Bad Boy CEO And I [#MFFS 3]

Από Anindana

11.4M 734K 20.6K

Megan Penelope dimata Alceo Tyler adalah seorang perempuan yang sangat menyebalkan di kehidupannya. Disaat se... Περισσότερα

Prolog
BadBoy 1
BadBoy 2
BadBoy 3
BadBoy 4
BadBoy 5
BadBoy 6
BadBoy 7
BadBoy 8
Badboy 9
BadBoy 10 (1)
BadBoy 10 (2)
OPEN PO FATED!!!
BadBoy 11
BadBoy 12
BadBoy 13
BadBoy 14
BadBoy 15
BadBoy 17
BadBoy 18
BadBoy 19
BadBoy 20
BadBoy 21 (1)
BadBoy 21 (2)
BadBoy 22
BadBoy 23
BadBoy 24
BadBoy 25
BadBoy 26 (1)
BadBoy 26 (2)
BadBoy 27
BadBoy 28
BadBoy 29
BadBoy 30
BadBoy 31 (1)
BadBoy 31 (2)
BadBoy 32
BadBoy 33
BadBoy 34 (1)
BadBoy 34 (2)
BadBoy 35
BadBoy 36
BadBoy 37
BadBoy 38
Badboy 39
BadBoy 40
BadBoy 41
BadBoy 42
BadBoy 43
BadBoy 44
Epilog (End super End!)

BadBoy 16

207K 14K 359
Από Anindana

Alceo menghempaskan bokongnya di kursi kayu reyot yang lapuk akibat dimakan waktu.

Mereka sudah sampai di Motel kecil pinggir jalan raya beberapa saat lalu. Megan sudah berada di dalam untuk beristirahat, sedangkan Alceo memutuskan untuk mengasingkan dirinya di depan kamar sambil mengisi daya ponselnya untuk meminta bantuan. Lagipula, ia memang harus berjaga karena ia sangat tidak menjamin keamanan motel itu.

Selagi menunggu ponselnya terisi dan menyala, Alceo kembali termenung. Pikirannya melayang ke perbincangan diantaranya dan Megan yang mengalir begitu bebas. Mulai dari hal pekerjaan, sampai hal pribadi mengenai keluarganya.

Dirinya tidak pernah bercerita mengenai hal sepribadi itu pada siapapun. Tidak juga pada temann kencannya. Meski kehidupannya cukup terbuka karena ibunya adalah seorang model, namun ada beberapa hal yang tidak publik ketahui. Misalkan, siapa yang memiliki hobby memakai celana dalam selama 1 minggu tanpa pernah dicuci?

Tidak, Alceo tidak mengatakan hal itu dan ia bukan laki-laki senista itu. Itu hanya perumpamaan.

Yang pasti, Alceo tidak pernah mengumbar aibnya kepada siapapun.

Mungkin ia benar-benar telah mengakui bahwa Megan is the one. Dan Alceo ingin Megan dapat menerima dirinya tanpa topeng dan atribut yang ia kenakan selama ini.

Seperti yang ia tanyakan pada Megan, meski ia tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan dari wanita itu.

Apa itu artinya kau akan menyukaiku kalau aku tidak lagi menjadi hidung belang?

Konyol memang. Dirinya selama ini selalu dikelilingi wanita cantik. Mulai dari model, anak pengusaha, sampai office girl. Ia bahkan pernah membayangkan dirinya yang akan mati kekurangan oksigen kalau sampai satu malamnya tidak ia habiskan bersama wanita.

Alceo mencicipi dunia itu sejak SMA, dan ia tidak tahu apakah ia bisa menarik diri dari dunia itu sebelum bertemu Megan.

Lalu bertemu dengan Megan, ia mulai mengenal dunia lainnya, dimana Megan mengisi 99% dunia itu.

Alceo tidak bisa lagi menyangkal kalau perempuan di dalam sana sudah merebut seluruh perhatian dan juga hatinya.

Ting!

Sebuah notifikasi bergantian berbunyi begitu ponsel Alceo menyala.

Sebagian besar adalah notifikasi email pekerjaan yang dikirim Van dan beberapa anak buahnya. Ada juga pesan singkat dari saudara kembarnya yang berada di Indonesia untuk menanyakan kabar, dan lima pesan dari nomor tidak di kenal, lalu pesan dari ayahnya.

