Would You Still Love Me The S...

بواسطة xcumbag

174K 9.9K 309

Asya Shakila Gibran Cewek berpipi gembul yang hidupnya nggak mau menye-menye kayak perempuan yang biasanya a... المزيد

Prolog
[Satu] Hah? Sayang?
[Dua] Asya dan Dunianya
[Tiga] Something in The Past
[Empat] Arza Hilang, Asya Tobat
[Lima] Kok Dia Lagi Sih?
[Enam] Mas? Masalah buat Asya!
[Tujuh] Kemunculan Arza dan Si Buaya Darat
[Delapan] Perasaan Apa Ini?
[Sepuluh] Distant Lover
[Sebelas] Wisuda Jurit
[Dua Belas] Mabuk Cinta
[Tiga Belas] Antara Gundah dan Bahagia
[Empat Belas] Sebatas Teman
[Lima Belas] Sebuah Teka-Teki!
[Enam Belas] Pernyataan Cinta
Spoiler!
[Tujuh Belas] Keraguan
Lagi Ngoceh
[Delapan Belas] Wanita dan Egonya
[Sembilan Belas] Pengajuan Nikah
[Dua Puluh] H-1 Pernikahan? Asya Ambruk!
[XXI Bagian 1] Hari Bahagia
[XXI Bagian 2] Hari Bahagia
[XXII] Seoul in Love
Dream Cast
[XXIII] Pinky Promise?
[XXIV] Bitter, sweet...
[XXV] For Better and For Worse
[XXVI] Suami Idaman?

[Sembilan] Kata Rayhan, Resmi!

4.9K 330 12
بواسطة xcumbag

Tenggorokan Asya terasa kering. Napasnya tercekat, melihat nama timnya 'Potatoes' menjadi juara dua di perlombaan Open Debate. Sedangkan, tim Rayhan dengan nama 'Red Blood' menjadi juara tiga. Dengan Rayhan menjadi 8th Best Speaker dalam main category. Keanu dan Lia menempati posisi pembicara terbaik ketiga dan keempat. Asya cukup berpuas diri timnya dapat menang. Tentu saja susah untuk mendapat trophi di perlombaan yang partisipannya kebanyakan mahasiswa yang aktif dalam debat. Untung saja nilai rata-rata yang diperolehnya tidak memalukan timnya. Karena satu orang dalam tim mendapat nilai jelek, maka tim tidak akan memiliki rata-rata nilai yang bagus. Penting sekali kerja sama dari tim.

Asya mendapat pengalaman baru, mulai dari ikut perlombaan yang "Wow!", tempat lomba yang unik, dan juga trophi penghargaan yang menarik. Tempat diselenggarakannya lomba debat ini di Akademi Angkatan Laut, tempat pendidikan untuk kadet seperti Febrianto, rekan setim Rayhan. Asya mengapresiasi AAL untuk mengadakan lomba sehebat ini. Artinya, pihak dalam yang tentara-tentara berpangkat itu masih memikirkan betapa pentingnya seorang abdi negara memiliki ilmu yang sepadan dengan masyarakat lain. Apalagi di debat, ilmunya meluas. Cukup baik menurut Asya cara mewadahi minat dari taruna AAL yang masih ingin aktif mengembangkan ilmu mereka. Juga, mereka tidak terlalu menutup diri dari dunia luar.

Sehari penuh ini Asya telah menjajal lima rounds pertandingan. Timnya menang empat pertandingan dari keseluruhan rondenya. Menarik sekali, karena perlombaan debat yang biasanya akan ditempatkan di kelas atau suatu ruangan di universitas, tetapi lomba yang satu ini ditempatkan di ruang kontrol kapal yang masih aktif. Ruangan sempit yang ber-AC, juga tangga yang curam untuk mencapai ke ruangan. Selain itu, piala yang didapat bukanlah piala biasa. Karena perlombaan ini diadakan oleh Kasal, maka pialanya menyerupai peluru. Berat tentunya. Keunikan yang tidak akan pernah Asya lupakan dalam dunia perdebatannya.

"Selamat, Asya. Jadi runner up," ucap Rayhan yang duduk di sebelahnya. Mereka sedang menikmati penutupan acara dan Gala Dinner yang berada di Graha. Rayhan memakai seragam PDH di perlombaan kali ini. Terlihat gagah seperti saat pertama kali bertemu Asya.

Asya mengangguk, "Lo, eh, Mas juga selamat ya. Keren bisa menang." Malas-malasan Asya menyahut, dirinya sudah letih. Ingin cepat-cepat ke hotel untuk beristirahat.

Rayhan tertawa hambar, "Iya. Nggak nyangka timku bisa menang, padahal intensitas latihan juga jarang. Secara di Akmil mana ada gitu. Ekskulnya, ya, yongmoodo, lokananta, gitu-gitu aja. Beda sama AAL, hits banget. Untunglah bisa ketularan pinternya kadet," gurau Rayhan yang membuat Asya terkikik geli.

"Berarti udah dong, besok balik ke Magelang? Alhamdulillah nggak ada yang tengil goda-godain Asya lagi," ucap Asya. Sangat bertolak belakang dengan apa yang ada di hatinya. Sekarang dia resah, karena lusa, Arza juga memulai pendidikan di lembah tidar. Rayhan pun esok hari juga kembali ke sana. Batinnya mengerang tak nyaman.

"Iya, malam nanti kamu tidur, aku balik. Soalnya besok biar ada waktu buat prepare. Nggak datang langsung mulai pelajaran, telat bisa abis aku."

Asya menggembungkan pipinya, bingung harus menjawab bagaimana. Sebagian dari dirinya ingin menahan kepergian Rayhan. Lagi-lagi dia harus sadar, dia bukan siapa-siapanya Rayhan.

