Setiap orang pasti mempunyai masalah nya sendiri yang tak perlu di ketahui oleh orang banyak.
Luke darwizen
Elena menghela nafas, hanya itu saja yang mampu ia lakukan saat ini.
Sudah beberapa hari ini Elena berada di dalam ruangan yang sempit, gelap, dan pengap ini. Perutnya sedari kemarin belum terisi sedikitpun nasi, begitupun kerongkongan nya yang terasa sangat kering serta terasa perih karena tidak ada setetes air pun yang melewati kerongkongan nya.
Ia butuh minum, walaupun. Setetes saja Elena sudah bersyukur, keadaan Elena masih sama, kedua tangan dan kaki nya masih di rantai dengan kuat dan dirinya berada di dalam ruangan introgasi dengan sekujur tubuhnya yang terasa kaku dan sakit.
Kondisi Elena sangat jauh dari kata baik. Di Kepalanya terdapat darah yang sudah mengering, baju yang ia pakai pun sudah rusak di bagian sisi-sisinya. Ditambah lagi kaki Elena yang terasa sakit dan sulit di gerakan akibat terkilir saat ia berlari dari kejaran serigala di hutan tadi. Seluruh badan nya terasa remuk akibat tubuhnya bertabrakan dengan dinding yang keras.
Rambut Elena yang berwarna hitam kecoklatan itu rontok beberapa helai karena tarikan pria yang mengintrogasi nya, Elena merasa hidupnya sudah tak lama lagi, ia sungguh tak kuat dengan penderitaan ini. Siapapun tolong Elena?
Elena menyesal telah pergi dari rumah, ia menyesal telah mengetahui istana yang menjadi titik pusat dari rasa penasaran nya, Elena menyesali semua itu. Ia ingin pulang sekarang dan berkumpul bersama nenek dan sahabatnya.
"Tuan tolong berikan aku sedikit air." Pinta Elena dengan suara seraknya, Sekedar mengeluarkan suara saja membuat kerongkongan Elena terasa lebih sakit dari sebelumnya.
Tak terdengar sahutan dari penjaga itu, Elena mendesah pasrah, ia yakin hidupnya tak akan lama lagi. Elena berharap ada seorang pangeran tampan yang datang menyelamatkan dirinya, seperti pada cerita dongeng-dongeng yang pernah Elena baca.
🏰🏰🏰
Kini Luke sudah berada di depan pintu masuk utama istana Gultam yang telah meminta bantuan padanya, para penjaga pintu utama membukakan pintu utama untuk pangeran yang menjadi tamu mereka. Luke berjalan memasuki istana, para pelayan langsung menundukan kepala mereka ketika Luke berjalan melewati mereka.
Luke memasuki ruang aula istana Gultam, dirinya di sambut dengan hangat oleh raja dan ratu kerajaan Gultam, para pelayan wanita berdiri di sepanjang pintu masuk ruang aula, di depan Luke ada karpet merah yang menutupi ubin istana. Mereka semua tampak senang menyambut kedatangan Luke yang merupakan pangeran mahkota dari kerajaan terkuat di dunia immortal.
Raja Istana Gultam berdiri dari singgasana nya "Selamat datang di istana kami, pangeran Luke." Sapa Raja Jordin ramah. Luke tetap saja memasang wajah datar, ia hanya tersenyum tipis bahkan senyuman nya tidak terlihat.
"Salam dari kami, pangeran Luke." Sapa Ratu isabella dengan senyum yang menghiasi wajahnya.
Luke tersenyum tipis
"Salam hormat dari saya juga, Raja Jordin dan Ratu isabella." Ujar Luke meletakan satu tangan nya menyilang di dada dan membungkukan tubuhnya, Luke memberi hormat layaknya seorang pangeran.
"Terima kasih jika kau sudah bersedia membantu kerajaan kami melawan teror penyerangan ini." Ujar Raja Jordin. Luke hanya mengangguk singkat.
"Pangeran kami sudah menyiapkan kamar jika pangeran ingin beristirahat'' Ujar Ratu isabella.
