Little Little | Vernon × Umji...

Door kikiyay

66.4K 10.3K 1.5K

Little little twinkle stars~ Cuma kisah-kisah pertemuan dan perpisahan seorang Hansol Vernon Chwe dan Kim Yew... Meer

1. Night Chat
2. Way Back Home
3. Chat with Dahyun
4. Kesandung
5. Too Pretty
6. The Special One
7. Gee
8. The Lucky One
9. Flashdisk
10. The Heartwarmer
Special: Why Do We Fall?
11. Dasi (can be read as Modus)
12. Cemburu
Special: Of Fear and Comfort
13. To Maintain A Relationship
14. Baby in the Morning
Bonus: Chat Istri Sebong
16. Of Rain and Serenity
17. En' Ecs
#FlowerSeries: No Flowers Needed
18. Putus
19. Vernon's Attempt #1: Morning Call & Night Sweet Talk
20. Vernon's Attempt #2: Flowers
21. Vernon's Attempt #3: A Date
22. Vernon's Attempt #4: Not So Attempt
23. Ask.fm Umji
24. Ask.fm Vernon
Bonus: Ask.fm 98 Line
25. Supporting Cast
26. Rumor Has It
27. Routine
28. Married Woman Chat Compilation
29. Nonton
30. Beautiful
31. Show Some Love
32. Your Smile
FYI: For Your Imagination
33. The Red Tied
34. Comfort
35. Handsome
36. Parallel
37. Dear, Vernon

15. Izdanje

1.9K 281 27
Door kikiyay

5 kata dari kIandestin: Langit, sedu sedan, lampu jalan, pulang, kelana

Shipka Monument

Stara Planina National Park

*****

Cinta bisa datang di mana saja, Vernon tahu pasti. Cinta tidak datang saat duet. Cinta tidak datang di backstage setelah kolaborasi. Cinta tidak datang saat encore stage setelah pengumuman pemenang. Cinta tidak datang saat liburan di New York. Cinta tidak datang di balik web drama, tidak pula di reality show.

Bagi Vernon, cinta datang di Serbia, negara dengan tujuh juta penduduk di Eropa Tenggara. Selalu di bawah langit biru dan di atas rumput hijau pegunungan Balkan. Mungkin Serbia suka Vernon, atau Vernon yang tidak dapat berpindah hati dari Serbia.

"Vernon­-ssi?"

Vernon mengerutkan dahinya sebentar, lalu dengan refleks membungkuk hormat pada wanita dengan parka biru dan syal di lehernya. Wanita itu juga refleks membungkuk pada Vernon.

"Umji-ssi."

Beberapa menit mereka diam bertatap-tatapan di samping dinding tinggi pembatas Siberia dan Bulgaria, orang-orang berlalu lalang bersiap turun ke gerbang Shipka atau naik ke puncak.

"Sedang berkelana?"

Vernon memulai pembicaraan, masih dalam posisi berhadapan dan jarak yang sama. Umji tersenyum, siluetnya di bawah langit sore dan rambutnya yang sedikit terbang karena angin pegunungan membuatnya terlihat lebih cantik.

"Ya. Mengisi waktu liburan. Kau sendiri?"

Vernon tersenyum tipis. "Mengunjungi kekasihku."

Umji terlihat sedikit terkejut, mulutnya membentuk huruf o, dan matanya dialihkan ke sekitar Vernon.

"Apa dia ikut ke sini?"

Vernon menggeleng dan berjalan mendekati Umji. Angin semakin kencang bertiup. "Sendirian?"

Umji mengangguk dan mengeratkan parkanya. Vernon tersenyum, kali ini senyum normal dan melihat orang-orang yang berlalu-lalang.

"Mau ke atas atau ke bawah?"

"Ke bawah. Aku sampai di atas tadi pagi dan turun siang ini."

"Kalau begitu ayo turun bersama."

Umji menatap Vernon polos. Langit semakin menguning dan lampu-lampu jalan setapak mulai menyala. Vernon kembali mengedarkan pandangannya dan melihat ke arah monumen Shipka di bawah dan orang-orang yang berlalu lalang di sekelilingnya.

"Yuk. Sudah sore."

Entah berapa lama mereka turun, Umji hanya mengekor Vernon seperti anak kecil membuntuti ayahnya. Vernon yang sadar di sampingnya hanya angin lalu menyejajarkan langkah dengan Umji.

"Benar-benar pergi ke Serbia sendiri?"

Umji mengangguk lagi. "Oppa hanya mengantar sampai Incheon."

"Dari banyak negara di Eropa, kenapa Serbia?"

"Tidak ada netizen."

Umji tertawa melihat Vernon menaikkan sebelah alisnya.

"Tidak. Aku berkelana, kan? Aku sudah pernah ke Perancis, Jerman, dan negara-negara superior lain. Tidak ada salahnya ke negara yang kaya cerita Perang Dunia dan kopinya. Sudah coba?"

Vernon tersenyum. Kopi raspberry adalah hal pertama yang masuk ke dalam perutnya saat pertama kali menginjakkan kaki di Serbia.

