You Are My Mate? (END)

By Lyoo31

23.3K 1.8K 188

Aku tidak pernah mereject mu kata kata itu tidak akan pernah aku katakan, kau akan menjadi satu satunya MATE... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapther 7
Chapter 8
Chapther 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26 - END

Chapter 23

494 39 7
By Lyoo31

Wendy masih terdiam pada posisinya, melihat sosok mengerikan yang ada di depannya saat ini adalah bukan yang dia harapkan.

Yang harus ia lakukan sekarang hanyalah melangkah mundur menjauh dari mereka dan segera pergi.

Namun sialnya baru saja ia melangkah ke belakang, dalam satu kedipan mata salah satu dari keduanya menghilang.

Dimana dia?

"Mencariku?"

Wendy terkesiap, ia lantas memutar badannya ke belakang tepat menghadap sosok namja itu.

"A-apa yang kau rencanakan!!" ucap Wendy dengan nada paniknya.

"Cih.." Namja itu hanya berdecih, ia lantas menatap Wendy tajam "kau cepat membaca pikiran seseorang ya?
Ah.. Apa tadi kau bilang? Rencana?"

Wendy tetap menjaga jarak antaranya dengan namja asing itu. Tanggannya selalu saja mengarah ke depan sebagai penanda jika ia melarang namja itu mendekat lebih jauh ke arahnya.

Namja itu lantas mengeluarkan smirknya, membuat Wendy menatapnya marah "aku membutuhkanmu sekarang, tapi akan lebih baik lagi jika kau juga bergabung denganku untuk mendapatkan Sana." ucap namja itu di buat selembut mungkin agar dia mau menurutinya.

"Sana? Siapa dia?" tanya Wendy penuh kesal.

"Mate Yoongi, bagaimana bisa kau tidak tahu tentang hal ini? Bukankah kau menyukai Yoongi? Ah.. Cinta bertepuk sebelah tangan itu menyakitkan ya?"

"Diam!!" Wendy berdecih tak suka, "kenapa kau mengincarnya?"

"Dia itu sangat berharga, untuk ku. Dan saat ini aku kesulitan untuk mendapatkannya ketika ia mulai dekat dengan Yoongi."  namja itu berbicara dengan amarah yang tertahan.

Mendengar hal itu, hati Wendy lantas merasa sakit. Sana, seorang yeoja yang beruntung itu sudah dekat dengan Yoongi dan bukan tidak mungkin ia pasti akan di tandai oleh Yoongi.

Seharusnya itu aku.

"Sekarang ini aku tengah melakukan rencanaku yang pertama, dan jika ini tidak berhasil." namja itu menatap tajam Wendy "maka kau yang akan membantuku nanti."

"Tidak!! Kau pikir aku akan dapat dengan mudah di manfaatkan oleh werewolf seperti dirimu!! Kau bahkan tak layak di sebut seperti itu!! Kau itu lebih buruk dari seorang rogue!!" desis Wendy tanpa ada rasa takut.

Secepat kilat, namja itu langsung saja mendekati Wendy dengan amarahnya lalu dengan cepat ia mencekik leher Wendy sembari menatapnya tajam "aku adalah seorang penguasa!! Aku Alpha dari The Blood Moon Pack!!" ucap namja itu penuh dengan penekanan ia bahkan semakin memperkuat cengkraman tangannya di leher Wendy hingga terlihat jelas wajah kesakitan dari yeoja itu. Tubuh Wendy bahkan terangkat karenanya sampai kakinya berjinjit.

Wendy sama sekali tidak bisa bicara dengan baik.

"Werewolf lemah seperti dirimu, tidak mungkin bisa berbuat banyak!! Tetaplah tutup mulutmu atau aku akan semakin menghancurkan namja yang kau sukai itu.!!" seakan tahu siapa yang di maksud namja itu, Wendy lantas memasang wajah terkejut, sekaligus cemas akan sosok yang di sukainya itu terluka. "Atau aku, akan membunuhmu!!"

Wendy mencoba untuk memberontak, dengan sekuat tenaga yang ia punya, tangannya terangkat dengan sangat pelan hingga menyetuh tangan namja itu. Mencengkram sebisa mungkin tangan itu untuk melepaskan cekikannya. "J-jangan sesekali kau m-mencoba untuk melukainya!! Brengsek!!"

