Stay with Me

By halowyf

7.4M 192K 5.4K

[SUDAH TERBIT] Note: Belum revisi. Cerita ini ditulis ketika belum paham PUEBI, dll. *** Apa yang kalian rasa... More

1. Kesal
2. Api Cemburu
3. Kejutan
5. With You
6. Mantan Siapa?
7. I'm (Not) Fine
8. Luka
9. Minta Maaf Lagi
10. Sakit?
11. Dilema
12. Lemah
13. Menjenguk
14. Gengsi
🐍 Playlist 🐍
15. Senyuman
16. Ngopi
17. Instagram
18. Jealous
19. Balikan?
20. Bullshit
SUDAH TERBIT

4. Tanpa Kabar

204K 11.4K 275
By halowyf

"Hati gue itu kayak atom. Kalau gak ada lo gak bakal stabil."

***

Hari Kamis, hari yang paling horor untuk kelas XII IPA 1. Hari ini adalah hari di mana semua pelajaran killer menumpuk di hari Kamis.

Bagaimana tidak killer? Fisika, Kimia, Ekonomi, Bahasa Inggris akan bergulat ria di hari Kamis. Apalagi pelajaran pertama adalah Fisika, dan saat ini seluruh penghuni kelas XII IPA 1 sengaja datang pagi-pagi hanya untuk menyalin PR mereka.

Suara riuh menggema. Ada yang berebut contekan, ada yang berteriak meminjam tipe-x dari belakang ke depan saling lempar sampai tidak tahu keberadaan si tipe-x ada di mana, dan ada yang santai membaca buku yaitu dialah si sumber contekannya.

Entah bagaimana lagi, tulisan yang tadinya rapi kini menjadi acak-acakan dan mirip sekali dengan ceker ayam, karena lima menit lagi bel masuk akan segera berdering dan Pak Joni selaku guru Fisika terkiller sepanjang masa akan datang tepat waktu membuat para siswa kewalahan menyalin PR-nya.

Naomi yang baru saja datang langsung disambut pertanyaan yang tidak penting sekali. "Naomi, lo udah ngerjain Fisika? Gue liat dong!" ujar Oki dengan wajah memelas.

Naomi memutar bola matanya malas, "Kebiasaan banget lo!" dengan rasa kesal Naomi mengeluarkan bukunya, "Nih, cepetan bentar lagi bel."

"Aduh makasih, Naomi!" seru Oki langsung berlari ke meja yang kosong dan langsung dikerubungi oleh teman-teman yang lainnya.

Kebiasaan anak jaman sekarang suka begitu, ngerjain PR belakangan tapi chatting sama gebetan paling depan. Susah memang kalau sudah kebanyakan makan micin, jadi seperti ini. Semua dadakan, mirip sekali dengan tahu bulat.

Naomi berjalan ke mejanya dan menyimpan tasnya lalu duduk di samping Reina yang sedang memainkan ponselnya. Reina mendongak, "Tumben lo datang siang, Nom?"

"Iya, tadi gue dianter sama bokap jadi agak telat." sahut Naomi dan mengeluarkan ponselnya dari saku seragamnya.

Reina menggangguk dan membuka mulutnya membentuk huruf O lalu kembali sibuk dengan ponselnya.

"Rein, nanti istirahat anter gue ketemu Ken ya, sebentar?" pinta Naomi sambil tersenyum lebar.

Reina memutar bola matanya malas membuat Naomi terkekeh, "Kambing congek lagi!"

***

Bel istirahat berbunyi, membuat seluruh siswa berbondong-bondong pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah berdemo meminta diisi. Termasuk Naomi, Reina, dan Oki. Mereka berjalan beriringan sambil tertawa menceritakan hal-hal yang menurut mereka lucu, sampai akhirnya mereka sampai di depan pintu masuk kantin.

Naomi menyapu seluruh pandangannya ke arah kantin, seperti sedang mencari seseorang. Tapi yang dicari tidak ditemukan.

"Duduk di sana aja, yuk bareng si Roy sama Gerry. Tapi kok si Ken gak ada, Nom?" kata Reina menunjuk ke arah meja Roy dan Gerry.

Naomi mengedikan bahunya.

"Yaelah lo gimana sih, lo kan pacarnya!" timpal Oki memutar bola matanya jengah.

