De Verborgen Waarheid

By yoonioh

1.6K 241 87

Kisah yang sangat rumit yang di alami oleh Jinyoung. Kekasih hatinya yang koma. Hyung kandungnya yang menikah... More

BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V

BAB I

488 52 9
By yoonioh

Lee Daehwi, itu lah namanya. Ia tampak masih betah memejamkan matanya. Menyembunyikan sepasang obsidian nan pekat. Bibirnya yang biasanya semerah delima kini tampak pucat. Tubuhnya kian mengurus. Ini minggu kedua ia berada di sini, di rumah sakit ternama di korea. Sungguh miris mengingat bocah manis ini seharusnya sekarang ini bermain bersama teman sebayanya bukan berjuang melawan kematian.
Pria tampan yang tampak senantiasa menemani Daehwi adalah Bae Jinyoung kekasihnya. Pria bermuka kecil itu tampak senantiasa datang untuk menemani Daehwi.

"Daehwi-ya. Aku sangat merindukanmu. Sungguh, kau harus berjuang aku mencintaimu." Ujar Baejin. Baejin adalah panggilan dari Bae Jinyoung.

Pria bermuka kecil ini tampak begitu sedih, siapa yang tak sedih jika melihat kekasihmu terbaring lemah tak sadarkan diri.

"Ini salahku. Harusnya aku bisa melindungimu. Harusnya aku......" Ucap Baejin terpotong, ia tak dapat menyelesaikan kata-katanya. Ia tak sanggup menahan air matanya. Ia sadar ia namja, seharusnya ia tak cengeng begini. Tapi ini manusiawi kan? Ia pun menangis dalam diam. Tangannya menggenggam tangan rapuh nan kecil milik Daehwi.

"Bae!" Terdengar suara yang memanggilnya. Arahnya dari pintu, tak lama ia tolehkan pandangannya guna melihat siapa gerangan yang memanggilnya.

"Kau menangis?" Tanya namja asing itu pelan.

"Oh, Guanlin. Aku hanya...." ucapan Baejin kembali terpotong, ia menghapus air matanya yang dengan nakalnya berani mengalir di depan Guanlin.

"Itu manusiawi, mengingat ia adalah orang yang kamu cintai. Tapi bukan berarti kamu terus terpuruk begini." Ujar Guanlin pelan. Guanlin adalah teman sekampusnya mereka sangat akrab.

"Hm, harusnya begitu. Namun, ini benar-benar sakit. Aku benar-benar kacau saat ini." Ujar Baejin frustasi.

"Lebih baik sekarang kau pulang. Kau harus mengurus kuliahmu yang terbengkalai. Aku bukannya bermaksud jahat. Aku hanya ingin kamu kembali kuliah, mengejar mimpimu. Bukan terburuk menyedihkan di sini. Kau tau kau sangat bodoh." Ucap Guanlin.

Dengan terpaksa pemuda Bae itu pun kembali kerumahnya. Guanlin benar ia harus mengurus kuliahnya yang terbengkalai 2 mingguu ini ia habiskan untuk berputus asa. Mungkin Guanlin telah muak melihat tingkah menyedihkannya ini.

*******

"Bae, hyung pikir kau akan menginap di rumah sakit lagi. Hyung senang kau pulang." Ujar Bae- maksudku Kang Seongwoo, ia merupakan hyung kandung Baejin. Ia telah menikah dengan seorang pria tampan bermarga Kang.

"Rencananya aku ingin menginap hyung. Tapi Guanlin tadi mengajakku pulang." Ujar Baejin pelan.

"Lalu dimana Guanlin sekarang?" Tanya Seongwoo.

"Ia sudah pulang. Katanya ia sedang sibuk."

"Kalau begitu sekarang kau mandi. Hyung akan menyiapkan makan malam spesial untukmu." Ujar Seongwoo seraya tersenyum manis. Pria manis itu pun meninggalkan Jinyoung, ia ke dapur untuk memasak.

Jinyoung pun bergegas ke kamarnya. kamar yang sudah lama tidak ia gunakan untuk tidur. Selama ini ia tidur di rumah sakit menemani Daehwinya. Selain karena ingin menemani Daehwinya, ia juga tak ingin bertemu dengan kakak iparnya. Sungguh ia benci pria itu. Pria yang telah menghancurkan hyungnya. Di usianya yang masih sangat muda hyungnya telah memiliki anak dan menjadi ibu rumah tangga. Hyungnya gagal menggapai cita-citanya karena pria itu.

Sesampainya ia di kamar ia bergegas untuk mandi. Ia ingin mendinginkan kepalanya yang penuh akan keputus asaan. Selesai mandi iapun pergi ke  makan. Setibanya di sana ia melihat hyung kesagangannya sedang di cumbu oleh pria yang sangat ia benci. Walaupun lria itu adalah suami hyungnya. Tetap saja ia tak suka. Iapun berdeham agak keras.

"Oh, Jinyoung. Masih ingat rumah rupanya kau." Ujar pria itu sinis. Ia sama halnya dengan Jinyoung. Pria ini Kang Daniel namanya juga membenci adik iparnya itu. Kenapa? Karena Jinyoung selalu saja membuat perhatian Seongwoo teralihkan padanya. Daniel sangat tak suka, ia hanya ingin Seongwoo perhatian padanya. Bukan orang lain. Katakan lah Daniel egois, posesif atau apapun itu. Yang terpenting bagi Daniel adalah memiliki Seongwoo seutuhnya.

"Ini bukan rumahku. Ini adalah rumahmu. Jadi kenapa aku harus ingat untuk pulang kemari." Ujar Baejin dingin.

Sungguh atmosfer yang sangat mengerikan di sini.

"Kenapa kalian ini? Ayo lebih baik kalian makan. Sebelum makanan ini dingin." Ujar Seongwoo.

