini tidak akan diperbolehkan."

Aku tau ini kasar tapi inilah kenyataannya.

"Siapa bilang orang lain harus tau?"

"Aku tidak bisa, aku takut."

"Ayolah Yan. Apa kau tega menolak biasmu sendiri?"

Aku terkejut.

"Ugh! bagaimana kau tau biasku adalah kau?"

Dia juga terkejut. Lalu tersenyum. "Aku tidak tahu. Jadi ternyata benar... aku adalah biasmu?" Dia menggodaku dengan cara menaikkan sebelah alisnya.

Aku ingin senang, tapi...

"Yoongi tolong mengerti aku."

"Aku sangat mengerti apa yang kau rasakan Yan. Tapi apakah kau mengerti dengan perasaanku?"

"Huh?"

"Yan aku akan melanggar peraturan itu dan aku berani mengambil resikonya denganmu." Ucapnya

"Kenapa harus aku?"

"Karena kau spesial." Dia tersenyum.

"Aku tidak."

"Tapi menurutku iya. Ayolah, apa kau tidak ingin membuat biasmu bahagia?"

Tentu saja aku ingin.

"Ta-"

"Ayolah Yan...." Dia memperlihatkan senyuman mautnya lagi dan bergerak semakin mendekat.

"Yoongi stop!"

Aku gugup setengah mati, tapi ia tertawa puas.

"Jadi bagaimana? Maukah kau menjadi temanku?" Tanyanya masih menunggu jawabanku.

"Apakah ini nyata?" Aku masih tidak percaya.

"Tentu saja." Dia menggenggam tanganku dan berbisi, "Ini nyata chingu."

Aku yakin pipiku sudah semerah tomat sekarang. Aku mendorongnya pelan dan dia semakin tertawa puas.

"Baiklah aku mau," kataku yang masih gugup. Yoongi menatapku tak percaya lalu meninju udara sebagai pelampiasan rasa senangnya.

Aww dia sangat lucu.

"Yan bolehkah aku meminjam handphone-mu?"

"Tentu saja, tunggu sebentar." Aku mengambil handphone-ku di kamar dan menyerahkannya pada Yoongi.

Aku melihat dia membuka camera tapi untuk apa?

Dia mengambil gambarnya sendiri.

"Ini selca terbaikku, simpan foto ini baik-baik," ucapanya sambil menyerahkan handphone-ku. "Anggap saja kau adalah fans yang beruntung." Dia mengedipkan sebelah mata.

Aku langsung melihat fotonya

"Wow kau sangat cute."

"Tapi kau jauh lebih cute Yan."

Pipiku merona

Bunuh saja aku.

"Yan, sepertinya aku harus kembali sekarang. Kami masih ada jadwal latihan."

Aku mengangguk.

🍀🍀🍀

Yoongi POV

Aku terbangun dari tidurku dengan semangat. Padahal biasanya aku sangat susah untuk bangun. Aku mengingat seseorang.

Yan

Gadis itu cute.

Mungkin dia adalah Army yang paling cute yang pernah aku temui.

Semua army sangat cute tapi Yan..

Dia sesuatu.

Aku tersenyum seperti orang idiot hanya dengan memikirkannya.

"Apa maksud dari senyum itu?"

"Oh my God!" Aku terkejut melihat Jin hyung berdiri disana.

Sejak kapan dia berdiri di ambang pintu.

"Kau mengejutkanku hyung." Kesalku lagi.

"Jadi apa maksud senyuman itu?" Jin berbaring disebelahku.

Kami adalah teman sekamar.

"Tidak ada. Hanya bersantai."

"Dan kau kira aku percaya. Kau bahkan tidak pernah bangun secepat ini" Ucapnya dengan tatapan menyelidik.

"Terserah kalau hyung tidak percaya."

"Lalu kemana kau tadi malam?" Tanyanya lagi.

"Hanya mencari udara segar." Aku langsung bangkit dan masuk ke kamar mandi.

Begitu selesai mandi aku berjalan ke ruang utama.

Aku melihat Taehyung dan Jungkook sedang menonton TV bersama.

"Hi guys." Sapaku

"Hi hyung." Jawab mereka tanpa mengalihkan pandangan mereka dari TV.

😒

"Hi hyung." Sapa jimin kemudian duduk di sopa.