"Kau sendiri? Ada motif lain selain mengunjungi kekasih?"

"Tidak terlalu. Hanya ingin membuat kenangan saja."

Umji hanya mengangguk sambil tersenyum ke beberapa turis kecil yang lewat. Monumen Shipka di sore hari sedang ramai. Orang-orang berkerubung sekedar ingin foto bersama di depan monumen atau berjalan keluar pegunungan.

"Mau naik?" Vernon merujuk ke atas monumen. Ada beberapa orang sedang berfoto di atasnya.

"Tidak. Aku sudah naik tadi saat matahari terbit."

"Biasanya wanita malas bangun pagi."

Umji tertawa kecil. "Berarti kau belum bertemu banyak wanita."

"Aku bertemu banyak wanita. Hanya satu yang kuperhatikan."

Umji merasa tidak perlu melanjutkan percakapan. Mereka turun dengan iringan suara percakapan dalam berbagai bahasa dari turis-turis yang lalu lalang. Tidak salah kalau Vernon banyak digemari pemudi di dunia. Lelaki tampan terlebih setia selalu dapat tempat di hati, kan?

"Kapan pulang?"

Vernon bertanya duluan saat mereka sampai di pertokoan ramai jauh dari pegunungan.

"Besok malam. Kau?"

"Besok sore."

Umji hanya mengangguk dan menyesap kopi hangat yang dibelikan Vernon dari dalam kedai kecil dengan gaya Eropa kuno.

"Mau jalan-jalan denganku besok pagi? Aku yakin kau selalu bangun pagi."

"Bukannya harusnya jalan-jalan dengan kekasihmu?"

"Aku kenalkan besok. Bagaimana?"

"Baiklah."

Mereka berpisah di pertigaan setelah Vernon berkali-kali membujuk untuk mengantar Umji pulang ke hotel. Tentu Umji menolak. Jalanan Serbia indah di malam hari, yang dikomentari lagi oleh Vernon kalau wanita tidak ada yang pernah menolak diantarkan pulang pada malam hari.

"Menunggu lama?"

Taman Nasional Stara Planina indah di pagi hari. Begitupun wanita yang berdiri di hadapannya sambil meniup kedua tangannya. Vernon pasti sudah gila merasa tertarik dengan wanita yang baru sehari ditemuinya.

Secara teknis, mereka ada di industri yang sama sejak delapan tahun yang lalu. Sekali kolaborasi, beberapa kali dalam reality show yang sama, berkali-kali satu panggung dan konser yang sama. Namun interaksi melebihi sapaan 'halo' dan 'selamat' baru terjadi kemarin.

"Tidak. Sulit bangun pagi?"

Vernon tertawa dan memberikan sebuah hotpack pada Umji. "Apa semua lelaki yang kau temui sulit bangun pagi?"

"Kebanyakan."

"Berarti kau belum bertemu banyak pria."

Umji mengangkat bahunya dan menggenggam hotpack-nya erat-erat. "Mau ke mana dulu hari ini?"

"Memperkenalkanmu pada kekasihku."

Umji mengangguk. Agaknya ia tahu ke mana kaki mereka akan berakhir melangkah. Dan ia benar. Satu jam berikutnya diisi dengan ocehan Vernon pada batu nisan di makam dalam taman nasional juga tangis sedu sedan. Beruntung, adalah satu kata yang Umji sematkan pada gadis di bawah nisan itu.

"Aku bertemu dengannya pertama kali di Prince Michael empat tahun lalu. Dia menumpahkan air sumur ke bajuku karena aku memotretnya, dia kira aku seorang pervert. Aku percaya cinta pada pandangan pertama, juga padanya. Mungkin karena wajahnya yang seperti lukisan Athena, atau mungkin karena sikapnya yang tidak murahan.

"Hanya butuh lima hari untukku benar-benar mencintai seseorang. Dia tulang punggung keluarga. Wanita yang luar biasa. Tidak pernah memaksa menceritakan hal-hal yang tidak ingin kuceritakan, memilih percaya padaku. Bahkan dia baru tahu pekerjaanku yang sebenarnya setahun kemudian.

"Hal yang bodoh dariku adalah aku juga memercayainya. Dia bilang ia baik-baik saja. Padahal dia sekarat. Lebih bodohnya aku baru tahu saat panggilan internasional datang, bersamaan dengan tur Jepang dan kepergiannya."

Umji masih mendengarkan cerita Vernon. Sudah lebih dari setengah jam mereka duduk di bangku taman.

"Umji, apa kau pernah merasakan sakit yang luar biasa dan tidak juga hilang? Aku berusaha pergi menjelajah bagian bumi yang lain. Tapi kakiku selalu terhenti di Serbia dan menangisinya."

Menghela napasnya, Umji menyerahkan sapu tangannya pada Vernon.

"Aku pernah menyukai orang yang satu industri dengan kita, tapi dia menyukai wanita lain dan mereka berpacaran. Entah, mungkin itu yang dinamakan cinta pertama. Aku berusaha melupakannya, aku bahkan menghindarinya saat ia menyapa. Tapi sudah berbulan-bulan rasa sakitnya tidak hilang juga.