Brak...!!

"Uhuk.." Wendy merasakan perih di lehernya sekaligus sakit pada punggungnya yang menatap pohon besar di belakangnya.

Namja itu baru saja membanting Wendy dengan keras, dan saat ini ia menatapnya penuh kesal.

"Wanita yang tidak di harapkan sama sekali seperti mu, sudah selayaknya untuk di manfaatkan!!"

Wendy hanya diam menunduk, terkuras habis sudah tenaganya hanya untuk melawan sebuah cengkraman tangan seorang Alpha di lehernya. Dan sekarang dia sama sekali tidak bisa berbuat apa apa.

Pandangannya pun semakin kabur, rasa sesak di dadanya masih begitu kuat. Hingga Wendy akhirnya bertemu pada titik terlemahnya lalu kemudian kegelapan mulai menyerang tubuhnya.

Alpha itu mulai melangkah mendekati tubuh lemah yang sudah tak sadarkan diri itu, "bukankah lebih baik jika kau ikut denganku ? Kau akan mendapatkan Yoongi dan aku akan mendapatkan Sana, mudahkan?"  ucapnya sembari menatap penuh menyedihkan wajah Wendy lalu kemudian ia melirik seorang wanita yang berdiri di sampingnya.

"Dia ini keras kepala, Sekarang lakukan tugasmu dengan baik.!"

*

"Jadi, semua Pack Sahabatmu di serang olehnya. Pasukannya sangat banyak karena ia juga bekerja sama dengan Rogue dan juga Witch. Dia licik, sebelum kau datang menemuinya dan menyerahkan Sana, ia akan tetap menyerang."

Sudah cukup jelas bagi Yoongi, dan ia sudah menduga hal ini akan terjadi.

"Sana, apa kau baik baik saja?" masih di tempat yang sama dan setelah kepergian Yuta dengan berita buruknya yang masih tertinggal membuat mereka sedikit menenangkan diri satu sama lain di tempat itu, Yoongi menatap ke arah samping menggenggam erat tangan Sana dan menatapnya khawatir.

"Ya, aku baik baik saja." jawab Sana penuh keyakinan. Masa masa sulit nya sudah terlewati sekarang ia juga cukup senang karena Yoongi selalu di sampingnya, dan entah mengapa setelah itu dia merasa ada sedikit perberbedaan di tubuhnya.

"Jika kau merasakan hal aneh katakan padaku, kita akan melakukan sesuatu bersama. Jangan terlalu jauh dariku dan tetaplah berada di dekatku ketika aku tidak memegangmu, kau mengerti." ucap Yoongi pada Sana. Yoongi masih ingat ada satu tahap lagi yang harus di lewati oleh Sana.

"Ya, aku mengerti." Sana nampak meyakinkan diri Yoongi dengan menggengam erat balik tangan itu dengan kedua tangannya.

Yoongi lantas menghela nafasnya resah, seharusnya ini tidak terjadi. Seharusnya ini sudah berakhir tapi kenapa si Aplha Brengsek itu tetap saja keras kepala.

Dengan cepat, Yoongi mengendong tubuh Sana, lalu tangan Sana pun otomatis melingkar di leher Yoongi. "Kenapa kau menggendongku seperti ini?"

"Kau masih belum bisa, melakukan hal ini. Jadi perhatikan baik baik." Yoongi menatap Sana untuk meyakinkannya agar dia saat ini cukup percaya dengan Yoongi dan selalu berada di samping nya.

Semilir angin menerpa tubuh keduanya, menerbangkan beberapa helai rambut Sana dan juga Yoongi.

Ketika Yoongi melangkahkan kakinya ke depan, perlahan tapi pasti angin semakin cepat menerpa tubuh mereka berdua secepat kaki Yoongi melangkah.

Semakin kuat dan kencang, pohon pohon yang ada di sampingnya pun terlihat terlewat begitu cepat.

Hingga hanya dalam hitungan detik, mereka sudah berada di depan rumah Yoongi. "Kita kembali? Secepat ini?" tanya Sana dengan wajah terkagum kagum.

Sebelumnya ia pernah merasakan hal yang sama bersama Yoongi, tapi ini begitu berbeda.

