My Idol is My Boyfriend [REVI...

By kakore12

50.3K 3.5K 64

[REVISI] I am Lucky Fans [Sedang di revisi. Mohon ditunggu ya readers! Mau di perbaiki tanda bacanya sesuai d... More

1. MIMB: Meet Him
2. MIMB: Mom
3. MIMB: Declaration
4. MIMB: Feeling
5. MIMB: Hug
BACA!
7. MIMB: Sick
8. MIMB: Jealouse
9. MIMB: Jealouse (2) (REVISI)
10. Birthday
11. Departure (kepergian)
12. Meet Again
13. Whatever
14. Miss
15. Letter
16. Suprise For you
17. Epilog
Extra Part

6. MIMB: Walk Around

2.3K 196 0
By kakore12

.

Follow - Vote - Comment
.

"Sudah lega?" tanya Seokjin ketika Yoora mulai mendorongnya perlahan, mengakibatkan rengkuhannya terlepas.

Gadis itu mengangguk tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Kalau begitu, ayo kembali ke dorm. Yoongi pasti mencemaskanmu."

Yoora mendongak lantas menggeleng cepat. "Tidak mau. Takut."

"Hei, ada aku bersamamu." Seokjin mencoba membujuk Yoora. Memang, dirinya masih marah dengan Yoongi, namun tidak baik juga membiarkan hubungan kedua kakak-beradik ini terus merenggang.

Yoora masih bergeming. Dengan sedikit paksaan, Seokjin menarik tangan gadis itu lalu menyeretnya mengikuti langkahnya.

Tentu saja Yoora pasrah atas perlakuan Seokjin padanya. Matanya pasti membengkak dengan hidung memerah. Dia benci menangis.

🐹🐹🐹

"Tunggu, tunggu."

Yoora menghentikan langkahnya tepat di depan pintu dorm. Dirinya mendongak ragu. "Apa Yoongi Oppa masih marah?"

Seokjin tersenyum kecil. Tangannya mengusak rambut depan Yoora gemas. "Tidak akan. Yoongi sangat menyayangimu, tahu."

Setelah itu, Seokjin membuka pintu dormnya perlahan. Tangannya masih melingkar dipergelangan tangan Yoora, seakan tidak ingin melepaskannya.

"Seokjin hyung!"

"Yoora Nuna!"

Yoora menutup keduanya matanya ketika tubuhnya bertabrakan dengan tubuh Yoongi yang lumayan tinggi. Dia sangat terkejut.

"Yoora. Maafkan aku, hm? A-aku tidak bermaksud seperti itu. Tolong maafkan mulut sampahku ini." Yoongi merengkuh tubuh Yoora erat. Mengabaikan tatapan geli anggotanya.

Sejenak, Yoongi ingin menghilangkan jati dirinya yang terkenal cool di hadapan anggotanya.

"Tidak apa, Oppa. Maafkan aku juga karena terlalu membesar-besarkan masalah." Yoora pun membalas pelukan Yoongi.

"Hei, hei! Yoongi hyung menangis?! Eiyy~ kita harus mengabadikan momen ini!" Jimin sudah bersiap dengan ponselnya; berniat mengambil foto.

"Diam, pendek!" balas Yoongi singkat. Pria itu juga mulai melepaskan pelukannya dan menggantinya dengan rangkulan di pundak Yoora.

"Hyung lebih pendek dariku!"

"Tidak, aku lebih tinggi 1 cm darimu."

"Bohong!"

Dan, mereka pun berdebat. Yoora tersenyum dalam diam, memperhatikan keduanya yang sibuk melontarkan ejekan satu sama lain.

Ibu, apa kau melihatnya? Yoongi Oppa disini bersamaku. Aku tidak sendirian lagi, batinnya.

🐹🐹🐹

"Jin hyung."

"Hm?"

"Apa kau menyukai Yoora?" Cukup lama menunggu respon Seokjin atas pertanyaannya.