"Ck, udah, yuk, buruan gue laper!" ajak Reina langsung menarik Naomi dan Oki ke dalam kantin dan duduk di meja Roy dan Gerry.

"Kita gabung, ya? Meja kantin penuh," ujar Reina kepada Roy dan Gerry.

"Boleh kok silahkan tuan putri." jawab Gerry mengerlingkan matanya genit ke arah Oki membuat gadis berambut pendek itu bergidik ngeri.

"Tuan putri mata lo peang." sahut Oki menoyor kepala Gerry yang langsung dibalas tatapan sok manis oleh Gerry.

Oki memutar bola matanya kesal, "Nom, Rein lo berdua mau pesen apa? Biar gue yang pesenin!" ucap Oki langsung tanpa menghiraukan dua makhluk laki-laki yang ada dihadapannya ini.

"Gue bakso sama es teh."

"Samain aja, Ki." kata Naomi yang langsung mendapat anggukan dari Oki.

"Roy, si Ken kemana?" tanya Naomi yang sudah penasaran.

Karena sejak tadi pagi, ia belum bertemu dengan Ken. Padahal biasanya, Ken selalu duduk di bangku panjang pinggir lapangan setiap pagi. Tapi hari ini tidak terlihat batang hidungnya sampai sekarang.

Pacarnya itu belum memberinya kabar. Apalah yang perempuan butuhkan selain kabar dari pasangannya. Sudah jelas, kabar adalah nomor satu dalam sebuah hubungan yang harmonis.

"Ken nggak dateng, Nom." Roy melirik Gerry yang ada di sampingnya sebentar lalu melanjutkan perkataannya kembali, "Gue juga nggak tau kenapa. Emang dia nggak ngasih kabar apa gitu sama lo?"

Naomi tersenyum kecut, "Lo kan tau sendiri, Ken jarang chat sama gue. Paling sehari cuma tiga kali,"

Ken memang selalu menghubungi Naomi sehari tiga kali, sudah seperti minum obat saja. Tetapi begitulah kenyataannya. Naomi selalu berusaha mengerti dan memahami sikap pacarnya itu. Kadang Naomi sendiri ingin sekali bisa menghubungi pacarnya itu setiap saat, seperti kisah cinta teman-temannya yang lain. Tetapi percuma saja, Ken selalu mengabaikannya menganggap Naomi seolah tidak ada di hatinya.

"Coba hubungin Ken deh, Nom!" saran Reina masih sibuk memainkan ponselnya. "Kali aja dia kesiangan."

Naomi hanya menghela napasnya gusar, "Biasanya kalau kesiangan atau dia nggak sekolah, jam segini dia suka ngasih kabar, tapi ini nggak." sahut Naomi mengambil ponselnya disaku roknya.  "Coba deh gue chat dulu." lanjut Naomi.

Naomi membuka layar ponselnya dan langsung mengirim pesan kepada Ken. Rasa kekhawatirannya tersirat, ia takut jika ada sesuatu yang terjadi dengan Ken.

Naomi : Ken, lo dimana?

"Dibales?"

Naomi kembali mengecek ponselnya tetapi tidak ada notifikasi balasan dari Ken, bahkan notif tanda bahwa sudah diread saja belum. "Dibaca aja belum."

"Mungkin Ken ada urusan penting jadi nggak bisa ngabarin lo." kata Roy seraya menyeruput minumannya.

Naomi tertawa dalam hati, urusan penting.

"Udah, neng Naomi jangan sedih gitu dong, kan ada abang Gerry di sini," ujar Gerry lebay sambil mengerlingkan matanya jahil.

Reina bergidik ngeri, "Najis!"

"Najis najis, tapi lo suka kan?" tanya Gerry menaik turunkan alisnya sambil tersenyum jahil.

"Amit-amit!"

"Abang emang imut kok neng." balas Gerry yang langsung mendapat jitakan dari Reina.

"Yuhu! Pesanan datang." seru Oki membawa mangkuk berisi bakso pesanan Naomi dan Reina.

"Lho, yang abang Gerry mana?" ucap Gerry mendramatisir.

"Pesen aja lo sendiri!" cetus Reina.

Roy menjitak kepala Gerry membuat cowok itu meringis. "Lo tadi udah makan bakso tiga mangkok anjir!"

