Another Way to Destroy The Wo...

By aulizas

50.8K 6.5K 1K

[15+] Jauh di masa depan, musim dingin panjang telah berakhir dan keadaan bumi sudah hampir kembali ke sedia... More

Prolog
1. Iova dan Kotanya
2. Akai dan Koleganya
3. Iova dan Penyelinapannya
4. Iova dan Misinya
5. Iova dan Pria Botak
6. Dae dan Sumpahnya
7. Eunah dan Pertemuannya
8. Dae dan Fobianya
9. Eunah dan Sebuah Kisah
10. Iova dan Teman Barunya
11. Akai dan Perasaannya
12. Dae dan Dugaan Langit
13. Eunah dan Pelariannya
14. Iova dan Pantulannya
15. Akai dan Masa Lalunya
16. Eunah dan Gua Ali Baba
17. Dae dan Sang Doa
18. Akai dan Penampungan
19. Iova dan Si Kacamata
20. Eunah dan Perjalanannya
21. Dae dan Tiga Pilihan
22. Iova dan Permintaan Bangsawan
23. Iova dan Mata Super
24. Akai dan Tawaran Riri
25. Eunah dan Tetangga Baru
26. Akai dan Para Monster
28. Iova dan Pertemuan Bangsawan
29. Akai dan Pelayan Xanx
30. Iova dan Salam Perpisahan
31. Eunah dan Sebuah Rahasia
32. Eunah dan Pelariannya (Lagi)
33. Eunah dan Ayahnya yang Super
34. Dae dan Masa Depan
35. Dae dan Cameron serta Tuan Kincaid

27. Akai dan Pengalaman Mereka

685 103 4
By aulizas

"Bagaimana caramu melakukannya?"

Akai menghadang Iova sambil bertanya. Pandangan yang intens menunjukkan keseriusan, tetapi gadis berkucir dua itu malah melenggang melewatinya begitu saja tanpa menunjukkan ekspresi berarti. Akai tak tinggal diam. Cowok berambut merah itu lagi-lagi melakukan hal yang sama, mengejar dan kembali menghentikan langkah Iova sembari mengeluarkan pertanyaan yang sama.

Dengan muka masam, Iova berdecak. "Melakukan apa?" Dia melirik ke arah kaca bekas tepat di sebelah mereka berdua, terlihat berpikir apakah baik menggunakan benda itu untuk memukul kepala Akai. Namun, percobaan pembunuhan itu hanya akan merubah pandangan orang-orang akan dirinya. Iova akan menjadi bekas pahlawan yang merupakan mimpi buruk.

"Mematahkan tangga dan menjatuhkan Penghuni Bumi." Akai menjawab dengan mata yang menyipit.

Kalimat itu membuat Iova memasang ekspresi kaget. "Kukira kau akan menanyakan hal lain," ucapnya lega sembari membersihkan tetesan peluh di pelipisnya.

"Seperti apa?"

"Seperti bagaimana aku tahu kau ada di sana."

Akai menepuk tangannya sekali. "Aku memang hendak menanyakan itu juga," tukas Akai berbohong. Karena sesungguhnya, tak terbersit sedikit pun hal tersebut di pikirannya. Akai sudah terbiasa dengan kemunculan Iova yang tiba-tiba untuk mengganggunya, seakan anak itu punya portal ke mana saja yang ditempatkan pada setiap sudut Kota Bawah Tanah terutama Distrik Ankara. Tiba-tiba ia teringat kejadian minggu lalu, sewaktu Sang Pahlawan seolah datang dari udara dan mulai menendang selangkangannya.

Akai merintih tanpa suara.

Sepertinya, Iova sendiri tidak menyangka Akai akan berucap demikian. Dia syok hingga tak dapat berkata-kata. Mata gadis itu melirik bergantian antara Akai dan pantulan di kaca, yang letaknya bersandar pada dinding penghimpit lorong sempit tempat mereka berada sekarang. Cahaya yang minim membuat pantulan tersebut agak buram, tetapi entah kenapa Iova betah melihatnya. Akai mulai berpikir kalau gadis itu mulai menderita body dysmorphic disorder, sebuah kecenderungan untuk terus-menerus bercermin karena merasa cemas akan kekurangan fisik yang dimiliki, seperti beberapa anak perempuan di Penampungan Pemerintah yang senantiasa membawa cermin ke mana pun mereka pergi.

