DuGem: Duda Gemes

By JulianPatty

157K 1.2K 68

Raditya Suwiryo, seorang duda sukses, memiliki beberapa perusahaan besar dan usaha dalam bidang kontruksi. Ra... More

Casing Hp
Mojok Berdua
Sentuh Aku Donk
Apa Salah Selaput Darah
Panas Dingin
Biang Kerok
MeKaLeViCa
Kekasih Rahasia

Senjata Rahasia

10.3K 83 7
By JulianPatty


Siang ini di kantor Raditya akan diadakan makan siang bersama dengan klien baru dan dilanjutkan dengan meeting bersama. Awalnya Raditya menolak untuk menghadiri rapat dan menyerahkan semua kepada Yudha, karena ia sudah terlanjur janji untuk menemani Adelia ke salon dan spa.

Namun rencananya hari ini gagal, yang akhirnya membuat mood Raditya menjadi buruk. Padahal dirinya berharap bisa menghabiskan satu hari penuh bersama Adelia bukan hanya di depan kalayak ramai, namun juga di ranjang kebesarannya.

Raditya: Haloo Sayang... hmmm (Sambil menarik napas panjang boooo, maklum udah lama enggak melepas rindu sama adinda terkasih, eh gagal maning..gagal maning)

Sebelum Raditya melanjutnya pembicaraannya, Adelia sudah menyelang omongan Raditya

Adelia: Sayang, hari ini jadikan temani aku?

Raditya: Maafkan aku Sayang, terpaksa aku mengingkari janji hari ini karena klien tetap memaksa agar diriku yang memimpin rapat.

Adelia: Tapi sayang, dirimu sudah berjanji akan menemani aku hari ini.

Raditya: Ia sayang, aku tahu tapi kali ini saja...pliss maafkan aku.

Adelia: Baiklah, sebagai balasannya malam ini aku tidak akan memuaskan juniormu.

Raditya: Jangan gitu donk sayang, kamu tega membiarkan diriku tersiksa setelah seminggu tidak membelai dan dibelai olehmu?

Adelia : Baiklah kalau begitu semua pengeluaranku hari ini masuk dalam tagihanmu sayang.

Raditya: Apa sih yang enggak buatmu sayang, bila perlu seluruh isi di dalam Mall aku berikan padamu.

Adelia: Ah.. enggak usah gombal. Okey bye Sayang, sampai nanti malam ya. Aku jamin kamu pasti puas.

Raditya: Muaach. Love You

Setelah selesai memberi kabar kepada Adelia perihal pembatalan janjinya, Raditya berjalan ke arah sofa dan menghempaskan bokongnya. Dengan wajah ditekuk, ia hanya duduk sembari memainkan handphonennya bukan hanya untuk meredakan moodnya yang sedikit jelek, tetapi juga jantungnya sejak percakapan singkatnya dengan Adelia.

Andaikan Raditya bisa memilih, ia lebih memilih menghabiskan waktu bersama Adelia daripada harus memimpin rapat yang tidak terlalu penting. Namun dewi keberuntungan tidak memihak padanya karena klien tersebut memaksa kalau dirinya tidak akan menandatangi MOU kerjasama jika bukan Raditya yang memimpin rapat.

Raditya berharap rapat hari ini bisa segera selesai, sehingga dirinya dapat memadu kasih dengan Adelia tercinta setelah seminggu lamanya ia selalu menahan hasrat untuk bercinta, meskipun disisinya selalu ada wanita pengganti Adelia, namun sayang saat dirinya sedang melepaskan hasrat dan nafsunya selalu saja gagal entah itu karena kesengajaan Yudha sahabatnya ataupun orang-orang yang berada disekitarnya.

"Shit, siapa sih sebenarnya klien tersebut, hingga membuat jadwalku hari ini berantakan?" umpat Radit sambil kembali membereskan setiap berkas yang akan dipakai dalam rapat.

Saat Raditya berjalan menuju ruang rapat, tiba-tiba langkahnya terhenti karena mendengar suara yang tidak asing baginya.

"Suara ini, seperti suara tiga minggu lalu yang membuat libido dan hasratku menggila, tapi tidak mungkin dia?" batin Radit.

