Angel(o)

Bởi Fatzzahh

138K 7.1K 172

"Dasar cengeng, jatoh gitu aja nangis. Kayak bocah" ucap Angelo sambil berdiri di sebelah Fia yang menangis d... Xem Thêm

Alifiah Arsyinta(1)
Angelo Affandi(2)
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36(end)
Epilog

19

3.1K 183 1
Bởi Fatzzahh

Perempuan itu kodratnya menunggu, bukan mengejar
•••••

Fia menyisir rambut hitam pekatnya dengan sisir berwarna biru miliknya. Lalu mengambil bando headbandnya dan memakainya di kepala. Gadis itu juga memoleskan sedikit bedak ke wajahnya untuk menutupi wajahnya yang masih terlihat pucat.

Fia tersenyum sekali ke arah cermin lantas berbalik mengambil tas ransel berwarna navy miliknya. Gadis itu membuka pintu kamarnya lalu menutupnya lagi dan setelahnya ia berjalan menuruni tangga dengan langkah yang sangat bersemangat.

Semangat yang membara dari diri Fia ini disebabkan oleh rasa senang karena semalam ia bersama Angelo cukup lama tanpa ada yang mengganggu. Walaupun Fia seperti berbicara dengan patung pancoran.

"Pagi Mah, pagi Pah, pagi Abang" sapanya kepada ketiga orang yang berada di ruang makan tersebut.

"Pagi sayang" jawab Mama dan Papanya secara bersamaan, sedangkan Rifqi masih fokus memakan nasi goreng buatan Mamanya.

"Udah sehat?" Fia mengangguk sebagai jawaban pertanyaan Mamanya.

"Bang, ntar lo latihan kan?"

"Iya, emang kenapa?"

"Gue nungguin lo ya?" Rifqi mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Fia.

•••••

Pak Samsul masuk ke kelas sepuluh MIPA empat dengan membawa buku pelajaran sejarah, perutnya yang buncit membuat satu kancing bajunya terlepas dan itu membuat seisi kelas menahan tawa melihat pusar Pak Samsul terpampang.

"Perut Pak Samsul kayak balon udara mau pecah" bisik Reyvan kepada Angelo lalu keduanya terkekeh dengan suara yang cukup keras, karena suasana di ruangan tersebut sedang hening.

"Angelo, bayangin kalau Pak Samsul nyelem ke kolam renang. Pasti kayak kapal selamnya si spongebob" cibirnya sambil tertawa hingga semua pasang mata menatapnya. Angelo terkekeh dan keduanya belum sadar jika kapal selam -eh Pak Samsul- sudah berada di samping meja keduanya.

"Bisa gak bapak ikut ketawa?" Bisik Pak Samsul dengan bahasa jawanya yang masih kental, cowok yang belum sadar jika itu adalah Pak Samsul pun mengangguk antusias, sedangkan Angelo sudah menutup mulutnya rapat-rapat.

"bayangin aja kalau Pak Sam-" ucapannya terhenti saat matanya mendapati guru berperut buncit itu berdiri di sebelahnya dengan tangan terlipat di dada dan tatapan sangar yang ditambah dengan kumisnya yang tebal.

Reyvan melotot lalu menelan air liurnya. "Kok ngomongnya ndak dilanjut? Bayangin kalau saya ngopo?" Reyvan menggeleng cepat.

"Kamu itu ojo ngejek saya yo? Karma baru tau rasa kamu" ucapnya sambil menjewer telinga Reyvan dan membuat muridnya itu mengaduh kesakitan.

"Iya pak, maaf, maaf, mulut saya emang nakal" Reyvan memukul mulutnya sendiri seakan mulutnya telah melakukan kesalahan. Gelak tawa terdengar seantero kelas, Angelo yang duduk di sebelahnya pun juga ikut tertawa. Pak Samsul akhirnya melepas jewerannya lalu kembali ke mejanya.

"Oke anak-anak, bapak bawa kabar gembira. Dadi rong dino meneh kita bakal studi tur ke kota tua. Dan semua kudu melok" ucapnya membuat sebagian muridnya mengernyit bingung, termasuk Reyvan.

"Ngomong apa sih?" Angelo mengedikkan bahunya acuh.

"Bahasa Jawa Pak Samsul kentel banget kayak ingus anak SD" celetuk Reyvan lagi-lagi membuat tawa tercipta antara dirinya dan Angelo.

Angelo mengangkat tangannya, "Bisa tolong pake Bahasa Indonesia aja nggak, Pak? Kita enggak ngerti"

"Yoalah, bapak lupa kalau kalian ora ngerti boso jowo" ucapnya lantas berdiri dari duduknya.

"Jadi, dua hari lagi kita bakal
study tour ke kota tua untuk melihat sejarahnya kota tua itu sendiri" Ucapnya dan membuat seisi kelas bersorak gembira.

"Tenang! Baju yang di pake kesana bebas, tapi warnanya setiap satu kelas harus sama, biar bisa dicari kalau terpencar. Paham?"

"Paham Pak"

"Oke, jadi semuanya harus kumpul di sekolah jam setengah delapan ndak boleh lewat dari jam setengah delapan yo" semua murid di kelas itu menjawabnya dengan semangat yang membara.

"Tapi, untuk minggu ini cuma kelas sepuluh MIPA dua, empat dan enam yang pergi. Karna kelas sepuluh MIPA satu, tiga dan lima sudah pergi minggu lalu" jelasnya dan membuat semua muridnya mengangguk sambil membulatkan mulutnya.

