Angel(o)

By Fatzzahh

138K 7.1K 172

"Dasar cengeng, jatoh gitu aja nangis. Kayak bocah" ucap Angelo sambil berdiri di sebelah Fia yang menangis d... More

Alifiah Arsyinta(1)
Angelo Affandi(2)
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36(end)
Epilog

15

3K 169 5
By Fatzzahh

Apakah ada rasa pedulimu kepadaku? Walaupun hanya sekecil butiran debu?

•••••

Fia mendorong pintu  minimarket dengan salah satu tangannya yang membawa kantong belanjaan. Gadis itu lantas berjalan ke arah dimana sepedanya berada, lalu  menyimpan belanjaannya di keranjang sepedanya dan menaikkan standar sepedanya.

Gadis chubby itu segera mendudukkan dirinya di atas sepeda lalu memutar balik arahnya dan  mengayuhnya cukup kencang. Tetes-tetes air mulai turun memberi tanda air yang besar akan datang. Dirinya takut jika akan kena omelan dari Mamanya yang bawel jika dirinya kembali ke rumah dengan basah kuyup.

Saat Fia hendak  memelankan laju sepedanya karena jalan turunan, rem yang ia pegang sejak tadi tidak melakukan fungsinya dengan baik. Bukannya melambat, sepedanya masih tetap dalam keadaan yang sama.

Gadis itu mulai panik, kakinya tidak lagi mengayuh, tangannya mulai membelok-belokkan stirnya dan membunyikan bel sepedanya agar orang yang berada di  sekitarnya memberinya jalan.

Kepanikan Fia bertambah 99% saat kedua bola matanya menangkap kendaraan beroda empat  datang dari arah berlawanan darinya. Kepanikannya membuat gadis itu  membelokkan sepedanya ke trotoar pinggir jalan dan membuat dirinya  terluka.

*****
Ponsel milik Angelo bergetar, menandakan ada satu pesan masuk. Lelaki itu menoleh ke arah benda kotak yang berada di dekatnya, hendak melihat siapa sang pengirim pesan tersebut, ternyata seorang yang sangat ia sayangi sejak kecil, Ibunya. Lelaki itu mengambil ponselnya lalu mengirimkan balasannya.

"Bang, kiri bang" kata Reyvan seperti penumpang yang hendak turun dari angkutan umum.

Angelo menoleh ke arah Reyvan tanpa melihat ke arah jalanan. "Bang, bang, lo kira gue sopir angkot?" Reyvan memukul pundak Angelo dengan cukup keras.

"REM,REM,REM!" Seru Reyvan membuat Angelo mengalihkan pandangannya ke arah jalan.

Tepat di depan mobilnya, seorang gadis dengan sepeda berkeranjang sedang menggoyang-goyangkan stirnya, bingung hendak membelokkan sepedanya ke arah mana. Angelo yang panik pun segera memutar stir ke arah kiri.

Gadis bersepeda tadi akhirnya menabrak trotoar jalan yang membuatnya terjatuh begitu juga dengan sepeda dan barang-barang yang ada di keranjang sepedanya.

"Cewek bego!" Seru Angelo saat dirinya telah mengeremkan mobilnya. Lelaki itu lantas melepas seatbeltnya lalu membuka pintu mobilnya dan berjalan menghampiri gadis itu.

"Dasar sepeda bego" gerutu gadis itu lantas memukul sepedanya sambil menangis dan meringis kesakitan.

"Lo bisa naik sepeda enggak sih?" Gadis itu tidak menjawab, hanya meringis dan menangis. Lututnya kini telah penuh dengan cairan berwarna merah yang membuat rasa perih di kedua lututnya, dan tulang kering sebelah kanannya terasa sakit karena telah terbentur dengat besi sepedanya.

Suara nangisnya kayak familiar.

Reyvan yang berdiri di sebelah Angelo lantas berjalan ke gadis itu dan berjongkok di hadapannya. "FIA? YA AMPUN, TERNYATA ELO?" Teriak Reyvan heboh lantas membuat Angelo melotot.

Kan, apa kata gue?

"Eh monyet. Sini, bantuin si Fia kasihan lututnya berdarah" Angelo hanya memutar bola matanya malas tanpa bergerak dari tempatnya.

Reyvan yang melihat tingkah Angelo pun mulai geram lantas menarik lengan Angelo dengan paksa untuk mendekat ke arah Fia.

"Apaan sih?"

Hikss...Hikkss...Hikkss

"Emang dasar cengeng. Palingan kalau dikasih betadin nanti sakitnya hilang" Fia mendongak menatap lelaki itu dengan matanya yang bengkak dan hidungya yang merah.

"I-ni sa-kit banget tau. Lo itu eng-gak nge-rasain" balas Fia dengan sesegukan.

Reyvan mendekat ke arah Fia, "Ya udah, kita anter lo pulang ya. Ini juga kan udah mau hujan" Fia mengangguk, namun Angelo melotot.

"Ngapain kita anterin dia?" Hati Fia seperti telah terkena anak panah berkali-kali. Teganya Angelo berkata seperti itu.

Fia dengan perasaan yang bergemuruh pun mulai angkat bicara, "Kalau lo enggak mau tolongin gue, gue bisa sendiri kok"

Angelo menaikkan satu alisnya saat mendengar ucapan Fia, "Bagus deh kalau gitu. Gue nggak perlu buang-buang bensin untuk nganterin lo pulang"

Air mata Fia makin mengucur dengan deras, namun kini tidak ada ringisan lagi. "Dasar cowok enggak punya hati"

Angelo memutar bola matanya malas lalu berbalik hendak berjalan menuju mobilnya. Reyvan yang melihat tingkah Angelo pun segera mengejar cowok itu dan menahan lengannya agar cowok jangkung itu memberhentikan langkahnya.

