Angel(o)

By Fatzzahh

138K 7.1K 172

"Dasar cengeng, jatoh gitu aja nangis. Kayak bocah" ucap Angelo sambil berdiri di sebelah Fia yang menangis d... More

Alifiah Arsyinta(1)
Angelo Affandi(2)
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
29
30
31
32
33
34
35
36(end)
Epilog

28

2.8K 175 1
By Fatzzahh

Waktu telah menunjukkan pukul 17.30 WIB, tetapi sepasang remaja itu masih berjalan-jalan di pinggir pantai membuat jejak kaki sebagai tanda bahwa mereka telah melewatinya. Gadis berlesung pipi itu sesekali mencipratkan air ke arah cowok jangkung di sebelahnya, tetapi hanya dibalas senyuman simpul oleh cowok itu.

Setelah mengelilingi banyak wahana di Dufan, keduanya memilih untuk mengunjungi pantai.

"Aku kira, jadi pacar kamu itu kayak lihat senja di pagi hari. Gak mungkin, tapi ternyata aku salah" kata Fia tiba-tiba sambil melihat matahari yang hendak tenggelam.

"Angelo, apa yang bakal kamu lakuin kalau aku pergi kayak senja, tapi aku gak kembali lagi jadi mentari?" Mendengar pertanyaan itu, Angelo mengernyit bingung lalu menoleh ke arah gadis di sebelahnya itu.

"Lo ngomong apaan sih? Otak gue gak nyampe kesana"

Fia tersenyum lalu terdiam sebentar. "Kamu sedih gak, kalau aku pergi dari dunia lebih dulu dari kamu?" Pertanyaan itu membuat Angelo lagi-lagi menautkan alisnya. "Bisa gak, gak usah bahas tentang itu?" Angelo menatap mata Fia dengan tatapan yang tak bisa dimengerti oleh Fia, Fia menaikkan sebelah alisnya. "Karena yang gue mau sekarang, lo itu harus ada di deket gue. Dan tentang lo pergi dari dunia ini ataupun dari hidup gue, gue belum mikirin sampe kesana" Lanjut Angelo lantas membuat perasaan
hangat menjalar ke seluruh tubuh Fia,rasanya tenang sekali mendengar perkataan Angelo itu, tetapi setengah perasaannya lagi takut jika cowok itu akan mengatakan bahwa hatinya bukan lagi milik Fia.

"Apa hati kamu bakal usir aku?" tanya Fia penasaran, ktetapi Angelo
hanya mengangkat kedua bahunya acuh. Fia mendengus sebal melihat tingkah Angelo, gadis itu lantas memukul lengan Angelo dengan lembut.

Angelo melihat arloji yang melinggar di pergelangan tangannya. "Ayo pulang" ajak Angelo lalu membuat Fia mengangguk mengiyakan.

Keduanya mengambil sepasang sepatu mereka masing-masing lalu keduanya berjalan menuju mobil hitam Angelo.

*****

Angelo dan Fia sedang duduk di salah satu bangku yang berada di tengah kantin. Fia melahap makanannya dalam diam, sedangkan Angelo sedari tadi cowok itu terus memperhatikan gadis disebelahnya itu. Sejak tadi pagi, gadis itu tidak banyak berbicara dan tidak memperdulikan Angelo yang berbicara. Hal itu membuat satu pertanyaan muncul dari otaknya, yaitu, Ada apa dengan Fia?

"Lo sariawan ya?" Tanya Angelo masih dengan menatap Fia. Fia menggeleng sebagai jawabannya. "Kenapa diam terus?" Fia hanya mengangkat kedua bahunya acuh sebagai jawaban pertanyaan Angelo.

Sebenarnya, Fia sengaja bertingkah cuek kepada Angelo, karena besok adalah hari spesial untuk Angelo dan gadis pendek itu ingin membuat Angelo kesal sekaligus ingin membuat cowok itu merasakan diperlakukan dingin seperti yang ia lakukan ke Fia.

Fia berdiri dari duduknya setelah menyelesaikan kegiatan makanannya. Angelo yang sedang meminum es jeruknya pun mendongak melihat Fia yang berdiri dari tempatnya. "Mau kemana?" Tanyanya. "Kelas" jawab Fia dengan singkat. Angelo ikut berdiri dari duduknya lalu mengikuti langkah Fia yang sudah lebih dulu berjalan daripada dirinya.

Fia memberhentikan langkahnya saat ia melihat bulir-bulir air hujan mulai turun dengan deras dari langit. Angelo yang berjalan di belakang Fia pun juga memberhentikan langkahnya lalu berdiri tepat di sebelah kanan gadis itu.

Karena kelas Fia yang bersebrangan dengan kantin, gadis itu harus menunggu hujan mereda jika ia tidak ingin seragamnya basah dan memperlihatkan pakaian dalamnya.

