Jodoh Pasti Bertemu

By tikhands

402K 11K 434

Viska mencintai teman semasa SMA-nya. di saat reunian itu berlangsung, ia bingung harus datang atau tidak. ta... More

P.1 - Bertemu Dengannya
P.2 - Aku mencintainya Sejak dulu, hingga sekarang
P.3 Reunian
P.4 First Kiss
P.5 - Tahu Diri
P.6 Viska Maafkan Aku
P. 7 - Batal
P.8 - Alvist Proctor Carlen
P.9 - Aku Menyayanginya
Part 10 - Dream
P. 11 - Indonesia. Farlant!
P.12 - Merindukanmu
P. 13 - Aku Mencintaimu
P. 14 - Emas Putih
P. 15 - Dia, Farlant!
P.16 - Marriage

Spesial part

19.3K 513 37
By tikhands

ini yang aku janjikan waktu itu, bakal ada part yang menjelaskan eh nggak tau deng, intinya ini bisa dibilang ngejelasin. semoga menghibur dan membuat lega yah :* oh iya, terimakasih yang sudah setia sama cerbung ini dari awal sampai akhir part ini, dan jangan lupa ikutin kisah Keano yah di RIma dan Keano :P

dan sekarang silakan membaca :*

------------------------------------------------------

Author POV

                   Viska meletakkan sebuket mawar putih di atas pusaran makam pria yang telah mengisi harinya sewaktu SMA, bersama dengan pria yang kini menjadi suaminya beberapa tahun belakangan ini, bahkan ia kini telah memiliki putri cantik bernama Princess dan putra angkat dari suaminya bernama Keano, ya pasti kalian sudah mengetahui hal itu sebelumnya.

                   Senyum tipis itu mengembang di bibir Viska saat mengingat pertemuan terakhirnya, saat sebuah kecelakaan itu menimpanya dan membuat pria itu kini telah menghadap pada Tuhan. Dan mungkin, jika bukan karena pria yang kini telah menghadap Tuhan itu, ia tak dapat bersama pria yang mencintainya apa adanya. Rasa terimakasih terus saja terlantun manis dari hati Viska untuk Farlant—cinta pertamanya.

***

                   Tangis itu pecah saat Viska mengetahui Farlant merelakan nyawanya untuk menyelamatkan dirinya. Jika boleh jujur, Viska menyesal telah melarikan diri dari Farlant, andai saja ia tak melarikan diri mungkin saat ini Farlant masih hidup, pria itu masih bersamanya, memberikan senyum manis meski tak diacuhkan olehnya.

                   “Lebih baik kau makan dulu, Vis. Sudah beberapa hari ini kau terus menangis dan mengabaikan pola makanmu.” Alvist datang membawa sebungkus bubur untuk Viska yang masih setia menunggu Farlant yang masih saja tertidur dalam komanya dari beberapa hari yang lalu.

                   Viska menggeleng kecil. Rasanya, tak ada rasa lapar di perutnya meskipun ia sudah beberapa hari tidak makan. Alvis melipat kakinya di samping Viska yang terduduk di dekatt brankar tempat Farlant terlelap selama beberapa hari ini. “Aku tahu kau begitu merasa bersalah atas kejadian ini, tapi bukan berarti kau menyiksa dirimu sendiri. Farlant menyayangimu sama seperti aku yang menyayangimu, dan kami sama-sama tak mau jika wanita yang kami sayangi sakit karena alasan apapun. Kumohon, kau makan, dan aku akan menuruti semua apa kemauanmu.” Alvist mencoba membujuk Viska. Ia benar-benar tak mau jika wanita yang ia sayangi ini akan jatuh sakit. Bukan, bukan karena ia ceemburu mengenai perhatian yang dicurahkan Viska terhadap Farlant beberapa hari ini sehingga wanita itu mengabaikannya, ia justru merasakan apa yang dirasakan Viska saat ini, memang sudah sepantasnya Viska berada disini setelah apa yang dikorbankan oleh Farlant untuk wanita cantik itu.

                   “Jika aku mau makan, kau benar-benar akan mengabulkan permintaanku?” Tanya Viska akhirnya. Ada sebuah harapan namun juga kesedihan di sana. dengan mantap Alvist menganggukkan kepalanya.

                   “Alvist, aku begitu mencintaimu, dan kau tahu itu. Tapi, setelah apa yang dikorbankan oleh Farlant, rasanya sungguh tak adil jika aku tetap bersamamu. Aku minta maaf jika hubungan kita sampai di sini, kembalilah ke Swiss, dan cari wanita yang menerimamu apa adanya. Lupakan semua yang telah terjadi diantara kita.” Dengan pemaparan singkat, Viska akhirnya mengungkapkan permintaannya, meskipun itu berat namun ia tak mau membuat dua pria yang sama-sama ada dihatinya itu tersakiti lebih jauh, ia juga tak mau egois dengan menetap bersama Alvist akan menyakiti Farlant, namun ia juga tak mau jika Alvist tersakiti, meskipun pada akhirnya pilihan kedualah yang ia tetapkan. Menyakiti Alvist, dan menyakiti dirinya sendiri, tapi setidaknya itu lebih baik, daripada menyakiti Farlant lebih jauh lagi.

