My Idol is My Boyfriend [REVI...

Per kakore12

50.4K 3.5K 64

[REVISI] I am Lucky Fans [Sedang di revisi. Mohon ditunggu ya readers! Mau di perbaiki tanda bacanya sesuai d... Més

1. MIMB: Meet Him
2. MIMB: Mom
3. MIMB: Declaration
4. MIMB: Feeling
5. MIMB: Hug
BACA!
6. MIMB: Walk Around
8. MIMB: Jealouse
9. MIMB: Jealouse (2) (REVISI)
10. Birthday
11. Departure (kepergian)
12. Meet Again
13. Whatever
14. Miss
15. Letter
16. Suprise For you
17. Epilog
Extra Part

7. MIMB: Sick

2.4K 185 4
Per kakore12

.

Follow - Vote - Comment
.

"Yoora kemana? Aku sudah menunggunya sedari tadi."

Sowon menggerutu kesal ketika ia tidak kunjung mendapati kedatangan sahabatnya.

"Sowon?" Seseorang memanggilnya. Tentu bukan Yoora sebab suaranya terdengar berat dan dalam. Sowon pun menoleh ke asal suara.

Entah mengapa hatinya sedikit lega saat melihat Yoongi tak jauh dari tempatnya.

"Kenapa di sini sendirian? Apa kau tidak bersama Yoora?" ujar Yoongi sembari memposisikan dirinya untuk duduk di sebelah Sowon.

"Aku sedang menunggunya, Oppa."

Yoongi mengangguk kecil, "Dia juga menyuruhku ke Taman."

Sowon mengerutkan alisnya. Untuk apa menyuruh Yoongi ke Taman? Bukankah dirinya yang menyuruh Yoora untuk menghampirinya di Taman?

Atau...

"Yoora mengerjai kita?!" tebak Sowon dengan mulut menganga. Yoora tahu Sowon sangat menyukai Yoongi, terdengar masuk akal jika Yoora sengaja membuat dirinya dan Yoongi bersama.

Yoongi menghela napas panjang. "Ingatkan aku untuk menghukumnya nanti."

Sowon mencebikkan bibirnya kemudian sibuk dengan ponselnya. Tentu saja untuk mengumpati Yoora yang sudah mengerjainya.

Di sisi lain, seorang gadis tertawa kecil dari balik semak yang hanya berjarak beberapa meter dari tempat Sowon dan Yoongi berada. Itu Yoora.

Rencananya untuk mendekatkan kakak dan sahabatnya berjalan dengan lancar.

"Aku harap kalian bisa bersama." ujar Yoora dengan tulus. Lalu, Yoora beranjak dari tempatnya untuk kembali pulang namun mendadak kepalanya terasa amat pusing.

Ada apa dengan kepalaku, batin Yoora kesakitan.

"MIN YOORA!"

Yoora tidak sempat menyahuti panggilan tersebut. Tak lama, ia pingsan.

Pemuda itu menepuk pelan pipi Yoora. "Yoora, tolong buka matamu."

Melihat gadis yang ia cintai tergeletak lemas, membuat pemuda itu cemas dan takut. Tanpa membuang-buang waktu, ia membopong Yoora ke dalam mobilnya lantas membawanya ke rumah sakit terdekat.

-Rumah Sakit-

"Dokter, cepat tangani dia!"

Sesampainya di lobi rumah sakit, Pemuda itu berteriak memanggil dokter untuk segera menangani Yoora.

Tak lama, seorang dokter datang dengan beberapa perawat yang mengikutinya. Salah satu perawat menyuruhnya untuk membaringkan Yoora ke atas brankar dan ia menurut.

Setelah itu Yoora dibawa menuju ruangan UGD.

"Silahkan tunggu di luar, Tuan." pinta salah satu perawat sebelum menutup pintu ruangan.

Pemuda itu ingin memprotes namun apa daya. Semua itu merupakan aturan.

Sembari menunggu, ia membuka satu tali maskernya lantas mengusap wajahnya frustasi. Topi yang sedari tadi ia kenakan pun terlepas.

"Apa yang harus aku lakukan..."

Hening cukup lama.

Kemudian pemuda itu dengan cepat meraih ponsel di saku celananya, mengetik sesuatu lalu menempelkan benda itu di sisi telinganya.

"Aku akan sangat marah jika dia menolak panggilanku."

"Ya, Jin Hyung? Ada ap-"

"Tidak perlu bertanya dan segera ke rumah sakit sekarang!" balas Seokjin dengan tegas.

Tanpa menunggu, Seokjin mematikan ponselnya secara sepihak. Kemudian ia menundukkan kepalanya.

Tiga puluh menit berlalu, Yoongi tak kunjung datang. Sepertinya Seokjin akan benar-benar murka padanya.