Luke menggeleng, ia mengunjungi istana gultam bukan untuk bersenang-senang melainkan untuk membantu istana gultam menghadapi kaum pemberontak yang bisa kapan saja menyerang secara tiba-tiba. "kita tidak punya banyak waktu untuk bersantai, kaum immortal pemberontak bisa menyerang tanpa kita ketahui. Maka dari itu kita harus mempersiapkan strategi peperangan secara matang sebelum mereka menyerang terlebih dahulu." Ujar Luke seperti sudah terbiasa menghadapi hal seperti ini.
"Baiklah, pangeran Luke. Kami akan menunjukan ruang untuk berlatih" Ucap Raja Jordin seraya berjalan terlebih dahulu untuk menunjukan letak ruangan yang akan menjadi tempat pelatihan para prajurit yang akan berperang. Luke mengikuti raja Jordin yang berjalan di depan nya. sementara Ratu isabella pun mengikuti kemana suaminya akan pergi.
Sesampainya di sebuah ruangan berukuran besar dan di penuhi oleh banyak pasukan prajurit yang akan menunggu giliran berlatih bertempur, Raja Jordin mempersilkan Luke agar segera menjadi pemimpin yang akan melatih para prajurit itu.
Luke berdiri di depan barisan para prajurit, wajah Luke menyiratkan keseriusan walaupun mimik wajahnya tetap datar. "Pertama, sebelum berperang pastikan semua senjata yang kalian gunakan lengkap. Kedua, Pastikan mental dan fisik kalian kuat. Ketiga, berperang sesuai dengan strategi yang sudah di tentukan. Keempat, jangan memusatkan fikiran kalian sepenuhnya pada lawan di depan kalian. Kelima, kalian harus mengetahui taktik apa yang di gunakan lawan kalian, agar kalian dapat mengimbangi skill lawan." Ujar Luke, semua prajurit mendengarkan penjelasan Luke.
"Saat peperangan di mulai, semua anak-anak dan para wanita harus berada di dalam ruangan rahasia, tetapi. Ada beberapa prajurit tingkat atas yang akan menjaga ruangan rahasia itu."
"Strategi perang kali ini kita akan menggunakan formasi benteng." ujar Luke.
Salah satu prajurit membuka pembicaraan "Bagaimana bentuk formasi itu pangeran?" Tanya prajurit itu pada Luke.
"Kita akan menggunakan formasi benteng, prajurit barisan pertama akan menjadi tameng di depan, prajurit barisan kedua yang akan membantu prajurit tameng menghadapi lawan, sekaligus menjadi pengecoh dengan posisi yang selalu berubah-ubah. Barisan ketiga yang akan menjadi tameng yang melindungi anggota kerajaan, biasanya prajurit yang akan menempati bagian inti adalah prajurit handal dalam tingkat tinggi. Formasi ini di bentuk saat kalian mendapatkan perintah dari panglima perang, formasi ini di gunakan saat pasuka istana mulai kehabisan."
K
etika Luke menjelaskan formasi itu semua tampak mengerti, mereka kagum dengan strategi unik yang di susun oleh pangeran Darwisen itu.
Luke melipat kedua tangan nya di dada "Aku ingin melihat ketangguhan kalian dalam bertempur." Ucap Luke.
Prajurit barisan pertama maju selangkah di depan Luke, kedua prajurit itu saling berhadapan dengan masing-masing menggenggam sebuah pedang.
"Gunakan pedang kalian, ingatlah strategi perang yang aku jelaskan tadi" Ujar Luke seraya memperhatikan kedua prajurit yang akan memulai pertarungan mereka.
Dengan aba-aba yang di berikan oleh Luke, kedua prajurit itu saling menyerang satu sama lain menggunakan pedang yang mereka andalkan. Tak hanya itu kedua prajurit itu sama-sama tangguh, mereka menggunakan taktik perang yang di ajarkan Luke pada mereka. Prajurit pertama menangkis serangan dari prajurit kedua.
"Cukup, pertarungan kalian sudah bagus." Luke menghentikan pertarungan itu. Prajurit yang tadi bertarung menghentikan pertarungan mereka dan kembali ke barisan.
"Selanjutnya." Perintah Luke dengan nada suara tegas, barisan kedua yang menjadi giliran menunjukan skill bertarung mereka pada Luke.