Tunggu! Ayahnya tidak pernah mengiriminya pesan. Biasanya laki-laki penuh wibawa itu akan langsung meneleponnya, atau menghubungi sekretarisnya.

Alceo memilih untuk membuka pesan dari ayahnya terlebih dahulu.

From : Old Me
Aku tidak bisa menghubungimu. Van bilang kau pergi pagi tadi. Ada hal penting yang harus kami bicarakan denganmu, Alceo. Segera pulang kerumah dan temui kami. Berhenti membuat masalah dan mulailah dewasa, Alceo!

Alceo mengernyit. Ia tidak mengerti maksud pesan ayahnya. Tapi isi pesan itu sangat mencerminkan kemarahan dari laki-laki yang selalu bersikap bijaksana selama ini.

Apa Alceo melakukan suatu kesalahan? Yang ia lakukan hanya menghampiri Megan dan mencari wanita itu.

Atau pegawainya yang ia ancam akibat kemarahannya begitu tahu Megab menggilang, mengadu pada ayahnya? Mungkin saja. Ayahnya sangat peduli pada karyawannya melebihi anaknya sendiri.

Alceo meringis dan memutuskan untuk membuka pesan lainnya yang masuk.

Dan yang bisa Alceo rasakan setelahnya adalah, nafasnya tertahan ketika ia membaca kata perkata di layar ponselnya.

***

Megan sedikit terkejut begitu ia keluar dari kamar motel dan mendapati punggung bidang Alceo sedang membelakanginya sambil bersandar di kayu penyangga.

Alceo berbalik, membuat Megan semakin salah tingkah.

"P-p-pagi Mr.Tyler," sapa Megan. Sayangnya, sekuat apapun Megan, ia sepertinya tidak bisa melupakan perbincangannya yang semalam dengan Alceo.

Alceo menarik senyumnya dan mengangguk. "Pagi. Kau sudah siap? Kita bisa berangkat sekarang."

Megan melirik dan mendapati sebuah mobil sedan sudah terparkir di depan kamar mereka. Mobil yang berbeda dengan mobil semalam. Mungkin ini yang Alceo maksud dengan 'meminta bantuan'. Meminta mobil pengganti sementara mobilnya rusak. Hidup orang kaya memang semudah itu, kan?

Megan mengangguk kecil kemudian mengikuti Alceo yang sudah terlebih dahulu berjalan ke arah mobilnya.

Sepanjang perjalanan, Alceo dan Megan sama-sama terdiam. Namun keterdiaman Alceo terasa berbeda. Laki-laki itu nampak absen ketika Megan mencuri lirik kearahnya.

Alceo bahkan tidak berbicara apapun hingga Mereka sampai di hotel tempat anggota Tim Advertising Tyler menginap.

"Terima kasih, Mr.Tyler," ucap Megan seraya melepaskan sabuk pengamannya.

Alceo mengangguk dan mengulas senyumnya lagi. "Kau masuklah. Semua pasti khawatir dengan keadaanmu."

"Anda tidak turun?"

Alceo menggeleng. Ia menghadap kedepan lalu menghela nafas. Helaan nafasnya terdengar berat di telinga Megan. "Ada masalah yang harus aku selesaikan di Los Angeles," gumam Alceo datar.

"Masalahnya sangat berat, ya?" Tanya Megan tanpa bisa ia kendalikan.

"Kurasa..." Alceo menghela nafasnya untuk kesekian kalinya, lalu melirik Megan sambil mengulas senyum. "Kau mengkhawatirkanku sekarang?"

"T-tidak! Aku hanya-"

Alceo membungkam bibir Megan dengan kecupan. Kecupan kecil yang berubah menjadi lumatan dan dengan cepat Alceo menarik dirinya sebelum ia kembali membuat masalah dengan menarik Megan ke salah satu kamar di hotel ini.

"Maaf, tapi aku memerlukan itu," gumam Alceo pelan. "Untuk menyemangatiku melewati hari ini, dan juga esok," sambungnya sambil terkekeh kecil.

Tidak seperti Megan yang biasanya, Megan sedikit terbengong akibat kecupan dan lumatan yang akal sehatnya tidak bisa tolak. Megan seharusnya mendorong dan menampar Alceo sebagaimana mestinya. Tapi yang Megan lakukan adalah, ia menjulurkan tangannya, menepuk Bahu Alceo sambil bergumam, "semua akan baik-baik saja." Megan tersenyum.