Bel tanda waktu istirahat berakhir berdering nyaring seantero SMA Cenderawasih. Fia mengigit bibir bawahnya bingung harus berbuat apa, pasalnya jam pelajaran selanjutnya adalah pelajaran Fisika yang hari ini mendapat giliran ulangan harian.

Fia melangkahkan kakinya hendak berlari menembus hujan, tetapi tangan kekar Angelo dengan cepat menggenggam tangan mungilnya. Fia berbalik melihat Angelo lalu menaikkan salah satu alisnya. Angelo mengambil kardus bekas yang berada di dekatnya lalu mengangkatnya di atas kepala, bermaksud untuk memberikan fungsi semacam payung.

Angelo menarik tubuh Fia untuk mendekat kepadanya lalu tangannya memegang bahu Fia dengan erat. "Siap?" Tanyanya seperti wasit lomba lari. Fia hanya mendongak menatap Angelo. Angelo menghitung hingga gitungan ketiga, keduanya berlari bersama menembus hujan yang waktu itu bertambah deras.

Fia tidak bisa mempungkiri bahwa hatinya sangat senang, namun ia harus berpura-pura cuek demi mencapai tujuan yang memuaskan.

Saat keduanya sudah tiba di koridor kelas Fia, Angelo memutar tubuh Fia hingga keduanya saling berhadapan. Tangan Angelo mengusap rambut Fia yang sedikit basah lalu berkata, "Jangan cuekkin gue lama-lama ya?" Ucapan Angelo itu membuat suhu tubuh Fia yang tadinya dingin menjadi sedikit menghangat saat ini. Dengan sekuat tenaga, Fia menahan untuk tetap bersikap secuek mungkin.

Fia masih menatap mata milik Angelo dengan hangat, namun tatapan itu berhenti saat suara nyaring masuk ke indra pendengaran Fia. Fia melihat seorang gadis kurus sedang berdiri di depan kelasnya. "JANGAN PACARAN MULU. BU ERNA UDAH OTW KESINI" teriak Zahra memberi peringatan kepada Fia untuk segera masuk ke dalam kelasnya.

"Aku masuk dulu" pamit Fia lalu dibalas anggukan oleh Angelo.

Fia berlari kecil menuju kelasnya lalu masuk ke dalam kelasnya.

Asal lo tau, Angelo, gue juga gak bisa cuekkin lo lama-lama. Tinggal dua belas jam lagi kok. Batin Fia saat gadis itu berbalik menatap punggung Angelo yang semakin jauh dari pandangannya.

*****
Waktu sudah menunjukkan pukul 23.30, tetapi Fia malah masih berada di depan rumahnya menunggu Reyvan datang menjemputnya untuk menuju rumah Angelo. Gadis itu sesekali mengusap lengannya karena angin yang semakin malam, semakin menusuk kulit.

Untung saja, Sinta mengizinkan Fia untuk pergi malam-malam seperti ini. Fia mulai gelisah melihat arloji di pergelangan tangannya yang menyisakan waktu tiga puluh menit untuk dirinya datang tepat waktu di rumah Angelo.

Sorot lampu datang dari arah kanan jalanan komplek Fia, membuat gadis itu tersenyum sumringah lalu berdiri dari duduknya.

Reyvan menurunkan kaca mobilnya lalu tersenyum ke arah Fia. Seorang gadis chubby duduk di sebelah Reyvan lalu melambaikan tangannya sambil tersenyum. Fia membulatkan matanya lalu tersenyum, "Bintan?" Tanya Fia seperti tak percaya. "Gak apa-apa kan kalau gue ajak Bintan?" Tanya Reyvan lalu dibalas anggukan antusias oleh Fia. Tanpa ia sangka, di kursi penumpang belakang, seorang gadis kurus menurunkan kacanya lalu tersenyum juga ke arahnya. "Zahra?" Ucap Fia lagi dengan ekspresi yang sama saat ia melihat Bintan. "Kita semua bakal ngeramein rencana lo" ujar Zahra sambil mengedipkan matanya.

Fia benar-benar beruntung memiliki teman-teman yang begitu baik.

Saat Fia sudah duduk di kursi penumpang, Reyvan segera menginjakkan pedal gasnya untuk menjalankan mobilnya menembus sunyinya malam hari itu.

*****

00.05

"Udah telat lima menit" ucap Fia saat gadis itu sudah berada di depan pintu utama milik keluarga Angelo.

"Nggak apa-apa" jawab Reyvan dengan santai.

"Udah siap semua kan?" Tanya Reyvan memastikan lalu dibalas anggukan oleh tiga gadis di hadapannya itu.

Reyvan mengetuk pintu rumah Angelo lalu muncul seorang wanita paruh baya dengan daster panjang dan serbet yang terdapat di pundaknya.

"Eh, den Reyvan ya?" Tebaknya sambil tersenyum ramah.

"Iya bi. Angelo-nya ada kan bi?"

