The Adventure of Love

بواسطة soojin_iee

34.7K 4.7K 405

Amber Liu, seorang presenter acara petualangan disalah satu stasiun televisi nasional Seoul Korea Selatan. Am... المزيد

Gift
Just Don't
Tempat Baru
Where Are You?
Movie
Jejak
Who Are You
First Time
Penghuni Rumah
Headache
Deja Vu
Who Am I
Pertanyaan
Senyuman
Guest
One Week
Be Mine
Re:Zero
Comeback
Miss You
Friday Night (Party)
Home
Promise
I Can't
Date
Stranger
Flower Boy
Why
Who
Save Her
Give Up
Good Bye
Traveler (END)

I will

897 143 12
بواسطة soojin_iee

Amber dan Donghae duduk bersebelahan di salah satu ruang kerja dokter yang bertugas di rumah sakit tempat ibu mereka dirawat. Keduanya dengan seksama mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut dokter pria itu. Risau yang mereka rasakan akhir-akhir ini semakin menjadi setelah dokter itu menyelesaikan penjelasannya mengenai kondisi Miyoung.

"Hyung,"

"Ibu bukan orang yang lemah. Jangan tunjukkan wajah seperti itu didepannya."

Amber mengangguk lesu, tak yakin mampu melakukan permintaan kakaknya itu.

Amber duduk dengan tenang di sebuah kursi yang ada di salah satu lorong rumah sakit. Krystal yang baru datang sepulang kerja itu langsung menghampiri Amber dan duduk disampingnya.

"Kau sudah makan?"

Amber menggeleng, sementara Krystal hanya menghela nafas melihat mata sayu dan senyum palsu yang sedang Amber pasang.

"Tadi di jalan aku beli makan. Masuk yuh, kita makan bersama di dalam."

Amber menggenggam tangan kiri Krystal dalam diam. Ia beberapa kali menghela nafas hingga membuat Krystal merasa frustasi.

Tanpa aba-aba Krystal langsung memukul kepala Amber dengan tangan kanannya.

"Yah, apa yang kau lakukan?" ucap Amber dengan ekspresi dan nada suara bingungnya.

"Sudah aku bilang kan semuanya akan baik-baik saja. Ibu akan kembali sehat jadi jangan seperti itu.!!" pekik Krystal yang merasa jenuh melihat Amber tak bersemangat.

Krystal segera berdiri dan berkacak pinggang, menatap tajam pada Amber yang masih duduk dengan wajah terkejutnya.

"Sekali lagi aku melihatmu seperti itu aku akan membunuhmu. Mengerti?!!"

Karena ketakutan tanpa sadar Amber pun mulai menganggukkan kepalanya.

"Sekarang ayo masuk dan makan.!!" lanjut Krystal kemudian menggeret paksa Amber masuk ke dalam ruangan Miyoung.

Ruangan yang awalnya sepi itu kini ramai dengan suara Krystal dan Miyoung yang saling bertukar cerita. Suasana ramai itu kian bertambah dengan Victoria yang baru saja bergabung sepulang dari kerjanya itu.

Berbeda dengan para wanita itu Amber dan Donghae terlihat sedikit murung dengan sedikitnya suara yang mereka keluarkan. Namun diantara keduanya Amber lah yang paling diam.

Krystal menatap tajam pada Amber yang berdiam diri. Ia kemudiam memekik memanggil nama prianya itu.

"Amber!!"

"Hem?"

"Aku akan membunuhmu." ucap Krystal dingin.

Seluruh pasang mata disana menatap ngeri setelah mendengar kalimat tiba-tiba yang Krystal ucapkan dengan nada dingin itu. Amber kemudian tersenyum canggung untuk memecah keheningan yang ada.

"D-dia hanya bercanda. Ha, haha."

Semua orang disana pun mengikuti tawa canggung Amber sambil menatap aneh pada kedua sejoli itu.

Amber segera berdiri dari duduknya, mencoba mengajak Krystal keluar untuk bicara dengan menggeret lengannya. Namun Krystal tak ikut begitu saja, ia menghempaskan tangan Amber dan menatap Miyoung yang masih bingung dengan keadaan disana.

"Ibu. Aku ingin Ibu mengatakan sesuatu padanya." tunjuk Krystal pada Amber tanpa menoleh.

"Apa?"

"Katakan padanya. Berjanjilah padanya, pada kami kalau Ibu akan kembali sehat dan akan hidup bersama dengan kami untuk waktu yang sangat lama."

