Celestial Soul Online [End]

By KuroHako

381K 22.1K 1.9K

Rank 3 #Adventure Rank 2 #Adventure Sinopsis; Kisah berpusat kepada Kuro Kanata. Dari luar dia terlihat han... More

Transfer 00 [Prolog] rev.
Transfer 01 [Beginning Player (Liber)] rev.
Transfer 2 [My Skills] rev.
Transfer 3 [Adventure Begin] rev.
Transfer 4 [Death City] rev.
Transfer 5 [Flamia] rev.
Transfer 06 [First Kiss] rev.
Transfer 07 [That is Secret] rev.
Transfer 08 [Fight to Despair] rev.
Transfer 8,5 [Nine Minutes] rev.
Transfer 9 [Happy Birthday (I)] rev.
Transfer 10 [Happy Birthday (2)] rev.
Transfer 11 [Wonderful Gift] rev.
Transfer 12 [Celestial World] rev.
Chapter 13 [Truth] rev.
Transfer 14 [Bonds (I)] rev.
Transfer 15 [Bonds (II)] rev.
Transfer 16 [Bonds (III)]
Transfer 17 [The Twin]
Transfer 18 [The Three]
Transfer 19 [Dimension Break]
Transfer 20 [True God Slayer]
Transfer 21 [God Slayer and Liber)
Transfer 22 [God Slayer and Liber part 2]
Transfer 23 [God Slayer and Liber part 3]
Transfer 24 [God Slayer and Liber part 4]
Transfer 25 [Memories of Secret: The beginning of Everything] rev.
Transfer 26 Memories of Secret ; First Love
Tranfer 27 [Memories of Secret ; Re-Life]
Transfer 28 [Memories of Secret ; The Beginning]
Transfer 29 [Awakening of Darkness]
Transfer 30 [Angels]
Transfer 31 [Beyond The Truth]
Transfer 32 [Guardian part 01]
Transfer 33 <Guardian part 2>
Transfer 34 [Dream World]
Transfer 35 <Never Give Up>
Transfer 36 [Believe]
Transfer 37 [Will]
Transfer 38 [Confrontation]
Transfer 39 [Flamia VS Verona I]
Transfer 40 [Flamia VS Verona II]
Transfer 41 [The Answer is Me]
Transfer 42 [Death and Return]
Transfer 43 [Light and Darkness]
Transfer 44 [Hope and Hopeless]
Extra I

Transfer 45 [Kuro Kanata]

7.4K 347 186
By KuroHako

"Onii-chan..."

"..."

Lucifer tak menjawab dan melakukan apa yang menjadi tujuannya saat ini.

Meskipun Ruko saat ini begitu lemah karena menggunakan tubuh manusianya, Lucifer sama sekali tak bergeming. Dia sudah membulatkan tekadnya. 

"Onii-chan..."

Ruko mencoba mendekat dengan mengerahkan seluruh tenaganya, tetapi jangankan berjalan, dia saat ini sudah sulit berdiri.

Dengan jumlah musuh yang sangat luar biasa, akan gawat jika salah satu dari mereka menyerangnya. Dia bisa saja langsung mati.

"...Hime.. jangan hentikan aku! Ini sudah keputusanku."

"..."

Ruko menggigit bibir bawahnya. Dia tahu apa yang dilakukan Lucifer dan apa akibatnya.

Meskipun Lucifer bukanlah Kuro yang sebenarnya, namun Ruko juga mencintainya sama seperti cintanya pada Kuro. Tidak, jika dipikirkan kembali, apakah dia benar benar mencintai Lucifer?

Atau karena dia mencintai Lucifer karena memiliki tubuh yang sama dengan Kuro?

Meskipun dia sadar apa yang dia rasakan suatu yang tak normal, mungkin itu tak jauh berbeda dengan perasaan Kuro yang mampu mencintai dua orang lebih.

Benar. Apa yang dia rasakan bisa disebut sebagai cinta antara lelaki dan perempuan. Karena itulah dia tak ingin salah satu dari mereka menghilang dari hidupnya.

Tetapi di saat yang sama dia tahu kalau ada yang harus dikorbankan. Mungkinkah ada cara untuk menyelamatkan mereka berdua tanpa harus mengorbankan seseorang? Jika ada Ruko akan melakukannya berpapun harga yang harus dia bayar.

Sayangnya jawaban dari hal itu tak pernah datang. Dia tahu tak bisa berbuat apapun.

Karena itulah..

"On-Lucifer niichan.."

"!?"

Lucifer tak punya pilihan selain melebarkan matanya. Dia terkejut, namun di saat yang sama dia juga senang.

"Ini pertama kalinya kau memanggilku dengan nama asliku.."

"..."

"Hime, ....aku sungguh senang.."

Tanpa melihat ke arah Ruko, Lucifer melanjutkan apa yang menjadi perannya.

Tetapi di saat itulah tiga malaikat berhasil lolos dan berusaha mengganggu Lucifer.

"<<Black Abyss>>"

Peluru hitam menerjang malaikat dan memusnahkannya. Serangan itu berasal dari Verona yang menjadi garis pertahanan terakhir.

"Ini bukan saatnya mengobrol. Kalian tahu itu kan?"

Verona memberitahu kalau mereka tak ada banyak waktu. Hanya Kuro satu satunya harapan mereka untuk bisa menang.

Dan meskipun Verona juga istri Kuro, namun dia hanya mencintai Kuro, bukan Lucifer. Karena itulah dia tak memiliki perasaan spesial meskipun mereka memiliki wajah yang sama.

Verona lalu menyerang malaikat yang berhasil lolos lagi. Kali ini jumlahnya lebih banyak.

"Tch!!"

Tak punya pilihan, Verona menggunakan skill <<Darkness Rain>>. Skill ini memiliki jumlah serangan yang cukup banyak, tetapi kurang dalam segi kekuatan. Itu tak cukup kuat untuk mengalahkan malaikat yang memiliki kekuatan setara monster berlevel 500.

Tetapi itu sudah cukup. Dengan skill penambah kecepatan <Speed Boost>, Verona menyerang malaikat yang melemah.

Satu persatu mati tertebas menjadi dua bagian atau lebih, tetapi dia serangannya gagal tereksekusi pada malaikat terakhir.

(Sial!!)

Malaikat menyerang balik dengan pedang cahaya. Karena efek dari eksekusi skill, Verona tak berdaya dan akhirnya terlepar.

Setelah itu malaikat menyerang Lucifer yang tak bisa bergerak.

"..."

Tak ada tanda kalau Lucifer akan berhenti dan berusaha bertahan. Bukan karena dia tak bisa atau karena dia tak memiliki kekuatan untuk melakukannya, hanya saja itu tak dibutuhkan.

"Hyaaahh!!!"

Sebuah pukulan menghantam wajah malaikat dengan keras. Malaikat menghilang sosok yang tak didugapun muncul kembali dalam pertarungan.

"Ini berada di luar rencana, tetapi baiklah. Sebaiknya kau cepat bangkitkan dia. Aku tak bisa komplain jika dia tak hidup lagi."

Dengan senyuman Mea terbang dan melawan malaikat yang datang. Bersama dengan Verona, dia menghancurkan malaikat yang datang untuk menghentikan Lucifer.

"Mea-san.."

Ruko tak percaya dengan apa yang dia lihat. Dia tahu kalau Mea ikut andil dalam rencana Kuro, tetapi matanya menunjukan kalau dia sama sekali tak peduli selain Kuro.

Benar. Sama seperti Verona, Mea juga hanya mencintai Kuro.

"Bukankah ini suatu yang indah?" Ucap Lucifer dengan senyuman. "Hati yang murni dari cinta untuk orang yang mereka sayangi. Meskipun aku seharusnya eksistensi yang menentang semua itu, namun aku sekarang sangat senang karena menjadi bagian dari itu."

"Lucifer niichan.."

"...Hime, sepertinya aku memiliki alasan lebih untuk membangkitkan dia. Jadi kau tak perlu memasang wajah seperti itu. Selain itu bukankah kau senang karena akhirnya bisa mencintai Kuro sepenuhnya?"

"..."

Air mata mengalir deras dari mata Ruko.

"Meskipun aku hanya mendapatkan cinta dari satu orang, dari dirimu, namun bagiku itu sudah cukup."

Tubuh Lucifer mulai kehilangan wujudnya. Dia seperti hantu yang mulai menghilang.

"Aku bahagia bisa bertemu dengan kalian. Ini aneh karena aku adalah iblis. Tetapi seperti yang kalian bilang, iblis juga berhak mendapatkan kebahagiaan."

Lucifer mulai menjadi partikel dan perlahan mulai menghilang masuk ke dalam tubuh Kuro.

Sebelum menghilang sepenuhnya, Lucifer menatap Ruko.

"Hime, janganlah bersedih. Selama dia hidup, aku juga akan hidup. Tolong sampaikan itu padanya. Satu hal lagi... "

"..."

"...aku bahagia bisa mencintaimu.."

Tubuh Lucifer akhirnya menghilang sepenuhnya. Tak ada bekas kalau dia pernah ada.

Hanya saja kali ini luka di tubuh Kuro sudah tertutup dan jarinya mulai bergerak sebagai tanda kehidupan masih ada dalam tubuh itu.

Mata Kuro kemudian terbuka. Dia mengepalkan tangannya dan bangkit. Meskipun dalam keadaan sekarat, namun dia langsung tahu apa yang terjadi.

Dia bisa merasakan kalau salah satu bagian dari dirinya telah menghilang, namun dia juga tahu kalau bagian itu telah kembali ke dirinya.

Kemudian  dia menatap Ruko.

Ruko tersungkur di tanah dengan air mata yang terus menetes.

Kuro ingin mendekat untuk menghiburnya. Bagaimanapun  juga dia adalah suami dan kakaknya. Tetapi dia langsung menghentikan niat itu.

(Benar...)

Kuro membalikkan badannya dan menatap ke arah langit di mana pertarungan sengit terjadi antara Valkryie Maiden dengan malaikat.

Di antara ratusan ribu malaikat, dia melihat sosok yang sama sekali tak bergerak.

(Michael..)

Dia tahu sosok adalah musuh, tetapi di saat yang sama dia tahu Michael sudah tak ada lagi niat untuk bertarung.

<<Angel Of Judgment>> merupakan kekuatan yang menggunakan keinginan dunia sebagai sumber kekuatan. Dengan kata lain, menang atau kalah tergantung usaha Kuro dan lainnya untuk membuat dunia berpihak pada mereka. 

Tetapi apakah semudah itu?

Orang orang tak terlalu mengenal apa yang dikenal sebagai keinginan dunia. Bahkan sebagian besar (mayoritas) berpikir kalau dunia itu tak memiliki sebuah pemikiran.

Tetapi kenyataannya merupakan kebalikannya.

Ketika berpikir siapa yang lebih tinggi dari malaikat? Maka mereka pasti akan menjawab dewa atau Tuhan karena merekalah yang menciptakan malaikat.

Lalu bagaimana dengan dewa tercipta dari kepercayaan umat manusia?

Apakah mereka menciptakan dunia terlebih dahulu, atau mereka yang tercipta dari dunia?

Jawabannya salah, namun juga benar.

Dunia menciptakan manusia melalui evolusi, sedangkan dewa tercipta dari kepercayaan manusia. Dan apapun yang menjadi kepercayaan manusia, maka itu adalah kebenarannya.

