Kisah Aku

By Syadera_

46.8K 4K 244

Cinta tidak selalu berjalan mulus seperti yang kita ingin. Pasti akan selalu ada lika-liku kecewa, sedih, tap... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
22
23
24
25
26
27
28
Info !!

21

1.4K 157 25
By Syadera_

Raya Pov

Aku mendengus kesal saat membaca satu pesan masuk yang sangat ku tunggu-tunggu. Laki-laki itu menghilang sejak kemarin dan hanya memberi kabar dengan satu pesan singkat.

Maaf karena tidak memberimu kabar seharian ini. Ada banyak masalah yang harus aku selesaikan, jangan khawatirkan aku. Aku akan segera kembali sayang.

Mondy

Huh... tidak bisakah ia meluangkan sedikit waktu untuk menelfonku ?
Aku hanya ingin mendengar suaranya, setidaknya akan sedikit mengurangi kerinduanku padanya. Dasar menyebalkan.

*

Raya berjalan memasuki kantor dengan wajah cemberut dan tidak bersemangat. Raya hanya tersenyum paksa saat beberapa karyawan lain menyapanya.
Tak lama ia tiba di depan ruangan kerjanya dan juga ruangan Mondy kekasihnya.
Raya tidak langsung membuka pintu ruangan itu, dalam hati ia berdoa semoga di dalam sana sudah ada sosok laki-laki tampan yang dirindukannya. Kalau memang ada ia akan menghambur ke pelukan hangat laki-laki itu dan tidak akan melepaskannya dalam waktu singkat.

Raya menarik nafas dalam-dalam sebelum menekan knop pintu ruangan tersebut.
Dan akhirnya ia kecewa karena ruangan itu masih kosong. Dengan lemah Raya berjalan memasuki ruang kerjanya.

**

Mondy memperhatikan layar monitor dengan seksama. Saat ini ia tengah mengamati Raya dari ruang CCTV kantornya. Entah karena apa gadis itu malah duduk di meja kerja Mondy bukan meja kerjanya.

"Ya Tuhan, lucu sekali" gumam Mondy saat melihat Raya beberapa kali mengetuk-ngetukkan pulpen yang digenggamnya ke kepalanya sendiri sesekali ia juga terlihat menggigit pulpen itu. Seperti tengah memikirkan sesuatu. Entah apa.

Mondy yang sudah tak tahan pun mengambil bunga mawar merah yang telah dibelinya sebelum ke kantor dan melangkah meninggalkan ruangan CCTV menuju ruangannya.

Cklek ....

Mondy membuka pintu ruang kerjanya dengan hati-hati agar Raya tidak sadar akan kedatangannya. Dan benar Raya tidak menyadari ada yang masuk ke ruangannya, terlihat ia masih asik dengan pemikirannya sendiri dengan wajah yang membelakangi pintu masuk.

Mondy berjalan mengendap-ngendap mendekati meja kerjanya. Mondy melipat kedua tangannya di dada dan berbicara seolah-olah Raya adalah karyawan yang sudah bersikap kurangajar karena dengan berani menduduki kursi kebesaran bos-nya.

"Cih... Jadi karena aku gak ada kamu merasa jadi bos ?" ucap Mondy dengan nada dingin dan terkesan marah yang dibuat-buat.

Raya mendongak dan terkejut mendapati Mondy sudah berdiri dengan bersidekap dada di hadapannya. Seketika Raya berdiri dan menundukkan kepalanya takut. Karena ia pikir Mondy akan benar-benar marah padanya.

"Ma...maaf Mon aku... aku cuma.."

"Cuma apa ?" ucap Mondy dingin.
Raya semakin gugup saat Mondy malah melangkah mendekati dirinya.
Melihat tatapan dingin Mondy padanya membuat nyali Raya menciut dan melangkah mundur.

Raya menautkan jari-jarinya dan menundukkan kepalanya saat Mondy telah tepat berada di hadapannya.

"Maaf....

"Ssssttttt" Raya tercekat saat Mondy dengan sengaja menempelkan jari telunjuknya di bibir ranum Raya. Tanpa Raya duga Mondy malah menarik dan mendekap dirinya erat.
Raya pun tak bisa untuk tidak membalas pelukan Mondy.

"Maaf" gumam Mondy tanpa melepas pelukannya.

Raya mendongak dan mata mereka bertemu saling menatap dalam.