Krystal pun mulai mengeluarkan semua perasaannya dengan lantang agar semua orang disana berhenti memikirkan kemungkinan terburuk yang bahkan belum tentu akan terjadi.

"Iya, Ibu janji. Ibu akan melakukannya." lirih Miyoung ragu setelah Krystal menyelesaikan kalimat panjangnya itu.

"Dan kau! Berhenti memainkan makananmu seperti itu. Makanlah dengan baik, jika tidak kau juga akan sakit."

Amber memilih diam dan tak menjawab ucapan Krystal.

"Yah, Amber Liu!! Kau tidak dengar?!"

"Iya, iya. Aku tahu.! Berisik." Amber kembali menuju tempatnya tadi dan mulai melahap makanan yang sedari tadi hanya ia mainkan.

Semua orang disana mulai tertawa melihat Amber yang seakan tak berkutik jika Krystal sudah memberikan titah kepadanya.

Setelah beberapa saat menghabiskan waktu di rumah sakit Krystal pun beranjak pulang dengan diikuti oleh Amber yang berjalan di belakangnya.

Sesekali Krystal menoleh karena takut jika tiba-tiba Amber akan marah padanya.

"Aku sudah sampai, kembalilah." ucap Krystal ragu setelah sampai di depan mobilnya.

"Mana kuncinya? Aku akan pulang bersamamu."

"Eh? Kau tidak menginap disini?"

"Ibu menyuruhku istirahat di rumah."

"Ah," Krystal pun memberikan kuncinya dan keduanya mulai masuk ke dalam mobil.

"Berani sekali kau mengatakan akan membunuhku di depan Ibu. Kau ingin dipecat jadi calon mantunya huh?"

"Tentu saja takut, kau tidak tahu apa jantungku berdetak kencang sedari tadi."

"Terus kenapa kau bicara seperti itu?"

"Aku tak ingin kalian pesimis. Aku dengar dari dokter Kim kalau Ibu bisa kembali sehat jika dioperasi. Tapi Ibu menolak karena takut jikalau operasi itu gagal."

Amber mengernyit bingung, setahunya dokter yang merawat Ibunya adalah dokter Park Bogeum.

"Dokter Kim bilang dia punya seorang teman yang bisa mengoperasi Ibu. Tapi saat ini dia sedang tak di Korea. Tugas kita sekarang adalah membujuk Ibu agar mau di operasi. Oleh karena itu angkat kepalamu, yakinlah jika Ibu akan sehat lagi."

Amber merasa sangat beruntung bisa memiliki seorang wanita seperti Krystal. Meski nyatanya kadang wanita itu cukup cerewet dan mengerikan jika sedang marah.

Amber tersenyum tipis kemudian mengecup bibir Krystal sebagai rasa bahagia dan terima kasihnya.

"Apa ini? Kenapa kau menciumku?"

"Kenapa? Tidak boleh?"

Amber kembali mengecup bibir Krystal beberapa kali karena gemas dengan sikap sok manis wanitanya itu.

Krystal pun mencoba menghentikan aksi Amber itu dengan memukul kepalanya hingga ia meringis kesakitan. Krystal yang merasa bersalah mencoba meminta maaf pada Amber yang sedang menunduk sambil mengelus kepalanya sambil meringis kesakitan. Sesaat kemudian Amber kembali mencium pipi Krystal karena wanita itu sudah termakan tipuannya.

"Yah!!"

"Krystal,"

"Apa?!" pekik Krystal kesal.

"Malam ini aku tidur di rumahmu ya. Sudah lama kita tak mengobrol bersama." lirih Amber membuat Krystal tersenyum dan mengangguk penuh semangat.

Amber mulai menyalakan mobil Krystal dan merekapun segera meninggalkan area parkiran rumah sakit menuju apartemen Krystal.

Di dalam sebuah mobil lain yang juga teparkir di sana nampak dua orang wanita yang sedang menampakkan dua ekspresi yang jauh berbeda. Satu diantaranya nampak geram terlihat dari sorotan mata dan kerutan di keningnya. Sementara satunya lagi nampak bingung sekaligus iba.

"Sepertinya kita datang di waktu yang tidak tepat." ucap Taeyeon sambil meraih kantung plastik berisi beberapa makanan untuk makan malam keduanya.

Jessica tetap diam sambil menggenggam erat kemudi mobilnya.