Tidak ada waktu lagi bagi Yoongi untuk memperhatikan wajah terkagum Sana, ia lebih sibuk menarik tangan Sana untuk masuk ke dalam rumah segera.

Melihat wajah serius Yoongi, Sana pun tidak menuntut lebih padanya dan memilih untuk diam dan menuruti semua yang Yoongi lakukan saat ini.

Ketika mereka sudah memasuki aula rumah besar tersebut, seorang Beta melangkah mendekati Yoongi, ia pun menghentikan langkah kakinya ketika melihat sang Beta mendekat begitu juga dengan Sana.

"Semua tugas sudah di laksanakan Alpha, saat ini mereka sudah sampai di setiap Pack yang di serang dan membantunya." jelas Beta itu dengan baik.

Yoongi pun menghela nafas lega "baiklah, terus kirim anggota Pack kita sebanyak mungkin dan jangan biarkan mereka menyentuh wilayah Pack mereka lebih jauh lagi."

"Baik." satu hormat kecil ia lakukan, lalu kemudian ia mundur untuk pergi menjalankan tugasnya kembali.

Setelah itu Yoongi kembali menarik Sana untuk menaiki tangga dan membawa yeoja itu masuk ke kamar mereka.

Setiap langkah kaki Yoongi terlihat begitu ragu, ia seperti ingin melangkahkan kakinya ke arah yang berlawanan sehingga itu terlihat sangat kaku.

"Yoongi-ah.." Dan Sana melihat itu, ia pun memasang wajah khawatir.

Yoongi tidak menjawab, seakan tuli tangan dinginnya masih menggenggam erat tangan Sana.

Sana  masih bersikeras untuk menyadarkan namja yang sedang klaut di depannya saat ini "Yoongi Oppa!" panggil nya sekali lagi.

Dan tidak ada jawaban lagi, Yoongi dengan wajah tegasnya masih diam tak bergeming.

Hingga kemudian saat mereka sampai di dalam kamar, "Min Yoongi!" panggil Sana dengan nada sedikit tinggi, dan akhirnya itu berhasil membuat Yoongi menghentikan langkah kakinya.

Sepersekian detik berikutnya, tanpa di duga oleh Sana namja itu langsung saja memutar tubuhnya menghadap Sana dan langsung memeluk yeoja itu dengan erat.

Mengerti dengan apa yang di rasakan Yoongi saat ini, Sana membalas pelukan Yoongi dengan erat, mengelus surai hitam Yoongi dengan lembut dan mengusap usap punggung namja itu bermaksud untuk menyalurkan rasa kenyamanan untuknya.

"Semua akan baik baik saja Yoongi-ah, kau percaya padaku kan?" ucap Sana lembut.

Yoongi menelusupkan wajahnya ke curuk leher Sana.

Ya.. Semua memang pasti akan baik baik saja, tapi..

Bagaimana dengan Wendy?

Dia masih hilang, dan Yoongi saat ini mencoba menahan dirinya untuk tidak mencarinya dan membiarkan Beta-nya untuk melakukan tugas ini.

Memeluk Sana mungkin akan mencegahnya untuk melakukan hal itu, tapi pikirannya tidak bisa.

"Bagaimana? Kau sudah menemukannya?" ia, mencoba untuk memindlink Sang Beta yang masih melakukan tugasnya untuk mencari Wendy.

"Maaf Alpha, saya kesulitan mencarinya.."

Yoongi, semakin mempererat pelukannya pada Sana, rasa takut mulai menyerang dirinya.

Wendy, adalah yeoja yang sangat baik. Bagaimanapun juga ia sempat menawarkan dirinya untuk menjadi pelampiasan akan kepergian Alicia Sana dan selalu berada di sampingnya.

"Aku mengerti Yoongi-ah!.. Pergilah, aku akan menunggumu di sini."

Sontak, Yoongi langsung saja melepaskan pelukannya lalu menatap Sana penuh heran.

"Apa maksudmu?" tanya Yoongi langsung.

"Kau menghawatirkannya, dia tidak akan selamat jika kau tidak mencarinya sendiri." Sana berusaha menyembunyikan wajah kecewanya dengan senyum tipis "aku akan juga ikut khawatir jika kau khawatir. Aku tidak suka itu."