"Siang Mas Raditya.." sapa seorang wanita yang akhirnya membuat mulut Raditya menganga karena perasaan tidak percaya bahwa dirinya bertemu kembali dengan Anindi seorang janda yang membuat nafsu Raditya menggila.

"Anindi..." balas Raditya.

"Sedang apa di sini?" Raditya kembali bertanya dengan menunjukkan rasa tidak percayanya akan bertemu kembali dengan salah satu wanita pujaannya di antara kesekian wanita lainnya.

"Ingin bertemu denganmu, khan pekerjaan tiga minggu lalu belum tuntas donk mas, dan hari ini aku minta di tuntaskan." goda Anindi sambil membelai genit Raditya.

Spontan jantung Raditya berdegup kencang dan ada rasa kedutan dibagian selangkangannya.

"Sial, mengapa harus disaat seperti ini!" Raditya mengumpat dalam hati untuk menahan rasa gairah yang tiba-tiba muncul hanya karena sentuhan kecil dari janda syeksi Anindi.

"Semoga saja aku bisa menahananya hingga rapat selesai, dan melepaskan semua rasa ini nanti malam." gumannya kembali sambil menghindar dari Anindi dan bergegas mengambil posisi duduk di kursi yang berada paling ujung dan membuka laptopnya.

"Duh, Mas Raditya...kok buru-buru amat sih, kita khan belum selesai melepas rindu lho, ngobrolnya aja belum ada lho sepuluh menit." ujar Anindi dengan tingkah genitnya yang kini menudukan pantat syeksinya di samping Raditya.

Dengan gerakan menggoda ia menaikan satu kakinya agar Raditya dapat melihat dengan jelas betapa mulus dan jenjangnya kakinya.

Benar saja, kini tatapan Raditya beralih pada kakinya, kemudian perlahan naik hingga ke paha mulus Anindi. Raditya hanya bisa menelan ludah. Berkali-kali Raditya berusaha mengalihkan pandangannya paha bahkan dari dada besar milik Anindi, namun matanya tetap saja selalu melirik ke arah bagian terlarang tersebut.

Selama kegiatan rapat berlangsung, pandangan mata Raditya terkadang tidak bisa lepas dari Anindi. Terkadang dirinya melirik memperhatikan Anindi dengan lihainya memainkan jari lentiknya di atas leptop dan juga memperhatikan dirinya saat melontarkan beberapa pertanyaan yang kristis kepada beberapa kolega rapat lainnya.

Hal ini yang membuat Raditya kembali terpukau dan kagum dengan Anindi. Walaupun sebagai seorang janda Anindi mampu bersaing dalam dunia bisnis kontruksi. Bukan hanya wajah dan tubuh yang indah, tetap kemampuannya pun luar biasa.

"Oke..apakah ada pertanyaan untuk proyek Apartemen kota Wisata?" tanya Raditya sebelum mengakhiri kegiatan rapat yang baginya sangat menjenuhkan.

"Emm, Maaf Mas Raditya...ups sorry keceplosan maksud saya Pak Raditya, untuk dana pembongkaran lahan apakah sudah sesuai dengan yang saya ajukan?" Anindi kembali bertanya dengan sedikit memajukan tubuhnya ke meja.

"Baik Bu Anindi, untuk dana sepuluh M yang sudah ibu ajukan terkait pembongkaran lahan, saya rasa sudah cukup, dan apakah masih ada lagi pertanyaan dari Ibu Sarah?" tanya Raditya.

"Duh Mas Raditya, jangan panggil ibu donkjadi beresa tua nih." jawab Anindi sembari tersenyum dan menggeserkan kursinya ke Raditya.

Setiap kolega yang hadir dalam kegiatan rapat tersebut hanya tersenyum simpul melihat tingkah Anindi yang sedari awal kegiatan rapat dimulai terus berusaha untuk menggoda Raditya, namun gagal karena Raditya berusaha untuk tidak meladeni tingkah genit si janda syeksi.