Ceklek

Ruangan yang sedari tadi Seokjin tunggu pun terbuka.

"Apa Tuan keluarga pasien?" Dokter itu bertanya dan Seokjin tak bisa langsung menjawab.

"Bukan.. tapi saya kekasihnya."

Tidak ada cara lain. Seokjin ingin tahu keadaan Yoora. Meski begitu, cepat atau lambat Seokjin akan menjadikan itu sebuah kenyataan.

"Baiklah, ikuti saya." Seokjin pun mengikutinya dari belakang.

"Jadi... bagaimana keadaan Yoora, Dok?" tanya Seokjin dengan khawatir. Ia berharap jawaban yang dilontarkan oleh Dokter sesuai dengan apa yang ia pikirkan.

Dokter terdiam cukup lama. "Dia hanya kelelahan. Saya sudah memberinya resep obat beberapa hari lalu, pastikan dia meminumnya dengan rutin."

Seokjin mengangguk. Sepertinya Yoora pernah memeriksa kesehatannya sendiri.

"Baiklah, hanya itu yang saya sampaikan. Tuan bisa menjenguknya."

***

"Hoseok Hyung, kemana Yoongi Hyung dan Jin Hyung?" tanya Jungkook sembari memainkan PS bersama Jimin dan Taehyung.

Hoseok mengedikkan bahunya tanda tidak tahu. Lantas melanjutkan sesi makannya.

I NEED YOU GIRL.. WAE HONJA SARANGHAGO.. HONJASEOMAN IBYEOLHAE..

Hoseok tersedak saat ponselnya berbunyi. Salahkan dirinya karena lupa mengecilkan nada dering telfonnya.

Setelah itu, Hoseok mengangkat panggilan dari kakak tertuanya.

"Ya, Jin Hyung?"

"Kau dan yang lain segera ke rumah sakit sekarang."

Hoseok mendelik. "Siapa yang sakit? Hyung baik-baik saja?" ujarnya.

"Aku baik-baik saja. Yoora masuk UGD.."

"APA?!" Hoseok menutup mulutnya terkejut. "Bagaimana bisa?"

"Ceritanya panjang. Kemarilah."

"Baiklah, baiklah. Kami akan bersiap."
Hoseok mematikan ponselnya dan beranjak berdiri.

Namjoon yang sedari tadi disebelahnya pun mulai bertanya, "Ada apa? Siapa yang meneflon?"

"Jin Hyung. Cepat bersiap, kita pergi ke rumah sakit sekarang."

Perkataan Hoseok sukses membuat maknae line menghentikan permainan.

"Siapa yang sakit, Hyung?" tanya Jimin penasaran.

"Yoora. Jangan banyak bertanya dan kalian cepat bersiap."

***

Seokjin menggenggam erat sebelah tangan Yoora. Ia enggan untuk melepasnya barang sedetik pun.

"Tidak bisakah berhenti membuatku mencemaskanmu?" tanya Seokjin menatap wajah damai Yoora.

"Dasar keras kepala. Jika lelah, beristirahat sebentar bukan masalah." Seokjin menggerutu sebal karena kecerobohan Yoora tersebut berefek pada kesehatannya.

"Engh.."

Seokjin terkesiap ketika tangan yang ia genggam mulai bergerak.

"O-oppa.."

Seokjin tersenyum kecil. "Apa kepalamu masih pusing?"

Yoora mengangguk kecil kemudian tersenyum. "Sedikit. Tidak separah tadi."

"Kau ceroboh sekali. Berhenti memaksa tubuhmu untuk bekerja terlalu keras. Dan habiskan obat yang sudah Dokter berikan."

Yoora menelan ludahnya, "Apa saja yang dikatakan Dokter?"

"Kau kelelahan, Yoora."

Syukurlah.

Yoora menghela napas lega. Dokter Shin menepati janjinya untuk tetap merahasiakan penyakit yang ia derita.

Seokjin mengelus punggung tangan Yoora. "Lain kali jangan seperti ini. Kau membuatku takut setengah mati." ujarnya dan hanya dibalas senyuman oleh Yoora.

Bagaimana jika suatu hari nanti Yoora benar-benar meninggalkan dunia? Apa Seokjin akan marah kepadanya?

Yoora sudah menyerah dengan hidupnya. Ia hanya bisa mengandalkan obat-obatan yang diberikan oleh Dokter sampai batas waktu tertentu.

***

Continua llegint

You'll Also Like

207K 19.4K 71
Freen G!P/Futa • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
240K 20.9K 33
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
170K 26.8K 49
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
72.7K 6K 10
Ini hanya cerita tentang Rumah Uchiha, tempat dimana Sasuke dan Sakura membesarkan kelima anak-anak mereka yang masih kecil.