                   Alvist menghembuskan nafasnya dengan berat. Alvist Rasa, itu memanglah yang terbaik untuk keduanya, setidaknya ia bisa memiliki Viska, dan setidaknya ia bisa mendapatkan hati Viska, membuat Viska bahagia bersamanya. Sekarang, waktunya mengembalikan Viska kepada pria yang sejak lama mencintai wanitanya, mencintai calon istrinya terlebih dahulu dibandingnya dirinya.

                   “Pada dasarnya Farlant memang pria yang baik, bahkan ia begitu mencintaimu dengan menggunakan segala cara untuk mendapatkanmu kembali, bahkan ia mengorbankan nyawanya untukmu. Berbahagialah dengan Farlant, aku juga akan bahagia.” Alvist bangkit dari berjongkokmya, ia menundukkan kepalanya untuk menggapai kening Viska, dan mencium Viska tepat pada kening wanita itu. Cukup lama dan membuat setitik air mata itu terjatuh dari sudut mata kirinya. Ia sedih, ia sakit dan ia harus merelakan perasaannya untuk wanitanya, juga untuk pria yang telah menyelamatkan wanitanya.

                   “Aku menyayangimu, Vis. Jangan lupa untuk makan.” Viska mengangguk kecil setelah Alvist kembali berdiri tegak di sampingnya. “Aku pergi. Hubungi aku jika terjadi sesuatu pada Farlant.” Lanjut Alvist sebelum menutup matanya.

                   Viska menangis, bahunya bergetar hebat karena merasa menjadi wanita bodoh yang telah menyakiti dua pria baik sekaligus. Namun, Viska harus memiliih, dan ia memilih Farlant sebagai pria yang akan menjadi masa depannya nanti.

Farlant POV

              Aku mendengar semuanya, mendengar apa yang mereka bicarakan, bahkan sebelum hari ini terjadi aku telah mendengar semua yang terjadi di ruangan ini. aku memang menyelamatkan wanita yang aku cintai, namun aku tetap tak mau mendengar wanitaku menangis, dan itu dilakukannya setiap hari. Aku senang, saat wanita itu memintaku untuk bangun, namun aku tak bisa, yang bisa kulakukan hanya mengeluarkan cairan bening melalui kedua sudut mataku, sedih karena mendengar wanitaku yang begitu merasa bersalah karena adanya aku disini, padahal ini semua bukan kesalahannya. Jika dia yang berada di posisiku, aku malah yang akan merasa bersalah, karena telah membuatnya berada di sini.

                   Viska kembali menangis, sungguh aku tak tega mendengarnya, dan ini semua karena ulahku. Seandainya, dari awal aku tak memaksanya berada disampingku, pasti semua ini tak akan terjadi. Viska akan tetap bahagia bersama dengan Alvist, bukan menangis karena merasa bersalah atas terbaringnya aku disini, dan sekarang Alvist merelakan hubungannya dengan Viska kandas begitu saja.

                   Tuhan, maafkan aku karena telah menjadi penghalang cinta mereka. izinkan aku untuk membuka mata sebentar saja Tuhan, menyatukan kembali perasaan mereka, agar aku tenang menghadapMu.

                   Dan seperti keajaiban, Tuhan langsung mengabulkan permintaanku, aku melihatnya. Ia menundukkan kepalanya dengan isak tangis yang masih saja menemaninya. Tuhan, Viska jangan menangis!

                   Aku mengangkat tangan kananku yang bebas dari selang, kuarahkan pada kepalanya yang tertunduk, dan ia langsung mengangkat kepalanya, memandangku dengan tatapan bersyukur dan segera berdiri, aku mencegahnya, waktuku hanya sebentar. “Tetap di sini, dan jangan panggil siapapun, ku mohon.” Dengan lirih, aku meminta kepadanya, dia mengangguk kecil diiringi dengan senyum tipis yang menghiasi wajah wanita cantikku. Tuhan, wajahnya begitu pucat, seperti mayat hidup saja! Mungkin, sama pucatnya denganku.

                   “Tolong, panggil Alvist. Aku ingin bertemu dengannya.” Pintaku lagi. Viska kembali mengangguk kecil dan menghubungi Alvist, meminta pria itu untuk segera datang ke ruanganku dirawat.

                   “Maafkan aku.” Viska meminta maaf, tangisnya semakin pecah sekarang.

                   “Aku yang seharusnya meminta maaf. Jika aku tak melakukan semua itu, mungkin aku tak ada di sini, dan hubunganmu bersama Alvist akan baik-baik saja.” Aku tersenyum tipis, dan kemudian pintu terbuka menampakkan sosok Alvist yang tengah terengah dan berjalan dengan terburu-buru mendekatiku.