"Berarti, kita bareng kelasnya Fia dong?" Angelo mengedikkan bahunya.

"Cie Angelo bareng doi" goda Reyvan membuat Angelo menautkan kedua alisnya.

"Doi? Ngaco lo! Siapa juga yang naksir sama dia?" Angelo menoyor kepala teman sebangkunya itu.

"Ngaku aja kali" kata Reyvan sekali lagi, namun Angelo mengerlingkam matanya tanpa berpatah kata lagi.

*****

Fia duduk di pinggir lapangan basket sambil memperhatikan Angelo yang sedang mendribble bola basketnya lalu berlari dan melocat. Sesekali gadis itu menepuk tangannya senang karena melihat Angelo memasukkan bolanya ke dalam ring dengan gaya yang memukau.

Tiba-tiba Fia merasa sebuah tangan mendorong dirinya hingga membuatnya terjatuh dari duduknya. Selanjutnya, ia merasa rambutnya ditarik oleh seseorang dari belakang, gadis itu tersentak kaget hingga membuat tubuhnya hampir tersungkur ke belakang.

Fia berbalik melihat siapa penarik itu. Ternyata dia adalah Cindy. Gadis itu menatap Fia dengan tatapan mengerikan, membuat Fia ketakutan.

"Tolong lepasin kak" Fia memohon namun Cindy tambah mengencangkan tarikannya.

Angelo yang berada di tengah lapangan berbalik saat suara mengaduh masuk ke indra pendengarannya. Matanya membulat saat melihat Cindy menarik rambut Fia.

Angelo berlari cepat keluar lapangan menghampiri kedua gadis itu. Setibanya di depan Fia dan Cindy, cowok itu langsung menarik tangan Cindy untuk menjauh dari rambut Fia.

"Lo ngapain?!" Tanyanya dengan suara yang cukup keras.

Rifqi yang mendengar adanya keributan dari luar lapangan pun meminta seluruh teman-temannya menghentikan latihannya dan menuju sumber keributan itu.

"Angelo, dia itu kecentilan banget sama kamu" ucap gadis berwajah tirus itu.

"Maksud lo?" Tanya Angelo makin berapi-api.

"Dia itu coba ngedeketin kamu. Dia itu suka sama kamu" ucapan Cindy itu membuat Fia terbelalak lantas berdiri.

"Gu-" ucapan Fia terhenti saat Angelo menaikkan jarinya meminta Fia untuk diam saja.

"Emangnya itu masalah buat lo? Lo itu bukan siapa-siapa gue. Lo enggak punya hak buat ngelarang siapapun deket sama gue" bentak Angelo sambil menunjuk wajah gadis itu. Cindy membulatkan matanya dan juga mulutnya tak percaya cowok jangkung itu berani bersikap seperti ini.

"Lo itu cewek dan cewek itu kodratnya menunggu, bukan mengejar. Dan itu yang buat gue jijik sama lo!" semua orang yang berada di tempat itu hanya terdiam menyaksikan.

"Denger ini baik-baik. Gue. Enggak bakal pernah suka sama cewek murahan kayak lo, cewek yang gampang banget buat didapetin" ucapan Angelo membuat Cindy tertegun dan sebuah cairan bening meluncur di pipinya.

"Lo jahat Angelo. Lo tega sama gue" ucapnya dengan suaranya yang serak.

"Emang gue jahat! Pergi lo dari sini dan jangan pernah ganggu Fia lagi, kalau lo masih berani, gue bakalan lakuin hal yang enggak pernah lo bayangin" Fia tertegun mendengar perkataan Angelo, baru kali ini ia mendengar Angelo membelanya di depan banyak orang. Dalam diri Angelo, cowok itu juga bingung dengan apa yang baru ia katakan itu.

Cindy mengusap air matanya lalu memutar badannya dan melangkahkan kakinya meninggalkan Angelo, Fia dan teman Angelo yang lain.

Reyvan menepuk tangannyan dengan wajah yang tak percaya, "Gue baru lihat Angelo belain cewek sampe segininya" ucapan itu membuat pipi Fia merasa panas dan akhirnya rona merah terpampang di kedua pipinya.

"Dia udah keterlaluan. Gue bosen lihat sikap dia" ucap Angelo seakan-akan bermaksud untuk membuat Fia tidak salah paham.

Semua temannya yang ada di sana tersenyum jahil sambil mengangguk mengiyakan saja. Sedangkan Fia masih berusaha menghilangkan rona merah di wajahnya, takut jika ada orang yang menyadari kalau pipinya memerah.

Setelahnya Fia berucap, "thanks ya Angelo" Angelo menoleh sebentar ke arah Fia lalu mengangguk sambil meneguk air mineralnya.

•••••

Makasih sudah baca sejauh ini❤️

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

30.5K 2K 64
" Kak, Aku hamil " - Gabriella " Bil, kita beda agama " - Haven Gabriella Alcalest telah melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya. Ia dan sang...
8.3K 758 31
❝Kamu layaknya fatamorgana. Semakin dekat aku mencari, semakin semu pula yang aku dapatkan.❞ - 𝕬𝖗𝖎𝖋𝖎𝖓 : 𝕭𝖆𝖉 𝕳𝖚𝖘𝖇𝖆𝖓𝖉. Bagaimana jadiny...
143K 10.4K 11
🔞🔞🔞 18+ (NC!!) "Jangan sentuh aku," "Tidak, kau harus jadi milikku," "Aku tidak mau kau sangat licik," "Dasar tak tahu balas budi," "Ya udah ba...
1.8M 129K 49
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...