DUNKELHEIT [COMPLETED]

By Justgalon

1.9M 44.2K 2.1K

Pernah bergabung dalam program Paid Stories Wattpad dari 27 Mei 2020 sampai dengan 8 Juni 2021. Julio Harding... More

Pengumuman Dunkelheit dan Metanoia
Pengumuman
Prolog
Tentatio
Desafio
Tervezés
Impetum
Proksima
Prizorgo
Erantzun
Pahoitella

Stormfulde

39.2K 3.4K 222
By Justgalon


"Aħna maleficus i lindur daga magnitudine geseёnde awoodda sang noblezia dat te nuinga vesmír!"

"Aħna maleficus i lindur daga magnitudine geseёnde awoodda sang noblezia dat te nuinga vesmír!"

"Aħna maleficus i lindur daga magnitudine geseёnde awoodda sang noblezia dat te nuinga vesmír!"

Para penyihir Sorgin tengah melakukan ritual mereka saat setengah malam bulan purnama berlangsung. Para penyihir dengan pakaian-pakaian hitam yang menyeret di tanah dan seluruh wajah tertutupi kain, tidak menampakkan sedikit pun wajah mereka. Mereka mengelilingi api merah yang tengah bergejolak membakar arang hitam. Tangan-tangan mereka yang menjulur ke depan dengan kuku-kuku panjang berwarna legam, menambah kesan mengerikan yang terpancar di sana, di lembah Mazgûl. Lembah yang terdapat di ujung hutan Dunkelheit dan pegunungan Nootbew, hanya terpisah oleh sungai Moria untuk bisa sampai ke Mazahs. Di sana tempat para penyihir Sorgin tinggal dan melakukan ritual sihir mereka.

Ayrus, sang pemimpin penyihir Sorgin menggerakkan jari-jarinya sambil membaca mantra, letupan api merah kian bertambah besar lalu menyurut dan digantikan bayangan hutan Dunkelheit, di antara para asap yang menjadi penghalang pandangan, ada sosok yang tertangkap di sana. Sosok hitam berdiri membelakangi para penyihir. Sosok itu duduk di atas kuda hitamnya, tampak jelas hutan Dunkelheit yang lebat dengan pohon-pohon besarnya dan juga akar-akar pohon yang menjalar. Bayangan dari asap semakin jelas kala Ayrus terus memantrai. Sosok itu, mereka memanggilnya Gözröd, sang legenda hutan Dunkelheit.

"Sang legenda sudah bertemu secara dekat dengannya. Sang legenda semakin menginginkan sang putri."

Ritual sudah selesai, Ayrus memberitahu kepada kaumnya apa yang dia lihat di hutan Dunkelheit melalui bara api. Para penyihir masih mengelilingi bara api yang kini sudah menyala kembali. Malam semakin pekat dengan bulan sebagian menyinari gelap hutan.

"Tapi kita punya seorang pengacau di sana. Auranya berbeda, mirip seperti pemimpin kita sebelumnya, Zlandur, tetapi dia manusia. Naluriku mengatakan dia berbahaya."

Ucapan Meiħ membuat semua penyihir menoleh ke arahnya. Dia harus mengatakan apa yang dialaminya malam itu kepada semua bangsa penyihir. Malam saat dia menyamar sebagai pangeran dan seorang pemuda yang langsung tahu identitasnya. Dia masih bisa merasakan aura yang sangat aneh dari pria itu, tetapi juga sangat dikenalnya. Seandainya sang pemuda tidak ada waktu itu, dia yakin putri sudah menjadi milik mereka dan diserahkan kepada Gözröt yang sangat menginginkan sang putri.

"Wahai api abadi, tunjukkan sosoknya." Ayrus perlahan melihat sesosok pria berjubah hitam tengah menunggangi kuda yang juga hitam. Asap semakin pekat kala sosok itu semakin jelas terpantul di api abadi. Terlihat Julio yang tengah menunggangi kuda bersama Joanna, sang putri tengah memeluknya. "Ini akan menarik," ujarnya tersenyum melihat gambar yang tersaji di depannya.