"Baiklah, baiklah, baiklah!" Iova berseru, membuyarkan lamunan Akai. Dia mulai menatap Akai tajam dengan mata violetnya. "Aku akan mengatakannya sebentar saat kita sudah berkumpul dengan teman-temanmu." Kepalanya berputar ke belakang, tepat di ujung gang yang telah keduanya lewati. "Naga bilang, ada beberapa Penghuni Bumi yang mengejar kita."

"Naga?"

"Hal yang ingin kuceritakan padamu." Iova menggenggam tangan Akai, lalu menyeretnya untuk berlari menjauh dari sana.

***

"BOOOOOOOOS!" Luke berlari menerjang Akai sambil berteriak. Keduanya terjengkang ke belakang, dimana bokong Akai merasakan betapa pedihnya mencium tanah keras secara tiba-tiba. Belum sempat Akai mengomel, dua temannya yang lain turut melakukan hal yang sama. Ketiga anak itu mulai tersedu-sedu, walau hanya Lee yang mengeluarkan air mata sampai membanjiri kaos Akai.

"Bagaimana kalian ada di sini?" Akai bertanya ketika berusaha duduk setelah satu demi satu teman-temannya mulai menyingkir darinya.

"Karena tempat ini yang pertama kali terbersit di kepala kami, Bos Akai," jawab Shawn, memberi selembar sapu tangan kumal kepada Lee.

"Lagi pula, jalan ini satu-satunya lokasi yang belum kami beritahu pada mereka." Luke menambahkan.

Akai melirik Iova yang kini berdiri bersandar di tiang lampu jalan dengan tangan terlipat di depan dada. Dia sedang memperhatikan sebuah cermin saku di tangan kanannya, tetapi dari wajah seriusnya, jelas-jelas dia bukan tengah mengecek penampilan. Seolah-olah, cermin itu adalah sebuah komputer mini yang menayangkan kondisi kota--hal yang mungkin akan benar-benar terjadi bila Iova pahlawan super sungguhan.

Tempat ini sudah cukup akrab bagi mereka, baik Akai dan teman-temannya ataupun untuk Iova. Jalan setapak ini selalu dilalui oleh anak-anak penampungan itu bila pergi diam-diam. Sebab, ada jalan rahasia yang terhubung langsung dengan titik buta gedung penampungan, tepat di sudut pagar yang mungkin hanya dapat dilalui oleh kucing andai mereka tak cukup berani untuk menggali.

Bangunan yang jendelanya mengarah ke jalan ini pun hanya satu, apartemen dua lantai yang biasa dijadikan Iova sebagai markas pengamatan bila ia ingin bermain pahlawan-penjahat bersama para cowok. Dari delapan unit yang tersedia, hanya lima yang berpenghuni. Salah satunya adalah kenalan Iova, paman pengurung diri yang kata Iova bertindak sebagai asistennya.

Iova mengajak mereka berempat ke sana. Paman pengurung diri menyambut dengan wajah cemberut. Namun, Iova berkata bahwa Akai, Shawn, Lee dan Luke tak perlu mengkhawatirkan itu karena raut si paman selalu begitu sejak pertemuan pertama mereka.

Paman pengurung diri berambut panjang sebahu. Kacamata tebal berbingkai hitam bertengger di hidungnya. Badan bongsornya mengenakan sweter bergaris hijau abu-abu dan celana puntung berwarna ungu. Kakinya tak beralas, sekalipun lantai apartemen penuh dan kotoran. Dia seolah tak pernah keluar selama bertahun-tahun, bahkan untuk sekedar membawa sampah-sampahnya ke bak penampung di tepi jalan besar yang hanya berjarak dua puluh meter dari bangunan.

"Aku biasanya datang ke sini untuk membantu membereskan tempat ini," kata Iova ketika Lee bertanya. "Sekaligus untuk mengawasi kalian." Gadis itu memberi gestur aku mengawasi kalian, berupa dua jari yang menunjuk kedua mata, lalu berganti ke arah para anak penampungan.

Akai mendengar Luke berbisik, Dia seorang penguntit, kepada Lee. Untunglah suara itu tak cukup keras untuk didengar telinga Sang Pahlawan.

