Ice Cream➖TaeGi [Discontinued]

By cumibakarrrr

51.4K 5.5K 619

Segala afeksi Kim Taehyung. Es krim memang terlihat dingin, tapi coba kau kenali, pahami, rasakan. Kau akan... More

PROLOG
01
02
03
05
06
07
08
aku berpikir
i'm sorry but you have to hear this.

04

4.6K 582 55
By cumibakarrrr

TaeGi
[ e s - g o y a n g ]

Warning : OOC

.

.

.

.

.

3 months later...

"AKU MASIH TIDAK RELAAA."

Jungkook bergerak kilat memeluk Yoongi erat melupakan kalau tubuhnya sekarang lebih besar ketimbang sang kakak dalam pelukan, ayolah. "Jungkook kakak gak bisa napas!"

"Kookie kakakku akan mati, cepat lepas!"

"Kalian ini kenapa selalu ribut?!" Gemaan ini adalah sarapan, makan siang, dan makan malam keluarga Min dari nyonya besar Seokjin sedari dahulu. Kembali mengingatkan suasana hangat dan ribut jaman mereka semua masih anak-anak untuk Namjoon yang tertawa renyah pada kelakuan keluaga kecilnya. Sekarang pun masih seperti itu, tapi sebentar lagi akan ada yang kurang.

Putra sulungnya yang manis, akan menikah besok.

"Bunda, biarkan saja. Kapan lagi kita bisa melihat mereka ribut?" Hati Jin agak tercubit mendengarnya, sebentar lagi Yoongi akan menjadi milik orang lain, bukan mereka. Semua keributan seperti ini akan menjadi kenangan yang berharga, ada rasa tidak rela, tapi cukup bahagia mengetahui kalau anak pertamanya sudah dewasa dan akan dimiliki seseorang yang mereka kenal lama.

Yang mereka percayai.

Hoseok dan Jungkook membuat Yoongi makin sulit mengambil oksigen karna mereka berdua saling mengapitnya dari kanan maupun kiri.
"Aku akan rindu kakak~" Kata Hoseok, dengan bibir tipis dan murung. Yoongi melembut, usapan sayang ia beri untuk kedua adiknya yang paling berharga. Masih jelas sekali Jungkook dan Hoseok sering ribut dan oknum yang dapat menengahi kalau tidak sang Bunda ya Yoongi sendiri, atau mereka berdua yang mencuri perhatian kakak pertama dan berakhir tangisan karna Yoongi tidak bisa memilih salah satu diantara keduanya.

"Jangan sering bertengkar ya kalian berdua. Kakak tidak akan melerai kalian lagi, ingat pada umur!" Nasihatnya, dia tidak akan lagi setiap hari ada dirumah. Apalagi hanya untuk manusia-manusia tak kenal usia seperti keduanya. Hari ini Yoongi habiskan seluruh kegiatannya dengan keluarga, bermain game bersama kedua adiknya, membantu sang Bunda membuat camilan, dan memijati bahu sang Ayah dikala membaca koran. Semua kegiatan yang membuatnya akan rindu pada rumah, sebelum ia sendiri yang akan membangun keluarga.

"Bunda," Seokjin menatap Yoongi dengan mata sendunya, senyuman hangat yang selalu membuatnya ingin berlari kepelukan sang ibu. Selalu dia puja disetiap nyanyian doa. "Kamu belum tidur? Kita semua harus ke gereja pagi-pagi sayang."

Yoongi mengambil posisi disamping Jin yang tengah merajut sesuatu, entah apa. Yoongi tak ingin tahu selain memeluk ibunya adalah hal terbaik sepanjang masa. Sudah cukup lama tidak bermanjaan seperti ini, rindu...

"Aku ingin bisa jadi sepertimu, seorang istri dan ibu yang baik."

Jin mengusapi sayang surai gelap malam putranya, selamanya akan jadi putra kecilnya. Yoongi tak pungkiri, tangannya seringan kapas, selembut sutra, sekokoh baja, tangan itu selalu menimangnya. Menjaganya. Menelisiki sela-sela rambut, terasa lebih berharga dari emas berlian.

Apa dia akan meninggalkan hangatnya rengkuhan sang ibu?

Apa dia bisa memilikinya sendiri nanti?

"Putraku yang manis ini pasti bisa, kamu akan melakukannya sayang..."