"Ada den. Den Angelo ada di kamarnya" jawabnya lalu mempersilahkan keempat tamunya untuk masuk dan segera menuju kamar Angelo yang berada di lanta atas.

Saat tiba di lantai atas, keempatnya melihat pintu kamar Angelo yang terbuka dan menampilkan cahaya lampu yang terang. "Angelo kalau tidur emang gak pernah tutup pintu ya?" Reyvan mengangkat kedua bahunya acuh.

"Teriaknya jangan pas depan pintu, pas di deket telinganya aja. Biar dia kaget kayak kucing di lempar sandal. Oke?" Ucap Reyvan memberikan intrupsi lalu dibalas kekehan dan anggukan oleh ketiga gadis di sekitarnya itu.

Keempatnya berjalan mengendap-endap ke arah kamar Angelo.

Namun, saat Fia telah tiba di depan pintu kamar Angelo. Suatu pemandangan yang tidak ingin dan tidak pernah terpikirkan di otaknya kini terpampang di hadapannya.

Seorang gadis dengan rambut tergerai memeluk Angelo dengan erat, lalu dengan ragu Angelo membalas pelukannya, dan setelahnya gadis itu mencium kedua pipi Angelo tanpa canggung. Di sana, Angelo hanya diam diperlakukan seperti itu.

Reyvan menutup kedua matanya lalu menggigit bibir bawahnya, seharusnya cowok itu menahan Fia untuk tidak pergi ke rumah Angelo malam ini. Sedangkan kedua teman Fia yang juga melihat itu hanya bisa membulatkan kedua mulut dan juga mata mereka.

Kue yang sedari tadi Fia pegang akhirnya harus terjatuh ke lantai lantas membuat kedua orang di dalam sana berbalik melihat ke arah pintu. Fia menutup mulutnya menahan isakan yang hendak keluar, cairan bening sudah meluncur ke kedua pipinya, dadanya sudah terasa sesak dan ia merasa seribu anak panah tajam telah menohok hatinya.

Fia memutar badannya lalu berlari menuruni tangga rumah Angelo. Angelo yang melihat Fia meninggalkan kamarnya pun langsung mengambil langkah untuk mengejar gadis itu. Namun, sebuah tangan menggenggam tangannya dengan lembut. "Dia siapa? Aku kayak kenal dia" Tanya gadis itu lantas membuat Angelo melepaskan genggaman gadis itu lalu berlari mengejar Fia.

"Fia!" Teriak Angelo saat dirinya melihat Fia telah menuruni tangga rumahnya. Dengan cepat, Angelo menggenggam tangan mungil milik Fia dan membuat gadis itu memberhentikan langkahnya. Fia memberontak melepaskan genggaman Angelo, namun dengan cepat, cowok jangkung itu menarik Fia kedalam dekapannya.

Fia akui, pelukan Angelo sangat hangat dan nyaman. Tetapi, apa pelukan itu hanya untuk dirinya?

"Lepasin gue!" Teriak Fia sambil mendorong tubuh kekar Angelo dengan keras. Dan bahasa bicaranya kini telah berubah yang awalnya, aku-kamu, kini sudah menjadi lo-gue lagi.

"Jangan mikir macem-macem" ucap Angelo sambil menatap mata Fia dengan lembut.

Entah darimana gadis itu mendapatkan kekuatan, kini dirinya telah terlepas dari dekapan cowok jantung itu. "Gue gak mau denger apapun dari lo!" Tegasnya lalu memutar badannya dan berjalan keluar rumah Angelo.

Angelo hendak mengejarnya lagi, namun suara Reyvan memberhentikan langkahnya. "Biarin dia sendiri" Angelo mengacak rambutnya frustasi lalu duduk di sofa ruang tamunya. Ia memukul-mukul tangan sofanya dengan kasar.

"Biar gue yang kejar Fia" ucap Zahra menenangkan.

Zahra berlari mengejar Fia yang entah kemana perginya. Dan gadis yang dilihat oleh Fia tadi duduk di dekat Angelo dan menatap cowok itu dengan penuh pertanyaan di dalam pikirannya.

•••••

Makasih sudah baca sampai sejauh ini❤️

Maafkan ketypoan yang bertebar dimana-mana😂

Continue Reading

You'll Also Like

30.5K 2K 64
" Kak, Aku hamil " - Gabriella " Bil, kita beda agama " - Haven Gabriella Alcalest telah melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya. Ia dan sang...
7M 295K 59
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
224 76 36
Gabrielle shaquille Ma, pria tampan dengan nama keren,kekayaanya membuat semua wanita tergila gila denganya, bahkan banyak dari mereka Berharap bisa...
143K 10.4K 11
🔞🔞🔞 18+ (NC!!) "Jangan sentuh aku," "Tidak, kau harus jadi milikku," "Aku tidak mau kau sangat licik," "Dasar tak tahu balas budi," "Ya udah ba...