"Siapa dia, Yang Mulia?"

"Dia?" Ayrus bertanya lalu kemudian tertawa. "Dia orang yang misterius," jawabnya diiringi senyum yang juga misterius.

➴➵➶

"Pulang sekarang juga."

"Tidak, aku tidak mau."

"Pulang sekarang juga!"

Julio membentak Joanna yang masih duduk santai di depannya. Sang putri yang keras kepala berhasil kabur lagi dari istana dan menemui sang petarung yang tengah mengemban tugas dari sang raja. Kenekatannya memang tidak bisa dibantah lagi. Di depan mereka hutan Dunkelheit kembali menggila. Hitam pekat hutan mencoba menarik sang putri untuk masuk.

"Aku jauh-jauh menemuimu di sini dan kau menyuruhku pulang begitu saja? Kau sadar dengan siapa kau bicara?" tanya Joanna kesal sambil terus duduk dan seolah tidak peduli hutan Dunkelheit yang terus-menerus menggodanya untuk masuk.

"Saya sadar Anda siapa, tapi segeralah pulang. Di sini berbahaya."

Julio menarik kuda Joanna mendekat dan memberikan talinya pada Joanna.

"Kau sudah berjanji untuk melindungiku jika ada bahaya. Jadi biarkan saja bahaya datang," Joanna menolak tali kuda pemberian Julio. "Daripada kau sendirian, lebih baik berdua denganku," goda Joanna.

"Saya tidak butuh Anda di sini dan saya tidak mengerti jalan pikiran Anda yang selalu melakukan hal-hal nekat untuk bertemu dengan saya. Jika Anda punya rasa kepada saya, buanglah itu jauh-jauh, Tuan Putri. Saya tidak bisa membalas perasaan Anda. Saya tidak punya waktu untuk hal yang seperti itu."

Joanna mengertakkan giginya dalam diam. Emosinya langsung mengudara mendengar ucapan Julio yang begitu menusuk. Dia wanita terhormat, putri kerajaan dan tidak seharusnya ada orang yang mengatakan hal seperti itu kepadanya. Dan apa yang dikatakan Julio, dia punya rasa terhadap petarung itu? Demi semesta alam, itu tidak benar! Dia hanya suka mempermainkan pria itu. Melihatnya yang berwajah datar saat Joanna menggoda dan penolakannya yang kadang-kadang semakin membuat Joanna tertantang, tapi kali ini begitu menusuk. Dia tidak bisa terima dengan ucapan itu.

"Tuan Petarung, kau hanya terlalu percaya diri. Aku tidak punya rasa seperti yang kaumaksud. Aku sudah punya calon suami yang akan menikahiku lalu menyayangiku sepenuh hati. Bukan kau, orang bodoh yang bahkan menolak keindahan dunia." Joanna menatap marah Julio yang berdiri di depannya. Pria itu hanya diam sambil melipat tangannya. Matanya tidak tertuju ke arah Joanna melainkan ke hutan Dunkelheit yang juga Joanna rasakan semakin menarik-nariknya untuk masuk. "Sebaiknya aku memang pergi dari sini. Aku sudah tidak tertarik lagi untuk bermain denganmu."

Joanna berdiri lalu mendekati kudanya. Dia menaiki kuda lalu menungganginya dengan cepat. Joanna terus berusaha untuk menolak semua godaan hutan Dunkelheit yang kini tengah memperlihatkan bayangan dirinya dan Julio, di sana keduanya tengah berpelukan dan ada dua anak kecil yang wajahnya sangat mirip dengan Julio dan Joanna. Kemudian kedua anak kecil itu mendekati mereka berdua lalu memanggil Julio dan Joanna dengan sebutan ayah-ibu. Terkutuklah hutan itu yang sudah memberikannya bayangan semu yang tidak nyata untuk menggodanya masuk.