Sama seperti konsep salah dan benar.

Dan karena sebagian besar percaya kalau yang salah tak akan pernah mengalahkan yang benar, maka God Slayer seperti Kuro bisa mengalahkan Fallen God yang dianggap salah dalam keinginan dunia.

Sekarang, konsep salah dan benar itu masih ada. Iblis mewakili salah dan malaikat mewakili benar. Jika dilihat dari kedua hal itu, maka tak peduli seberapa besar keinginan Kuro untuk menang dari Michael tak akan pernah terwujud.

Kecuali satu cara..

"Ruko... Kembalilah ke bumi. Aku akan bertarung dengan yang lainnya. Jujur saja jika kau terus di sini, kau hanya akan mengganggu."

Tak mengatakan apa apa lagi, Kuro mengepakan sayap hitam yang muncul di punggungnya. Sebuah pedang katana hitam dengan aura kegelapan juga menemaninya dalam pertempuran.

Setelah dia bangkit kembali, Kuro kini bisa menggunakan kekuatan Neo Kuro dan Lucifer. Keduanya merupakan bagian dari dirinya, maka tak heran jika dia bisa menggunakan kekuatan mereka. Hanya saja saat ini dia tak bisa menggunakan kekuatan mereka sepenuhnya. Karena itulah dia hanya bisa menggunakan Kurokami no Tsurugi yang kalah jauh dari Longinus Darkness.

Kuro lalu terbang meninggalkan Ruko yang termenung sendirian. Meskipun sekilas ini terlihat kejam, namun Kuro tak punya pilihan lain.

Kuro saat ini tak memiliki kekuatan untuk melindungi Ruko. Akan lebih baik jika dia pergi kembali ke bumi.

♦♦♦

Ruko tak cukup bodoh untuk tak mengerti apa yang dimaksud dengan pengganggu. Saat ini dia lemah. Bahkan bisa dibilang saat ini dia tak lebih dari seorang beban.

Tidak. Lebih buruk dari itu.

Dia adalah sampah.

"..."

Dia berhenti menangis dan menatap Michael yang saat ini terdiam di tempat bagaikan sebuah pemimpin pasukan besar. Mungkin karena wajah mereka sama, atau karena Michael menggunakan tubuhnya di CSO, wajah mereka sangat mirip.

Karena itulah Ruko juga merasa melihat dirinya sendiri yang memimpin sebuah penghancuran dunia.

Tidak.

Karena Michael adalah perwujudan kekuatannya, bukankah itu artinya sama saja?

"....Miki..."

Dia tak perlu bertanya alasan sebenarnya kenapa Michael melakukan semua ini, tetapi dia tahu. Semua itu dia lakukan karena dirinya.

Menyadari semua itu, dia memutuskan untuk kembali ke bumi. Dengan kekuatannya sekarang, mungkin dia hanya memiliki kesempatan satu kali.

Daripada menjadi beban dan pengganggu, dia memang lebih baik kembali ke bumi.

[Apakah itu yang kau inginkan?]

Tetapi sebuah suara menghentikannya.

Di saat yang sama dia kembali melihat dirinya berdiri dengan senyuman lebar tepat di depannya.

♦♦♦

Di bumi, pertarungan di CSO masih menjadi topik pembicaraan terheboh dan terpopuler di seluruh dunia. Bahkan lebih menghebohkan dari kisah presiden yang mati karena tindakan teroris atau bencana alam.

Orang bukannya tak peduli, hanya saja CSO saat ini memang menjadi daya tarik paling besar di seluruh dunia.

Bermula dari kecanggihan dari dunia buatan yang tak bisa dibedakan dari dunia asli, CSO menawarkan apa yang tak bisa diberikan oleh permainan yang lain.

Selain itu misi dan jumlah kebebasan yang diberikan pada pemain membuat orang sering berpikir untuk pindah ke CSO walaupun mereka tahu itu tak lebih dari sebuah keinginan kosong.

Melupakan semua itu, saat ini CSO menjadi pusat perhatian karena sebuah misi yang begitu aneh dan tak biasa. Jumlah peserta yang mengikuti tak terhitung dengan  tingkat kesulitan yang luar biasa. Meskipun ini salah satu daya tarik tersendiri, namun misi ini terlalu tak masuk akal.

Satu milyar lebih Liber mengikuti misi dan yang berhasil bertahan tak lebih dari satu persen. Semua bertanya apa yang sebenarnya GM inginkan, tetapi sampai sekarang tak ada konfirmasi lebih lanjut atau penjelasan.

Lalu yang lebih membuat orang heran adalah fenomena lingkaran sihir raksasa yang muncul di berbagai belahan dunia lain. Para ilmuan dibuat bingung dengan fenomena ini. Ada yang berpikir ini adalah sebuah fenomena unik, ada yang membuatnya dengan semacam teknologi yang tak diketahui, atau yang lebih klasik adalah adanya alien.

Tetapi semua orang tahu, lingkaran sihir itu adalah lingkaran sihir yang sama di CSO.

Apakah ini sebuah kebetulan? Atau ..

Pada akhirnya semua hanya bisa menebak dan tak memiliki jawaban pasti. Tetapi hasil dari semua itu adalah semakin banyaknya yang berminat bermain CSO.

Tetapi mungkin karena masih menjalankan sebuah misi spesial, sistem CSO tak bisa diakses. Bahkan sebagian besar Liber tak bisa log in atau log out. Hal ini juga menambah pertanyaan di daftar.

Lalu semuanya dibuat terkejut saat musuh utama yang muncul, Kuro telah mati. Lingkaran sihir mulai perlahan menghilang sebagai tanda kalau misi telah selesai.

Tetapi mereka tak menyangka kalau itu adalah sebuah awal dari misi yang sebenarnya.

Mengalahkan Michael.

Lalu Kuro yang sebelumnya mati kini bangkit kembali dan melawan Michael bersama player lain yang hampir membunuh dirinya.

Banyak pertanyaan yang muncul. Dan ini lebih membuat bingung sebagian orang.

Mereka bertanya apa yang sebenarnya terjadi?

Tayangan memberitahukan tentang apa yang terjadi dan apa yang mereka ucapkan walau sering bergonta-ganti fokus seperti dalam sebuah film. Hal ini membuat banyak misteri bermunculan.

Mereka akhirnya mulai berpikir kalau semua yang terjadi sudah keluar jalur dari skenario  yang seharusnya.

Mereka kesulitan menemukan tujuan misi yang sebenarnya. Apakah mengalahkan Demon God atau mengalahkan Michael?

Mereka mulai sulit menentukan  mana yang harus mereka dukung dan mana yang harus mereka percayai.

Tetapi satu hal yang pasti, mereka akan mendukung pihak yang menurut hati mereka paling benar.

Pada hari itu, konsep benar dan salah kembali berguncang.

♦♦♦

Tera dan Albor serta para Liber CSO yang berhasil selamat dari Demon Beast hanya bisa terdiam terpaku saat melihat langit penuh dengan malaikat.

Mereka awalnya berniat untuk menunggu situasi mereda atau situasi lebih jelas agar mudah untuk bertindak.

Mereka juga mengumpulkan benda yang bisa mereka gunakan untuk bertarung seperti potion dan senjata baru yang mereka gunakan untuk mengganti senjata yang lama.

Untuk pemimpin guild seperti Tera, dia memiliki kewenangan untuk mengambil senjata dari gudang guild. Tentu dia juga harus mendiskusikannya dengan para anggota terlebih dahulu untuk menghindari konflik di kemudian hari.

Kemudian setelah bersiap dengan perlengkapan baru dan lebih siap, mereka berniat melanjutkan pertarungan untuk mengalahkan Kuro.

Tetapi situasi telah berubah...

"Aku tak bisa berdiam diri sini. Ayo cepat kita bantu mereka mengalahkan para malaikat itu."

"Aku sudah menjelaskan kalau saat ini situasi masih belum baik. Selain itu kita tak bisa bertindak begitu saja tanpa persetujuan Liber lain yang selamat."

Albor menghentikan Tera yang sudah terlihat tak sabar lagi untuk menerjang musuh.

Para anggota lain yang kini berkumpul juga sependapat dengan Albor. Misi kali ini begitu spesial, dengan kata lain hadiah misi juga sangat luar biasa.

Sebagai pemain game, mereka tak akan membiarkan kesempatan emas ini menghilang begitu saja. Apalagi setelah mengorbankan banyak anggota, mereka tak bisa berbuat seenaknya.

"Aku mengerti apa yang kalian maksud. Dengan berdiri dan bersembunyi sampai misi ini selesai mungkin sudah cukup memberikan kita kesempatan untuk mendapatkan hadiah, tetapi apakah hanya demi itu saja kita bermain di CSO?"

Para anggota yang tak berjumlah 50 lebih tak bisa membalas perkataan Tera.

Mereka sadar meskipun CSO adalah permainan yang luar biasa, namun banyak hal lain yang mereka dapat selain hadiah dari bermain.

"Apa mata kalian buta? Di sana salah satu teman kita sedang berjuang untuk mengalahkan musuh yang tak terhingga. Meskipun mereka kalah jumlah, namun tak ada kata menyerah bagi mereka. Melihat itu, apa kalian tak merasa malu?"

Tatapan para anggota menatap pertarungan di mana Chiaki bertarung dengan sengit.

Melihat itu, semangat mereka sebagai pemain game dan teman mulai terbakar oleh rasa iri dan semangat.

"Ya. Mungkin kita akan mendapatkan hadiah besar dari misi ini, tetapi kalian lupa siapa diri kita sebenarnya. Kalian harus ingat, kita adalah para pemain game. Semakin sulit level game, maka semakin semangat pula kita untuk menghancurkannya."

Tera lalu tersenyum lebar. Matanya bagaikan binatang buas yang siap bertarung untuk menghancurkan lawannya.

Sebagai anggota guild yang mengerti betul sifat pemimpin mereka, para anggota yang mulai terpengaruh perkataan Tera mulai menunjukan tatapan yang sama.

"Selain itu apa kalian lupa motto guild kita? Siapapun lawan kita..."

""""Akan dihancurkan hingga menjadi debu!!!!""""

Dengan teriakan kompak sambil mengangkat senjata mereka ke langit, para anggota guild menunjukkan mereka tak akan menyia nyiakan kesempatan ini.

"Baiklah para bajingan. Kita hancurkan para malaikat sialan itu!!!"

""""Ooooooooooouuuu...""""

Guild Ouroboros bergabung dalam pertarungan.

♦♦♦


"Shin Kamikiri-ryu [Futatsuki]"

Setelah meninggalkan Ruko, Kuro terbang untuk bergabung dengan Chiaki dan Flamia. Dua malaikat terbang ke arahnya dan dia menebasnya.

Tubuh malaikat menghilang menjadi cahaya karena terbelah menjadi dua. Sekilas terlihat mudah, tetapi bagi Kuro, itu suatu yang dia lakukan dengan mengerahkan seluruh kekuatannya.

(Seberapa banyak aku menjadi lemah?)

Sebelum mati, mengalahkan malaikat yang menyamai kekuatan monster berlevel 500 di CSO suatu yang mudah baginya. Apalagi dengan menggunakan kekuatan kegelapan yang sanggup menelan cahaya, hal itu membuatnya lebih mudah mengalahkan mereka.