"Aku bahkan sakit berminggu-minggu karenanya. Setelah unnie dan teman-teman menangisiku, aku merasa kasihan pada diriku sendiri. Jadi aku mengubah sikapku. Aku tidak lagi tidak acuh padanya, kalau dia menyapa aku membalasnya, kami berteman baik lagi. Dan semua kenangan dengannya tidak aku paksa hilang dari pikiranku.

"Aku biarkan kenangan itu mengalir, dan karenanya aku bisa melepas rasa sukaku terhadapnya. Mungkin kau juga sama, Vernon-ssi. Tadi saat di makam kau bilang tidak sanggup mengingat kali terakhir kalian berbicara. Coba biarkan semua kenangan itu mengalir, jadi besok-besok kau bisa mengingatnya sambil tersenyum dan tidak ada perasaan sakit itu lagi."

Vernon memandang Umji tak berkedip. Pencerahan itu akhirnya datang juga. Yang harus ia lakukan adalah mengenang dan merelakan, bukan menepis memori. Vernon tertawa sambil menangis. Dia menghapus air matanya dengan sapu tangan Umji.

"Terima kasih, Umji."

Detik berikutnya, Umji menawarkan mengantar Vernon ke bandara. Mereka kembali berjalan dalam diam sampai turun dari bus ke bandara.

"Mau aku jemput di Incheon?"

Umji terlihat terkejut dengan pertanyaan Vernon. "Apa kau bercanda?"

"Tidak. Hanya berjarak tiga jam, kan penerbangannya?"

"Tidak usah. Wartawan bisa mengira kita berlibur bersama, Vernon."

Ada hal yang aneh saat Umji memanggil pria itu tanpa embel-embel -ssi­ di belakangnya. Vernon sendiri yang memintanya untuk tidak terlalu formal.

"Tapi kita memang liburan bersama."

"Jangan membuat penggemar dan netizen berspekulasi yang tidak-tidak."

"Yang tidak-tidak seperti apa?"

Umji menatap Vernon tidak percaya. Sepertinya pria di hadapannya ini mempunyai intensi yang besar untuk menggoda wanita yang baru dikenalnya satu hari.

"Lupakan. Itu panggilan pesawatmu."

Vernon tersenyum. Ia melewati gerbang check-in dan melambai pada Umji sebelum menghilang di balik pintu boarding room.

Mungkin baru besok-besok Vernon sadar kisah cintanya selalu diawali di Serbia. Dan saat Vernon mulai menyadarinya, ia tidak akan membiarkannya berakhir.

*****

Izdanje means Release in Serbian

∞∞∞∞∞

Created: August 18th, 2017

Aku suka jalan-jalan lewat tulisan!

Gimana gimana? Hehe maaf kalau gak sesuai ekspektasi. Semoga suka, yaa. Special for the only one (seemingly) who requested her favorite 5 words (I'm very glad, thanku!). Ini niatnya mau bikin semua requestan pendek tapi malah kepanjangan :'D

Dan seperti dugaan, mengembangkan kata-kata orang jadi cerita panjang begini itu susah sekaligus menantang. Makanya 5 kata requestan ini gak aku jadiin tema utama ceritanya, karena susah huhu maafkan. But I guess you guys should try it sometimes, karena ini bisa jadi salah satu jalan buat meningkatkan kemampuan nulis sekaligus mengembangkan imajinasi.

Oiya banyak yang bingung ya sama chapter bonusnya? Wkwkwkwk maafin yaak. Kalau kalian familiar sama idol-idolnya ga bakal bingung sih menurutku. Jadi emang ngikutin alur chatnya aja, ga usah mikirin ini pasangannya siapa, ini siapa, nanti juga ketemu. Soalnya aku juga gitu tiap baca story tipe grup chat, kadang ga ngerti ini lagi ngomongin apa, kenapa tiba-tiba marah-marah, tapi nanti lama-lama juga tau sendiri wkwk. But I don't think I'll make more gc in the future hohoho.

Seperti biasa, jangan lupa feedback dan kritik-sarannya! Have a nice day~

Mungkin akan dilanjut setelah 4ribu votes wkw


Reposted: July 2020

Salah satu part favorit aku :')

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

B.O.Y.S Door laut

Tienerfictie

75.2K 6.2K 79
(END.) Start : 7 juli 2019 End : 14 juni 2020 Satu hal yang harus diterima adalah perlakuan yang menyakitkan, yang membuat kedua nya saling membenci...
4.3K 593 40
Mencintaimu dengan brutal ⛔Mengandung bahasa jawa non baku⛔
20.1K 4.6K 43
Sejak malam pertunangan, sejak Jihoon melihat Seira muncul dari balik pintu ballroom. Sejak saat itu dia tahu kalau Watanabe Seira memiliki arti send...
7.1K 1.3K 27
[WONWOO x SANA] Siapa sih yang akan menyangka kalau seorang bintang seperti Keyra bisa terjebak cinta pandangan pertama dengan sosok dokter yang mera...