"Pria sialan!"

Julio masih berdiri tegak menghadapi hutan Dunkelheit yang masih menggila. Dia sadar Joanna sudah pergi menjauh dan memang itu yang dia harapkan. Di dalam pikiran Julio saat ini terpampang jelas bayangan Joanna dan dirinya yang tengah bercinta. Saling menyentuh satu sama lain, saling berbagi kasih, dan juga saling berbagi kenikmatan. Namun, sayangnya semua itu palsu, meskipun dihasut oleh godaan hutan Dunkelheit, Julio tidak akan mudah terpengaruh. Selama ini hutan itu tidak pernah menggodanya dengan cara seperti ini, sepertinya kali ini mereka menyadari apa yang mungkin bisa meruntuhkan pertahanan Julio.

"Wanita sialan."

➴➵➶

"Aku mencintaimu."

"Aku tahu."

"Mari hidup bersama berdua. Akan kujaga kau selamanya."

"Aku tidak punya alasan yang kuat untuk menolaknya."

Keduanya berbagi kecupan ringan hingga memanas. Membuat mereka lepas kendali dan menginginkan lebih.

Joanna langsung terbangun dari mimpinya. Napasnya tersengal-sengal, dadanya naik turun, dan tubuhnya berkeringat. Mimpi itu sudah lima hari ini menghantuinya. Selalu mimpi yang sama dan bersama orang yang sama. Semenjak kepulangannya dari menemui Julio di pinggiran hutan Dunkelheit, malamnya Joanna bermimpi itu. Di mimpinya dia bersama Julio duduk di taman kerajaan, di bawah pohon oak lalu menyatakan cinta. Awalnya Joanna mengira itu hanya karena dia terlalu banyak memikirkan kata-kata Julio yang menusuknya tempo hari, tetapi kecurigaannya mulai terbentuk ketika tiga hari berturut-turut dia bermimpi seperti itu lalu di hari kelima mimpi itu masih berlanjut.

"Ada apa ini?"

Napasnya masih tidak teratur. Joanna melihat sekeliling kamarnya yang luas. Dia kemudian berdiri dari tempat tidurnya, menyibak tirai yang menutupi jendela. Hari masih pekat dengan malam. Bulan masih setengah lingkaran dan bintang mengintip sang putri yang termenung. Joanna Theodora Hawthorne memandang kejauhan, di mana hutan Dunkelheit berada. Dia bisa merasakan dari sanalah mimpi yang dialaminya datang. Godaan itu sudah mulai mengusik mimpinya lagi setelah sekian lama hilang semenjak kematian ibunya. Dia juga sadar hutan itu menginginkan dirinya semenjak lama, tetapi selalu dengan sekuat tenaga dia lawan. Dia tidak pernah mengatakan hal itu pada siapa pun, termasuk ayahnya sendiri. Cukup kaget ketika Julio tahu hutan itu menginginkannya.

Semalaman dia terjaga tanpa menutup mata lagi. Dihabiskannya malam yang suntuk dengan membaca buku. Setidaknya itu bisa membuat Joanna melupakan mimpi anehnya. Ya, untuk seorang Joanna Theodora Hawthorne, mimpi itu aneh. Dia dan Julio, pria dingin yang tidak terpengaruh godaannya itu mana mungkin mengucapkan kata-kata cinta, seperti perkataannya sendiri, dia tidak punya waktu untuk memikirkan hal-hal yang seperti itu. Lagi pula, dia hanya bermain untuk menghibur diri.

"Menghilanglah dari pikiranku," kata Joanna sambil berusaha untuk fokus lagi membaca buku.