Tetapi kenapa dia merasa tubuhnya terasa berat dan sulit untuk bergerak?

Dia sama sekali tak terluka dan sangat sehat. Memang pasti ada semacam efek samping, tetapi seharusnya tak separah ini.

Jika hal ini dipengaruhi oleh kematian dua kepribadian atau jiwa orang yang berhubungan dengan dirinya, seharusnya ini suatu yang tak mungkin terjadi. Dia harusnya semakin kuat karena tiga kekuatan kini telah kembali ke asal mereka.

Tetapi kenapa...?

"Kuro-chan..."

"Kuro.."

Saat dibingungkan dengan pertanyaan itu, Flamia dan Chiaki mengetahui keberadaan dirinya dan langsung saja terbang ke arah Kuro.

Ada malaikat yang menghalangi keduanya, tetapi dengan mudahnya keduanya memotong mereka seperti tahu.

Kuro tahu keduanya menjadi lebih kuat, tetapi dia tak menyangka akan sejauh ini.

"H-hey...!!"

Kuro tak sempat bereaksi saat keduanya terbang dengan kecepatan penuh ke arahnya. Keduanya menghantam dirinya seperti sebuah balok kayu yang dilempar dengan keras.

Keduanya langsung saja memeluk Kuro seperti orang yang tak pernah bertemu sangat lama. Memang itulah yang keduanya rasakan, tetapi bagi Kuro ini suatu yang berlebihan.

Atau berpikir bukan saat yang tepat untuk melakukan ini.

"Kuro.. kau benar benar kembali.."

"!?"

Flamia langsung saja mencium Kuro dengan sekuat tenaga. Daripada ciuman romantis, ini lebih terlihat seperti ciuman mematikan.

"Hey!!"

Chiaki tak mau kalah dan menyingkirkan Flamia. Kemudian dia mencium Kuro dengan cara yang sama seperti Flamia.

"Mu.."

Kuro ingin sekali mengatakan kalau ini bukan saat yang tepat untuk melakukan semua itu, tetapi kelembutan bibir keduanya cukup membuat Kuro melupakan masalah yang mereka alami.

Di saat yang sama dia merasakan kalau dirinya merasa hangat dan benar benar rindu dengan keduanya.

Kemudian ledakan keras terjadi di dekat mereka.

"Ayolah... Daripada melakukan itu di sini, sebaiknya kita melakukannya di atas ranjang."

"Mea.."

"..."

Mea datang dengan senyuman tipis seperti karakter licik. Dia memang cocok dengan karakter seperti itu, tetapi yang mengejutkan mungkin saat ini dia begitu seksi.

Flamia merespon kedatangannya dengan senyuman, tetapi Chiaki masih tak terlalu senang.

Sedangkan Kuro, dia terlihat tak tahu apa yang harus dia perbuat.

"....tetapi aku juga akan menikmatinya sekarang.."

Mea menghilang dan tiba tiba sudah mencium Kuro. Berbeda dengan keduanya, Mea mencium Kuro dengan mesra dan penuh ekstasi kenikmatan.

"Ah... Ini... Begitu..."

"Hey..."

"Kucing Garong!!"

Flamia dan Chiaki yang sadar dengan apa yang terjadi berusaha menyingkirkan Mea, tetapi keduanya gagal.

Alasannya bukan karena Mea melingkarkan kedua tangannya di tubuh Kuro, tetapi Mea sejak awal memiliki kekuatan fisik yang luar biasa. Jika dalam status CSO, mungkin  dia memiliki kekuatan terbesar.

"Ayolah..  aku memerlukan Kuronium untuk mengembalikan energi yang hilang untuk kembali bertarung. Anggap saja ini seperti potion yang kalian gunakan. Jika kalian sudah mengerti, tolong tinggalkan kami untuk sementara.. hus hus.."

"K-Kau..."

"Itu tak bisa digunakan sebagai alas- hey.. dengarkan kami!!"

Mengabaikan keduanya, Mea terus menciumi Kuro seperti pelacur yang berusaha memuaskan pelanggannya. Tentu pemandangan ini sungguh tak nyaman untuk Flamia dan Chiaki. Keduanya terus mencoba untuk melepaskan Mea dari Kuro.

Sedangkan Kuro, dia merasa seperti sebuah barang langka yang direbutkan oleh banyak orang. Dia tak berusaha meronta atau melerai mereka karena dia mengerti apa yang mereka rasakan. Tetapi alasan sebenarnya adalah dia tak memiliki kekuatan untuk meronta.

Level Chiaki dan Flamia sudah mencapai 1000 lebih setelah bertarung dengan Guardian dan Demon Beast yang Neo Kuro ciptakan. Kuro tak bisa membayangkan seberapa banyak kekuatan yang keduanya miliki dengan level seperti itu, hanya saja sekarang dia benar benar tertinggal.

Untuk Mea, karena dia Succubus, dia bisa mendapatkan kekuatan dari menghisap energi orang lain. Yang menarik, sepertinya dia tak memiliki batas jumlah energi yang dia hisap. Tak mengherankan meskipun dia tak memiliki level, namun kekuatannya sungguh abnormal.

"!?"

Di saat itulah muncul serangan cahaya dari para malaikat yang menggabungkan kekuatan mereka menjadi satu. Dengan respon yang cepat, ketiga gadis langsung fokus untuk menyerang balik atau bertahan.

Chiaki menggunakan skill tipe pembalik serangan <<Mirror Tempest>>. Skill ini dia miliki setelah berhasil mencapai level 980. Sedangkan Flamia menyerang dengan skill <<Flame Dash>> yang merubah api menjadi peluru. Hanya saja kekuatan dan kecepatannya berada di atas level yang berbeda dengan skill sebelumnya.  Skill ini juga terbuka setelah Flamia mencapai level 999.

Sebenarnya masih banyak skill yang terbuka setelah mencapai level di atas  1000. Hanya saja mereka tak memiliki kesempatan untuk menggunakannya karena mereka fokus menggunakan skill elemen suci.

Untuk Mea, dia hanya meninju serangan cahaya yang datang. Normalnya serangan seperti ini cukup berbahaya baginya. Tetapi setelah mendapatkan status Demon God Bride, dia memiliki kekuatan untuk melawan elemen suci selama kekuatan lawan lebih lemah dari dirinya. Dia bisa dibilang lawan paling buruk bagi para malaikat.

"..."

Melihat kekuatan yang mereka tunjukkan, Kuro tercengang dan sekaligus takjub. Dia benar benar bangga dengan mereka yang mencapai level sejauh ini.

Sayangnya, untuk menjadi lebih kuat dari ini lebih sulit. Malaikat yang mereka lawan tak berada di dalam sistem, jadi mereka tak mendapatkan EXP Point yang sangat dibutuhkan untuk bertambah kuat.

Mengabaikan masalah itu, malaikat kembali menyerang dari segala arah.

"Kita hancurkan mereka semua!!"

"Kau tak usah memberitahu kami."

"Yah.. aku cukup kesal dengan mereka."

"Mereka cocok menjadi sasaran kemarahanku."

Kuro bertindak seperti pemimpin. Dan dia mendapatkan respon yang baik dari mereka semua.

Kemudian, pembantaian malaikatpun berlanjut.

♦♦♦

Kuro memimpin  perlawanan  terhadap malaikat yang berusaha menghancurkan CSO. Ketiga istrinya yang bertarung bersamanya membuat pertarungan menjadi seperti suatu hal yang mudah untuk dilakukan,  tetapi kenyataannya tak seperti itu.

Malaikat yang hampir tak memiliki batas dalam jumlah terus menyerang dari segala arah. Mereka memang lemah, tetapi jumlah yang banyak membuat mereka tak memiliki kesempatan untuk beristirahat walau sejenak.

Para Valkryie Maiden yang membantu juga kerepotan melawan musuh yang jumlahnya luar biasa banyak.

Dalam situasi seperti ini, Liber biasa akan langsung menyerah atau mundur. Bahkan meskipun mereka terus berjuang, mereka akan kelelahan secara emosional.

Alasan kenapa para Valkryie Maiden dan Kuro masih bisa terus bertarung karena mereka tak memiliki pilihan lain. Dan meskipun mereka sudah berpengalaman dalam bertarung, tetapi ini tetap suatu yang gila.

Kemudian, meskipun mereka sekarang terlihat tak kesulitan mengalahkan malaikat, namun kekuatan yang mereka miliki berasal dari status dan skill yang ada dalam sistem dunia CSO.

Keuntungan dari hal ini adalah mereka tak akan langsung terluka meskipun terkena serangan musuh dan hanya HP berkurang. Tetapi sebagai gantinya, mereka tak bisa menggunakan kekuatan yang lebih dari skill yang mereka miliki.

Untuk mengatasi hal ini mereka bisa menggunakan skill gabungan (union skill) atau sejenis skill yang menggunakan dua elemen sekaligus, tetapi melakukan hal itu sama saja bunuh diri karena jumlah musuh yang luar biasa besar.

Benar. Masalah yang paling buruk bagi Kuro dan lainnya adalah jumlah musuh.

Dan tentu saja, kesadaran Kuro untuk mengetahui kalau tak mungkin kekuatan yang sanggup menghancurkan dunia hanya seperti itu saja.

"Kuh!! Flamia, sudah aku bilang untuk tak menggunakan skill!"

"Aku tahu, tetapi aku tak punya pilihan. Selain itu situasi ini lebih sulit daripada menghadapi Demon Beast."

Setelah menebas malaikat yang datang, Kuro dan Flamia saling memunggungi satu sama lain di udara.

Chiaki dan Mea juga tak mau kalah. Meskipun keduanya sedikit tak akur, namun dalam pertarungan ini mereka bisa bekerja sama dengan baik.

"Aku tak menyangka kau bisa menggunakan otakmu."

"Arara.. terima kasih. Ngomong ngomong apa kau sudah kelelahan? Kenapa kau tak istirahat sebentar?"

"Terima kasih tawarannya, tetapi aku saat ini tak butuh itu. Tak seperti kau, aku bisa mengambil minuman dari penyimpanan ku."

"Hoho.. tetapi aku tak melihatnya. Apa kau benar benar yakin sudah melakukannya?"

Dan seterusnya.

Meskipun mereka saling menyindir dengan kata tajam, namun mereka tak lupa untuk bertarung.

Bagi Kuro ini adalah sebuah masalah di mana istrinya bertengkar satu sama lain. Dia cukup kesulitan untuk melerai mereka karena tak berpengalaman.

Mengesampingkan masalah itu, Kuro menyadari sesuatu terjadi di daratan.

Gerombolan Liber mulai terlihat dan mereka menyerang malaikat yang datang. Dengan skill melihat jarak jauh [Crow Eyes], Kuro melihat kalau mereka adalah guild Ouroboros yang dipimpin oleh Tera.

(Aku tak menyangka mereka masih selamat)

Kuro cukup terkejut. Meskipun guild Ouroboros merupakan guild yang cukup besar dan kuat, namun kesempatan untuk selamat dari amukan Demon Beast seharusnya cukup kecil. Dengan kata lain, ada hal lain yang membuat mereka selamat.

(Mereka cukup beruntung)

Hanya itu saja alasan kenapa mereka masih bisa selamat.

Saat memikirkan itu, dia mendapatkan pesan dari fungsi 'message' dari pertemanan. Pesan itu berisi kalau Tera dan lainnya akan membantu.

"..."

