Angel(o)

By Fatzzahh

138K 7.1K 172

"Dasar cengeng, jatoh gitu aja nangis. Kayak bocah" ucap Angelo sambil berdiri di sebelah Fia yang menangis d... More

Alifiah Arsyinta(1)
Angelo Affandi(2)
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
35
36(end)
Epilog

34

2.8K 151 3
By Fatzzahh

Fia berdiri di teras parkiran sekolahnya, menunggu Rifqi yang belum juga muncul-muncul dari arah gedung kelas sebelas. Hujan turun begitu deras sore ini, angin juga berhembus sangat kencang hingga menggoyangkan beberapa pohon di sekitarnya.

Fia mengusap-usap telapak tangannya untuk memberikan kehangatan pada dirinya sendiri. Matanya lantas terarah pada arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Ternyata, sudah empat puluh lima menit Fia menunggu Rifqi.

"Bang Rifqi mana sih, lama banget deh" gerutunya sambil terus mengusap-usap telapak tangannya.

"Dorr!" Satu teriakan itu melengking masuk ke indra pendengaran Fia yang lalu membuatnya menoleh ke sumber suara.

"Lama banget sih bang, ngapain aja?" Karena hujan, Fia mengeluarkan suaranya lebih keras, agar Rifqi bisa mendengarnya lebih jelas.

"Sorry, tadi gue dipanggil guru buat bantuin angkat-angkat kursi yang rusak ke gudang. Males banget sebenarnya, tapi pencitraan lah yaa?" Ucapnya lalu disambung oleh cengiran khasnya.

Fia memutar kedua bola matanya malas, "Terserah lo aja deh bang"

Rifqi merangkul pundak Fia. "Ya udah, ayo pulang" Fia mengangguk, lalu gadis itu membuka payung lipat bening miliknya.

Keduanya berjalan memasuki mobil hitam milik Rifqi dengan baju yang sedikit basah.

"Mampir ke kafe dulu ya Fi" ujar Rifqi tiba-tiba.

"Pulang dulu kali bang. Bajunya basah nih, nanti diomelim Mama" ujar Fia memberi peringatan kepada kakaknya itu.

Rifqi mengambil sweaternya yang berada di jok belakang mobilnya lalu memberikannya kepada Fia. "Pake" pintahnya lalu dibalas dengusan sebal oleh Fia.

"Kenapa lo ngebet banget mau ke kafe sih?" Terdengar sedikit kecurigaan dari ucapan Fia barusan tetapi tidak ditanggapi oleh Rifqi.

Rifqi mulai menyalakan mesin mobilnya lalu menginjak gasnya sedikit demi sedikit untuk melajukan mobilnya ke arah jalanan yang sedang basah akibat guyuran hujan.

•••••

Angelo sudah menunggu kedatangan Fia sekitar tiga puluh menit yang lalu, tetapi gadis berlesung pipi itu belum juga datang. Ada satu kekhawatiran dalam diri Angelo bahwa gadis itu tidak mau menemuinya lagi disini. Tetapi, ia sudah berpesan kepada Rifqi untuk tidak memberitahu keberadaannya kepada Fia.

Lonceng yang berada di atas kafe berbunyi, menandakan ada seseorang yang masuk ke dalam kafe tersebut. Angelo yang sedang mengamati hujan pun segera menoleh ke arah pintu kafe itu untuk melihat siapa yang datang.

Kedua matanya membulat saat yang ia tangkap adalah sosok gadis berambut panjang dengan sweater berwarna putih tersenyum ke arahnya. Gadis itu menghampiri Angelo.

"Boleh aku duduk disini?" Tanyanya dengan suara yang lembut, Angelo mengangguk sebagai jawaban.

"Ngapain lo disini?" Tanya Angelo kepada gadis dihadapnnya itu.

"Aku bakal bantu kamu untuk jelasin semuanya ke Fia" jawabnya.

Angelo mengusap tengkuknya, "gue bilang gak usah ya gak usah, Maudy. Yang ada Fia malah tambah salah paham"

Maudy menggeleng, "aku yakin, kali ini semuanya bakal selesai"

Angelo memalingkan wajahnya dari Maudy lalu ke jendela kafe yang masih menampilkan pemandangan air yang turun makin deras dengan semua tumbuhan yang bergoyang.