➴➵➶

Di sebelah barat hutan Dunkelheit, tepatnya di perbatasan samudra Kifisap yang menjadi surganya para perompak untuk bersembunyi. Di antara para nama perompak kapal, ada satu nama yang paling ditakuti di seluruh samudra. Dia bajak laut hebat yang telah menaklukkan berbagai lautan dan menjarah berbagai harta kerajaan di belahan bumi lain. Namanya mengaung di seluruh negeri. Khizr, pemuda dari bangsa Viking yang berjangut merah. Dia lahir dan besar di Mazahs, memulai pelayaran pertamanya pada usia awal remaja. Dulu dia hanyalah budak di kapal kerajaan, tapi karena kepiawan yang dia miliki, sekarang dia berhasil menjadi perompak paling ditakuti.

"Baba Khizr, hutan Dunkelheit telah terlihat!" seru anak buahnya.

"Percepat kapal. Kita akan pulang ke rumah!"

Hubungannya dengan raja Orman Hawthorne sangat baik. Bisa dikatakan Mazahs cukup aman karena nama Khizr yang seorang bajak laut terkenal. Namun, tidak dipungkiri jika ada para perompak lain yang nekat menjarah di kerajaan Mazahs. Mereka rata-rata dari bangsa Lleber yang merupakan saingan bangsa Viking. Banyak pemuda-pemuda yang menjadi perompak di kerajaan Mazahs karena faktor ekonomi dan berharap berhasil seperti Khizr.

"Hampir dua musim panas aku meninggalkan rumah, hutan Dunkelheit semakin menggila. Tidak seperti biasanya," ucap Khizr sambil melihat hutan Dunkelheit dari kejauhan. Dapat dilihatnya aura hitam pekat yang semakin menjadi. Dia harus menemui sang raja dan bertukar banyak cerita dengan beliau.

"Putar kapal menuju laut Kitnalta, terlalu berbahaya melewati pinggiran hutan sekarang!"

Khizr memerintahkan anak buahnya untuk memutar haluan kapal. Berbahaya jika mereka tetap memaksakan diri berlayar di pinggiran hutan Dunkelheit. Banyak anak buahnya yang tidak terlalu kuat godaan dan rela memasuki hutan Dunkelheit yang sama saja menjadi kuburan bagi mereka.

➴➵➶

"Persilakan dia masuk."

Orman Hawthorne menyuruh prajuritnya untuk mempersilakan Julio masuk. Hari ini sudah minggu kedua Julio menjaga hutan Dunkelheit. Dia pulang sesuai perintah sang raja. Dan saat ini kebetulan bajak laut Khizr tengah berkunjung ke istana. Sang raja menceritakan banyak hal mengenai kerajaan dan juga hutan Dunkelheit yang beberapa kali menggila, terutama saat Joanna berada di dekatnya. Lalu sosok yang Julio lihat di dalam hutan. Tidak ada orang yang pernah melihat sosok itu, hal itu cukup membuat Khizr kaget.

"Kau pasti pernah mendengar namanya. Dia orang yang sangat ditakuti di lautan." Orman Hawthorne memperkenalkan Julio pada Khizr. Dilihat Julio di depannya saat ini duduk sosok pria tua dengan janggut merah yang panjang. Tubuh besarnya dengan pakaian khas bangsa Viking. Di ruas jarinya bersemat sarung tangan besi. Penampilannya cukup mengerikan, tetapi semua musnah kala dia tersenyum ramah kepada Julio.

"Anak buahku memanggilku Baba Khizr, dan kau pastilah petarung yang dulu dikenal dengan nama Kriger, sang pengelana yang misterius," Julio mengangguk menjawab ucapan Khizr.

"Jadi apa yang terjadi pada hutan selama satu minggu ini?" tanya sang raja setelah acara perkenalan selesai.

"Dia tidak pernah muncul lagi. Bahkan ketika sang putri datang beberapa hari yang lalu, dia tidak juga muncul. Namun, hutan Dunkelheit menggila lagi saat sang putri di sana," cerita Julio. Sang raja sudah tahu anaknya itu kabur keluar istana lagi. Dia punya mata-mata yang mengawasi gerak-gerik Joanna. Tapi dia sudah memberikan hukuman lagi pada Joanna. Dia juga tidak mengerti mengapa Joanna begitu tertarik pada Julio.