Dan siapa tahu, hanya karena senyum tipis itu ternyata mampu menipu penglihatan dan pemikiran Yoongi yang saat ini campur aduk. Namja itu sudah memasang wajah senangnya walau itu hanya terlihat samar samar.

Cup.

Sana mencium kilas bibir Yoongi "jangan menahan dirimu Yoongi-ah, itu tidak baik. Aku, akan baik baik saja di sini." ucap Sana kemudian.

Yoongi berfikir keras lagi untuk ini, tidak mungkinkan jika Alpha itu yang melakukannya kan?

Yeoja itu pasti hanya sedang tersesat di hutan itu saja...

"Kau gila!! Kau akan berniat meninggalkannya??! Dia masih belum melakukan shiftnya Yoongi-ah!! Bagaimana bisa kau meninggalkannya sendiri?!" Amarah Alexs membuncak tatkala ia merasakan jika Yoongi mulai berniat untuk mencari Wendy,"Yak!! Apa kau mendengarkanku?!!"

Yoongi menarik nafasnya dalam dalam, dia tidak mau berfikir panjang lagi untuk ini dan Sana, pasti akan baik baik saja. "Aku akan segera kembali, Tetaplah di sini dan jangan kemana mana." ucapnya dengan masih menggenggam tangan Sana dan menatapnya penuh cemas.

"Sial!!" Alexs lantas menggerang kesal ketika perkataannya sama sekali tidak di dengar oleh Yoongi, ia pun dengan segera menghilang dari pikiran Yoongi, mengurung diri jauh di dalam pikirannya, dan mungkin tidak akan muncul ketika namja itu merasa jika ia salah nanti.

Yoongi pasti akan merasakan nya, rasa menyedihkan itu.

"Ya, aku akan menunggumu di sini." jawab Sana di barengi dengan anggukan.

Hanya sebentar, tidak akan lama dan ini mungkin sangat mudah untuk di lakukan. Pikir Yoongi, ia tahu sebenarnya saat ini Sana masih membutuhkanya tapi..

"Dia lebih membutuhkanmu Yoongi-ah!" ucap Sana membuyarkan lamunan Yoongi, namja itu merasakan kedua telapak tangan Sana menggenggam tangannya,"Lepaskan tanganku dan segera temui dia!" tanpa sadar tangan Sana ternyata terus saja di genggam oleh Yoongi.

Yoongi lantas menghela nafas karena hal itu "Berjanjilah padaku Sana, segera beritahu aku jika terjadi sesuatu terhadapmu." ucapnya dengan nada cemas.

" Aku mengerti. Jangan khawatir"

Mata Sana lantas menatap Yoongi penuh keyakinan, ia sendiri sedikit merasa keberatan akan hal itu.

Tapi Sana mencoba untuk mengerti, dan Yoongi tidak mungkin melakukan sesuatu di luar dugaan Sana.

Tidak mungkin.

Perlahan dan terkesan begitu berat, tangan Yoongi mulai terlepas dari genggamannya lalu ia melangkah pergi meninggalkan Sana.

Sedangkan Sana, hanya menatap punggung itu penuh dengan harapan, berharap jika Yoongi akan segera kembali. Padanya.






























































"Sana."












Sana terperanjat akan hal itu, samar samar ia mendengar sebuah suara berat tengah memanggilnya. Kepalanya lantas bergerak cepat untuk mencari cari siapa pelakunya.

Merasa tidak ada orang di ruangan ini selain dirinya, Sana lantas merasa sedikit ketakutan.

"Minatozaki Sana." panggil suara itu lagi.

"Siapa di sana!!" kali ini ia menatap pada pojok ruangan yang tak terkena sinar dari bulan yang masuk melalui jendela.

Sangat gelap dan Sana sama sekali tidak bisa melihatnya.

"Ini aku.." mata Sana masih menatap ke arah sumber suara tersebut dengan sangat was was.

Tap..

Hingga akhirnya langkah sepatu mulai terdengar di telinga Sana, menandakan jika sosok itu tengah mendekat ke arahnya.

Sana lantas sedikit menjauhkan badannya untuk berjaga jaga. Sorot matanya penuh dengan kewaspadaan, pikirannya pun melayang kemana kemana.

Tap..

Suara itu kembali terdengar, kali ini Sana sudah dapat melihat sepatu hitam yang di kenakannya. Entah kenapa, Sana menjadi sedikit takut.