Kuro tersenyum dan berterima kasih dalam hati. Meskipun mereka hanya berjumlah tak lebih dari 50, namun itu sudah bantuan yang cukup besar.

"Kuro!"

Kuro menoleh ke arah Flamia yang menunjuk jarinya ke arah daratan di sisi yang berbeda. Di sana dia melihat gerombolan Liber yang bertarung dengan malaikat.

Gerombolan yang lain itu sama seperti Tera. Mereka adalah Liber yang berhasil selamat dari amukan Demon Beast.

"Sepertinya aku berhutang budi pada Tera.."

"Dia memang bisa diandalkan."

Flamia hanya bisa mengangguk tanda setuju dengan perkataan Chiaki.

"Kalau begitu ayo kita selesaikan pertarungan ini!"

♦♦♦

Tiga jam berlalu sejak pertarungan dengan malaikat dimulai. Kuro dan semuanya terus menerus menebas malaikat yang tak lebih kuat dari monster berlevel 500. Tak ada yang tahu jumlah pasti malaikat yang mereka bunuh, tetapi jumlah mereka masih sangat banyak.

Keenam Valkryie Maiden selain Flamia membentuk formasi bertarung yang baik dari segi pertahanan dan serangan. Lalu dengan pimpinan Anastasia, mereka semua tak terkalahkan.

Hal yang tak jauh berbeda terjadi pada para Liber yang bergabung dalam pertarungan. Total jumlah mereka tak mencapai 1000 Liber, tetapi mereka cukup kuat sehingga masih belum jatuh korban seperti saat bertarung dengan Demon Beast.

Sementara itu, di kelompok Kuro juga terjadi hal yang sama. Dengan Kuro sebagai pusatnya, bisa dibilang mereka adalah tokoh utama dalam semua ini.

"Aku sudah mengalahkan lebih dari 1000 malaikat. Mereka sungguh lemah, tetapi apakah kau tak merasa ada yang aneh?"

Flamia melirik ke arah Chiaki yang menebas salah satu malaikat dengan Durandal Alter Ex.

"Begitulah.. apa hanya ini kekuatan yang mampu menghancurkan dunia?"

"Aku tak tahu tetapi...-"

Kuro tak melanjutkan kata katanya.

Dalam kitab, ada malaikat yang memiliki kekuatan untuk menghancurkan dunia. Michael adalah salah satunya.

Tetapi jika melihat dari kenyataan yang ada, bisa dibilang mereka terlalu lemah.

Mungkinkah karena mereka di dunia yang tak seharusnya?

Bumi tak memiliki konsep level atau bahkan sihir. Dengan kekuatan yang menyamai monster berlevel 500, manusia memang tak akan memiliki kesempatan untuk menang.

Tetapi -

(Apakah hanya sebatas itu?)

Kuro melirik Michael yang sama sekali tak bergerak dan masih menunjukan ekspresi kosong.

Meskipun malaikat sulit menunjukan emosi mereka, namun Kuro bisa melihat kalau Michael sama sekali tak keberatan dengan jumlah malaikat yang mereka habisi.

"...aku merasakan firasat buruk. ."

Meskipun begitu, mereka tetap melanjutkan pertarungan.

Satu jam kemudian, jumlah malaikat turun drastis menjadi 75.000. Dengan jumlah seperti itu, bisa dibilang masing masing Liber yang bertarung melawan malaikat telah mengalahkan 100 malaikat lebih. Lalu jika menghitung berapa banyak yang dikalahkan kelompok Kuro, mereka masing masing mengalahkan 1000 malaikat lebih.

Pertarungan melelahkan ini akhirnya mulai mencapai titik akhir. Sayangnya, ini menjadi tanda kalau firasat buruk yang Kuro rasakan menjadi kenyataan.

"Gyaaa!!"

Korban pertama dari pihak Liber terjadi. Yang melakukannya adalah malaikat yang biasa mereka kalahkan.

Liber yang lain dibuat bingung karena seharusnya Liber yang baru saja mati dapat mengalahkan malaikat itu dengan mudah, tetapi yang terjadi adalah kebalikannya.

"Semuanya, hati hati!!"

Salah satu Liber memperingatkan. Mereka mungkin sedikit terlena dengan lawan yang mudah, tetapi sebagai player game yang berpengalaman, dia bisa merasakan suatu yang berbeda dari malaikat yang ada di depan mereka.

"Dia hanya lengah. Akan aku buktikan kalau ini mudah dikalahkan!"

Tetapi bukan berarti Liber lain percaya. Mereka mungkin berpikir kalau malaikat itu bisa mengalahkan teman mereka karena sebuah kebetulan.

"Rasakan ini <<Wind Smasher>>"

Serangan skill yang mampu membunuh monster berlevel 500 dengan mudah, tetapi kenyataan di depan mereka membuat mereka harus berpikir kembali.

"...tidak mungkin.."

Malaikat yang menerima serangan sebelumnya tak mengalami goresan sama sekali. Memang mengalami berkurangnya HP, tetapi suatu yang lebih buruk daripada itu terjadi.

Malaikat sebelumnya menumbuhkan sayap baru hingga kini memiliki 2 pasang sayap.

"Jangan bilang  kalau..."

"Melakukan <<Evolusi>> di saat seperti ini?"

Evolusi atau Grow merupakan kondisi saat monster berubah menjadi jenis baru. Monster yang melakukan hal seperti itu sangatlah jarang terjadi dalam CSO, meskipun begitu, tak pernah terjadi saat pertarungan berlangsung.

Inilah yang membuat mereka terkejut.

Malaikat yang sebelumnya berevolusi kini menggunakan tombak cahaya sebagai senjata. Para Liber yang melawannya mulai mengerti apa yang harus mereka lakukan.

"Kita serang bersamaan!!"

Dari 4 arah mereka mengepung malaikat dengan 2 pasang sayap itu. Lalu dengan skill mereka menyerang secara bersamaan. Hasilnya mereka berhasil mengalahkan malaikat itu, tetapi..

"Hey.. hey... Jangan bilang kalau..."

Mimpi buruk baru saja dimulai.

Beberapa malaikat mulai menunjukkan gejala yang sama. Meskipun jumlah tak terlalu banyak, namun mengingat seberapa kuat malaikat yang berevolusi, bagi para Liber yang kalah jumlah ini tak lebih dari misi yang mustahil.

"Kalian, jangan menyerah!! Kami ada untuk kalian <<Lightning  Lance>>."

Astrea, salah satu Valkryie Maiden dengan senjata God Slayer <Mjolnir> datang dengan menghancurkan  malaikat yang baru saja berevolusi.

Astrea sebenarnya memiliki elemen bumi, tetapi karena senjata God Slayer miliknya, dia bisa menggunakan elemen petir.

"Meskipun mereka berubah, bukan berarti mereka adalah ancaman. Selain itu, jika menjadi lebih kuat, bukankah kita sebagai Liber memiliki suatu yang bisa mengalahkan  semua musuh?"

Setelah tersenyum, Astrea pergi ke target selanjutnya dengan hantaman palu halilintar.

Liber yang melihat kekuatan Astrea merasa kagum dan terpesona. Tetapi bukan hanya itu saja yang membuat mereka tertuju padanya.

Mereka kembali ingat apa yang menjadi kekuatan bagi seorang Liber, sebagai player game.

"Meskipun kita berasal dari guild yang berbeda, tetapi aku pikir tak ada salahnya untuk melakukannya sekali kali."

"Ya... Aku setuju.."

"Itu suatu yang mudah.."

Dengan teriakan semangat, akhirnya pertarungan dilanjutkan.

Sementara itu, Astrea yang berhasil melaksanakan tugasnya langsung pergi ke tempat selanjutnya.

"{Astrea, terima kasih. Tolong ke tempat pertarungan selanjutnya}"

"Tidak masalah. Tetapi ini benar benar gawat."

Anastasia memberikan perintah saat mengetahui musuh telah tumbuh menjadi kuat. Dengan kekuatan baru seperti itu, akan gawat jika para Liber yang membantu mereka mengalami patah semangat.

Dengan mengirim para Valkryie Maiden ke seluruh tempat pertarungan, diharapkan mereka akan memulihkan semangat.

Benar. Dan itu sangat berhasil memulihkan moral.

Sayangnya, mereka masih belum lolos dari situasi buruk.

"{Aku tahu, malaikat yang tumbuh memiliki kekuatan setara monster berlevel 700 ke atas. Di antaranya ada malaikat yang memiliki 6 sayap. Mereka memiliki kekuatan setara dengan monster berpevel 900 ke atas.}"

"Ini hanya awal kah..?"

"{Begitulah, pertarungan yang sebenarnya baru saja dimulai. Jika seperti ini terus, aku pikir kita semua tak akan berhasil.}"

"Jadi apa yang harus kita lakukan?"

"{Aku tak tahu apakah ini akan berhasil, tetapi aku tak punya pilihan selain mengharapkan orang itu.}"

"Aku mengerti."

Kemudian sambungan terputus. Di saat yang sama Astrea sudah melihat kelompok Liber yang sedang kesulitan melawan malaikat.

♦♦♦

Situasi yang tak jauh berbeda terjadi pada Kuro. Malaikat yang tiba tiba berevolusi telah mengubah jalannya pertarungan. Meskipun mereka masih lawan yang mudah bagi Flamia, Mea dan Chiaki, tetapi bagi Kuro yang melemah, mereka adalah lawan yang sulit.

Dia terpental saat mengadu kekuatan dan di saat dia lengah, malaikat lain menyerang seperti mengincar dirinya. Dengan skill <Dark Bind> dia berhasil menghindar, lalu dibantu oleh Chiaki dan Flamia, dia akhirnya berhasil lolos dari situasi sulit.

Mengetahui diselamatkan lagi, Kuro menggertakan giginya penuh dengan rasa marah.

Kenapa dia sekarang begitu lemah di situasi seperti ini?

Jika seperti ini, bukankah tak ada artinya dia dibangkitkan kembali? Apakah pengorbanan Lucifer untuk membangkitkannya akan sia sia belaka?

Tidak, dia tak akan membiarkan hal itu terjadi. Apapun alasannya, dia harus bangkit. Tetapi bagaimana?

"Sial!!"

Dia lengah dan disaat itulah dia berhadapan dengan malaikat bersayap 8. Itu adalah malaikat yang lebih kuat lagi dari malaikat sebelumnya.

Dia bersiap menahan serangan malaikat itu, tetapi tiba cincin cahaya mengekang tangannya dan di saat itulah malaikat menebasnya dengan pedang yang menyerupai salib.

Flamia terbang untuk membantu, tetapi dia dihadang oleh malaikat dengan jenis yang sama. Flamia terkejut saat malaikat itu menerima serangannya dengan baik.

Mengetahui Flamia tak berguna, Chiaki akhirnya ikut turun tangan. Karena tak sempat jika terbang, dia menggunakan skill <Wind Spear Spiral>. Skill ini bisa mengalahkan monster berlevel 700 dengan mudahnya, tetapi hasil yang tak terduga terjadi.

Malaikat dengan 4 sayap menerima serangan dan mati. Mereka seperti melakukan bunuh diri untuk menghentikan serangan Chiaki.

Dalam situasi seperti itu, Mea juga ingin bertindak, tetapi dia sekarang dikepung oleh 6 malaikat yang memiliki 8 sayap. Dia sama sekali tak bisa bergerak.