"Tidak banyak yang terjadi, tetapi saya selalu bermimpi aneh, Yang Mulia," jawab Julio. Sang raja menuntut Julio untuk segera memberitahu mimpi anehnya. "Tetapi maaf, saya akan menceritakan isi mimpi saya ketika saya dan Anda hanya bicara berdua. Saya mohon maaf sekali lagi." Julio menunduk semakin dalam.

"Baiklah jika itu keputusanmu dan Khizr, kuharap kau tidak sama penasarannya denganku soal mimpinya," Khizr tertawa keras.

"Tentu tidak, Yang Mulia."

Mereka lalu saling bertukar cerita mengenai kerajaan dan juga kerasnya lautan. Julio banyak diam dan dia hanya bicara seperlunya saja. Kali ini dia punya tujuan lain untuk datang ke istana. Namun, sebelum dia bisa menyelesaikan tujuannya, dia harus menceritakan tentang mimpinya pada sang raja. Dan saat yang Julio tunggu sudah tiba.

"Ceritakan mengenai mimpimu."

Suara berwibawa itu membuat Julio sesaat ragu untuk menceritakan mimpinya. Tapi dia pria sejati yang tidak akan melanggar janji untuk menepati.

"Saya bermimpi istana hancur. Anda gugur dalam perang dan sang pangeran menjadi gila." Orman Hawthorne cukup kaget mendengar cerita Julio. "Lalu sang putri, dia masuk ke dalam hutan Dunkelheit. Menyerahkan dirinya pada kelaknatan hutan. Dalam mimpi saya bertemu lagi dengannya. Dia menarik sang putri semakin menjauh. Saya ikut masuk ke dalam hutan, tetapi kegelapan langsung menguasai saya. Para penyihir ada di sana, menabur abu di sungai Moria. Dari dalam sungai muncul asap putih yang bergerak dan saya yakin itu arwah orang yang telah meninggal. Di sisi lain para pemuja setan Szandor menyembah pada hutan. Lalu terakhir saya melihat sang putri sudah tidak bernyawa."

Sang raja terdiam. Baginya mimpi Julio cukup menggetarkan jiwanya. Dia takut mimpi itu menjadi nyata. Dia takut putri satu-satunya benar-benar akan mati dengan cara seperti itu. Mimpi Julio tidak bisa dianggap remeh, mereka percaya pada mimipi yang kadang adalah petunjuk di masa depan.

"Kau yakin mimpimu bukan hanya sekadar godaan dari hutan Dunkelheit?" tanya sang raja.

"Saya yakin. Mimpi ini berasal dari tempat lain dan dia mencoba memberitahu saya," yakin Julio pada raja.

"Akan kupanggilkan peramal kerajaan. Ceritakan mimpimu padanya."

"Baik, Yang Mulia."

Julio segera undur diri dari hadapan sang raja, tetapi langkah kakinya terhenti ketika dia ingat tujuan lainnya untuk datang ke istana.

"Yang Mulia, maaf atas kelancangan saya, tapi bolehkah saya bertemu dengan sang putri? Ada beberapa hal yang ingin saya bicarakan dengan beliau," Julio akan pasrah jika permintaannya ditolak.

"Ya, silakan."

Julio bergegas menuju kamar Joanna. Setibanya di sana dia mendapati Joanna yang tengah duduk termenung sambil menatap pegunungan Nootbew. "Kenapa kau menemuiku?" tanya Joanna tanpa basa-basi.

"Ada yang perlu saya bicarakan dengan Anda, Tuan Putri," jawab Julio sopan. Dia masih berdiri di ambang pintu.

"Bicara saja. Aku akan mendengarkanmu."