Seokjin mengedikkan bahunya lemas. "Entahlah, aku tidak tau."

Hoseok menghela napas panjang. "Kau terus mengenggam tangan Yoora hingga dia pulang. Bahkan, ketika Yoongi memeluknya kau tidak melepaskannya."

"Oh, benarkah? Aku tidak sadar."

"Aish, sepertinya dalam waktu dekat, kalian akan berkencan."

Seokjin bungkam. Tidak menolak ataupun menerima. Dia hanya... belum tau isi hatinya.

🐹🐹🐹

Esok harinya, Yoora menjalani harinya seperti biasa. Dia berangkat sekolah menggunakan bus umum. Hari ini bus cukup ramai, terutama oleh para pekerja dan pelajar.

Yoora memasuki gerbang sekolahnya dan melangkahkan kaki santai menuju kelasnya. Masih ada waktu untuk bel pelajaran pertama dimulai.

"Hai, Sowon!" sapanya sesaat setelah mendudukkan pantatnya ke bangku miliknya.

Sowon yang sedang sibuk dengan bukunya pun tersentak lantas melemparkan tatapan tajamnya ke arah Yoora. "Aish, kau mengejutkanku!"

"Hehe, maaf." Yoora menaruh tasnya di samping mejanya. "Oh, kau sudah mengerjakan tugas?"

Yoora bertanya sekedar memastikan. Sahabatnya itu sangat malas jika harus mengerjakan tugas rumah.

Sowon menggeleng lesu. Tangannya yang tengah memegang bulpoin mengetuk buku lemas. "Aku sedang mengerjakannya sekarang."

Yoora menghela napas panjang. Sudah tidak terkejut dengan kalimat sahabatnya yang selalu sama.

Kemudian, dia menjulurkan buku tugasnya ke arah Sowon. "Cepat kerjakan. Masih ada waktu sebelum Kim Saem datang."

Sowon menerima bukunya dengan mata berbinar. Berseru terima kasih lantas segera menyalin tugasnya.

Yoora tersenyum geli sembari menggelengkan kepalanya. "Setidaknya kau harus rajin sebelum aku tiada." ucapnya dengan suara pelan.

"Apa? Kau mengucapkan sesuatu?" Sowon mendongak. Buru-buru, Yoora menggeleng. "Tidak ada. Fokus saja pada tugasmu."

Sowon menurut dan kembali menyalin tugasnya. Sedangkan, Yoora menghela napas lega. Untuk saat ini, biarlah menjadi rahasianya sendiri. Orang lain tidak perlu tau tentang penyakitnya, termasuk Yoongi.

Yoora hanya tidak ingin Yoongi mencemaskannya dan bisa mempengaruhi pekerjaannya sebagai idol nantinya. Tidak, kakaknya itu sudah bersusah payah membangun grupnya hingga sebesar sekarang, tidak mungkin dirinya merusak semuanya.

Ya, cukup dirinya saja yang tau.

🐹🐹🐹

Setelah sedikit berdebat dengan Sowon mengenai urusan pribadinya. Sowon pun menyerah dan membiarkan Yoora pergi meski sedikit sebal.

Tidak biasanya Yoora mempunyai urusan pribadi hingga melarang Sowon ikut dengannya.

Yoora menunduk sekilas lantas meninggalkan Sowon di depan gerbang sekolah. Tidak lupa, dirinya melambaikan tangan ke arah Sowon sebagai tanda perpisahan.

Setelah itu, Yoora melangkahkan kakinya gontai menuju tujuannya. Rumah sakit.

Ya, dirinya ingin berkonsultasi mengenai penyakitnya. Setiap hari, Yoora semakin sering merasa pusing. Bahkan, obat yang diberikan oleh dokter pun tidak berfungsi dengan baik.

"Ada yang bisa saya bantu?"

Yoora mengulum bibirnya ke dalam sembari merapatkan jaketnya. Dia sengaja membawa jaket dan memakainya guna menutupi seragam yang tengah ia pakai.