"Kebo!" sahut Oki diikuti gelak tawa yang lainnya membuat Gerry sok merasa dirinya paling tersakiti.

Dengan wajah sedihnya seperti anak yang disiksa oleh ibu tirinya. "Jahat kalian!"

"HAHAHA!"

***

Naomi merebahkan tubuhnya di atas kasur dan memejamkan matanya sesekali melirik ponsel yang ada di sampingnya. Sudah tiga hari, tidak ada kabar dari Ken sama sekali. Walaupun memang setiap hari Ken hanya memberi kabar kepada Naomi sehari tiga kali seperti minum obat, tetapi itu lebih baik dari pada tiga hari ini yang tidak ada kabar sama sekali, bahkan dihubungi saja tidak ada balasan.

Naomi mengusap wajahnya gusar, sesekali ia menarik napasnya untuk menghilangkan kekhawatirannya kepada kekasihnya. Naomi menghela napasnya pasrah.

"Gue khawatir sama lo, Ken!" gumam Naomi pada dirinya sendiri.

Naomi mendudukkan dirinya di atas kasur dan mengambil ponsel yang ada di sampingnya dan menggeser layar kuncinya. Naomi terbelalak saat melihat notif pesan yang muncul di layar ponselnya dan ternyata itu dari Ken.

Keano : Naomi?

Hampir saja Naomi tidak loncat dari tempatnya itu, Naomi sungguh tidak percaya dan ia memastikan kembali apakah itu benar-benar pesan dari Ken atau bukan. Dan ternyata benar itu notif pesan dari Ken. Langsung saja Naomi meneleponnya.

"Halo, Ken lo dimana? Kenapa lo nggak sekolah? Udah tiga hari, lo bolos?! Kok lo nggak ngasih tau gue, sih Ken?! Lo kemana aja, gue khawatir sama lo!" cerocos Naomi saat panggilannya tersambung dengan Ken.

Terdengar helaan napas dari sebrang sana. "Gue nggak apa-apa."

Naomi terdiam sejenak tetapi sedetik kemudian ia mencoba tersenyum. "Lo kemana aja Ken?"

"Gue ada urusan penting."

"Kenapa lo nggak hubungi gue?"

"Gue sibuk."

Naomi menghela napasnya gusar. Ia harus selalu sabar menghadapi sikap Ken yang seperti ini. Naomi mencoba tersenyum kembali.

"Gue kangen sama lo Ken." girang Naomi tersenyum lebar.

"Iya gue tau."

"Lo nggak kangen sama gue?" tanya Naomi polos.

Hening.

Tidak ada jawaban dari sambungan seberang sana padahal sambungan masih terhubung. Lagi-lagi Naomi menghela napasnya, Naomi sudah salah berbicara yang pasti tidak akan mendapat respon apapun dari Ken.

"Iya."

"Iya apa?"

"Kangen."

"Kangen siapa?"

"Lo!"

Blush. Pipi Naomi merah merona mendengar perkataan Ken walaupun sangat sulit bertanya dengan Ken. Tiba-tiba saja sambungan telepon terputus sebelah pihak begitu saja. Tentu saja Ken yang sengaja memutuskannya membuat Naomi mendelik kesal.

***

NOVEL STAY WITH ME BISA DIDAPATKAN DI SHOPEE GRASSMEDIA!

Continue Reading

You'll Also Like

840K 23.8K 55
Zanna tidak pernah percaya dengan namanya cinta. Dia hanya menganggap bahwa cinta adalah perasaan yang merepotkan dan tidak nyata. Trust issue nya so...
1.7M 142K 56
[𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃] FOLLOW DULU, YUK! THANK'S🌻 -cover by @grapicvii- BLURB: "Mulai sekarang kita balikan dan nggak ada penolakan!" -Arka Abyan Abri...
628K 17.4K 49
Cerita sudh end ya guys, buru baca sebelum BEBERAPA PART DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBIT. Kata orang jadi anak bungsu itu enak, jadi anak bungsu...
SADEWA (END) By 💌

Teen Fiction

3.3M 255K 68
"Kopi sama susu aja bersatu, masa kita enggak?" *** Dewa, mendengar namanya saja mungkin sudah tidak asing la...