DUNKELHEIT [COMPLETED]

By Justgalon

1.9M 44.2K 2.1K

Pernah bergabung dalam program Paid Stories Wattpad dari 27 Mei 2020 sampai dengan 8 Juni 2021. Julio Harding... More

Pengumuman Dunkelheit dan Metanoia
Pengumuman
Prolog
Desafio
TervezΓ©s
Impetum
Proksima
Prizorgo
Stormfulde
Erantzun
Pahoitella

Tentatio

113K 5.9K 308
By Justgalon


"Yang Mulia, keadaan tidak bisa ditolerir lagi. Ini sudah lewat dari situasi aman. Rakyat mengalami penderitaan parah. Pencurian tidak lagi diam-diam. Bangsa Viking juga menjarah kapal-kapal dengan kejam di lautan Kitnalta. Pemuda-pemuda banyak yang keluar dari kerajaan lalu memilih menjadi perompak. Keadaan sudah bukan main-main lagi, Yang Mulia."

"Kira-kira berapa lama kita bisa bertahan?"

Pertanyaan itu terlontar dengan dingin dari bibir tipisnya. Mata sayunya menatap lepas ke arah bawah, tempat taman kerajaan dipelihara. Pemandangan indah tidak bisa mengalihkan pikirannya sedikit pun. Nasib semua orang ada di tangannya dan itu bukan sesuatu yang bisa diselesaikan dengan mudah.

"Semua tergantung situasi saat ini. Bukan hanya kaum Viking dan Lleber yang menjadi masalah. Para penyihir dan pemuja setan mulai tidak terkontrol. Mereka semakin kuat setiap hari," sang penasihat kerajaan menunduk sebentar lalu menyampaikan lagi informasi yang diinginkan sang raja. "Beberapa penyihir Sorgin ditangkap dua hari lalu, tetapi mereka berhasil kabur. Dan pemimpin pemuja setan, Szandor telah mengakui bahwa dia yang bertanggung jawab atas ritual yang merenggut lima nyawa rakyat kita."

Sang raja menghela napasnya pelan. Langit terlihat cerah di luar sana, tetapi naungan di bawahnya tidak secerah itu. Ada banyak masalah yang terjadi di kerajaannya. Jauh matanya memandang ke depan sampai berhenti di satu titik. Hutan yang sudah lama terkutuk oleh jutaan laknat berdiri di depan kerajaannya. Hutan itu ada jauh sebelum kerajaannya dibangun oleh nenek moyangnya. Letaknya hanya terpisah sungai Moria. Tempat terlarang bagi siapa pun yang memasukinya. Banyak hal tersembunyi di sana termasuk perjanjian yang dibuat manusia.

"Yang Mulia-"

Sang raja tersentak kaget karena teguran dari penasihatnya. Beberapa detik yang lalu dia tergoda oleh hutan itu. Seakan ada tangan yang menarik-nariknya untuk masuk. Membuai setiap relungnya untuk melangkah ke dalam hutan. "Aku ingin seseorang yang bisa menangani situasi ini. Hutan penggoda itu semakin mengerikan. Cari orang itu segera!"

Sang penasihat masih diam di tempatnya setelah rajanya berlalu masuk ke kamarnya. Ucapan rajanya adalah titah yang harus dilaksanakan segera. Mencari seseorang yang dimaksud tidaklah mudah. Orang yang bisa menangani situasi sulit kerajaan dan juga orang yang pandai bertarung sebagai kategori harga mati. Lalu seseorang yang tidak akan tergoda oleh apa pun, itulah yang menjadi syarat utama dalam pencarian ini.

➴➵➶

"Ada apa? Kenapa semua pemuda berkumpul di halaman kerajaan?"

Kepala dengan mahkota indah itu mengintip dari jendela kamarnya. Dia melihat kepala penasihat kerajaannya tengah berbicara dengan salah satu petarung kuat milik kerajaan. Lalu tidak lama dari itu, satu persatu pemuda-pemuda itu diberi pedang kemudian maju melawan petarung kerajaan. Tidak butuh waktu lama semua tumbang. Sang petarung berotot besar mengangkat tangannya, memamerkan kehebatan yang dia punya kemudian menantang orang-orang yang berani menghadapinya.