Mungkin ini saatnya atau tidak sama sekali. Asya akan mengungkapkan perasaannya pada Rayhan. Persetan dengan kode etika perempuan yang diharuskan kalem dan menunggu. Kalau kalian berpikir Asya adalah perempuan seperti itu, salah besar. Dia lebih suka mengatakan sesuatu secara gamblang. Masa bodoh dengan dia yang memakan prinsipnya sendiri, di mana dia tidak ingin terlibat hubungan dengan seorang abdi negara lagi dan lagi. Dia ingin mengesampingkan itu semua untuk mengumpulkan keberanian.

"Kalau Asya bilang, Mas Rayhan yang ada di mata, hati, dan pikiran Asya beberapa hari ini. Menurut Mas, gimana? Apa aku murahan? Apa aku bodoh?" Asya mengucapkannya setengah berbisik, menundukkan kepalanya dengan jemarinya bertautan karena gugup.

Mata Rayhan membulat. Apa maksud perkataan Asya? Apakah gadis menggemaskan di depannya ini sedang menyatakan perasaannya pada Rayhan?

"Asya, maksud dari ucapanmu apa? Asya suka sama Mas? Begitu?" Rayhan mencoba menunduk untuk melihat ekspresi wajah Asya, tangannya yang hendak menyentuh wajah itu dia tahan mati-matian. Jadilah dia hanya menunduk untuk menerka-nerka air muka Asya.

Asya menangkup pipinya sendiri dengan kedua tangannya, rasa hangat itu menjalar ke pipi gembulnya! Perasaan yang melebihi gugupnya dia saat speak up di depan juri. Melebihi gugupnya dia saat dihukum oleh guru kedisiplinan. Jantungnya berdebar tak karuan. "Ah udah, baru kali ini Asya begini malah situ nanya kebanyakan. Tau ah," jawabnya enggan.

Seketika tawa Rayhan meledak, melihat ekspresi gugup sekaligus kesal Asya. Tidak menyangka bahwa Asya yang judes kuadrat bisa tersipu malu seperti ini. "Hmm, gimana ini? Asya mau jadi pacar saya, begitu? Masalahnya, Mas nggak pernah suka hubungan di bawah label pacaran," selorohnya kemudian.

Tatapan Asya pun tertuju ke arah Rayhan, membaca raut wajah Rayhan yang kebingungan. Melihat keraguan di dalam sana, Asya pun mengerti bahwa dia ditolak secara halus.

"Oh, gitu. Ya udah, sih. Asya cuma ungkapin rasa kagum aja, bukan maksud gimana-gimana. Kalau emang Mas terganggu, Asya minta maaf."

Rayhan menggaruk belakang kepalanya yang sebenarnya tidak gatal, "Bukan maksud Mas nolak Asya. Begini, kalau kita pacaran, Asya yang di tahun akhir SMA apa tidak terganggu? Mas takut bikin konsentrasi belajar Asya buyar. Apalagi Mas tahu Asya ngejar univ prestigious untuk pendidikan lanjutan. Kalau memang Asya mau nunggu saya, saya juga mau nunggu Asya."

Luar biasa, batin Asya. Baru kali ini Rayhan berbicara serius panjang lebar sambil menatap lekat matanya. Asya dibuat salah tingkah.

"Asya nggak tahu pacaran itu bakal kayak gimana. Ini pertama buat Asya. Asya nggak mau ada di hubungan tanpa label, meski ada kepercayaan di dalamnya. Kalau kita pacaran, masih ada alasan untuk nggak saling mendua. Kalau kita nggak terlabeli sesuatu, bisa aja situ kabur sama cewek lain, 'kan? Banyak kasus kayak gitu kalau lagi hubungan tanpa status alias HTS!" seru Asya.

Rayhan memberanikan diri untuk menyentil pelan dahi Asya, sekadar bercanda. Asya mengaduh kesakitan. Diiringi tawanya, Rayhan berkata "Oke, kita resmi."

Mendengus kesal, Asya memukul dada Rayhan. "Resmi apaan? Dikira pembukaan toko,"

"Resmi pembukaan hubungan Rayhan ganteng dan si gembul Asya," cetus Rayhan, Asya menghadiahi tatapan jijik karena ucapan Rayhan.

"Idih! Jijik tau."

Keduanya tertawa sambil berjalan beriringan meninggalkan Graha. Meski masih ada jarak di antara keduanya, tetapi di dalam hati mereka seolah ada pahatan nama masing-masing. Tanda bahwa kini mereka selangkah lebih dekat dari sebelumnya. Ada ikatan mulai tumbuh di sana. Yang jelas, perasaan ini membuat Asya lebih hidup dan berseri. Perasaan memabukkan!

***

[a.n]

Yang penasaran lombanya kayak gimana, well.... kayak gini. Di kapal, sempit, dingin, dan suasana mencekam khas perlombaan hohoho.

Serius aku enjoy banget nulis cerita ini. Pengen bikin yang beda. Kalau yang kayak di My Life Partner! kayaknya sekarang udah buanyak banget, ya. Aku angkat sisi lain dari dunia pendidikan militer yang mungkin nggak banyak orang lain tau.

I also thanked my partner in crime yang udah menginspirasi cerita ini.

Semoga kalian enjoy bacanya, yap!

Lastly, few pictures from our lovely Asya and her annoying 'boyfriend', Rayhan!

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

365K 1.5K 16
⚠️LAPAK CERITA 1821+ ⚠️ANAK KECIL JAUH-JAUH SANA! ⚠️NO COPY!
2.9M 303K 50
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
1.5M 137K 48
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
802K 51.9K 33
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...