Flamia, Chiaki dan Mea akhirnya memutuskan untuk mengerahkan kekuatan penuh agar bisa lolos dari situasi itu, tetapi mereka terlambat.

Pedang cahaya yang sanggup menghancurkan kegelapan, kini menebas Kuro tanpa rasa ampun.

"Shin Kamikiri-ryu <<Seiame no Yari>>"

Cahaya melesat menghancurkan malaikat. Di saat yang sama, cincin yang membelenggu Kuro menghilang menjadi partikel.

"Siapa?"

Kuro terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Dia lalu melihat ke arah pelaku. Dengan serangan itu, yang bisa melakukannya pasti seorang Valkryie Maiden, tetapi itu salah.

Yang menolongnya adalah orang yang tak dia duga.

"Onii-chan, maaf terlambat. Tidak, sepertinya aku tepat waktu, benarkan?"

"...Ruko...?"

Ya. Orang yang telah menyelamatkan dirinya tak lain adalah Ruko. Tetapi jika dibandingkan dengan dirinya yang sebelumnya, dia sangat berbeda.

Dia memakai pakaian gadis kuil (miko) dan memegang sebuah naginata. Dan yang paling penting, dia memancarkan aura suci, tetapi berbeda dengan aura yang dipancarkan Michael.

Aura itu bisa dibilang lebih lembut dan halus.

"Kenapa kau ..."

"Maaf, tetapi sudah aku duga tak bisa membiarkan Onii-chan bertarung dengan Miki-chan. Selain itu, aku tak bisa jika membiarkan semuanya berakhir seperti ini. Onii-chan, bagaimanapun juga ada suatu yang ingin aku katakan pada Miki-chan."

"..."

Kuro tak bisa berkata apa apa. Dia tak tahu apa yang ada di pikiran Ruko, tetapi dia paham saat ini untuk pertama kalinya Ruko ingin  melakukan sesuatu yang benar benar berasal dari hatinya yang terdalam.

Sebuah keinginan suci dan murni.

"Baiklah, tetapi apa kau bisa melakukannya?"

Ruko tersenyum seolah sudah menunggu pertanyaan itu.

"Onii-chan, saat ini aku berbeda dengan diriku yang lama. Tentu bukan berarti aku lebih kuat dari Flamia-chan atau Chiaki-chan, hanya saja saat ini aku menjadi nomor satu yang mencintai Onii-chan."

"Ruko.."

Perkataan Ruko menjelaskan kalau dirinya telah terlahir kembali sebagai seorang yang baru. Seorang yang jujur dengan dirinya sendiri dan seorang yang mengakui orang lain.

Selama ini dia selalu ingin menyingkirkan orang lain tak peduli siapapun dia. Apakah itu sahabatnya atau bukan. Orang yang berada di dekat Kuro adalah musuh.

Tetapi saat dia merasa tak berdaya, dirinya akhirnya sadar kalau semua yang dilakukan dirinya selama ini salah.

Cinta memang sulit dibagi, namun bukan berarti mustahil untuk dibagi. Hanya orang memiliki cinta yang lebih besar dari orang lain yang melakukannya.

Dia tak tahu seberapa besar cinta Kuro yang diberikan pada orang lain selain dirinya, tetapi dia memutuskan untuk menjadi orang paling nomor satu yang mencintai Kuro.

"Maaf, tetapi aku tak bisa membiarkan hal itu."

Flamia tiba tiba menyela. Dia menunjukan wajah tak senang, tetapi dia tak menunjukan aura permusuhan.

Tampaknya usaha Ruko tidaklah semudah yang dia bayangkan.

"Yang menjadi nomor satu dalam mencintai Kuro adalah aku. Istrinya yang per-"

"Kita menikah secara bersamaan, bagaimana kau bisa menyebut yang pertama kali?" Potong Chiaki yang tiba tiba muncul. "Jika menyebut yang pertama, aku sudah mencintai Kuro-chan sejak kecil. Dan mungkin kalian tak tahu, namun aku yang merebut keperjakaannya." Tambah Chiaki penuh semangat.

"Entah mengapa aku tak terkejut dengan itu."

Flamia akhirnya menyerah untuk menyebut dirinya yang pertama.

"Hey, bisakah kalian tak menyebut hal mesum di saat seperti ini. Kalian ingin membuatku melakukannya sekarang juga."

"Aku tahu kau Succubus, Mea. Tetapi aku tak menyangka kau akan semesum ini."

"Kau memang paling mesum di antara kita semua." Tambah Flamia.

Menanggapi itu, Mea memerah dan tubuhnya menggeliat seperti belut. Entah mengapa dia terlihat erotis.

"Baiklah, kita menemukan orang paling mesum di sini."

Chiaki, Kuro dan Ruko mengangguk dengan kompak tanda setuju. Tingkah Mea cukup mengejutkan. Mungkin insiden ini telah membangkitkan jiwa Succubus dalam dirinya.

"Kenapa kalian memulai hal ini tanpa aku? Aku juga istri Kuro-niisan."

"Verona, kau di sini?"

"Aku sudah dari sini sejak Ruko kemari. Kau pikir siapa yang melindunginya di saat dia dalam masa Grow?"

"Grow? Apakah Ruko bisa berevolusi juga?"

"Jangan tanya aku, aku juga tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Anggap saja itu kemampuan dia."

Ruko tersenyum kecil.

Saat dia dalam posisi bersiap menggunakan kekuatan sejatinya, dia tak bisa diganggu sama seperti saat Neo Kuro menciptakan miasma besar. Karena Verona yang paling dekat, maka dia langsung memohon. Tidak, bahkan dia sampai berlutut agar Verona mau melakukannya.

Jika dirinya yang dulu, Ruko tak akan pernah melakukannya. Apalagi mengingat Verona adalah saingan cintanya dan seorang yang pernah menjadi musuh.

Tetapi demi tujuannya, untuk berbicara dengan Michael, dia sudah memutuskan  untuk melakukan apapun.

"Verona-chan, terima kasih."

"Aku melakukannya demi suamiku yang berharga, bukan demi kau. Aku hanya tak mau dia bersedih, itu saja. Selain itu aku berpikir kau akan mampu membantu dalam pertarungan kali ini."

"Fufufu.. Verona, mungkinkah kau itu tsundere?"

"!? Flamia-neechan, siapa yang tsundere? Yah lupakan mengenai masalah itu, apa kalian lupa kalau kita sudah dikepung?"

Seperti yang dibilang Verona, puluhan malaikat dengan sayap 8 mrngepung mereka dari segala arah. Mengingat kekuatan yang mereka miliki, situasi ini bisa dikatakan cukup gawat.

Tetapi tak ada satupun dari mereka yang kawatir dan takut. Mereka justru seolah sudah menunggu situasi ini terjadi.

"Baiklah, bagaimana kalau yang nomor satu adalah yang paling banyak mengalahkan mereka?"

"Seperti biasa kau pintar membuat ide aneh, Verona. Tetapi saat ini prioritas kita adalah membuat Ruko bisa bertemu dengan Michael. Benarkan, Kuro?"

Kuro mengangguk tanda apa yang dibilang Flamia benar.

Tujuan mereka memang mengalahkan semua malaikat, tetapi Kuro sadar meskipun mereka berhasil mengalahkan semuanya, masalah tak akan selesai.

"Begitulah, tetapi itu tak akan mudah. Dia dikelilingi oleh para malaikat itu."

"Itu bukan masalah. Kita cukup mengalahkan mereka semua."

"Sepertinya sudah diputuskan. Ngomong ngomong Ana-neesama mengatakan kalau untuk mengakhiri semua ini, kita sebaiknya segera mengalahkan Michael." Tambah Verona. "Jika kau ingin bicara, lakukan secukupnya saja. Kami akan memberikan  waktu untukmu."

"Terima kasih.. itu sudah cukup. Onii-chan, tunggulah kami. Kali ini giliran kami yang melindungimu."

Mereka berlima lalu melesat ke arah malaikat. Meskipun mereka kuat, namun dengan skill tingkat tinggi dan beberapa kali serangan, para malaikat itu bukanlah musuh yang terlalu sulit.

Mereka mengalahkan malaikat sambil membuka jalan untuk Ruko. Bisa dibilang semua ini demi dia.

"..."

Melihat kelima istrinya bisa bekerja sama dengan baik sungguh membuat hati Kuro bahagia. Memang mereka terlihat tak akur, namun sepertinya dia tak perlu mengkawatirkan itu.

Yang saat ini dia kawatirkan adalah ketidak berdayaannya saat ini. Jika dia maju bertarung, dia akan menjadi penghambat.

Dalam hatinya yang terdalam, kenapa dia tak memiliki kekuatan untuk bertarung?

"Apa gunanya memegang pedang ini jika tak bisa menggunakannya?"

Dia menatap Kurokami No Tsurugi di tangannya. Pedang itu merupakan perwujudan dari tekad dan kekuatannya. Semakin  kuat keinginannya, semakin kuat pula pedang itu.

Jika dibandingkan dengan Longinus Darkness yang merupakan perwujudan kekuatan kegelapan yang dia miliki, Kurokami No Tsurugi merupakan pedang yang paling tak mungkin mengecewakan dirinya.

Tetapi kenapa sekarang...?

"..."

Apakah tekadnya masih belum kuat dan cukup untuk bertarung dengan musuh?

Kenapa meskipun sudah sejauh ini dia masih belum bisa berbuat apapun?

Apakah semua yang dilakukannya selama ini sia sia?

Kenapa dia tak bisa bertarung bersama mereka?

"...."

Sekali lagi dia melihat kelima istrinya. Mereka bertarung dengan gagahnya mengalahkan malaikat yang datang dengan kekuatan dan teknik luar biasa.

Tetapi yang paling mengejutkan dari mereka adalah cara mereka untuk saling melindungi satu sama lain seperti sebuah keluarga.

"!?"

Akhirnya dia sadar kesalahan besar yang dia lakukan.

Dia memang butuh kekuatan, namun itu bukanlah kekuatan yang digunakan dengan tujuan untuk bertarung atau mengalahkan musuh.

[Jadi kau menemukan jawabannya?]

Suara entah berantah tiba tiba muncul di kepalanya.

Kuro sudah terbiasa dengan hal semacam itu karena dia memiliki kepribadian ganda, tetapi karena mereka sudah tiada, maka suara itu berasal dari sumber lain.

"Ya. Aku sungguh bodoh."

Tak ada tanda niat buruk dari suara itu, karena itulah Kuro tanpa ragu menanggapinya.

"Aku selama ini bertarung demi mengalahkan musuh, tetapi semua itu salah. Aku telah melupakan tujuan awalku dan alasan aku melakukan semua ini."

Kurokami No Tsurugi bergetar dan terus bergetar. Lalu tiba tiba retak.

"Aku bertarung karena aku tak ingin kehilangan senyuman mereka dan membuat mereka bahagia, bukan untuk tujuan sepele seperti mengalahkan musuh."

Retakan membesar dan akhirnya bilah pedang Kurokami no Tsurugi hancur meninggalkan gagangnya saja.

Tetapi itu masih belum berakhir. Aura kegelapan dari Kuro bergerak ke arah gagang pedang yang kosong dan mulai membentuk sebuah bilah pedang.

[Benar. Jika kau mengingat itu, artinya kau sudah bisa memanggilku. Sekarang teriakan namaku dengan keinginanmu itu!!]