"Maudy, bukannya gue mau usir lo. Tapi, gue bisa selesaiin semuanya sendirian. Gue gak mau sesuatu buruk terjadi karena Fia yang lihat kita berduan disini" ucapan Angelo barusan benar-benar membuat Maudy semakin yakin bahwa hati yang sedang benar-benar Angelo jaga adalah hati milik Fia. Maudy sudah tidak berarti apa-apa lagi bagi Angelo.

"Ok. Tapi, kasih aku kesempatan untuk ngomong sama kamu" ucapan Maudy itu sempat membuat Angelo mengerutkan dahinya.

"Lo mau ngomong apa?"

Maudy terdiam sebentar lalu mengambil nafasnya. "Aku mau kembali ke Amerika. Aku bakal tunangan sama orang pilihan Mama dan Papa" Angelo sempat tersentak kaget tetapi ia juga sedikit tersenyum senang, karena itu artinya, Maudy sudah melupakannya.

"Selamat. Semoga langgeng"

"Sebenarnya, aku balik ke Indonesia itu untuk ngisi posisi aku lagi seperti waktu kita SMP. Tapi ternyata aku salah, posisi itu udah diisi sama Fia, yang bahkan jauh lebih kamu sayang daripada aku dulu" Maudy lagi-lagi meneteskan air matanya, tetapi dengan cepat ia menghapusnya dengan jari telunjuknya.

"Dan aku sadar, posisi itu gak bakalan bisa aku dapet lagi. Dan untuk itu aku datang kesini, aku mau pamit sama kamu" lanjut Maudy dengan suaranya yang parau, sedangkan Angelo masih terus menjadi pendengar setia dari Maudy.

Tangan Maudy merogoh isi tas selempangnya mencari sesuatu untuk ia perlihatkan kepada Angelo.

Tangannya mengangkat sebuah kalung dengan liontin berhuruf M. "Kamu masih ingat ini?" Maudy bertanya kepada Angelo lalu dibalas anggukan oleh Angelo.

"Lo masih simpen itu? Gue kasih itu waktu kita kelas satu SMP kan?" Tanya Angelo coba memastikan, Maudy mengangguk pelan sambil tersenyum.

"Aku selalu simpen ini, karena cuman ini yang bisa redain rasa kangen aku ke kamu"

"Tapi, kayaknya aku gak mau simpen kalung ini lagi, karna aku gak pantes merindukan orang yang hatinya udah milik orang lain" lanjut Maudy dengan air mata yang lagi-lagi mengalir.

Tangannya mengambil tangan kekar milik Angelo lalu menyimpankan kalung itu di telapak tangan milik Angelo. "Jangan lupain aku karena aku cuman masa lalu, karena dari masa lalu kamu belajar tentang kesalahan dan pengalaman" lagi-lagi Maudy mengucapkan kata-kata yang sangat menyentuh perasaan Angelo. Cowok itu tidak tega melihat mantannya itu tersakiti karena dirinya, tetapi bagaimana lagi, ini sudah takdir yang Allah ciptakan untuk kebaikan mereka.

"Aku. bo-leh peluk kamu? Untuk terakhir kali" tanyanya dengan sedikit ketakutan jika cowok dihadapannya itu menolak.

Tanpa disangka, Angelo langsung berdiri dari duduknya dan memeluk erat tubuh Maudy, hingga indra pendengarannya tidak menangkap suara lonceng kafe berbunyi yang ternyata pintu itu dibuka oleh Fia yang pandangannya langsung jatuh kepada dua sosok makhluk itu.

"Maaf karena gue terus-terusan bikin lo nangis" Ucapan Angelo itu sedikit menenangkan hati Maudy.

Namun, itu malah membuat hati Fia lagi-lagi terasa telah tertusuk pisau beratus-ratus kali. Fia masih terdiam di tempatnya, menunggu kelanjutan dari peristiwa di hadapannya itu. Sedangkan Rifqi, cowok itu masih tetap berdiri di samping Fia sambil menggigit bibir bawahnya dan mengepalkan kedua tangannya.