"Saya ada janji dengan dokter Shin." balasnya sopan.

Lantas, resepsionis tersebut mempersilahkan Yoora untuk pergi ke ruangan yang dimaksud. Memberitahu bahwa dokter Shin sebentar lagi akan datang menemui Yoora diruangannya.

Yoora mengangguk mengerti kemudian mulai menunggu. Seperti sebelumnya, dirinya cukup gugup dengan konsultasi hari ini. Takut hasilnya lebih parah dari yang lalu.

"Oh, Min Yoora-ssi." Dokter Shin menyapanya sebelum beliau duduk di kursinya. "Maaf sudah menunggu lama."

Yoora menggeleng pelan sembari tersenyum tipis. "Tidak apa, Dokter."

"Kalau begitu, langsung saja pemeriksaannya."

🐹🐹🐹

'Penyakitmu semakin parah, Yoora-ssi. Apa kau tidak meminum obatnya secara rutin? Jika seperti ini terus, kau harus melakukan kemo.'

Perkataan Dokter Shin itu masih terngiang-ngiang di kepalanya. Kemo? Tidak, Yoora tidak ingin melakukan kemoterapi. Jika dia melakukannya, pihak rumah sakit pasti akan meminta persetujuan dan tanda tangan dari pihak keluarga. Yoora tidak ingin Yoongi tau.

Yoora lebih memilih tergantungan dengan obat daripada membiarkan Yoongi tau tentang penyakitnya. Dia hanya tidak ingin menyusahkan kakaknya itu.

Drrt,  ponselnya bergetar di saku mantel miliknya. Ada panggilan dari Sowon. Yoora segera mengangkat telepon tersebut.

"Ya, Sowon-nie?" Sapa Yoora. Dirinya mencoba menetralkan suaranya yang masih serak sebab menangis tadi.

"Ayo ke taman! Sudah lama tidak pergi jalan-jalan berdua denganmu. Urusanmu sudah selesai, kan?"

Yoora meringis pelan. Temannya itu ada-ada saja. Dokter Shin menyuruhnya untuk istirahat setelah konsultasi dan tentu dirinya harus menolak ajakan Sowon. "Aku tidak-"

"Aku menunggumu!"

Tut.

Panggilan diputus sepihak oleh Sowon. Yoora hanya menghela napas panjang sembari berjalan gontai. Apa dirinya harus menerima ajakan Sowon? Gadis itu pasti sudah berada di taman.

Kembali, ponsel Yoora bergetar. Menampilkan sebuah pesan dari Yoongi.

Yoongi Oppa : Kau dimana? Aku ingin mengunjungi rumah Ibu denganmu hari ini.

Heol, dua orang mengajaknya disaat dirinya benar-benar dalam keadaan lemas. Apa sebaiknya Yoora menyuruh Yoongi ke taman? Menemani Sowon.

Yoora tidak tega membiarkan Sowon menunggu dirinya. Biarkan dua insan itu jalan-jalan berdua. Lantas, dia mulai mengetik balasan untuk Yoongi.

Me : Di taman dekat rumah.

Setelah itu, Yoora memasukkan ponselnya ke dalam saku sembari tersenyum geli. Membayangkan ekspresi bingung dari keduanya.

"Jung Sowon, kau harus berterima kasih padaku."

🐹🐹🐹

Continue Reading

You'll Also Like

172K 15.8K 29
[Update: Senin-Selasa] "I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian...
15.7K 731 30
BIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA OKEY HAPPY READING ツ ayara Queenzee,seorang gadis yatim piatu yang tinggal di panti asuhan sejak kecil memiliki sifa...
762K 46.7K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
Fantasia By neela

Fanfiction

1.7M 5.2K 9
⚠️ dirty and frontal words 🔞 Be wise please ALL ABOUT YOUR FANTASIES Every universe has their own story.