"Benarkah?" Tanyanya basa-basi, hanya tidak ingin kehilangan suara lembut Seokjin yang selalu jadi mimpi-mimpi indah. "Tentu saja, cintamu pada keluargamu nanti- suami, anak-anak yang akan kamu lahirkan, adalah kuncinya. Sekarang tidurlah, tidak ingin membuat Taehyung menunggu karna kita terlambat 'kan?"

Sebenarnya masih ingin peluk-peluk, bermanja. Layaknya biasa, tapi Jin langsung mengusirnya-secara halus kekamar agar mereka besok tidak kesiangan. Yoongi sungguh tidak bisa tidur, siapa yang bisa nyenyak jikalau esok adalah hari pernikahannya?

Hati terasa bagai bom waktu, yang akan meledakkan euforia takdir. Impian, cinta, apapun itu tujuan hidupnya.

Berkomitmen denganku tidaklah mudah, kamu selalu tahu itu...

Jika itu kamu, maka aku siap.

Tatapan kosong Yoongi lempar pada langit-langit kamar. Setelah beberapa jam akhirnya mata terasa berat minta diistirahatkan, Yoongi mencoba ternyenyak diantara degupa jantung yang tidak stabil. Padahal dia akan menikah besok, tapi tak dapat memungkiri dari sekarang dia merasa gugup. Sudah seminggu ini tidak melihat Taehyung, karna dia sedang di pingit. Kekasihnya kerumah pun diusir waktu itu, jadi Taehyung dan Yoongi pasrah saja dipisahkan demi kebaikan seperti ini.

Tidak kok, ini bukan rindu.

Baby, i'm dancing in the dark, with you... Tak perlu waktu lama Yoongi untuk mengangkat dan benda persegi tipis itu sudah tertempel di telinga.

"Kamu kangen aku kan?"

Berat itu, suara husky yang berputar tiada jeda dikepala Yoongi seperti kaset rusak. Ini bukan rindu, tolong bilang padanya.

"Enggak," Siapa lagi itu kalau bukan Taehyung?

"Aku juga enggak sih, kalo gitu ngapain aku kesini?"

Dengan terburu tubuh ringkihnya melompat dari kasur berlari kecil ke balkon, dengan imut melongok pada Taehyung dibawah sana-wajah datar itu dan smartphone melekat ditelinga kiri, kenapa malam-malam menghantuinya sih? "Pulang sana, besok kesiangan loh,"

Desisan malas menggelombang dalam sinyal, masuk kedalam pendengaran Yoongi. "Aku sudah jauh-jauh kesini."

"Siapa suruh?" Balasnya telak.

"Melompatlah atau besok kita tidak akan menikah."

Yoongi ingin melempar handphone nya refleks agar wajah dibawah sana kehilangan ketampanannya, gila atau bagaimana disuruh melompat dari lantai dua sebegini tinggi? Yoongi takut ketinggian! "Aku akan mengangkapmu..."

"Kamu gila ya, ini lantai dua Tae!" Bisiknya emosi. "Kan sudah kubilang aku akan menangkapmu. Kenapa kamu selalu bikin aku mengulang kalimat sih?"

"Aku gak percaya kamu kuat nangkep aku."

"Setidaknya, bila jatuh, kau dan aku. Kita berdua. Buruan sini aku mau ngomong."

.

.

.

.

.

Lonceng pagi berdentang. Hadirin dan bunga-bunga indah menghiasi suasana gereja pagi ini. Memuliakan sebuah janji yang akan dipersembahkan pada Tuhan dari kedua insan yang ingin menjalin hubungan dijalan-Nya.

Pernikahan Kim Taehyung dan Min Yoongi.

"Kakak manis sekali astaga," Jungkook termangu, terpesona pada sosok berbalu jas putih dan dasi hitam kupu-kupu berunsur ukiran warna gold. Mencengkram erat buket mawar putih serta wajah gugup yang tertutup wedding veil panjangnya. Samar-samar dan tetap masih bisa terlihat rona merah muda alami dipipi putih itu, Yoongi seperti apapun terlihat indah.

Terlihat sangat suci dan penuh perlindungan.

Namjoon tersenyum lebar melihatnya. "Rasanya seperti melihatmu saat kita menikah dulu," Ujarnya pada sang istri, dihadiahi tepukan lembut pada bahu. Jin terkenang sedikit rasa gugup berada dibalik sana, tapi semuanya akan baik-baik saja. Hingga saat ini, dia percaya anaknya pasti juga akan bahagia.