Alceo menarik senyumnya. "Apa kau sudah jatuh cinta padaku?" Tanyanya.

Tangan Megan berhenti menepuk bahu Alceo dan senyumannya juga memudar dengan cepat. "In your dream! Seharusnya aku tidak perlu mengkhawatirkanmu dari tadi. Apa yang 'semua akan baik-baik saja'? Tidak akan ada yang baik-baik kalau itu menyangkut hidung belang sepertimu," gerutu Megan seraya berbenah diri keluar dari mobil Alceo dan di akhiri dengan suara pintu yang ditutup kencang oleh Megan.

Alceo terkekeh. Kaca jendelanya dibuka kemudian ia berteriak memanggil Megan yang sama sekali tidak menengok ke arahnya lagi.

Megan berbalik dengan wajah ketusnya. "Apa?!"

"Aku senang bisa mengenalmu," ucap Alceo. "Jangan jatuh cinta padaku, ok?"

"Dalam mimpipun tidak, Hidung belang!!" Pekik Megan tertahan. "Hati-hati dijalan, dan selamat jalan!" Ketus Megan lalu ia melanjutkan langkahnya.

Begitu sampai di lobby hotel, ia menjitaki kepalanya sendiri dengan gemas. "Apanya yang hati-hati di jalan? Apa tidak ada kata-kata lain lagi selain itu? Ah ini memalukan!!" Gerutu Megan kemudian melanjutkan langkahnya.

***

Dua hari berlalu, dan Megan sudah kembali ke Kantor dengan perasaan yang lebih ringan.

Selain karena ia datang pagi-pagi sekali, alasan ia menyambangi lantai 30 pagi itu juga yang membuatnya tidak berhenti tersenyum sejak ia bangun tidur.

Ia belum mengucapkan terima kasih pada Alceo yang sudah mencarinya dan menolongnya ketika tersesat.

Ia bermaksud memberikan oleh-oleh untuk Alceo, tapi Megan sadar kalau yang sedang ia bicarakan adalah Alceo. Laki-laki yang memiliki segalanya dan mampu membeli apa saja di dunia hanya dengan sekali jentikan jari.

Maka setelah berpikir semalaman sebelum kembali ke Los Angeles, Megan akhirnya menemukan hal yang semoga saja tidak mengecewakan meskipub terlihat tidak bernilai.

Lantai ruangan Alceo masih kosong. Meja sekretarisnya juga masih kosong. Meski begitu, Megan tetap mengetuk pintu sebelum masuk ke ruangan Alceo yang tidak terkunci.

Ia terkekeh membayangkan dirinya terlihat seperti maling yang sedang menjalankan aksi mencuri disana. Dan semoga saja tidak ada yang mencurigainya.

Megan mengeluarkan sebuah lempengan plastik tipis dari sakunya. Ia tersenyum kecil sambil menyelipkannya di bawah dokumen yang bertumpuk di atas meja bersama secarik surat yang Megan tulis.

Apa yang Megan berikan? Sama sekali tidak mewah. Hanya sebuah bunga clover berdaun 4 yang kata orang-orang bisa membawa keberuntungan. Megan me-laminatingnya setelah merangkai bunga-bunga itu menjadi sebuah huruf A besar.

Memang tidak mewah dan malah terkesan sederhana, tetapi... hei! It's the thought that is count, right? Kelusannya yang paling penting!

Begitu memastikan kalau tanda terima kasihnya sudah tersimpan sempurna dan tidak akan hilang, Megan kembali keluar.

Ketika ia menunggu lift, ia melihat Van baru tiba di lantai 30 dan sedang tersenyum bercampur terkejut melihatnya.

"Ms.Penelope, kan?" Tanyanya. Megan mengangguk sopan. "Kau mau mencari Mr.Tyler?"

"Ah..." Megan kembali salah tingkah. "Tidak, maksudku. Iya... tapi sepertinya aku kemari terlalu pagi."

"Mr.Tyler tidak akan kemari karena ada urusan di DC sejak kemarin. Kau ada pesan? Aku bisa menyampaikan kalau kau datang mencari-"

"Ahhh tidak tidak! Tidak perlu, tidak. Urusanku tidak penting. Tidak perlu memberitahunya," tolak Megan panik. Apa jadinya kalau Alceo tahu ia sedang dicari oleh Megan? Bunuh diri!