"Ayo turun dan cepat makan. Tidak baik meninggalkan ruang UGD terlalu lama." lanjut Taeyeon karena Jessica hanya diam sedari tadi.

"Apa Eonni sudah memberitahunya?"

"Aku tidak bisa menemui Amber. Jadi aku katakan saja pada Krystal."

"Dan dia, bagaimana? Apa dia mau kembali ke Korea untuk membantu kita?"

"Jawaban orang itu ambigu. Aku juga tidak tahu." bohong Taeyeon padahal orang itu sudah setuju untuk datang.

Jessica diam berkutat dengan pikirannya untuk mencari solusi lain agar orang itu mau datang ke Korea dan mengoperasi Miyoung. Melihat ekspresi Sica yang sangat serius Taeyeon pun mencoba menanyakan isi pikirannya itu.

"Sica, kau yakin akan melakukannya? Kau tidak sakit hati? Kau menyukai Amber kan?"

"Aku melakukannya sebagai penebusan dosaku karena telah berbohong padanya. Setidaknya aku harus menyelamatkan Ibunya."

"Dan setelah itu kau akan terang-terangan menemuinya? Bilang jika kau benar-benar menyukainya dan mencoba merebutnya dari Krystal?."

Jessica diam, karena menurutnya ia tak perlu menjawab pertanyaan Taeyeon yang sudah jelas dan ia ketahui jawabannya itu.

"Jika memang iya lebih baik segera kau urungkan. Karena menurutku Amber tak akan berpaling dari Krystal."

Taeyeon segera turun dari mobil, berjalan menuju ruangannya meninggalkan Jessica yang masih berkutat dengan pikirannya.

~

Miyoung menatap Amber yang sedang sibuk memotong buah apel dengan banyak pertanyaan yang bergentayangan di kepalanya.

Amber pun mulai menanyakan pada Miyoung tentang sosok dokter wanita yang sering keluar masuk ruangan ibunya itu.

"Ah, dokter Jung?"

"Siapa dia? Bukankah ibu pasiennya dokter Park?"

"Dia yang memberikan pertolongan pertama pada ibu waktu di UGD. Jadi dia sering bolak balik kemari untuk mengecek ibu."

Amber merasa sedikit aneh dengan dokter yang dijelaskan oleh ibunya itu. Jika dia dokter yang bertugas di UGD kenapa harus tetap repot bolak-balik mengecek ibunya sementara ia sudah di rawat dokter Park.

Amber yang sedang larut dalam pikirannya itu tiba-tiba dikejutkan oleh suara teriakan Krystal yang baru saja datang. Ia bahkan mengumpat pada wanitanya itu karena sudah membuatnya jantungan.

Karena tak terima Krystal pun membalas umpatan Amber dengan memiting dan menyentil beberapa kali dahi kekasihnya itu.

"Mengerikan." lirih Amber tak percaya sambil merapikan rambutnya yang berantakan karena Krystal.

"Makanya jangan asal bicara!"

Keduanya pun terus berdebat dengan Miyoung yang menggelengkan kepala melihat pasangan yang seperti tom and jerry itu.

Setelah lelah berdebat Krystal memilih duduk menemani Miyoung sambil memakan buah apel yang Amber potong tadi.

Ruangan itu agak sunyi karena Amber dan Krystal yang sedang genjatan senjata. Tak berselang lama Amber mulai mengutarakan hal yang selama ini bergentayangan di otaknya.

"Ibu," panggil Amber tiba-tiba kemudian berdiri menghampiri Krystal dan merangkul pundaknya.

"Ada apa?" tanya Krystal dan Miyoung yang bingung.

"Kami akan menikah." ucap Amber tegas membuat jantung Krystal berhenti beberapa saat saking terkejutnya.

"Apa? Kapan?" tanya Miyoung penasaran dengan penuh antusias.

"Setelah Ibu sembuh. Krystal bilang Ibu bisa sembuh setelah di operasi. Jadi Ibu harus sembuh jika ingin melihatku menikah dan punya anak."

Krystal masih melongo dalam rangkulan Amber. Ia menatap prianya itu bingung karena sikapnya yang tak terduga.

"Kenapa kau hanya diam? Mau tidak?!" tanya Amber menyadarkan Krystal dari lamunannya.

Krystal tersenyum kemudian mengangguk penuh semangat.

"Mau, mau!! Aku mau!! Setuju!!" pekik Krystal kegirangan membuat Amber tersenyum.