"Maaf untuk ?" tanya Raya.

"Karena udah mengabaikan kamu kemarin" jawab Mondy. Raya mengangguk dan kembali menenggelamkan kepalanya di dada bidang milik Mondy.
"Dan untuk satu kesalahan besar yang sudah kulakukan Ray." lanjut Mondy dalam hati.

"Gimana akting aku tadi ?" tanya Mondy menaik turunkan alisnya.

Raya melepas pelukannya dan berlagak menilai.
"Bagus, penjiwaannya dapet, aku yakin kalau kamu jadi artis pasti bisa deh dapetin penghargaan sebagai "aktor pendatang baru teralay"
Hito Caesar mah lewat sama kamu."

Mondy terkekeh mendengar perkataan Raya yang mengatainya alay.

💕💕💕💕💕


Raya terus menerus menciumi bunga pemberian orang yang sekarang sedang duduk dan merangkul bahunya.

"Ya ampun Ray, kamu udah nyiumin bunga itu dari tadi. Akunya malah dianggurin gini" ucap Mondy sebal.

"Habisnya aku suka banget sama bunganya" Raya melepaskan genggamannya pada bunga itu dan melingkarkan tangannya di pinggang Mondy.
"Kamu tahu gak sih kemarin tuh aku khawatir dan kangen banget sama kamu. Eh kamunya malah sibuk gitu, nelfon aku aja enggak" Mondy tersenyum saat melihat wajah cemberut Raya.

"Ya maaf, aku kan kerja Ray." jawab Mondy.

"Tapi jangan sampai lupa ngasi kabar gitu dong. Emang apa sih yang dikerjain ? Aku kan jadi berpikiran yang aneh-aneh" ucap Raya.

"Em... ya proyek lah sayang. Aku kan harus kerja keras dari sekarang buat masa depan kita nanti" ucap Mondy yang membuat wajah Raya merona.

Raya mengambil sebelah tangan Mondy dan menggenggamnya erat. Saat memainkan jari-jari Mondy, Raya mengernyit mendapati sebuah cincin melingkar di jari manis Mondy.

Deg

Jantung Mondy berdetak cepat saat menyadari pergerakan tangan Raya berhenti tepat di cincin pertunangannya dengan Bella. Mondy merutuki kebodohannya yang lupa melepas cincin itu saat akan bertemu Raya.

Raya melepas pelukannya dan menatap Mondy curiga.
"Sejak kapan kamu pakai cincin Mon ?"

"Eh ini...ini aku baru kemaren kok belinya iya kemaren di Bali" jawab Mondy gugup.

"Kok gugup gitu ?"

"Ah masa' sih, enggak kok aku biasa aja." Mondy berdehem sebentar sebelum melanjutkan ucapannya.
"Jadi gini, kemaren aku liat cincin ini di salah satu toko. Dan aku suka aja sama modelnya, rencananya aku mau minta pendapat kamu siapa tahu cincin ini bisa jadi model buat pertunangan kita nanti." Jawab Mondy yang tentu saja berbohong agar Raya tak curiga.

"Coba sini aku liat" Raya mengambil tangan Mondy dan melepas cincinnya.
Raya mengamati cincin itu dengan seksama.

"Ini MB artinya apa ?" tanya Raya saat mendapati ukiran inisial di bagian dalam cincin tersebut.

"Hah ?" Mondy yang memang tidak mengetahui bahwa di cincin tersebut terdapat ukiran pun kaget.

"Oh itu.. itu artinya... em apa ya ? Melvin Bryan, iya itu nama pembuat cincinnya kalau enggak salah" jawab Mondy asal. Padahal MB adalah inisial Mondy Bella karena Bella yang memesan langsung cincin tersebut untuk pertunangannya.

"Ohh" Raya mengangguk-anggukkan kepalanya dan kembali mengamati cincin tersebut.
"Aku suka kok, aku suka apapun yang kamu suka" ucap Raya menatap Mondy dalam.

"Cieee udah bisa gombal ya sekarang" Mondy menarik hidung Raya gemas membuat si empunya merasa kesal.

"Kebiasaan banget sih Mon, sakit tau" ucap Raya dengan wajah cemberut.

"Mana sini sini biar aku kasih obatnya biar gak sakit lagi ya sayang" Mondy menangkup wajah Raya dan cuppp. Mata Raya terpejam saat Mondy mengecup mesra ujung hidung lancipnya.
Pipinya terasa panas karena memerah malu. Mondy memang selalu bisa membuat dirinya bagai terbang di atas angin.