Shawn menoleh ke arah beranda yang pintu gesernya setengah terbuka. Dia mengintip keluar dan dapat dengan jelas melihat jalur yang kelompoknya lalui minggu lalu, sewaktu mereka membawa majalah berkonten dewasa dan akhirnya mendapat hadiah tak terduga dari Sang Pahlawan. "Minggu lalu, kau melompat dari sini?" tanyanya tanpa menoleh pada Iova. "Bagaimana kau melakukannya?"

"Aku sudah merencanakan ini sejak lama." Iova mengangkat kedua tangan ke atas. "Saat aku menyergap kalian, itu adalah pertama kali aku menerapkan jurus baruku itu!" Dia meninju tangannya sendiri, lalu mendengus. "Yah, walau aku sudah tahu pasti ini memang akan berhasil."

Ucapan yang penuh percaya diri dan penekanan itu membuat seseorang menahan tawa. Iova mengira perbuatan tersebut adalah ulah salah satu dari Akai atau antek-anteknya. Akan tetapi, ketika melihat bahu paman pengurung diri yang sedang memainkan komputer di ruangan sebelah agak bergetar, Iova mengurungkan niat untuk mengeluarkan kalimat kasar.

Gadis itu berdeham sekali. "Intinya, tempat ini cocok bagi kita untuk merencanakan cara untuk melawan balik para penghuni bumi," jelasnya sambil mempersilahkan keempat anak penampungan duduk memutari meja rendah berbentuk persegi di tengah ruangan.

Setelah mereka berlima duduk, Lee pun mengangkat tangan. "Penghuni bumi itu apa?"

Akai menjawab, "Mereka itu--"

"Monster berbahaya yang akan menghancurkan seluruh Kota Bawah Tanah." Iova memotong dengan nada dramatis. "Beruntunglah kalian karena kupilih untuk bekerja sama denganku sebagai pembantu pahlawan!" katanya, menunjuk diri sendiri.

Kali ini paman pengurung diri tertawa terbahak-bahak.

"Oh, sudah cukup, Paman! Aku sedang serius!"

Tawa itu terhenti.

"Dengarkan aku," kata Akai mengambil alih pembicaraan. Iova mendengus kesal. "Apa yang dikatakan Surahan benar. Ada sekelompok monster yang sedang berkeliaran di Kota Bawah Tanah."

Akai mulai menceritakan kejadian yang mereka alami minggu lalu. Kehadiran Eunah, penculikan Tuan Wicked, penyerangan terhadap mereka, bagaimana rencana Morgan mengembalikan Eunah ke permukaan, hingga kemampuan yang didapatkan Akai setelah semua itu. Dia menceritakan semuanya secara detail semampu mulutnya dapat utarakan.

Iova menambahkan pada beberapa bagian, sekalipun terdengar berlebihan karena dia tak lupa menyertakan aksi kepahlawanan yang diragukan kebenarannya oleh Shawn, Luke maupun Lee. Akan tetapi, apa yang diceritakan Iova membuat paman pengurung diri tak dapat berkonsentrasi dengan pekerjaannya di depan komputer, sehingga berinisiatif untuk memberikan makanan ringan kepada kelompok remaja tersebut. Kumpulan camilan tersebut disantap tanpa pamrih, terutama para anak laki-laki yang menurut mereka seperti sudah tak makan selama setahun. Gadis itu tak lupa menjelaskan akan dongeng yang Tuan Wicked katakan padanya sebelum diculik.

"Tapi, omong-omong," Akai membuka kembali pembicaraan, "bagaimana kalian bisa ditangkap oleh mereka?"

"Karena kau tak ada, Bos." Shawn menjawab. "Awalnya, kami kira kau hanya bermain-main seperti biasa, jadi kami tak benar-benar mengacuhkan mereka. Apalagi yang menemui kami adalah Suster Istari--kautahu dia sering sekali terkena flu. Jadi, kami sedikit mempermainkannya. Sampai sekitar emm ...."

"Empat hari," tukas Lee. "Kami mempermainkan Suster Istari selama empat hari. Kemudian, Suster Eri menemukan kami dan dia memberi kami detensi."

"Suster." Iova mengulang, memastikan kalau dia memang tidak salah dengar. "Penghuni bumi adalah suster di penampungan."