"Baiklah kalau begitu." Van tersenyum dan mengangguk, "saya permisi dulu. Maaf, anda jadi harus menunggu lift lagi."

Megan meringis dan mengangguk. "Tidak masalah. Silahkan."

Van berlalu meninggalkan Megan di depan Lift. Megan diam-diam bernafas lega dan berharap Van tidak melapor pada bos besar hidung belangnya itu. Ia tidak mau Alceo salah paham dan merasa di awang-awang.

"Hei, apa gosip itu benar?"

"Aku dengar juga begitu. Kalau mendengar Van berkata Bos ada di DC, aku rasa kabar itu benar."

Samar-samar, suara bisikan dapat Megan dengar dari belakangnya, dimana ada bilik-bilik tempat bekerja beberapa karyawan.

Diam-diam, Megan mencoba mempertajam pendengarannya. Apa yang terjadi selama 4 hari ia tidak berada di kantor? Apa masalah yang membuat Alceo muram dua hari lalu, seserius itu?

"Apa dia yang kemarin datang ke kantor ketika bos pergi?"

"Menurut kabar yang berhembus, seperti itu. Dan katanya, wanita itu juga sudah bertemu dengan keluarga Mr.Tyler di hari yang sama."

"Ah aku iri sekali pada wanita itu. Meskipun sebagian orang menganggap itu kesialan, tapi kalau ini mengenai mr.Tyler, bencana itu berubah menjadi keberuntungan!"

"Benar kan?! Aku juga merasa iri. Selama ini Mr.Tyler selalu pengaman. Wanita itu beruntung sekali karena bisa merasakan langsung milik Mr.Tyler dan bahkan kini wanita itu bisa mengandung anak Mr.Tyler. bayangkan bagaimana dunia wanita itu akan berubah karena ia tengah mengandung keturunan dari keluarga Tyler-"

Ting!

Megan merasakan kakinya lemas ketika berjalan ke dalam lift. Telinganya berdengung mendengar bisik-bisik karyawan di lantai 30 itu.

Perasaan ringan yang tadi membawanya ke lantai 30, berubah menjadi sebuah kehancuran total.

"T-tidak mung-" tidak, itu mungkin saja. Yang sedang dibicarakan adalah Alceo Marvello Tyler. Ini semua adalah mungkin, Batinnya membantah.

Jadi, hal yang membuat wajah Alceo  muram waktu itu adalah karena... "he make a woman pregnant? He... did?"

Kenyataan itu seperti tamparan kalau pengharapannya mengenai Alceo yang sudah berhenti menjadi hidung belang, itu terlalu tinggi.

Yang lebih parah... Hidung belang itu telah menghasilkan sebuah nyawa.

***

Tbc

Semoga suka 🙏

Maaf banget aku jarang up.

Aku lagi sibuk banget dan stress berat.
My father sick, my totebag untuk PO delayed, dan aku kerja lebih lama 2 minggu ini.

Untuk yang nunggu buku, semoga bsk bisa mulai aku kirim ya 🙏 maaf lama karena ada keterlambatan dari percetakan Totebagnya. Aku udah mengusahakan agar bisa secepatnya sampai di aku dan bisa segera aku kirim ke kalian.

Maaf sekali lagi 🙏🙏🙏

Συνέχεια Ανάγνωσης

Θα σας αρέσει επίσης

Little Wife Από Za Poetri

Γενικό Φαντασίας

3.6M 17.3K 6
*** Di usia yang masih belum genap 17 tahun lesy sudah harus menjadi istri dari wali kelasnya sendiri. Selisih usia yang terpaut cukup jauh, membuat...
1.2M 12.4K 9
Warning!!! Sebagian part mengandung 18++!! [Harap bijak dalam memilih bacaan] "Kiara sayang kamu mama jodohkan dengan anak Presdir di perusahaan ter...
1.4M 68K 51
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
Rapsodi (✔) Από kaixu

Φαντασίας

7.8K 526 20
[15+] Miyawaki Sakura atau biasa dipanggil Sakura, si gadis cantik yang tersesat dihutan, ia selalu mencari cara untuk keluar dari hutan tersebut Cha...