"Lo punya perasaan apa enggak sih? Dia itu lagi kena musibah dan dia butuh pertolongan kita" bisik Reyvan.

Angelo mendengus sebal,"Lo enggak denger? Dia kan bilang, kalau dia bisa sendiri" Reyvan mengacak rambutnya frustasi, tidak mengerti lagi jalan pikiran sahabatnya ini.

"Lo itu pura-pura enggak peka apa emang enggak peka? Kalau cewek ngomong gitu, artinya apa yang dia bilang lewat mulut itu kebalikan dari apa yang hatinya bilang" Jelas Reyvan namun yang diberi penjelasan malah hanya menatap Reyvan dengan ekspresi datar.

"Kalau lo mau tolongin, tolongin aja. Gue ogah" Tegasnya membuat Reyvan melotot tak percaya. Angelo melangkahkan kakinya meninggalkan Reyvan yang masih berdiri di tempatnya.

Reyvan berlari mengejar Angelo lalu menahan lengan lelaki itu. "Dengerin gue. Anggep aja yang di posisi Fia sekarang itu nyokap lo. Terus nyokap lo butuh banget pertolongan dari orang lain, tapi ternyata ada cowok nggak punya hati yang malah tega tinggalin nyokap lo tanpa nolongin dia. Gimana perasaan lo?" ucapan Reyvan membuat Angelo membayangkannya, ia mungkin akan melakukan kekerasan kepada orang jahat yang tidak menolong Mamanya. Padahal, dirinya termasuk orang jahat, yang tega hendak meninggalkan gadis berambut panjang itu. 

"Udah, tolongin aja. Sekali-kali pencitraan di depan Allah" lanjut Reyvan sambil terkekeh pelan.

Angelo mendengus malas. "Ya udah iya" Reyvan tersenyum penuh kemenangan, lantas keduanya berjalan mendekati Fia.

"Ayo Fi, kita pulang. Sepeda lo biar dititip di bengkel situ aja. Kalau lo udah sembuh baru lo ambil" ucap Reyvan dan membuat Fia hanya mengangguk.

"Enggak usah Rey. Lo bisa tolong telfonin bang Rifqi aja nggak?"

Reyvan menggeleng pelan, "Lo bareng kita aja. Yang diomongin Angelo tadi, enggak usah dipikirin" Ucapnya berusaha menyakinkan Fia.

Reyvan mendekatkan mulutnya ke telinga Fia, "dia itu cuman gengsi karna bensin dia udah di huruf e-eror-. Tapi, uang untuk beli bensinnya udah buat beli sempak dia" Fia mengangkat kedua sudut bibirnya dan Reyvan terkekeh hampir tertawa keras.

Angelo yang melihat ekspresi keduanya pun hanya menautkan kedua alisnya sambil melipat kedua tangannya di dada. "Ayo Fi, Angelo udah jinak sekarang" ucap Reyvan lalu dibalas senyum oleh Fia

"Angelo, lo tolong bawa Fia ke dalam mobil ya. Gue mau nyimpen sepedanya dulu" Angelo melotot.

"NGGAK" balas Angelo cepat, Fia yang mendengarnya kembali menundukkan kepalanya.

"Rey, gue bilang kan a-"Ucapan Fia terpotong saat Reyvan mengangkat telapak tangannya untuk memberi tanda kepada Fia untuk diam.

"Ah elah. Lo nggak kasihan sama Fia?" Reyvan melotot sambil memberikan kode-kode memaksa kepada lelaki itu. Angelo lagi-lagi memutar bola matanya malas.

"Ya udah iya" jawabnya malas, lalu menjongkokkan dirinya di samping Fia.

Fia menatap wajah Angelo dengan seksama, "Kalau nggak ikhlas, mendingan enggak usah tolongin" lirih Fia yang membuat Angelo menoleh ke arah gadis berlesung pipi itu.

"Cepetan naik, sebelum gue berubah pikiran" Fia yang dibantu Reyvan pun akhirnya naik di atas punggung Angelo dan melingkarkan tangannya di leher lelaki itu.

Jantungnya berdebar lagi, pipinya panas seperti terkena teh hangat, dan bunga-bunga telah bermekaran di dadanya, membuat gadis itu merekahkan senyumnya, setengah hatinya masih sakit akibat perkataan dan perbuata lelaki itu dan setengah hatinya lagi ia senang karena Angelo selalu menjadi penolongnya saat dia dalam kesusahan.

"Jangan dijatuhin anaknya orang" teriak Reyvan dari arah belakang keduanya.

"Apalagi jatuhin hatinya ke elo" lanjutnya lantas membuat Angelo memberhentikan langkahnya dan berbalik menatap Reyvan yang tersenyum jahil. Sedangkan Fia malah tersenyum malu mendengar ucapan Reyvan.

******

Continue Reading

You'll Also Like

60K 3.4K 64
---> DIHARUSKAN FOLLOW SEBELUM BACA <--- ==================================================== Aaliesha Candramaya seorang gadis remaja yang sedang be...
30.5K 2K 64
" Kak, Aku hamil " - Gabriella " Bil, kita beda agama " - Haven Gabriella Alcalest telah melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya. Ia dan sang...
342K 24.6K 54
Menikah dengan pria tampan yang memimpin sebuah perusahaan? Itu tidak pernah terpikir sekalipun oleh wanita dengan kehidupannya yang sederhana. Anne...
1.2K 206 15
Muhammad Al Nizar. Panggil saja Nizar. Hadirnya seorang gadis di dalam kehidupannya membuat Nizar harus bersabar menghadapi gadis itu, walau tak jara...