Hoseok terus saja menyibukkan diri mengambil moment. Setelah perdebatan panjang bersama Jungkook siapa yang harus jadi MC acara mereka, dia kalah dan sekarang harus memegang kamera, mengabadikan semua kebahagiaan ini kedalam lensa. Ya, setidaknya dia tidak harus menjaga buku tamu dan menerima teguran dari mereka yang suka bertanya 'kapan kamu nyusul?'

Selalu saja pertanyaan itu terlayang padanya.

Yoongi menatap sekitar dengan kalut, ini adalah hari membahagiakan tapi kenapa rasa bahagia itu belum terlalu mendominasinya, ada banyak hal tentang semua ini, cemas, takut, khawatir masih jadi selimutnya hingga detik ini. Bukan berarti dia tidak mau menikah dengan Taehyung, ini impiannya-ini tujuan hidupnya.

"Foto aku dengan kakak."

"Oke, tapi nanti gantian yak!"

Yoongi, aku mungkin hanya manusia biasa, tidak bisa selamanya menjamin sebuah kebahagiaan.

"Hei kapan giliranku?!"

"Oke, oke satu kali lagi, satu lagi."

"Bunda ikutan!"

Mungkin denganku, masalah pasti akan ada,

Namjoon tidak mau kalah mengambil posisi disamping kanan Yoongi, Hoseok memutuskan memasang timer agar ia bisa ikut berfoto bersama juga, mengambil posisi disebelah Jungkook tepat dibelakang Yoongi. Semuanya tersenyum bahagia, begitu pula si mempelai.

"Yang kedua pose bebas, tunjuk si pengantin!"

Jemari telunjuk mereka mengarah pada Yoongi yang tersenyum manis hingga mata indahnya tak terlihat, menutup gummysmile dengan mawar putih.

"Okeh! Aku akan keluar mencari kak Taehyung untuk merekam persiapannya."

"Kak hobi, aku ikut."

Hoseok mengangguk sembari mengutak ngutik kameranya melihat hasil jepretan mereka bersama, bagus sekali. "Baiklah, kalau begitu sekalian saja kita duduk diluar, pernikahannya sebentar lagi..."

Hati Yoongi bergerak gelisah, rasanya ingin memuntahkan ribuan kupu-kupu.

Apa kamu mau melewati kelamnya malam untuk sampai pada fajar?

"Anakku," Namjoon berujar lembut, merentang tangan memberi ruang untuk Yoongi memeluknya. Ruang yang lebih luas dari semesta, hangat setara mentari senja, Yoongi akan selalu mengingatnya. "Ayah..."

"Aku selalu bermimpi menikahkan anakku dengan seseorang yang paling beruntung bisa memilikinya, terimakasih Yoongi-ya, kamu wujudkan impian Ayah yang pertama... Semoga Tuhan menyertai kalian berdua." Ujaran pria berumur penuh impian, harapan mendalam, dan rasa kasih tak terbalaskan.

Pria manis itu tidak ingin menangis, tapi matanya tidak bisa diajak kerja sama, dengan deras buliran air mata jatuh keatas Jas hitam Namjoon, dengan lembut Ayahnya mengelus puncak kepala menenangkan, sama lembut dengan yang diberikan sang ibu semalam namum lebih-lebih tegas dan memegang kuasa lebih perkasa. Tidak mengefek apa-apa selain Yoongi semakin gencar menangis menumpahkan kekalutan pada sosok pemberi arti cinta pertama dalam hidupnya-ayah. Sang pemimpin. Tiang dalam hidup yang lebih kuat dari perisai nan lebih lembut dari daun jatuh dimusim gugur.

"Jangan menangis sayang, kamu harus bahagia." Lengan hangat itu membuka sedikit celah tudung putih yang menutup wajah Yoongi, mengusap perlahan buliran haru. Lalu meraih tangan anaknya untuk dituntun menuju altar, "Dulu tangan ini hanya dapat menggengam satu jari Ayah, sekarang sudah besar dan siap untuk digenggam orang lain yang kuijinkan memilikimu." Kecupan kecil Namjoon mendarat di punggung tangan Yoongi. Sebagai rasa sayang seorang Ayah kepada buah hatinya yang akan mengarungi apa itu hidup.

Seokjin juga tak dapat menahan haru, saat Yoongi kembali memeluknya sebentar dan mengucapkan banyak terimakasih.

"Ayo, Taehyung pasti sudah tidak sabar memiliki anak Ayah yang cantik ini."

Apa kamu bersedia menghadapi segalanya bersamaku?