Akai menceritakan apa yang ia lihat sejak matanya mempunyai aneh tersebut, termasuk bagaimana ia dapat menyimpulkan kalau Penampungan Pemerintah kemungkinan besar sebagai salah satu markas penghuni bumi. Dia lalu bertanya, "Seperti apa rupa orang-orang tadi di mata kalian."

"Raksasa jelek?" Lee menjawab ragu. "Awalnya mereka adalah para pegawai penampungan, tetapi ketika mereka mulai menggiring kami keluar penampungan ... mereka ...."

"Berubah wujud!" tukas Luke. "Secara harfiah tentu saja."

"Dan, entah mengapa aku merasa kami terhipnotis untuk memberi tahu tempat-tempat yang mungkin akan ditinggali olehmu selama kabur, Bos." Shawn berkata dengan tangan penuh sosis siap makan.

Akai melirik Iova yang ternyata tengah melirik dia pula. Untuk pertama kali selama enam belas tahun hidupnya, dia dapat memahami isi pikiran gadis itu. Pandangan matanya mengatakan, Kemampuan itu di luar dugaanku, yang dibalas Akai dengan, Aku juga berpendapat begitu. Keduanya kembali menoleh ke arah para anak lelaki.

Namun, Akai lalu mendekatkan kepalanya pada Iova dan mulai berbisik, "Hei, apa tak apa membicarakan semua ini di rumah orang ini?" Dia mengerling ke arah paman pengurung diri yang sedang memainkan komputer di belakang mereka berdua.

"Oh, tak apa. Naga sudah memverifikasi tingkat keamanan paman ini."

"Baiklah. Jadi, Naga ini siapa sampai kau begitu mempercayainya?"

"Singkat kata, sejak kita keluar dari danau di bawah kediaman Tuan Wicked, aku dapat berbicara dengan pantulanku."

Akai mengatakan, Apa? tanpa suara.

"Naga hampir tahu segalanya. Dia sudah ada sejak sebelum musim dingin panjang tiba."

"Tunggu. Pantulanmu berumur lebih tua daripada kau?"

Iova memanyunkan bibir. "Itu tidak penting!" ujarnya menahan amarah. "Pokoknya, Naga bilang untuk membawamu ke pertemuan para bangsawan sebentar."

Akai memasang raut kecut. Sejak dulu, dia tak pernah senang dengan pertemuan para bangsawan. Hal-hal yang mereka bahas tak pernah menarik, sangat membosankan. Namun, hal yang tak ia mengerti ialah Iova "diundang" ke pertemuan itu. Bukankah rasanya tak masuk akal? Marga Surahan bukan marga bangsawan.

"Pamanku akan ada di pertemuan itu," ucap Iova yang membuat Akai menepis pemikirannya tadi. []

==============================

Aku habis iseng-iseng buat sims versi 2 keempat tokoh utama cerita ini. Kalau kata aku, Eunah cantik di sini, daripada yang kemarin (FYI versi 1 ada di chapter 11 paling bawah, jadi kamu sisa scroll). Alasannya aku buat lagi begini, dulu ada temen yang kutunjukkan screenshoot The Sims 4-ku bilang, "Eunah, kok, kurus banget." Akhirnya, aku inisiatif mau buat ulang, tapi baru kesampaian sekarang. Dari atas kiri atas ke kanan bawah: Eunah, Dae, Iova dan Akai.

Btw, Dae jelek bangeeet. Versi yang pertama lebih baik sepertinya. Aku mau pakai yang itu, tapi sebenarnya aku baru ganti lepi dan data yang sebelumnya lupa kupindahin. Eheu. Nanti sajalah rancang Dae versi 3, walau gak yakin juga karena pada dasarnya aku payah soal buat cowok. 😂

Omong-omong screenshoot apartemen paman juga sempat kubuat, tapi seadanya saja. Luke, Lee dan Shawn belum tampak di sini (karena aku belum buat wkwk). Paman pengurung diri malu, jadi dia membelakang saja. Dia bukan photogenic, sih. Mungkin benci difoto juga. 😅

Sampai jumpa! Terima kasih sudah baca kisah ini sampai chapter 27 😁

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 95.8K 48
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 𝟏) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ⚠ �...
959K 71K 33
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
2.9M 314K 49
Canaria Adelia atau kerap di sapa Kana harus menjalani sisa hidupnya dengan cara yang menyakitkan, saat berada diambang kematian Kana dikejutkan deng...
133K 285 8
konten dewasa 🔞🔞🔞