Joanna menjawab dengan ketus. Dia masih kesal pada Julio. Sekarang lihat siapa yang mencari siapa duluan. Ingin rasanya Joanna menggodanya, tetapi rasa kesalnya membuat Joanna mengurungkan niat itu.

"Maaf jika perkataan yang akan saya utarakan kepada Anda ini terkesan lancang, tapi saya benar-benar harus memberitahu Anda. Ini demi hidup Anda, Tuan Putri." Julio maju beberapa langkah agar lebih dekat dengan Joanna. Joanna mengalihkan tatapannya pada Julio. Hatinya tiba-tiba berdesir, dia langsung teringat dengan mimpinya beberapa hari ini. Tatapan cinta yang diberikan Julio untuknya kala melihat mata sang petarung.

"Katakan."

Joanna membuang pandangannya lagi. Dia takut dialah yang akan jatuh di sini.

"Segeralah menikah secepatnya. Anda akan aman jika Anda sudah menikah. Mereka akan melepaskan Anda," kata-kata Julio itu membuat Joanna menoleh dengan cepat. Dia bersumpah demi apa pun, tidak pernah menyangka jika Julio akan mengatakan hal yang seperti itu.

"Menikah?"

"Ya, Tuan Putri."

"Apa yang kaukatakan sebenarnya, Tuan?" Joanna tertawa mengejek. Dia sudah sepenuhnya menghadapkan tubuhnya ke arah Julio. "Kenapa aku harus menikah atas suruhanmu?"

"Mereka menginginkan darah perawan bangsawan. Hutan itu menginginkan Anda, Anda tahu itu. Sudah lama mereka mengicar Anda. Para penyihir dan pemuja setan juga menginginkan darah Anda. Oleh sebab itu segeralah menikah, Tuan Putri. Ini demi kebaikan Anda," Julio berkata dengan tulus. Dia mengetahui itu dari mimpinya, tetapi dia memilih untuk tidak menceritakannya pada raja. Sebenarnya Julio juga tidak terlalu percaya dengan mimpinya itu, tapi apa salahnya mencoba kemungkinan.

"Kau pikir menikah itu mudah?"

"Anda sudah mempunyai calon suami. Calon suami Anda menyanyangi dan mencintai Anda, lalu apa masalahnya?"

"Aku tidak mencintainya dan tidak ingin menikah dengannya!"

Ucapan Joanna itu sudah cukup membuat Julio mengerti. Itu sudah menjadi pilihan sang putri dan dia tidak bisa memaksanya lagi.

"Maaf saya tidak tahu mengenai hal itu. Dan saya berharap Anda segera menemukan pria yang Anda cintai lalu menikah. Ini demi kebaikan Anda, Tuan Putri." Julio tahu harusnya dia tidak membicarakan hal-hal seperti ini dengan Joanna. Namun, tidak ada cara lain, jika tidak seperti ini Joanna tidak akan tahu.

"Mereka hanya menginginkan darah perawan bangsawan. Aku hanya perlu kehilangan keperawananku tanpa menikah. Itu tidak sulit," Joanna menjawab dengan dingin. "Aku akan ke rumah bordil untuk menjual diri. Jangan khawatir, aku akan menyamar."

Julio menatap tajam Joanna yang seolah menganggap enteng permasalahan yang tengah dihadapinya. Dia langsung memegang keras kedua bahu Joanna dan menghadapkannya tepat ke depan Julio. Joanna berusaha menahan sakit di bahunya dan membalas tatapan tajam Julio.

"Saya akan membunuh Anda jika Anda berani melakukan itu."

Julio menekankan kata-katanya pada Joanna. Joanna mendecih kesal.

"Kenapa? Kau tidak punya hak. Itu keputusanku."

"Saya punya hak jika itu menyangkut Anda, Tuan Putri!"

"Kau punya hak? Lucu sekali, memangnya kau siapa? Oh atau jangan-jangan kau tidak rela aku menjual diri? Merasa cemburu aku bersama pria lain?" Joanna semakin berani menentang Julio.