Ketakutannya kembali bertambah ketika dirinya tak kunjung dapat menghubungi Yoongi. Ia merasa takut, sangat takut dan bingung.

"Kenapa aku tidak bisa menghubunginya?? Yoongi-ah!! Di mana kau sekarang?!"

Baru saja Yoongi pergi meninggalkan nya dan sekarang, Sana merasa jika keputusannya tadi adalah salah.

Lalu ia harus apa sekarang?

"Aku Mark Tuan." tubuh sosok itu sudah berdiri sepenuhnya di hadapan Sana, cahaya bulan telah memberikan kejelasan untuk Sana siapa namja itu.

Mata Sana lantas membulat kala melihat orang itu, "k-kau?" ucapnya terkejut. "Apa maumu!!"

Mark lantas tersenyum miring, tak dapat di pungkiri lagi wajah yang babak belur dengan beberapa luka di sudut bibir dan pelipisnya itu sama sekali tidak melunturkan aura dinginnya.

"Apa lagi kalau bukan untuk mu. Aku datang ke sini hanya untuk menemuimu." ucap Mark ringan.

"Apa yang kau katakan? Aku tahu niatmu yang sebenarnya adalah untuk mengambil jantungku kan?" ucap Sana dengan penuh penekanan. "Jangan selalu bicara seperti itu jika memang kenyataannya adalah bukan untuk hal itu.!"

"Mengambil jantungmu? Kau selalu berfikir jika aku akan mengambil jantungmu ya kan? Hah, yang benar saja."

Mendengar apa yang di katakan Mark baru saja, apa lagi ia menggunakan nada remehnya, membuat Sana bingung.

Wajahnya juga tak menandakan ada kelicikan di dalam dirinya.

Tapi, hal apa yang baru saja Yoongi katakan padanya?

Tidak mungkin ia berbohong padanya kan?

"Apa maksudmu?" tanya Sana tak mengerti.

"Seharusnya kau tahu, Sana.. Aku, sama sekali tidak ada niatan untuk melukaimu maupun mengincar jantungmu." nada bicaranya mulai serius begitu juga dengan sorot matanya.

Sana terdiam, yeoja itu kembali berfikir.

Entah kenapa Sana merasa ragu lagi pada sosok Min Yoongi, tangan Sana lantas bergerak ke arah dadanya. Rasa sesak masih menyerang dirinya sejak Yoongi mebawanya ke sini, hal itu bahkan tidak di ketahui oleh Yoongi.

Apa karena Yoongi saking khawatir nya dengan yeoja itu sehingga ia tidak terlalu memperhatikannya?

Sana menggeleng lemah mencoba untuk menampiknya, tapi kenapa dada ini malah terasa semakin sesak ketika melihat kenyatan itu?

"Ya.. Kau bisa berfikir seperti itu sekarang terhadapku, tapi..
Jika kau melihat hal ini akankah kau mau percaya padaku?" lirih Mark mencoba mengajak Sana.

"Aku tidak mau percaya padamu!!" ucap Sana penuh penekanan, walau dengan nada lirih namja itu berhasil terluka karna ucapannya itu, pandangan Sana mulai liar tidak fokus pada satu arah. Sesekali ia mendongak untuk menahan sesuatu yang akan keluar di pelupuk matanya "Jika memang kau tidak mengincar jantungku, atau apapun yang ada di dalam diriku lalu..
Untuk apa kau menemuiku dengan alasan yang sama?" nada bicara Sana terlihat lemah, pikirannya mulai campur aduk tidak karuan.

Ia bingung dan hatinya sakit. Dan ia sama sekali tidak tahu harus berbuat apa, berharap suara itu muncul lagi untuk membantunya seakan hanyalah harapan kosong.

Karena ia sama sekali tidak merasakan maupun mendengarnya.

"Aku tahu ini sulit, tapi.." Mark dengan rasa penuh bersalah, dan karena ambisinya untuk menginginkan Sana telah menguasai seluruh akal pikirannya ia pun mengambil jalan pintas yang sudah jelas itu buruk "Yoongi, dia.. Telah berbohong padamu."































































Sana menghempaskan tangannya dengan keras hingga terlepas dari genggaman Mark.