Raditya hanya terdiam melihat tingkah Anindi sambil pandangan matanya tidak luput untuk melihat dada Anindi yang besar terhimpit sisi meja. Lekas ia tersadar dan mengusap wajah agar tidak tergoda oleh tingkah Anindi. Walapun sesungguhnya sedari awal dirinya telah menahan rasa sakit akibat kedutan di bagian selangkangannya.

"Baiklah, jikalau demikian rapat hari ini selesai dan sampai bertemu dalam kegiatan rapat berikut." ujar Raditya pada semua kolega dan peserta rapat.

Beberapa karyawan dan kolega mulai meninggalkan ruang rapat dan Raditya dengan gerakan seribu bayangan berusaha untuk merapikan setiap dokumen rapat sehingga bisa menyusul peserta rapat yang telah meninggalkan ruangan rapat.

Saat dirinya sedang merapikan setiap berkas yang ada, tiba-tiba...

"Sini..aku rapikan sayang." bisik Anindi yang kini berdiri disamping Raditya, sontak membuat Raditya kaget dan bingung harus berbuat apa.

Sesungguhnya Radtya tidak ingin menghindari Anindi, namun karena janjinya dengan Adelia serta rasa rindu yang amat dalam akan belaian Adelia, membuat dirnya berusaha untuk menghindari Anindi, karena dirinta takut terjebak dalam godaan dua bongkahan melon segar yang sangat memukau.

"Nggak usah Nin, biarkan aku saja yang membereskannya." baru saja Raditya hendak menaikan wajahnya dan menghindar dari Anindi, justru dada Anindi lah yang tepat berada didepannya.

Glek..

Raditya menelan ludahnya dengan susah payah. Beberapa kali mulutnya komat-kamit bagaikan seorang dukun yang membacakan mantra dan doa untuk mengusir dedemit yang sedang gentayangan mencari mangsa. Meskipun demikian dirinya pun seorang laki-laki normal yang bisa saja lepas kendali ketika melihat makhluk Tuhan paling syeksi ini.

"Damn... bagaimana aku harus menghindar dari dedemit syeksi ini ya dewa? Bisa-bisa diriku rela bertelangjang bulat demi si junior yang sedari tadi berusaha meronta keluar." batin Raditya yang kemudia sedikit bergeser menjauh dari Anindi.

"Ya dewa apa perlu aku menyewa orang untuk menyanyikan eta terangkanlah sehingga bisa terbebas dari godaan ini?" kembali hatinya berkecamuk melihat Anindi yang  berjalan mendekati dirinya.

Segera mungkin ia melangkah keluar dari ruangan rapat meninggalkan Anindi dengan detak jantungnya yang sudah dalam tahap tidak aman.

"Mamas Raditya, tungguin aku donk...khan kita belum menuntaskan pekerjaan yang tertunda tiga minggu lalu." teriak manja Anindi yang berusaha mengikuti Raditya dari belakang namun sayangnya Raditya berhasil menghindar dan pergi menyusul Anindi yang sedang sibuk memanjakan diri dan menambahkan tagihan pada Raditya.

Raditya berharap malam ini menjadi malam terindah dari malam-malam sebelumnya, saat si junior harus mengalah karena ulah orang-orang yang tidak mengerti akan situasi dan kondisi yang dialami oleh Raditya saat bersenang-senang dengan para wanitanya.

---------

Oke nanti ada bagian khusus adegan Raditya dan Adelia ya, setidaknya Raditya bisa bebas dari janda syeksi dulu nih, coba enggak janjian ma Adelia...Raditya pasti udah terbang bebas ma janda syeksi.


Continue Reading

You'll Also Like

2.1K 115 7
Masa lalu yang indah sekaligus menyedihkan bagi Ali. Kenangan yang dulu masih belum hilang dari pikirannya. Saat awal mereka bertemu dan sampai akhir...
190K 8.7K 28
langsung cuuss baca aja ya 😊
4.2K 167 8
Kisah ini menceritakan tentang seseorang yang pada awalnya tidak menyukai hal-hal mengenai INDIA ,yang akhirnya menjadi FATANIK terhadap hal-hal yang...
340K 20.2K 38
Aliando syarief seorang artis terkenal yang akan bersekolah di SMA internasional high school tapi ia tak tahu bahwa dia kan bertemu dengan haters di...