Bersamaan dengan suara itu, sebuah nama muncul di kepala Kuro. Dan dia langsung saja menyebutnya.

"<<Kurogane>>"

Lebih gelap dan kelam dari Longinus Darkness, pedang Kuro kini menjadi senjata terkuat untuk melawan cahaya.

♦♦♦

Pertarunyan akhirnya mencapai puncaknya. Di daratan, para Liber yang ikut bertarung akhirnya harus menerima kenyataan kalau musuh mereka memang terlalu kuat. Berawal dari musuh memiliki 4 sayap, sekarang yang muncul adalah malaikat bersayap 12 dan 16 sayap. Kekuatan mereka berada di luar akal sehingga kelompok Liber akhirnya musnah satu persatu.

"Tch!! Sampai di sini saja kah.."

Tera melihat HP bar yang berkurang menjadi 3 persen. Hanya dalam satu serangan lagi, dia pasti akan mati.

Malaikat yang berada di depannya merupakan malaikat dengan 16 sayap. Malaikat terkuat yang pernah mereka hadapi saat ini. Di tangan malaikat inilah guild Ouroboros mati satu persatu.

Menyadari dirinya yang terakhir, Tera hanya bisa tersenyum. Memang dia mati, namun entah mengapa dia tak merasakan suatu yang buruk.

"Tetapi sebelum itu, jangan anggap remeh kami!!"

Tera menggunakan skill Auto Use untuk meminum MP potion yang dia simpan di saat terakhir. MP bar miliknya langsung penuh dan dia langsung mengaktifkan skill yang dia simpan tanpa pernah dia gunakan sekalipun, bahkan di depan para anggotanya.

Sebuah Divine Skill.

"One Thousand Spear Blossoms, <<Gae Bolg>>"

Sebuah serangan pada satu titik menusuk dada malaikat di depannya. Tetapi serangannya tertahan oleh semacam perisai suci.

"Haaaaaaaaa!!!!!!!"

Tera berteriak mengerahkan semua kekuatan yang tersisa untuk mengeksekusi skill. Di saat yang sama serangan dari malaikat lain menerjang tubuhnya dari berbagai arah.

Dengan cepat HP bar segera menghilang pertanda dia akan segera menghilang dari tempat itu.

(Mana mungkin aku menyerah!!!)

"<<Burst>>"

Tombak di tangannya melesat bagai meteor dan menembus tubuh malaikat hingga tombaknya menancap sebuah pohon karena kehilangan kekuatan. Tetapi semua itu sudah cukup. Tombak itu telah melaksanakan tugasnya.

Sebuah lubang besar kini berada di tubuh malaikat itu.

"Haha.. sisanya aku serahkan misi ini pada kalian."

Tera menghilang pertanda dia telah mati.

Sebelum menghilang sepenuhnya, dia melihat ke langit. Di sana dia menatap Kuro yang memegang pedang hitam kelam.

Sementara itu, setelah kematian Tera, yang masih tersisa dari grub yang bertarung di daratan tinggal para Valkryie Maiden.

Untuk memperbesar kemungkinan selamat, mereka memutuskan untuk berkumpul pada satu tempat.

Tentu di saat yang sama mereka juga mudah diserang oleh para malaikat. Tetapi para Valkryie Maiden memiliki senjata God Slayer, dengan itu mereka menghancurkan malaikat dengan mudahnya.

"Seberapa banyak kita menghabisi mereka, mereka tak pernah ada habisnya."

"Jangan mengeluh sekarang. Ini juga menjadi kesempatan yang bagus untuk menghancurkan mereka."

Astrea dan Angela mengeluh karena musuh tak kunjung habis.

Ribuan malaikat mengepung dari segala arah sehingga mereka tak memiliki kesempatan untuk lari.

"Kita hanya bisa mengharapkan orang itu untuk segera mengalahkan Michael. Jika tidak, kita akan dalam masalah."

Meskipun dengan senjata God Slayer mereka bisa bertahan, namun untuk menggunakan senjata God Slayer mereka harus menghubungkannya dengan skill. Karena setiap skill mengkonsumsi MP, bisa dibilang mereka memiliki serangan yang terbatas.

"Jangan kawatir, aku tahu mereka bisa melakukannya." Ucap Anastasia.

"Kau benar.."

"Dia seorang yang diakui oleh Flamia, mana mungkin dia tak sanggup. Aku yakin dia bisa mengalahkan mereka semua dalam sekali tebas."

Tebasan kegelapan melesat, lalu malaikat yang mengepung mereka menjadi partikel cahaya.

"Seperti ini...huh?"

Tak ada yang percaya perkataan Windy langsung terbukti. Tetapi karena itulah mereka menatap ke langit.

Di sana mereka menemukan Kuro dengan pedang hitam kelam melebihi kegelapan itu sendiri.

Setelah itu, Kuro terbang menyusul Flamia dan lainnya ke arah Michael.

"...entah mengapa jantungku berdebar, aku harap ini bukan pertanda buruk.."

Bagi orang lain yang mendengar itu, itu adalah berita buruk. Apalagi dari  mulut seorang Anastasia.

Setelah menebas para malaikat yang mengepung saudara Flamia, Kuro menyusul Flamia dan lainnya dengan kecepatan penuh.

Dia tahu, meskipun mereka kuat, namun mereka akan kesulitan melawan musuh yang terus tumbuh semakin kuat.

Malaikat memang berkurang, tetapi kini mereka mulai memiliki sayap di atas 16 sayap.

Bagi Kuro ini pemandangan yang tak wajar. Sayap malaikat menunjukan statusnya dan kekuatannya, dengan jumlah sebanyak mereka bisa dibilang memiliki kekuatan setara dengan Michael.

Merasa ada yang aneh, Kuro mencoba melihat lebih luas lagi.

Tiba tiba malaikat menghadangnya, tetapi dia dengan mudahnya mengalahkannya. Malaikat itu hancur menjadi partikel dan menghilang.

"...mungkinkah?"

Melihat apa yang terjadi, firasat buruk langsung menghantuinya.

Flamia dan  lainnya yang mengetahui kekuatan Kuro telah pulih, tidak, bahkan lebih kuat dari sebelumnya semakin bersemangat untuk mengalahkan musuh.

Mereka menghancurkan malaikat yang datang dan terus maju tanpa ada yang bisa menghentikannya.

Meskipun jumlah malaikat dengan sayap melebihi 8 pasang sayap (16 sayap), namun mereka dengan cepat mengalahkannya seperti serangga.

"Mereka sungguh keras kepala."

Flamia merasa jengkel dengan malaikat yang terus berdatangan.

"!?"

Tetapi rasa jengkel itu langsung berubah saat tiba tiba dia merasa sakit di bagian tubuhnya. Kemudian dia terpental ke belakang dengan keras.

"Flamia!!"

Chiaki menghentikan  tubuh Flamia, tetapi dia masih ikut terdorong karena kekuatannya.

"Apa yang sebenarnya terjadi?"

"Aku tak tahu, tetapi..-"

HP bar Flamia berkurang hingga tersisa 50 persen saja.

Chiaki menyipitkan matanya karena mengamati apa yang terjadi. Lalu Mea, Verona dan Ruko bergabung dengan mereka.

"Apa apaan itu..."

Sosok pelaku yang melakukan hal itu pada Flamia kini menunjukan sosoknya. Sekilas tak jauh berbeda dengan malaikat biasa, tetapi memiliki sayap yang terbuat dari cahaya yang membentuk lingkaran halo.

"Malaikat tipe baru kah... "

"Memang seperti itu kelihatannya. Bisa dibilang dia semacam jendral atau pemimpin?"

"Aku tak terlalu peduli, yang penting kita cukup menghancurkannya!!"

Perkataan Mea mengingatkan kembali kalau mereka tak perlu peduli dengan siapapun lawan mereka, yang terpenting adalah menghancurkannya.

Mereka kembali bersemangat dan maju.

Tetapi-

"Kalian semua, menyingkir!!"

Kilatan hitam menyambar malaikat, di saat yang sama Kuro muncul di depan mereka untuk menghentikannya.

"Kuro!!"

"Onii-chan.."

"Kuro-chan.."

"Kuro-niisan.."

"....suamiku."

Keempatnya langsung melirik Mea karena memanggil Kuro dengan suatu yang berbeda dari mereka semua.

Mengesampingkan masalah itu..

"Kalian cepat pergi. Biarkan aku yang menghadapinya. Selain itu tujuan kalian sudah dekat, kalian tak perlu meladeni dia."

"Tetap-"

"Cepat!! Serahkan dia padaku!!"

Tatapan Kuro begitu serius untuk membiarkan mereka berlima pergi.

Benar. Tujuan mereka bukanlah untuk bertarung, mereka ingin berbicara pada Michael.

"Kalau begitu baiklah. Hati hati, Kuro."

Kelimanya pergi memutar dan memutuskan untuk tak meladeni malaikat yang berbeda itu.

Disaat itulah malaikat itu mencoba menghalangi kelimanya, tetapi dengan cepat Kuro menghadangnya.

"Lawanmu adalah aku!!!"

Saat melihat Kuro berhadapan dengan malaikat itu, kelima istrinya merasa senang karena Kuro yang mereka kenal sudah kembali seperti dulu.

Karena itulah mereka juga akan melakukan hal yang sama. Demi mencapai tujuan mereka, mereka akan melakukan hal yang terbaik.

Dengan semangat baru, mereka menerjang pasukan malaikat. Meskipun lawan mereka semakin sulit, mereka akhirnya mencapai tujuan itu.

Tetapi bukan suatu yang mudah dilakukan.

Flamia, Verona, Chiaki dan Mea menghadang dari 4 arah untuk mencegah siapapun mengganggu pembicaraan Ruko dan Michael.

Akhirnya, di antara ribuan malaikat, dua orang yang memiliki wajah sama saking berhadapan.

"Miki-chan..."

"[Jangan membuat ekspresi seperti itu. Jangan kawatir, aku tak akan lari lagi. Hanya saja, aku harap kau cepat menghancurkanku karena kalian tak akan bisa mengalahkan mereka.]"

Ruko seolah melihat kembarannya saat menatap Michael. Meskipun dia menunjukan tatapan kosong, namun dia merasa kalau sekarang Michael sudah lebih lembut.

Benar. Bukan hanya dirinya saja yang berubah dalam pertempuran ini.

"Aku tahu. Mereka akan terus bertambah kuat saat kami membunuh mereka, benarkan?"

Michael tak menjawab, namun dia tak membantah.

"Malaikat yang mati dan berkurang membuat mereka yang selamat semakin bertambah kuat. Dengan kata lain ini seperti EXP Point yang kami dapatkan saat mengalahkan monster."

Prinsipnya hampir sama, tetapi sangat berbeda.

"[Syukurlah jika kau mengerti. Dengan cara seperti itu, mereka akan terus semakin kuat. Bahkan sekarang yang kalian lawan merupakan malaikat yang memiliki kekuatan yang sama denganku. Tidak, bahkan ada yang sudah melebihi kekuatanku.]"

Malaikat dengan sayap lingkaran halo. Itulah yang dimaksud Michael. Kekuatannya berada di luar nalar sehingga hanya Kuro saja yang bisa melawannya.

"[Jadi, apa yang ingin kau bicarakan.]"