Di sebuh hutan gelap jauh dari sinar bulan membuat Sana sedikit merasa lemah, emosinya bahkan tak bisa keluar sempurna hingga akhirnya ia hanya bisa memberontak sedikit pada Mark dan menatapnya tajam.

"Kau tidak berhak memaksaku seperti ini!!" bentak Sana pada Mark, sorot mata itu benar benar menunjukkan kemarahan tingkat tinggi.

"Berhentilah bebohong pada dirimu sendiri Sana-ah! Aku tahu kau pasti juga ingin mengetahuinya kan?" ucap Mark sembari menatap Sana kesal.

Sebenarnya Namja itu juga sedikit tidak tega pada Sana karena yeoja itu yang selalu saja memegang dadanya dengan suara deru nafasnya yang sesak.

Dia terlihat kesakitan.

Namun ambisi besar Mark kembali menggerogoti pikirannya, namja itu kembali meraih tangan Sana dan membawanya lagi berjalan di tengah hutan yang gelap dan dingin.

Setelah lama mereka hampir berjalan menyusuri hutan itu dengan rasa dan juga emosi yang tertahan di antara keduanya.

Mark pun menghentikan langkah kakinya.

Tanpa menoleh ke belakang dengan tautan tangan mereka yang masih erat, Mark mengisyaratkan pada Sana jika mereka sudah sampai di tempat yang ia maksud.

Sana lantas dengan pelan melepaskan tangannya dari genggaman Mark ketika ia mulai tahu kenapa namja itu menghentikan langkah kakinya, lalu kemudian Sana segera melangkah maju melewati nya.

Yeoja itu berjalan pelan, pandangannya saat itu langsung saja tertuju pada satu titik tak jauh di hadapannya.

Sana melihat seseorang, ya.. Hanya seorang yang berdiri dengan posisi memunggunginya dan itu sangat familiar di mata Sana.

Bukan hanya dari tampilannya saja, tapi juga aroma tubuhnya yang meyakinkan dirinya jika itu adalah Min Yoongi -Matenya.

Namun ketika Sana hampir mendekatinya, sesuatu yang asing lantas terlihat di mata biru yeoja itu.

Sesuatu yang berhasil membuatnya terpaku dan terkejut. Mata bulatnya bahkan terbelalak tak percaya dan tubuhnya juga menengang.

Dia memang benar Min Yoongi, tapi...

Seseorang yang tengah-
Di ciumnya itu siapa?

Sana mematung, pandangannya langsung saja jatuh menatap tanah yang tengah di injaknya saat ini seakan tidak mau melihat pemandangan menyakitkan di hadapannya- dengan pandangan kosong.

Tangannya pun masih setia memegang dadanya yang entah kenapa semakin sesak dan sulit bernafas, pandangan matanya mulai mengabur entah karena air mata yang mulai menggenang atau karena kesadarannya saat ini yang mulai menipis.

"T-tidak mungkin...." lirih Sana dengan nada seraknya.

Satu tetes air mata pun jatuh menimpa kaki telanjang Sana, di iringi dengan matanya yang tertutup.

Semua tubuhnya terasa lemah, pertahanan Sana mulai goyah hingga akhirnya tangan yang kuat menahan dadanya itu agar tatap kuat terjatuh dengan lemah.

Dan saat itu pula kesadaran yeoja itu mulai sirna.













































"Yoongi-ah..."
.
.
.
.
.
TBC

Continue Reading

You'll Also Like

22K 2.1K 10
Bayangkanlah jika member Stray Kids ada di keseharianmu, namun bukan sebagai boygroup melainkan profesi lain! Begin: 25.05.2018 ▪semi-baku ▪500-800 w...
250K 20.5K 53
Aku yang bodoh, selama ini tak pernah menganggap mu. Aku yang bodoh selalu menepis perasaan mu, tapi aku sendiri tak bisa mengabaikan mu. Tapi, aku s...
5.7K 186 7
"Jepitan itu bersinar lagi, Ra." Ujar Seli di sampingnya. Raib dan Seli, setelah berpisah dengan Ali. Kedua nya menjadi sedih, Seli tidak terlalu la...
34.5K 350 11
Kumpulan cerita pendek yang dibuat Raka Pratama sejak ia mulai menulis cerita beberapa tahun lalu. Karena kelihatannya works gue cuma keliatan banya...