"Saya dengar sang raja tengah mencari orang baru untuk kerajaan," jawab pelayan yang tengah membereskan tempat tidur sang putri.

"Posisinya penting?"

"Maaf, lebih dari itu saya tidak tahu, Tuan Putri," jawabnya sambil berlalu dari kamar sang putri.

Sesaat setelah pelayan keluar dari kamarnya, masuklah pria gagah dengan sorot mata hangat menatap sang tuan putri yang masih berdiri di sisi jendela. Dia mendekat lalu menepuk bahu sang putri.

"Apa yang kaupikirkan, Adikku?" tanyanya.

Sang putri menoleh melihat kehadiran kakaknya di sana. Pangeran yang juga nantinya akan menjadi raja. Digelengkan kepalanya pelan lalu menatap langit cerah yang seakan mendukung indahnya cuaca. "Hanya sedang melihat para pemuda melawan petarung kerajaan," jawabnya. Ia diam sesaat kemudian bertanya kembali. "Kudengar ayah mencari orang baru untuk kerajaan? Untuk apa?"

Kakaknya, pangeran yang terkenal ramah berjalan mundur lalu menarik kursi agar ia bisa duduk. Dilihat sang putri mata coklat kakaknya tampak meredup sesaat. Namun, dilenyapkannya ketika ia tahu adiknya memperhatikan. "Kau tahu kerajaan kita tengah kacau dan kuatnya sihir serta pemuja setan yang semakin menggila. Ditambah hutan penggoda yang semakin gelap," dia melihat mata adiknya mengalihkan ke arah hutan Dunkelheit di seberang sana. "Ayah butuh orang yang bisa menangani semua itu."

"Apakah sudah ada calon yang kuat?"

"Sejauh ini tidak ada. Sulit menemukan manusia tanpa godaan."

Kepala sang putri kembali menoleh ke arah kakaknya. Matanya kali ini jelas bertanya apa maksud semua itu.

"Ayah butuh orang yang tidak tergoda dengan apa pun, itulah gunanya dia dicari agar bisa menjaga hutan Dunkelheit dan tidak terpengaruh para pemuja setan serta hasutan penyihir Sorgin," dia kembali berdiri untuk mendekati adiknya yang terlihat cemas. "Tidak ada yang perlu kau cemaskan. Kerajaan kita akan baik-baik saja seperti dulu dan aku yakin di luar sana akan ada orang yang seperti itu."

"Mana mungkin ada manusia yang kuat terhadap godaan. Aku yakin itu tidak ada dan jika pun ada dia adalah manusia munafik."

"Siapa tahu, dan mau tidak mau kita akan diselamatkan olehnya."

Sang putri kembali melihat ke bawah di mana para pemuda kembali menjalani sayembara. Mata amber miliknya menatap kosong dan pikirannya tertuju pada satu pertanyaan. Apakah ada orang yang seperti dimaksud ayahnya? Joanna Theodora Hawthorne sangsi akan itu, karena dia tahu manusia tidak lepas dari godaan dan selalu tamak.

➴➵➶

Suara berisik dari bar murahan yang ada di tengah desa cukup menjadi tempat hiburan di kala penat menyapa. Gelak tawa dan musik menjadi saksi betapa manusia bisa hilang akal karena minuman beralkohol. Ada pula pertandingan meminum serta perkelahian yang digubris oleh orang-orang. Sudah biasa seperti itu karena memang seperti ini tujuan tempat itu tercipta. Di pojok ruangan ada tiga pria yang tengah mabuk. Namun, kesadarannya masih bisa diselamatkan. Ketiganya berbicara sambil menatap mata satu sama lain.

"Raja membuat sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Mana ada orang yang tahan godaan. Berikan saja wanita pada orang yang terpilih itu. Aku yakin dia tidak akan menolak!"

"Petarung selalu butuh wanita di hidupnya! Omong kosong jika dia menolak para pelacur yang diberikan raja sebagai upah!" pria satunya lagi mulai bicara tidak keruan. Alkohol membuat mereka hilang akal.

"Kecilkan suara kalian! Mata-mata kerajaan banyak berkeliar di sekitar sini," ucap pria yang berkepala hampir botak sambil meminum lagi minumannya. "Orang di belakangmu tampak aneh, dia mungkin saja mata-mata kerajaan."