Hime terdiam tak langsung menjawab, tetapi dia menghela nafasnya dan bersiap mengatakan apa yang selama ini dia pikirkan.

"Miki-chan, selama ini aku tak merasa apa yang aku lakukan ini sebuah kesalahan. Merebut hati Onii-chan dengan segala cara. Ya, aku akui itu bukan cara yang baik jika harus merugikan orang lain, tetapi itu juga suatu yang wajar dilakukan. Itu adalah bukti kalau aku juga seorang manusia."

"[...]"

"Karena itulah aku juga mengerti kenapa kau melakukan semua ini. Tetapi yang ingin aku ketahui adalah ...apa yang kau inginkan sebenarnya? Apa kau benar benar ingin menghapus Onii-chan karena dia seorang yang tak boleh ada di dunia ini? Itu tak benar kan? Karena kita pernah menjadi satu, aku tahu alasan kenapa kau melakukan ini adal-"

"[Hentikan. Jangan lanjutkan lagi. Aku sudah tahu itu, jadi kau tak usah memberitahuku.]"

Michael memasang wajah rumit dan melirik arah pertarungan Kuro dengan malaikat yang berlangsung sengit.

"[Sepertinya menjadi satu denganmu adalah sebuah kesalahan. Jika aku tak melakukannya, mungkin aku tak akan merasakan semua ini.]"

"Lalu apa yang kau inginkan sekarang? Apa yang dikatakan hatimu?"

Michael tak langsung menjawab. Dia seperti menyiapkan sebuah mental untuk menghadapi masalah yang besar.

"[....aku tak tahu. Apa yang dikatakan hatiku bertentangan dengan hukum dunia ini. Tak ada cara untuk mengabulkannya, selain itu aku pikir ini suatu yang tak diperlukan olehku...]"

"Apa kau yakin? Perasaan yang kau rasakan ini tak diperlukan? Apakah ini alasan kenapa kau menggunakan segala cara untuk memusnahkan Onii-chan?"

Sekali lagi Michael dibuat bungkam.

Dia bisa saja membantah semua yang dikatakan oleh Ruko, tetapi dia tak bisa membohongi perasaanya.

Aneh, seharusnya Michael tak memiliki emosi semacam itu. Dia hanya sebuah makhluk yang mengikuti aturan yang sudah ditetapkan.

Alasan kenapa dia dulu menggunakan tubuh Ruko untuk melenyapkan Kuro juga hal yang dia lakukan demi melaksanakan aturan.

Tetapi mungkin karena dia terlalu lama berada di tubuh Ruko, perlahan dia berubah. Dia mulai mengenal suatu yang dinamakan emosi dan kadang adanya saat dimana aturan tak berlaku.

Dan aturan yang paling tak berlaku adalah pada saat mengatur emosi yang dinamakan cinta dan kasih sayang.

Itu adalah emosi yang kuat, namun di saat yang sama juga sebuah emosi yang tak stabil. Tak bisa diatur, tak bisa diduga dan dikekang.

Di saat dia menyadari dia memiliki perasaan itu pada orang yang tak seharusnya, dia mulai sadar kalau dia telah rusak.

Ya. Rusak.

Karena itulah dia paham hanya ada satu cara untuk memperbaiki kerusakan itu.

Yaitu dengan cara menghilangkan sumber kerusakan.

"[...semuanya sudah terlambat]"

"Apa maksudmu terlambat? Jika hatimu menginginkannya, kenapa kau tak meraihnya dengan tanganmu sendiri?"

Ruko terbang mendekat dan merentangkan tangannya untuk berusaha memeluk Michael, tetapi Michael terbang mundur untuk menghindari niat baik Ruko.

"Miki-chan..."

Air mata menetes dari kedua mata Michael. Ini suatu yang tak diduga oleh siapapun.

"[Sudah terlambat. Meskipun aku ingin mengakui perasaanku, tetapi dunia tak mengizinkannya]"

"Apa maksudmu?"

"[...semuanya terlambat]"

"!?"

Bersamaan dengan itu, cahaya tiba tiba menyelimuti tubuh Michael. Cahaya itu semakin besar dan kuat seolah tak akan habis.

"Ruko!!"

Saat menoleh ke arah panggilan, dia melihat kenyataan  yang sedang terjadi di depan matanya.

Cahaya itu berasal dari tubuh malaikat yang musnah, tetapi malaikat yang masih utuh juga musnah menjadi cahaya dan terbang ke arah tubuh Michael.

Flamia terbang ke arah Ruko.

"Ruko, kita harus pergi dari sini.."

"Tetapi-"

"Lakukan saja, tak ada yang bisa kita perbuat saat ini."

"..."

Dengan wajah sedih, Ruko menatap Michael yang terus dipenuhi cahaya. Yang terakhir dia ingat adalah wajah menyesal dari Michael.

Sebelumnya dia tak mengerti apa artinya dengan terlambat, tetapi dia akhirnya mengerti. Kekuatan yang dia keluarkan sejak awal tak pernah berada dikendalinya.

Jika tidak, lalu siapa?

(Aku berjanji akan menolongmu)

Dengan berat hati, Ruko menjauh karena tahu akan dalam bahaya jika terus di sana.

♦♦♦

Tak ada yang bisa mereka lakukan untuk mencegah apa yang terjadi di depan mata mereka. Meskipun mereka berusaha menyerang partikel cahaya yang terus berkumpul di tubuh Michael, semuanya percuma seolah menembus tubuh mereka.

Pada akhirnya yang bisa mereka lakukan hanyalah menunggu.

Di saat inilah kelima saudara Flamia yang lain datang karena musuh sudah tak ada lagi.

"Ini sungguh gawat, benarkan?"

Anastasia mengatakan itu dengan nada kawatir. Bukan hanya dirinya saja yang merasa cemas dengan situasi mereka saat ini.

"Kuro, apa kau memiliki rencana?" Tanya Flamia.

Semua langsung menoleh ke arah Kuro. Jujur saja saat ini dia merasa canggung karena dia seolah menjadi pahlawan yang bertugas mengalahkan  musuh.

"Aku tidak tahu. Yang bisa kita lakukan  hanya menghadapinya dengan sekuat tenaga. Dengan senjata God Slayer milik kita, aku yakin kita bisa melakukan sesuatu. Yang menjadi masalah adalah..."

"Kita tak tahu seberapa kuat musuh.."

Kuro berkeringat dingin saat melihat kumpulan cahaya yang terus bertambah dan mulai membentuk sosok. Meskipun belum sempurna, namun semuanya bisa merasakan kekuatan yang besar berkumpul pada satu titik.

Sayap cahaya juga mulai terbentuk. Sayap itu membentang sepanjang puluhan meter dan terus memajang. Melihat sosok yang belum sempurna, mereka bisa menduga kalau sosoknya akan tak jauh beda dengan Demon King.

"Kalau begitu kita hanya bisa melakukan yang terbaik. Kita hancurkan dengan Divine Slayer masing masing."

Seperti namanya, itu adalah skill khusus yang dimiliki oleh senjata God Slayer. Bisa dibilang semacam kartu truf yang digunakan untuk menghabisi lawan.

"Tetapi kita butuh persiapan untuk melakukannya. Selain itu kita tak tahu seberapa kuat pertahanan musuh." Sambung Windy.

"Haha.. mengenai itu kita tak perlu memikirkannya. Yang kita lakukan cukup menyerangnya dengan kekuatan penuh!!"

"Astrea, kami mengerti apa maksudmu. Tetapi kita tak bisa menggunakan Divine Slayer secara berurutan. Jika kita gagal, dunia ini akan hancur."

"...tch.. jadi apa yang kita lakukan?"

"Mengenai pertahanan musuh, biarkan aku yang menanganinya. Kekuatanku adalah yang paling cocok."

Kuro memberikan usul.

"Jika mengenai perisai, aku yakin juga bisa melakukannya. Aku pikir kekuatanmu lebih cocok jika digunakan untuk serangan penghabisan?" Ucap Mea.

Semua juga berpikir seperti itu, tetapi Kuro menggelengkan kepalanya.

"Aku tak bisa, lebih tepatnya tidak diperbolehkan melakukannya. Mungkin saja aku memang bisa membunuhnya dengan kekuatanku, tetapi itu mustahil mengingat siapa diriku."

Kuro adalah iblis. Karena dia berada di pihak yang salah, di pihak yang kalah, maka dia pasti akan  gagal tak peduli sekuat apapun dirinya.

Para Valkryie Maiden tak terlalu mengenal konsep ini, tetapi bagi Ruko dan Chiaki, ini suatu yang mereka ketahui dengan pasti.

"Selain itu, aku yakin tujuan kita bukanlah untuk membunuhnya, benarkan?"

"Onii-chan.."

Ruko terkejut saat mendengar itu dari Kuro. Memang itu adalah hal yang paling tak dia inginkan, tetapi Ruko tak bisa mementingkan keinginan egoisnya jika nasib dunia menjadi taruhannya.

"Jadi sudah diputuskan. Aku akan menghancurkan perisainya, kalian semua bertugas mengerahkan semua kekuatan kalian. Mari kita selamatkan gadis tsundere itu agar bisa menamparnya."

Atmosfer yang tegang kini mulai kembali ringan oleh perkataan Kuro.

Sebagian Valkryie Maiden, mereka semua tahu kalau harus mengutamakan keselamatan dunia CSO daripada keinginan yang belum tentu terwujud, anehnya tak ada satupun yang protes dengan rencana itu.

Kenapa bisa begitu? Sederhana. Meskipun singkat, namun mereka mulai mengenal siapa Kuro yang sebenarnya. Sosok yang melakukan apapun demi orang yang berharga baginya.

Jika dia menghancurkam Michael bisa menyelamatkan dunia, namun dia tak bisa membuat istrinya bahagia. Sudah jelas jalan apa yang akan dia pilih.

Di saat mereka selesai menyusun rencana, sosok cahaya akhirnya mulai membentuk sosok sempurna.

Sosok setinggi 10 meter dengan wujud seorang dewi dengan lingkaran halo di atas kepalanya dan sayap cahaya membentang hingga puluhan meter.

Dan yang paling mencolok adalah sebuah kristal besar yang berada di dadanya. Di kristal itulah seorang gadis tertidur seperti sebuah boneka.

"Miki-chan.."

Michael menjadi pusat tubuh malaikat itu. Meskipun tanpa status berupa level, namun kekuatan yang malaikat itu sanggup membuat hati mereka gemetar.

Melihat sosok yang telah bangkit sempurna, Kuro mulai bersiap.

"Semuanya, ini adalah pertarungan terakhir."

Malaikat itu mengangkat tangannya ke atas dan sebuah pedang cahaya langsung muncul. Dia lalu tanpa ragu menebas ke arah Kuro dan lainnya.

Dengan sigap mereka semua menghindar dan berusaha menyerang balik, tetapi mereka mereka dikejutkan oleh suatu yang lain.

Saat pedang itu berhasil dihindari, gelombang kejut dari tebasan menghantam daratan dengan suara keras. Lalu tanah terbelah menjadi dua bagian seperti tahu sepanjang puluhan kilometer.

Kuro dan semuanya berkeringat dingin karena tak menyangka kekuatan malaikat itu yang terlalu di luar akal manusia.

Apa yang terjadi jika dia melakukan serangan serius? Tak ada yang mau membayangkan itu.