"Ya, saya tidak rela Anda melakukan hal itu!"

Detak jantung Joanna semakin keras. Napasnya tertahan di kerongkongan. Apakah mimpinya itu tidak berbohong? Apakah Julio akan menjadi bagian hidupnya. Terlalu munafik jika Joanna ingin terus menolak mimpi itu.

"Jika kau tidak rela, kenapa tidak kau saja yang mengambilnya. Aku tidak keberatan dan kita bisa melakukannya sekarang juga."

Tampaknya setan sudah merasuki pikiran Joanna yang sudah hilang akal. Julio menutup matanya dan membuang napasnya yang tadi juga dia tahan cukup lama. Tangannya yang mencengkram bahu Joanna perlahan dia lepaskan. Dia tidak boleh hilang akal dan termakan godaan yang tersaji di depan matanya. Dia tidak boleh menuruti pikirannya saat ini. Dia tidak boleh mengabulkan bayangan yang dia lihat di pikirannya ketika hutan Dunkelheit menggodanya.

"Saya harus segera kembali. Maaf telah mengganggu istirahat Anda." Julio berdiri tegak dan membalikkan tubuhnya dengan cepat menuju pintu, tapi langkahnya terhenti saat tangan Joanna melingkar di perutnya.

"Tinggalah di sini sebentar lagi."

Joanna memeluk Julio dari belakang. Julio diam dan melihat tangan Joanna yang memeluknya erat. Dia mengambil tangan Joanna lalu melepaskan pelukannya perlahan. Mata itu, dia melihat ketidakrelaan di sana.

"Maaf, aku harus pergi. Jaga dirimu baik-baik di sini." Julio meletakkan tangan Joanna dengan perlahan di samping tubuhnya. "Jangan nekat lagi keluar istana. Kau membuat ayahmu khawatir. Dan jangan melakukan hal bodoh, menjual diri di rumah bordil. Mereka semua bau tikus busuk, putri sepertimu tidak cocok menjual diri di sana. Aku akan kembali lagi minggu depan. Jadi jangan berusaha menemuiku. Aku akan menyeretmu ke istana jika kau menemuiku lagi di sana."

Joanna tiba-tiba tersenyum lebar mendengar ucapan Julio yang panjang lebar. Pria itu mungkin di depan banyak orang terlihat sangat dingin dan tidak acuh, tapi sebenarnya itu tidak benar. Di depan Joanna dia bisa menjadi sangat cerewet.

"Panggil aku dengan sebutan 'kau' seperti barusan, itu perintah. Aku tidak suka kau kaku padaku."

Joanna langsung membalikkan tubuhnya dan menjauh dari Julio. Menyembunyikan raut wajahnya yang panas karena perhatian Julio yang sebenarnya tersirat. Dia seperti melupakan perdebatannya dengan Julio beberapa saat yang lalu.

"Aku pergi."

Pintu tertutup dan meninggalkan Joanna yang menangkup wajahnya. Rasanya ada yang bergejolak di dada kirinya.

Oh Tuhan! Ini tidak benar batin Joanna.

TBC...

Continue Reading

You'll Also Like

3.1M 201K 49
Elisa Latasha Mauren hendak di jual oleh ibu tiri nya ke salah satu rumah wanita malam. Elisa tentu tak terima, ia memilih kabur dari sana dan sialny...
1.6M 128K 98
Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak dan bela diri. Thalia mengalami kecelakaa...
3.5M 233K 76
Selama 28 tahun hidup, Rene sama sekali tidak memiliki pikiran untuk menikah apalagi sampai memiliki anak. Dia terlalu larut dengan kehidupannya yang...
883K 53.4K 56
Setelah menerima banyak luka dikehidupan sebelum nya, Fairy yang meninggal karena kecelakaan, kembali mengulang waktu menjadi Fairy gadis kecil berus...