Prajurit itu memegang senjata pedang dan belati, mereka berdiri berhadap-hadapan. Setelah aba-aba yang di berikan Luke, mereka memulai aksi pertarungan mereka. Luke memperhatikan setiap gerakan dari cara kedua prajurit itu bertarung.
"Pangeran Luke memang pantas menyandang gelar pangeran terkuat."
Ujar Ratu isabella pada Raja Jordin.
Raja Jordin mengangguk
"Ya, aku tau itu." Jawab Raja Jordin.
Di tengah keseriusan para prajurit berlatih, pintu ruang pelatihan terbuka secara tiba-tiba, semua yang berada di ruangan itu sontak menoleh pada sosok prajurit yang sedang terengah-engah.
"Maaf telah mengganggu, saya ingin melaporkan bahwa kaum pemberontak telah menyerang istana Gultam." Prajurit itu melapor tentang kegaduhan yang terjadi di pintu gerbang utama istana Gultam.
"Sial, ternyata mereka bermain curang" Umpat Raja Jordin seraya berjalan keluar untuk melihat keadaan istana nya.
"Ratu Isabella bisakah kau membawa semua anak-anak dan wanita untuk memasuki ruang rahasia." Tanya Luke.
Ratu Isabella mengangguk
"Aku bisa melakukan itu."
"Baiklah, terima kasih Ratu."
Luke melesat dengan kecepatan penuh keluar dari ruang pelatihan, beberapa prajurit mengikuti langkahnya di belakang. Luke berhenti di tempat yang tak jauh dari area pertempuran, dari sini Luke mengetahui bahwa pasukan itu adalah pasukan gabungan antar beberapa kubu pemberontak.
"Kalian, serang beberapa kubu itu."
Perintah Luke pada pasukan prajurit yang mengikutinya, mendengar perintah dari Luke. Pasukan prajurit langsung memulai pertempuran mereka.
"Prajurit dengan senjata panah, tetap berada di atas menara istana. Kalian bertugas memanah musuh dari arah atas" Luke mengirim telepati pada prajurit yang bersenjatakan panah.
"Laksanakan pangeran." Balas telepati dari salah satu prajurit yang sudah berada di atas menara.
Luke melesat memasuki arena pertempuran, Luke menyerang prajurit musuh dengan sekali tebasan pedang milik Luke. Kemudian Luke beralih pada rogue, Luke menancapkan pedang miliknya pada rogue yang akan menyerang nya. Luke menangkis serangan pedang yang berasal dari prajurit musuh, suara pedang Luke mulai beradu dengan pedang prajurit yang mempunyai skill atas.
Trasshh
Luke melemparkan pedang milik prajurit yang menyerangnya, setelah prajurit itu lengah Luke langsung menusuk prajurit itu menggunakan pedang miliknya.
Salah satu prajurit musuh menggoreskan pedang nya pada lengan Luke hingga mengeluarkan darah, Luke tidak sempat menghindar. Mata Luke berubah menjadi merah, semerah darah. Taring Luke memanjang, serta kuku-kuku Luke memanjang dengan ujung lancip dan runcing. Luke mencakar tubuh prajurit itu menggunakan kuku-kuku tajam miliknya. Luke menebas dan memenggal kepala para prajurit musuh yang berusaha menyerangnya, baju khas kerajaan miliknya sudah menjadi kotor dengan Cipratan darah rogue dan prajurit musuh yang Luke bunuh.
Luke memiringkan tubuhnya, dan bertepatan saat itu sebuah anak panah meluncur melewati Luke dan menancap tepat di batang pohon belakang Luke. Beruntung Luke berhasil menghindar tepat waktu sebelum anak panah itu mengenai tubuhnya.
Luke menatap seorang pria yang berdiri tak jauh dari tempat Luke, lelaki itu menyeringai pada Luke. Secepat cahaya lelaki itu melesat menjauh dari hadapan Luke.
"Pengecut!" Gumam Luke sebelum melesat mengejar pelaku yang memanahnya tadi.
"Berhenti!" Ujar Luke seraya menarik baju lelaki yang memanah nya hingga lelaki itu terjatuh karena tarikan Luke.