"Jadi ibu, jika ibu tidak bisa hadir dalam pernikahanku. Selamanya aku tidak akan menikah. Aku akan meminta dokter untuk segera mengoperasi ibu. Ibu mau kan?"

Miyoung diam, rasa takutnya akan operasi itu muncul lagi. Namun entah kenapa rasa bahagianya mendengar rencana pernikahan putra keduanya itu mampu membuat rasa takutnya sedikit menghilang. Ia berpikir setidaknya ia harus berjuang untuk anak-anaknya yang selama ini menderita karena harus bertemu dengan ibu yang lemah dan tak bisa membahagiakan mereka.

"Kau janji?"

"Iya. Amber mana berani bohong pada Ibu."

"Baik. Ibu mau."

Krystal dan Amber tersenyum bahagia mendengar keputusan Miyoung. Merasa lega, setidaknya ada sedikit harapan untuk jalan buntu yang sedang mereka hadapi.

Krystal berjalan menyusuri lorong-lorong rumah sakit menuju tempat parkir dengan girang diikuti oleh Amber yang berjalan dibelakangnya.

"Bisa tidak berhenti senyum-senyum sediri di depan umum seperti itu." ucap Amber membuat kepala Krystal berbalik untuk menatapnya.

"Tidak bisa, aku kan sedang bahagia."

Amber tersenyum geli kemudian merangkul Krystal untuk masuk kedalam lift yang penuh itu.

"Dasar." lirih Amber gemas sambil mengacak rambut Krystal yang masih setia tersenyum.

Selama turun menuju lantai satu keduanya pun selalu menunjukkan romansanya di dalam lift. Keduanya bahkan seakan lupa jika dibelakang mereka ada banyak orang lain.

Diantara semua orang itu ada seorang wanita berjas putih yang selalu menunduk sambil mencoba mendengar percakapan mereka. Jessica semakin mengepalkan tangannya karena rasa cemburu yang sudah berada dipuncaknya. Namun ia juga sadar jika ia tak memiliki kesempatan sedikitpun untuk bisa kembali bersama Amber. Tapi hal itu tak menghentikan hatinya untuk selalu berusaha agar bisa berada disampingnya.

Taeyeon yang sedang beristirahat di ruangannya itu nampak sedang sibuk berbicara dengan seseorang disebrang telfonnya. Wajahnya nampak serius mendengar penjelasan panjang lebar dari temannya yang sudah menjadi salah satu dokter yang memiliki kemampuan diatas rata-rata.

"Aku akan sangat berterima kasih jika kau mau datang." ucap Taeyeon.

"Taenggo, sudah aku bilang kan aku akan ke sana. Berhenti mendramatisir seperti itu."

"Kau tidak apa-apa?"

"Tentu saja. Sica sedang memutuhkanku. Aku harus datang untuknya kan? He."

"Dasar pria bodoh.! Kau masih menyimpan perasaan pada hobae kesayanganmu itu?"

"Sudah tahu jawabannya kenapa masih tanya? Kau itu yang bodoh. Dasar Taetae."

Kedua sahabat itu pun melanjutkan percakapan mereka setelah tak bertemu selama beberapa tahun.

"Kau tenanglah, setelah semua urusanku selesai aku akan kesana. Kirimi saja rekam medis pasien itu. Jadi aku bisa memutuskan metodenya secepat mungkin."

"Aku mengandalkanmu Yul."

"Iya, aku juga mengandalkanmu Taeng, buatkan jalan mulus untukku dengan Sica ya. Haha!!" goda Yuri Kwon teman kuliah Taeyeon sekaligus senior Jessica di universitas.

Taeyeon yang kesal itu pun tak segan-segan mengumpat teman yang menurutnya sangat bodoh karena bisa bertahan pada cinta sepihaknya itu selama bertahun-tahun lamanya. Bahkan setelah terpisah dalam jarak yang amat jauh dan tak pernah bertemu.


واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

7.2K 806 21
"Kenapa kau lakukan ini pada kita?" ========= Mulai : 18 December 2022 Selesai : 11 Febuari 2023 23 Maret 2023 : #1 SaChaeng ...
178K 8.7K 29
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
45.3K 5.8K 26
Ketika Kim Jisoo diminta untuk mengajari sang Kapten Basket YG University, Jennie Kim. Apakah semua bisa berjalan lancar? Bisakah mereka mengatasi p...
73.5K 11.5K 16
Yang publik ketahui, kedua pemimpin perusahaan ini sudah menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum orang tua mereka pensi...