                   “Syukurlah kau sudah sadar Farlant.” Aku melihat kelegaan disana, bukan sebuah kebencian karena aku telah menyekap calon istrinya bersamaku seharian penuh dan hampir menghilangkan nyawa calon istrinya.

                   Aku tersenyum tipis. “Tuhan memberiku kesempatan untuk bicara dengan kalian.” Kataku akhirnya. “Dan sekarang, aku tak mau menyia-nyiakan waktuku, aku ingin memperbaiki semuanya sebelum aku kembali pada Tuhan.”

                   “Jaga bicaramu direktur! Atau kau kupecat!” ada nada mengancam juga canda disana, aku terkekeh pelan meskipun lukaku terasa sakit saat anggota tubuhku ikut bergerak karena kekehanku barusan.

                   “Lebih baik kau memecatku sekarang Tuan dari pada aku tak memiliki kesempatan untuk mengatakan hal ini pada calon istrimu.” Ucapku menyeringai dan Alvist terlihat murung saat aku mengatakan hal itu. Aku menghela nafas berat, dan ini sudah saatnya, “Maafkan aku, karena telah mencoba membuat hubungan kalian retak. Sekarang aku ikhlas. Berjanjilah di depan pendeta untuk hidup dan mati kalian. Aku mau kalian menikah setelah aku peegi nanti.” Aku merasa udara disekitarku makin menipis, dan saat aku mencoba mengambil sisa udara yang ada, mataku terpejam, mencoba bersikap tenang dan pada akhirnya, aku kembali pada sang penciptaku.

Author POV

                   Alvist merengkuh Viska kedalam pelukannya saat mesin yang ada disamping brankar Alvist menyanyikan nada yang sama, membuatnya menutup mata karena tak percaya jika usia Farlant cukup sampai disini. “Semoga kau tenang bersama sang Pencipta di Surga, Farlant.” Do’a Alvist dalam hati, bahkan ia tak perduli dengan perkataan terakhir Farlant, yang ia perdulikan saat ini adalah menenagkan wanitanya yang menangis histeris, meskipun saat ini para dokter masuk dan mencoba menyelamatkan Farlant dengan sebuah alat pemacu jantung.

                   “Maaf, Tuhan lebih memilih memanggilnya, Tuan.” Dokter berkata dengan penuh penyesalan. Merasa gagal menjadi dokter karena tak bisa menyelamatkan pasiennya.

                   “Terimakasih sudah berusaha menyelamatkan teman saya, Dok.” Alvist mengulurkan tangannya dan disambut dengan hangat oleh Dokter paruh baya itu. Dan sekarang, waktunya menenangkan Viska yang masih menangis di dalam dekapannya.

***

                   Alvist memeluk tubuh Viska, dengan seuntai senyum manis yang menghiasi bibirnya meskipun usianya kini sudah memasuki kepala empat tak membuat ketampanan pria itu memudar sedikitpun. “Waktunya pulang, Sayang.” Alvist mengelus lembut rambut lurus istrinya.

                   Rasanya cukup duduk disamping pusaran makan pria yang menjadi cinta pertama istrinya selama beberapa jam terakhir untuk mengenang bagaimana pria itu dengan tulus mengikhlaskan cinta pertamanya untuk dirinya. “Iya.” Jawab Viska lembut yang pada akhirnya mengikuti langkah Alvist yang menuntunnya berjalan. Mereka masih berpelukan, seolah mengabaikan tatapan pengunjung makam.

                   “Aku yakin, Farlant mendapatkan bidadari yang lebih cantik dariku.” Viska menjauhkan kepalanya dari dada Alvist namun tak melepaskan tangannya yang melingkar di sekitar pinggang suaminya itu.

                   “Ya, tapi aku tetap merasa jika Farlant masih lebih memilihmu meskipun terdapat ribuan bidadari cantik, begitu pun denganku.” Alvist mengedipkan sebelah matanya menggoda.

                   “Dasar gombaal.” Viska menarik hidung mancung Alvist dan keduanya tergelak. Ya, mereka berharap Farlant menemukan bidadarinya di Surga sana. karena Tuhan, menjanjikan setiap pria yang baik akan mendapatkan bidadarinya di Surga.

--------------------------------------

nah gimana? sudah puas kah haha.

terimakasih buat yang sudah mampir :*

Continue Reading

You'll Also Like

32.8K 1.2K 52
Singapore - Yogyakarta. 3 tahun LDR Singapura - Yogyakarta,itu bukan jarak yang deket. "Bagaimana bisa bertahan sampai nikah?sedangkan LDRnya aja jau...
1.4M 1.1K 2
Cerita ini sequel dari Cowok Cute VS Cewek Tomboy, baca aja cerita ini kalau pingin tahu gimana awal Amber dan L bermusuhan sampai jatuh cinta dan ha...
343 74 10
selama bersama,aku tak pernah mendengar namaku kamu puji selayaknya kamu memuji namanya.dia wanita yang kamu kagumi tapi tak bisa kamu genggam tangan...
1M 147K 49
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...