Angelo melepaskan pelukannya. Cowok itu melihat kalung yang diberikan oleh Maudy tadi. "Kalung ini buat lo. Anggep aja kalung ini kalung persahabatan dari gue. Kita emang mantan, tapi lo mantan yang baik buat gue. Sebelum kita pacaran, lo itu sahabat gue, dan gue mau itu jadi status kita lagi untuk sekarang dan selamanha" Air mata Maudy makin mengalir dengan deras mendengar ucapan Angelo yang ternyata ada ruang di dalam diri cowok itu, walaupun hanya sahabat.

"Gue pakein ya?" Tanya Angelo lalu dibalas anggukan oleh gadis dihadapannya itu.

Setelah Angelo memasangkan kalung itu di leher milik Maudy, kedua matanya menatap kedua mata milik Maudy yang sangat indah. Tangannya memegang pundak milik Maudy. "Sering-sering ke Indonesia, jangan tinggal mulu di negera orang" Maudy hanya terkekeh mendengar ucapan Angelo itu.

"Angelo"panggilnya dengan lirih. Angelo menaikkan kedua alisnya.

"Aku mau peluk kamu, satu kali lagi. Boleh?" Angelo mengngguk pelan sebagai jawabannya dan setelah itu, kedua tangan milik Maudy melingkar di pinggang milik Angelo. Kali ini, Maudy benar-benar memeluk cowok itu dengan erat.

Bulir bening sudah deras turun menjatuhi pipi mulus Fia, sederas air hujan yang turun diluar kafe.

"Bang, makasih udah bawa gue kesini. Gue jadi tau kalau hubungan mereka-" ucapan Fia terjeda karena ia menutup mulutnya, menahan rasa sesak yang mulai mendera di dadanya.

Gadis itu memutar tubuhnya lalu berlari keluar dari kafe dan menembus hujan yang sangat lebat dengan angin yang kencang.

Di teras kafe, Rifqi berteriak memanggil Fia untuk memberhentikan langkah adiknya itu, tetapi Fia masih terus berlari.

Angelo yang mendengar teriakan Rifqi pun segera berlari keluar kafe dan menemui cowok itu. "Bang, Fia mana?" Tanyanya dengan polos.

Rifqi mengambil kerah baju milik Angelo. "Brengsek lo. Katanya lo mau jelasin semuanya ke Fia, tapi kenapa lo malah pelukan sama Maudy?" ujar Rifqi dengan emosi yang berapi-api. Maudy yang berada di sebelah keduanya mulai mencoba melerai pertengkaran yang hendak terjadi.

"Apa ini, penjelasan lo?" Tanya Rifqi dengan wajah yang sudah memerah dan rahang yang ia kencangkan.

"Bang, lepasin. Biar gue yang jelasin, ini semua gak kayak yang lo dan Fia lihat" Maudy mencoba menengahi.

"Lo juga. Lo gak lakuin apa yang lo bilang semalem" kini pandangan Rifqi beralih kepada Maudy.

Dering telfon milik Rifqi berbunyi, cowok itu segera mengangkat panggilan itu yang ternyata dari Mamanya.

"Kenapa mah?" Tanyanya.

"Kamu sama Fia ke rumah sakit sekarang"

"Siapa yang sakit, mah?"

"Fey, penyakitnya kambuh dan makin parah sekarang" Suara isakan milik Sinta terdengar dari sebrang sana.

"Ya udah, aku sama Fia kesana sekarang"

Rifqi menutup panggilan itu lalu menatap Angelo dan Maudy secara bergantian. "Jangan lo cari Fia" Rifqi memberikan peringatan kepada Angelo yang masih terdiam.

Rifqi berjalan ke dalam mobilnya lalu mulai melajukan mobilnya dengan cepat, untuk mencari keberadaan Fia yang sudah tidak terlihat.

•••••
Makasih udah baca sampe sejauh ini❤️

Baca sampai end ya dan jangan lupa kasih vote dan commentnya😁

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 123K 48
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
Ryana By asptr_5

Teen Fiction

491 84 22
Ryan adhi dirgara seorang anak geng motor,yang notabenya cool,kata,dan tampan akan menggantikan sang Kaka yang tidak mau dijodohkan dengan gadis pili...
625K 24.6K 36
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
32.9K 1.7K 46
[UPDATE SESUAI TARGET!] . "Kakak gue yang bikin lo bunting, kenapa gue yang harus nikahin?" - Erwin. ***** Hidup seorang ketua genk motor yang diidol...