"<Ice Javelin>"

Horizon menyerang dan seperti yang mereka duga, sebuah perisai menghalangi serangannya.

Lalu Mea, Verona, Flamia dan Astrea juga mencoba menyerang. Tetapi semuanya terpental seperti menghantam dinding yang keras.

"Kalian semuanya bersiaplah dengan serangan terbaik kalian. Aku akan mbuka jalan untuk kalian."

Kuro terbang dengan kecepatan tinggi ke arah malaikat.

Malaikat tak membiarkannya begitu saja mengubah sayapnya menjadi ribuan panah cahaya.

Kuro menggunakan <Dark Bind> sebagai perisai. Tentu dia tak berharap skill itu bisa menahannya, tetapi dia saat itulah dia langsung menghindar ke atas.

Di saat itulah pedang cahaya melesat ke arahnya. Jika dibandingkan dengan serangan pertama, serangan  ini lebih kuat dan akurat.

Tetapi itu sudah ditunggu oleh Kuro.

"<Dark Counter>"

Serangan musuh berhasil dibalikkan dengan divine skill milik Kuro. Serangan yang semula menyerang Kuro, kini berbalik menghantam tubuhnya sendiri.

Tak menyia nyiakan kesempatan, Kuro langsung menggunakan Exilir untuk memulihkan HP dan MPnya. Kemudian dia menggunakan divine skill yang selalu menjadi andalannya.

"<Vital Curse>"

Target skill itu tentu tempat di mana serangan yang sebelumnya akan menghantam dirinya sendiri.

Tubuh malaikat terpental ke belakang, namun itu bukanlah serangan yang fatal.

Untuk lebih sempurna, Kuro melakukan serangan selanjutnya.

"Shin Kamikiri-ryu, <<Kamigiri>>"

Serangan yang sempat membunuhnya, kini dia gunakan untuk malaikat itu.

Dengan suara keras bagai kaca pecah, perisai yang menahan semua serangan para gadis musnah.

"Sekarang!!"

Mengetahui kesempatan telah terbuka, mereka mulai menyerang dengan Divine Slayer masing masing.

"Cahaya suci, cahaya cinta. Terangilah jalan kami untuk mencapai tujuan sejati, <<Eternal Solaria>>"

Anastasia menembakan peluru cahaya yang menyerupai sinar laser.

"Kegelapan tak selamanya buruk, tak selamanya jahat. Awal dan akhir, itulah kegelapan. <<Black Star Bullet>>"

Kali ini giliran kegelapan yang ditembakkan ke arah malaikat.

"Badai yang menghukum, badai yang memperingatkan dan membawa kehidupan. <<Luminous Tempest>>"

"Halilintar yang membawa kehancuran. Hukum makhluk yang bersalah dengan kekuatanmu <<Mjolnir Herculias>>"

Badai dan halilintar bersatu menjadi serangan yang menghantam musuh. Daya penghancur bagaikan hukuman dari langit yang diberikan oleh dewa.

"Air menjadi pembawa berkah kehidupan. Yang membawa bencana pada dunia. Dengan ini aku memerintahkanmu untuk menghantam para musuhku <<Gungnir Cocatrius>>"

"Anak panah yang terbang ke arah musuh. Menembus perisai dan menghancurkannya. <<Cocytus Javelin>>"

Angela dan Horizon menggabungkan serangan mereka pada satu titik. Serangan dahsyat lainnya bergabung menjadi satu dan menghantam tubuh malaikat secara langsung.

Masing masing serangan cukup dahsyat untuk membuat daratan bergetar hebat. Jangankan musuh biasa, malaikat terkuat pun pasti akan terluka parah.

Tetapi itu masih belum berakhir. Ini baru pembukaan serangan utama.

"Wahai cahaya.."

"Wahai api.."

Flamia dan Chiaki melafalkan mantra secara bersamaan. Keduanya tak hanya bersiap menggunakan Divine Slayer masing masing, tetapi menggabungkannya.

""..kau yang menjadi bagian dari kehidupan, kematian. Bangkit, lalu musnah dan terus berulang. Membakar dan menghanguskan. Dari abu kembali ke abu.""

Lingkaran sihir membentang di depan keduanya. Lingkaran lainnya terus bertambah dan bertambah seperti sebuah meriam besar.

""<<Libertus Nova>>""

Cahaya meriam sihir ditembakkan. Udara bergetar bahkan membuat daratan yang jauh di bawah mereka terhempas karena kekuatannya.

Serangan itu tepat mengenai malaikat itu dan ledakan bagai bom terbesar di dunia terjadi.

"Apakah berhasil?"

Tak ada yang menjawab. Yang mereka lakukan hanya bisa menunggu.

Mereka telah memberikan yang terbaik. Tak ada makhluk CSO yang bisa bertahan dari serangan Divine Slayer secara berurutan seperti itu bahkan termasuk Demon King.

Tentu itu tak bisa dijadikan sebagai acuan, tetapi setidaknya itu adalah sebuah bukti kalau itu adalah salah satu serangan terkuat di CSO.

Setelah menunggu, akhirnya sosok malaikat terlihat. Malaikat yang sebelumnya bagai dewi yang turun dari surga kini bagaikan tubuh yang tak lengkap. Kedua tangannya hancur dan beberapa bagian tubuhnya mulai menghilang menjadi partikel cahaya. Sayapnya yang indah kini juga bagaikan sayap patah yang rusak.

Semua pasti berpikir kalau malaikat itu hampir musnah. Tetapi bagi yang bertarung secara langsung..

"Kita masih belum menghancurkannya. Semuanya, bersiap dengan serangan balasan."

Ya. Ini belum berakhir.

Para Valkryie Maiden langsung bersiap dengan serangan balasan, tetapi hal itu tak terjadi.

Malaikat itu terdiam di tempat dengan ekspresi yang kosong, tetapi setelah diperhatikan dengan baik, malaikat itu seperti ingin mengatakan sesuatu.

Flamia dan lainnya melihat satu sama lain karena tak mengerti apa yang terjadi. Di saat yang sama apakah ada orang yang tahu tentang ini.

Di saat itulah Ruko terbang di antara mereka semua dengan air mata menetes dari kedua matanya.

"Miki-chan.."

Tanpa ada keraguan, Ruko mendekati malaikat itu dan berada tepat di depan kristal yang berada di dadanya.

Tangan kirinya menyentuh kristal itu. Terasa dingin, namun kehangatan yang terasa begitu nyaman.

"....Semuanya sudah berakhir..."

Banyak yang ingin bertanya apa maksud di balik perkataan itu, tetapi pertanyaan itu langsung terjawab saat kristal di dada malaikat itu retak. Di saat yang sama, tubuh malaikat mulai semakin banyak yang bertambah menjadi cahaya dan menghilang.

"Ruko-chan..."

Chaiki mencoba mendekat, tetapi dia mengurungkan niatnya saat melihat ekspresi Ruko.

Ruko tersenyum. Sebuah senyuman lebar penuh kebahagian meskipun air mata terus mengalir.

"Miki-chan, terima kasih. Aku berjanji tak akan pernah melupakanmu."

Kristal mulai hancur dengan cepat dan akhirnya hancur sepenuhnya. Di saat yang sama tubuh malaikat menjadi cahaya yang menyebar ke  semua arah tertiup oleh angin. Setiap kali cahaya mendarat, kehidupan baru mulai tumbuh dan membawa kehidupan yang baru pada tanah yang rusak oleh pertarungan.

"Ya ampun, pada akhirnya kita harus berhutang budi padanya. Sungguh cara buruk untuk sebuah perpisahan."

Kuro mendesah berat. Dia menunjukan wajah jengkel bersamaan dengan senyuman penuh kebahagiaan.

"Kuro, apa maksudmu? Apa kita benar benar menang?"

Di saat itulah Kuro sadar kalau apa yang terjadi tak mungkin diketahui oleh selain dirinya dan Ruko yang merupakan seorang Kanata.

"Singkatnya, sebelum mati Michael berhasil mengendalikan malaikat itu dan menyuruhnya untuk berhenti. Sepertinya dia tahu jika pertarungan dilanjutkan, kita semua akan kalah telak."

Tanpa banyak bicara lebih lanjut, Kuro menghilangkan sayapnya dan langsung turun ke daratan.

Flamia tanpa pikir panjang langsung melakukan hal yang sama.

"Kuro, jangan kabur dan jelaskan. Aku tahu apa yang terjadi, tapi aku tak mengerti apakah ini memang bisa terjadi?"

Mendengar itu Kuro tersenyum dan melangkahkan kakinya menuju sebuah ujung jurang yang terjadi akibat pertempuran mereka.

"Flamia, dunia ini akan selalu mempercayai kebenaran akan selalu menang melawan kejahatan. Jika melihat posisi kita yang melindungi kejahatan, aku, kita pasti akan berada di pihak yang kalah."

"Karena itulah kau bilang kita tak akan selamat jika pertarungan terus berlanjut?"

Kuro mengangguk. Di saat yang sama dia berhenti di ujung jurang. Dia melihat pemandangan indah membentang ke ujung cakrawala.

Ini adalah dunia game, tetapi juga dunia lain. Sebuah dunia indah yang benar benar ada tanpa adanya sebuah kepalsuan.

"Tetapi ada sebuah pengecualian dalam konsep itu."

"..?"

"Pengecualian itu adalah cinta."

"Cinta? Maksudmu kekuatan itu lebih kuat daripada kebenaran?"

"Entahlah...  Sejak dulu sampai sekarang, cinta adalah suatu yang tak pernah bisa dipahami oleh siapapun. Cinta bisa menjadi sumber kekuatan, namun juga menjadi sumber kekalahan. Pada akhirnya, cinta adalah sebuah konsep yang tak bisa ditebak. Tetapi satu hal yang pasti..."

Kuro mengangkat tangannya ke atas. Dia bisa melihat langit biru di baliknya.

"Benar atau salah, berada di pihak yang salah atau benar, itu tak akan merubah siapa diriku. Kuro Kanata, seorang God Slayer."

Flamia tersenyum karena mengerti kenapa Kuro mengatakan itu.

"Iya iya, tapi jangan lupakan juga kalau kau adalah su-ughgh.."

Flamia tiba tiba menutup mulutnya. Dia seperti menahan sesuatu keluar dari mulutnya.

"Ini aneh, kenapa aku tiba tiba mual?"

"..."

Continue Reading

You'll Also Like

NIGHTMARE By Nesa Tri utari

Mystery / Thriller

715 168 18
Up : Setiap Rabu ~~~~~~~~~~~~ Mimpi yang menjadi kenyataan adalah sesuatu yang diinginkan didalam hidup. Namun, jika itu adalah mimpi buruk...
264 36 2
Zerin sungguh menikmati hidupnya, menjadi gadis populer yang di jauhi tidak membuat Zerin gempar, dia sangat menyukai momen di mana orang memujanya n...
13.1K 1.9K 115
Judul Asli:η©ΏδΉ¦ε₯³ι…ζŠ’θ΅°ιœΈζ€»ε…‰ηŽ― Status:Completed Author:Turn the sky Lian Xi pindah ke esai umum tiran kuno dan menjadi peran pendukung wanita dari keluarga ka...
1.3K 117 14
CR7 go ISEKAI!!! petualangan Ronaldo menuju dunia anime setelah menemukan sebuah surat misterius yang membawanya menuju ke sebuah pohon raksasa yang...