Langkahnya kaku-kaku, walau erat Namjoon menggenggamnya, walau lembut calon suami menatapnya dengan tuxedo buatan Yoongi sendiri berwarna hitam bermotif corak gold elegan sama seperti dasi di lehernya-memberi kesan gagah dan berkuasa, diatas altar sana, tidak. Yoongi mual sekarang, semua terasa jungkir balik dalam kebahagiaan overdosis.

Padahal belum apa-apa.

Mengeja langkah lebih dekat pada mimpi-mimpi paling ujung daftar hidup. Ketika tangannya berpindah haluan, Yoongi siap menghadapi apapun bahkan sebelum pendeta mengucap, bahkan sebelum segalanya terjadi.

Yoongi dan Taehyung yakin mereka dapat mengatasinya.

"Taehyung, jaga Yoongi baik-baik ya. Bukan karna saya, tapi karna kamu cinta padanya. Oke? Dia harta saya, dan sekarang-selamanya, hartamu."

"Pasti ayah, pasti."

"Jangan lupa dia anak ayah yang paling manja, kamu harus banyak sabar ya..."

"Ayah!"

Semua tentu ikut larut dalam bahagia, siapapun. Bahkan para merpati bersiul riang datas gereja bersama Tuhan.

Keduanya tak sabar untuk saling berjanji.

Apa kamu mau hidup denganku? Menjadi hidupku?

"Saudara Kim Taehyung, apa anda bersedia memperistri saudara Min Yoongi, dan akan hidup bersamanya dalam sehat maupun sakit, kaya ataupun miskin, mengasihi dan mendampinginya sampai maut memisahkan?"

Tak ada keraguan, hirupan keberadaan tentang takdir impian Taehyung rengkuh dalam-dalam, keputusannya sudah ternanak sempurna. Berujar lantang tanpa getaran,

"Saya bersedia,"

Yoongi hampir terjengit, selangkah lebih maju dan mereka pantas mendapatkan semuanya.

Hidup yang dinanti-natikan.

Komitmen dan semua kepercayaan, juga arti setia ada diantara genggaman erat tautan tangan keduanya.

"Saudara Min Yoongi, apa anda bersedia menerima Kim Taehyung menjadi suami anda, dalam sehat maupun sakit, kaya ataupun miskin dan menghormati serta mengasihinya sampai maut memisahkan?"

"Saya bersedia." Keheningan sementara mencekik keduanya, lalu buyar bagai kembang api cantik diatas langit, mengikat tali merah dihadapan Tuhan dengan suci dan khidmat, menyatukan dua dunia kedalam satu ikatan sakral nan abadi, menjadi sejarah hidup terpenting Taehyung maupun Yoongi.

Sekilas memori-memori lampau terulang lagi, masa kanak-kanak, remaja, hingga detik ini.

Mereka selalu bersama, mengharap akan selamanya.

Semuanya terasa sangat lama-sekaligus sebentar.

Semua terasa begitu antik, indah. Tak ternilai.

Taehyung tersenyum paling utama sesaat sesudah itu Yoongi balas dengan manisnya, semua bertepuk tangan memberi selamat, siulan iseng serta isakan haru menjadi warna-warni kisah pertama rumah tangga mereka berdua. Ketika pendeta memperbolehkan sebuah ciuman atas dasar resmi memiliki satu sama lain. Taehyung sekejap dibuat ragu didetik membuka perlahan tudung panjang Yoongi, namun kala suara manis mendendang pendengarannya, menulikan segala riuh-riuh para tamu undangan serta keluarga,

"Ayo hidup bersama, aku milikmu..."

Taehyung takkan pernah lagi bisa terlepas dari jerat candu labium menyesatkan istrinya.

.

.

.

.

.

Maaf jika pernikahannya tidak terlalu ngefeel yak karna saya belum pernah merasakannya /plak

Selamat menempuh hidup baru TaeGi 😆

📍

Tuesday, 14 November 2017

.

To Be Continue

Continue Reading

You'll Also Like

189K 9.2K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
297K 22.9K 104
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
430K 34.5K 65
"ketika perjalanan berlayar mencari perhentian yang tepat telah menemukan dermaga tempatnya berlabuh💫"
294K 8.7K 31
[Geminifourth area ✔️🔞] END!! #geminifourth#gay#bxb BELUM DI REVISI TYPO BERTEBARAN!! Fourth adalah seseorang yang sangat pendiam,tidak banyak berbi...