Merekapun menyantap makan malam mereka dengan canggung. Ini bukan suasana yang menyenangkan bagi Seongwoo, ia risi. Namun, mau bagaimana lagi. Adik dan suaminya ini tak pernah akur. Sedih rasanya. Sampai sekarang ia tak paham apa penyebab tidak akurnya kedua namja yang sangat ia sayangi itu. Mereka sama-sama pribadi yang tertutuo bahkan padanya.

"Seongwoo, apa Woojin sudah tidur?" Tanya Daniel pelan. Tatapan matanya penuh akan cinta. Namun itu lah yang membuat Seongwoo takut padanya. Cinta yang Daniel berikan padanya berbeda. Ini mengerikan sekaligus membahagiakan. Ada kalanya ia takut bahkan sangat takut pada suaminya. Ada kalanya juga ia sangat bahagia dengan suaminya.

"Sudah, ia kelelahan karena berlarian mengejar kupu-kupu tadi." Ujar Seongwoo pelan.

"Jinyoung mengapa kau melamun dan tidak memakan makananmu?" Tanya Seongwoo pada Jinyoung saat ia melihat Jinyoung yang sama sekali tidak menyentuh makanannya. Hal itu membuat mata Daniel memincing tak suka ke arah Jinyoung. Ia tak suka miliknya perhatian pada orang lain.

"Aniyo, hyung. Aku hanya sedang memikirkan kuliahku yang kacau." Ujar Jinyoung seraya memakan makanannya. Tak mungkin ia jujur kalo ia sedang memikirkan kekasih hatinya Lee Daehwi. Ia tak ingin membuat hyungnya sedih. Ia sangat sayang hyungnya.

Makan malam di kediaman Kang benar-benar suram malam ini.

******

Sarapan pagi ini pun suram seperti saat makan malam, di tambah lagi dengan tidak adanha Seongwoo di antata mereka. Iya, Seongwoo saat ini sedang mengurus Woojin. Sungguh memuakkan saat ini bagi kedua kaum adam tersebut.

"Cih, kau tau bangsat. Aku sangat membencimu." Ujar Baejin dingin.

"Heh, bajingan. Asal kau tau aku lebih membencimu." Ujar Daniel sinis.

Adu deathglare pun terjadi di antara merekan. Kalo tatapan bisa membunuh mungkin sudah mati keduanya saat ini.

"Ini sungguh memuakkan!" Baejin berteriak, lalu pergi meninggalkan ruang makan.

Ia bergegas bergegas pergi dari rumah yang memuakkan itu. Ia sungguh benci pria itu. Setibanya di halte bus ia menunggu sambil memainkan hpnya. Ia sedang mengirim sebuah pesan kepada Guanlin, sahabat baiknya. Tak beberapa lama bus pun datang akhirnya ia pun buru-buru naik. Sepanjang perjalanan hanya di habiskannya untuk melamun. Ia tak sadar bahwa sedari tadi ia di perhatikan oleh seorang namja yang memakai hoodie pink dan masker pink.

Sesampainya di kampus ia pun berlari menuju ke kelasnya. Ia ingin menemui Guanlin sesegera mungkin tadi saat di sms kata Guanlin, Guanlin telah menunggunya di kelas.

"Huh, lelah sekali sumpah." Keluh Baejin ngos-ngosan.

"Hehehe, siapa yang menyuruhmu berlari Bae." Ujar Guanlin sambil cekikikan.

"Kampret emang kamu tuh. Untung kamu teman terbaikku kalo nggak...."
"Kalo nggak apa, Bae?"

"Ah, sudahlah. Nanti pulang kuliah temenin aku jenguk Daehwi lagi ya."
"Oke, Bae. Nanti kita akan temui your sleeping beauty."

Jam kuliahpun di mulai. Baejin tampak serius memperhatikan apa yang di sampaikan oleh pak Minhyun. Sesekali ia mencatat apa yang dirasanya penting dari apa yang di sampaikan oleh pak minhyun.

"Bae, pst... Bae...." bisik guanlin pelan. Kenapa guanlin harus berbisik? Alasannya karena pak Minhyun yang luar biasa tampan ini sangat pemarah.

"Hm?" Guman Baejin pelan.

"Pinjam pulpen dong. Punyaku habis nih." Ujarnya masih berbisik.

Baejin langsung memberikan pulpen pada guanlin. Agar si cungring bisa diam.

********

Saat ini sepasang kawan karib ini sedang berjalan menuju parkiran motor baru mereka ingin tancap gas langsung ke rumah sakit. Tapi tiba-tiba Baejin menerima telepon. Dan ternyata telepon itu dari Eomma nya Daehwi.

'Bae, sekarang kamu ada dimana?' Terdengar suara eommanya Daehwi dari telepon.

"Aku baru mau pergi ke rumah sakit, eomma. Kenapa eomma menelepon ku?" Tanya Baejin pelan.

'Bae, Daehwi sadar.' Ujar Eomma nya Daehwi di sebarang. Terdengar begitu bahagia tentu saja. Anak semata wayangnya akhirnya sadar.

"Benarkah Eomma? Oh tuhan syukurlah. Eomma aku akan segera kesana." Baejin tak bisa menutupi rasa senangnya.

Kekasih hatinya akhirnya sadar. Ia sangat bahagia saat ini.

****TBC*****

Ada yang penasaran nggak kelanjutannya? Ini baru awal. Belum ada romance Jinhwinya. YoonYoon harap readers sekalian mau Vote atau komentar. YoonYoon perlu penyemangat. Buat ngelarin cerita ini dan cerita yang satunya.

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 20.1K 43
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
1.2M 62K 50
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
549K 52.8K 30
Lily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langga...
5.4M 289K 56
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...