Lelaki itu melepaskan tangan Luke yang menarik bajunya dengan kasar. Ditatapnya Luke dengan senyuman miring "Lama tak jumpa pangeran Luke." Ujar lelaki itu seraya tersenyum sinis.
Luke tersenyum sinis, sudah lama Luke tidak berjumpa dengan orang yang ingin ia habisi sekarang juga.
Rupanya lelaki itu lah yang menjadi pemimpin dari pemberontakan ini. Namun, Luke belum menemukan raja dari kaum pemberontak ini.
"Sudah lama aku tidak membuatmu sekarat di tanganku, Ludwick." Ujar Luke dengan nada dingin.
Lelaki bernama Ludwick terkekeh,
"Hari ini kau yang akan kalah pangeran, aku akan pastikan itu." Ucap Ludwick dengan mimik wajah berubah serius.
Luke berdecih muak, sikap musuh di depan nya ini memang tidak pernah berubah. "Coba saja kalau kau bisa, dan akan aku pastikan kau sekarat di tanganku."
Luke mulai menyerang Ludwick dengan kukunya yang tajam. Ludwick selalu mengelak dengan lancar, Luke menendang Ludwick hingga pria itu tersungkur. Ludwick bangkit lalu menyerang balik Luke dengan menebaskan pedang miliknya.
Srekkk
Punggung Luke terkena tebasan pedang milik Ludwick, Luke mengerang dan memegang punggung nya yang mengeluarkan darah. Tebasan Ludwick merobek kulit punggung nya cukup dalam.
"
Licik" Gumam Luke setelah mengetahui bahwa pedang Ludwick
telah di olesi semacam racun yang menyulitkan proses memulihkan luka bagi makhluk immortal. Para kaum immortal dapat menyembuhkan luka nya sendiri dengan sangat cepat tanpa bantuan obat-obatan.
Luke menatap Ludwick dengan marah "Dasar licik" desis Luke geram.
Luke melayangkan tinjunya pada Ludwick. Namun, lelaki itu berhasil mengelak dari serangan Luke. Tak sampai di situ, Luke melayangkan pedang nya ke arah Ludwick. Kedua pedang itu saling bersinggungan hingga menimbulkan bunyi yang nyaring. Dengan gerakan cepat Luke menebaskan pedang milik nya dengan kuat hingga pedang milik Ludwick terpental, tak mau membuang kesempatan Luke menebaskan pedang nya ke arah lengan Ludwick.
Ludwick mengerang saat tangan nya terputus akibat tebasan pedang Luke.
Ludwick tersenyum sinis, tak berapa lama tangan Ludwick yang terputus langsung tumbuh kembali dengan cepat, seperti sedia kala.
Ludwick kembali menyerang Luke menggunakan kuku-kuku tajam miliknya, dan saat itu juga Luke langsung menusukan pedang nya ke arah perut Ludwick, hingga luka tusukan pedang Luke di perutnya mengeluarkan banyak darah. Ludwick menggeram marah, ia memengang perutnya yang terluka, Setelah itu Luke menendang Ludwick hingga tubuhnya menabrak pohon.
Ludwick kalah telak, pedang miliknya sudah hancur di tangan Luke. Luke berlari menuju tempat Ludwick terkapar tak berdaya
"Nyawamu akan hilang di tanganku." Ujar Luke seraya menatap Ludwick yang tak berdaya.
Luke mengangkat pedang nya dan akan menusukan pedang itu tepat di jantung Ludwick. Namun, sebuah bayangan menabrak tubuh Luke hingga Luke hilang keseimbangan, "Sial!" Luke bangkit berdiri dan dirinya melihat bayangan itu membawa Ludwick menghilang secepat angin.
Luke mengepalkan kedua tangan nya, Luke belum sempat menghabisi nyawa Ludwick yang sudah tak berdaya di hadapan nya. Dan Luke yakin bayangan yang menyelamatkan Ludwick adalah raja pemberontak yang tengah di carinya itu.
_________________TBC_________________
Hello semua masih ada yang setia nunggu cerita aku gak??
Okey part ini udah aku revisi menurut kalian bagusan cerita Mbm yang pertama kali atau yang kedua??
So jangan lupa vote and commen hargai pemulis yah guys😁😊
Salam manis dari si tampan Luke hehehe 😁
See you 😘