"Hi Jimin." Aku duduk di samping Jimin.

"Hyung kemana kau tadi malam?" Tanya jimin

"Keluar." Jawabku singkat.

"Tentu saja kau keluar? Keluar kemana?" Tanya J-hope yang baru bergabung.

"Hanya keluar." Aku menutup mataku dan menyenderkan kepalaku di sofa.

Aku tersenyum kembali saat mengingat Yan. Aku ingin menghubunginya.

Aku bangkit masuk ke kamar lalu menguncinya dan menghubungi Yan.

Aku menunggu dengan sabar.

"Hallo" jawabnya diseberang sana.

Aku tersenyum "Hi Yan."

Tak ada jawaban

"Y-Yoongi?"

"Haha iya ini aku."

"OMG. Akhirnya kau menelepon juga, hi."

"Iya. Apakah aku mengganggu tidurmu?"

"Oh tidak. Aku sudah bangun dari tadi, aku akan pergi bekerja sebentar lagi."

"Hmmm aku juga akan pergi latihan sebentar lagi."

"Good. Kau harus fokus dengan karirmu"

"Iya tapi alangkah lebih bagusnya lagi kalau aku bisa bertemu denganmu."

"Hmm ya... aku pikir."

"Apa? Apa kau tidak ingin bertemu denganku lagi?"

"Tentu saja aku ingin, kau adalah Yoongi. Siapa yang tidak ingin bertemu denganmu."

"Kau adalah chingu."

Dia terkekeh "ok ok aku tahu."

"Hey bagaimana kalau kita bertemu?"

".... Aku tidak tahu, aku tidak terbiasa bertemu dengan biasku."

"Jadi kau tidak ingin bertemu denganku?"

"Tentu saja aku ingin. Tapi kau bisa mendapatkan masalah, lebih baik kau fokus dengan karirmu dan kita bisa bertemu jika kita sama-sama mempunyai waktu luang."

Apakah dia terlalu peduli atau terlalu sulit untuk di raih ¬ . ¬

"Kau sangat pengertian, baiklah sekarang aku akan membiarkanmu pergi."

Dia terkekeh "Sampai nanti Yoongi."

Click

Aku melihat hp ku dan entah kenapa aku ingin mengirim kode rahasia di twitter.

I missed Y**

*tok tok tok*

"Apa yang kau inginkan?"

"Yoongi keluarlah. Aku telah menyiapkan makanan untuk sarapan."

Jin hyung benar-benar seperti seorang ibu.

Aku pergi ke dapur dan duduk diantara Jimin dan Jin hyung.

Taehyung: Hyung aku ingin bertanya, apa maksud tweet mu baru-baru ini?

"Aku?" Aku menunjuk diriku sendiri.

Taehyung: Iya kau. Siapa wanita itu?

Semua orang mulai menatapku dengan curiga.

Jimin: Kau dekat dengan seseorang? -.-

Jungkook: Hyung! Siapa namanya?

"Apa yang kalian maksud aku tidak mengerti?"

Jhope: Aku tau kau cukup mengerti hyung :D

Jin: bahkan hit man bang merasa aneh melihat tweet mu

"Itu semua tidak ada, percayalah." Jawabku bohong.

"Kita lihat saja nanti." Rapmon berkedip.

    》tunggu part selanjutnya ya 😙《

Jangan lupa vote dan comment ya♡♡

Boleh kasih kritik dan saran juga ^^
Makasih buat semua yang udah meluangkan waktunya buat baca ff ini, THANK YOU SO MUCH ❤❤

Continue Reading

You'll Also Like

857K 168K 177
"MAMAKU JAGO NEMBAK!" "MAMAKU BISA BAWA MOBIL BALAP!" "MAMAKU CAKEP!" "....mamaku gula darahnya rendah" Kelanjutan dari Urusan Penerus Warisan. Menja...
134K 16.3K 13
[Brothership] [Re-birth] [Not bl] Singkatnya tentang Ersya dan kehidupan keduanya. Terdengar mustahil tapi ini lah yang dialami oleh Ersya. Hidup kem...
839K 72.2K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
238K 32.4K 23
Sederhana saja. Hanya tentang kehidupan tiga bersaudara putra Pak Bratadikara yang akan membuatmu harus memutuskan antara dua pilihan, yakni mengingi...