"Udah buka aja matanya, kalau merem gitu aku jadi pengen ngecup yang lain juga" ucap Mondy yang langsung dihadiahi Raya pukulan manja di lengan kanannya.

"Dasar modus" ucap Raya.

"Kalau modusnya sama pacar sendiri ya gak masalah lah" ucap Mondy santai.

"Iya, awas aja kalau kamu berani modus sama yang lain. Nih" ucap Raya menunjukkan tangannya yang terkepal ke arah wajah Mondy.

"Iya iya tau kok kalau pacar aku jagoan. Preman aja dilawan. ucap Mondy.
"Lagian aku bingung deh, kamu sebenarnya mantan bodyguard ya ?" sambung Mondy membuat Raya menatapnya tajam.

"Enak aja cantik-cantik gini dibilang bodyguard" ucap Raya tak terima.

"Emang kamu cantik ?" goda Mondy.

"Ih... Mondy, tau ah ngeselin banget" Raya memutar tubuhnya membelakangi Mondy yang tengah tertawa puas karena berhasil membuatnya kesal.

Tiba-tiba Raya merasakan tangan-tangan kekar melingkar di pinggang rampingnya. Mondy menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Raya.
Raya menggerakkan tubuhnya berniat melepaskan pelukan Mondy namun gagal karena Mondy semakin mempererat pelukannya.

"Bagi aku kamu yang tercantik Ray. Bahkan di seluruh dunia ini kamu satu-satunya wanita yang paling cantik buat aku."

Raya tersenyum saat Mondy mengucapkan kata-kata manis dengan posisi mereka yang bisa dibilang romantis.
Mondy seakan membawa dirinya terbang ke awan melalui kata-kata manis yang keluar dari mulut manisnya itu.

"Gombal" ucap Raya seolah tak termakan omongan Mondy.

"Gombal ? Aku serius Raya Nur Adeera. Kamu... rasain nih" tiba-tiba Mondy menyerang Raya dan menggelitikinya membuat Raya tertawa kegelian.

"Mondy udah Mon stop geli" ucap Raya disela-sela aktivitas tertawanya.

"Enggak, bilang dulu kalau kamu cinta mati sama aku" ucap Mondy tanpa menghentikan aksinya.

Mau tak mau Raya harus menuruti permintaan konyol Mondy daripada ia terus disiksa Mondy seperti itu.
"Aku... aku cinta mati sama kamu Mondy Adhari" ucap Raya.

"Nah gitu dong" Mondy menghentikan aksinya setelah Raya menuruti perintahnya dan tertawa puas saat melihat penampilan Raya yang menjadi berantakan karena ulahnya.

Sedangkan Raya mendengus kesal dan segera masuk ke toilet untuk membenahi penampilannya.

Setelah penampilannya kembali rapi, Mondy mengajak Raya makan siang romantis ala Ramon.

Saat mobil Mondy meninggalkan kantor, terlihat mobil hitam mengkilap di seberang jalan gedung kantor Mondy.

"Bersenang-senanglah sebelum aku menghancurkan kebahagiaanmu sampai tak bersisa Raya." ucap orang di dalam mobil tersebut.

Hellow aku comeback lagi hihihi
Awalnya rada-rada malas gitu mau lanjutin tapi Alhamdulillah ya masih bisa lanjut ☺
Terimakasih buat yang nanyain cb ini, karena kamu aku jadi semangat ngetik dan ini buat kamu wkwkwkwkwk

Jangan lupa vote readers 😉

Continue Reading

You'll Also Like

11.6K 1.6K 20
RANDOM TALK MERUPAKAN PROJEK SAMPINGAN DARI CERITA 'BUBU'. Daftar Konten: ✔Drama Instagram ✔Cuitan Twitter ✔Chat Story ✔Cut Scene ✔QnA ✔Random...
1M 149K 49
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
27.8K 1.5K 14
Cover by @Henzsadewa Hidup diantara dua orang yang sama-sama menginginkannya membuat Dayana bingung, di satu sisi ia harus tahu balas Budi tapi di si...
3.4K 415 37
Ini kisah Lavelyn mengejar lelaki idaman yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Namanya Astalian Altama. Laki-laki yang bahkan tidak per...