Kedua pria yang berada di depannya sontak menoleh ke belakang dan mendapati seseorang duduk sendirian sambil meminum minumannya perlahan. Dia menangkap mata ketiganya tanpa takut dan peduli. Mata ketiga pria itu kembali teralih setelah pria yang menjadi bahan obrolan mereka meletakkan minumannya. Wajahnya tertutupi kain penutup kepala, hanya bagian hidung hingga mulutnya yang terlihat. Dia mengenakan pakaian hitam dengan jubah panjang yang juga berwarna hitam.

"Sepertinya memang mata-mata kerajaan."

Pria misterius yang dari tadi duduk di belakang mereka memang mendengarkan obrolan ketiganya. Dia peduli? Tentu saja tidak. Urusan kerajaan bukanlah urusannya. Dia hanya pengembara yang tengah beristirahat dan tidak sengaja mencuri dengar.

"Hei, bisa kau minggir?"

Sapaan itu jelas ditujukan kepada pria misterius yang duduk santai sambil menikmati minumnya. Empat orang pria baru saja mendatanginya. Sepertinya mereka berniat mengusir pria misterius itu agar mendapatkan tempat duduk. Pria misterius itu diam tidak tersulut emosi, tapi keempat pria berbadan besar itu mengartikannya lain. Salah satunya, petarung kerajaan yang paling kuat. Dia menatap angkuh ke arah pria misterius itu. Mencoba menarik penutup kepala sang pria.

"Dia pasti salah satu pemuja setan atau penyihir!"

Tuduh petarung satunya yang mempunyai luka robek di pipi kanan. Tawa keempatnya membahana dan menjadi tontonan di bar itu. Ketiga pria yang tadi mabuk di depannya perlahan menjauh. Sudah tersebar desas-desus petarung kerajaan itu sangat hebat dan mereka tidak berani melawan. Penutup kepala yang menyembunyikan mata tajam itu terbuka. Tampaklah pria tampan dengan garis wajah tegas. Sorot matanya tajam memberikan peringatan untuk tidak bermain-main dengannya, tetapi peringatan itu digubris mereka, mengartikan itu sebagai tantangan yang meremehkan mereka. Salah satunya melayangkan pukulan tepat ke arah pipi pria misterius itu.

"Aku di sini untuk minum, bukan mencari keributan atau sengaja ingin memukul kalian," ucapan itu tenang tanpa beban sedikit pun seraya tangan kirinya memegang gelas dan mulutnya meminum minuman. Lalu tangan kanan yang awalnya bebas kini tengah menahan sesuatu. Sesuatu itu adalah tangan salah satu petarung tadi. Sama sekali tidak terganggu dengan tangan yang terus berusaha dilepaskan dari cengkramannya.

Tidak tinggal diam, ketiga teman petarung itu menyerang si pria misterius secara bersamaan. Dia terpaksa mengikuti apa kemauan para otot-otot bodoh milik petarung kerajaan. Menghajarnya sudah pasti ada di urutan pertama. Orang-orang menonton semakin ramai karena mereka tahu ini akan menarik terlebih setelah mereka melihat pria misterius itu menahan pukulan keras hanya dengan satu tangan. Tidak perlu waktu lama baginya sebagai pembuktian diri. Keempat pria petarung itu sudah tergeletak di lantai dengan kesakitan yang amat sangat menyerang tubuh mereka. Mata-mata penuh kagum ditangkap oleh pria misterius itu untuknya, tetapi dia tidak peduli. Dia kembali menutup kepala dan mengambil pedang miliknya di atas meja. Derap langkahnya membuat semua orang terdiam. Tidak pelak hal itu juga membuat orang-orang yang sebelumnya mabuk menyempatkan diri untuk membuka mata dan menatap kepergian pria misterius itu. Dari luar bar terdengar ringkikan kuda saat sang tuan menarik tali pelana agar menjauh dari sana.

➴➵➶

"Cari orang itu secepatnya! Bawa dia ke hadapanku segera!"

Raja sudah mendengar kejadian di bar malam itu. Dia sangat ingin bertemu dengan pria yang mampu mengalahkan petarung-petarung hebat milik kerajaannya. Semua orang yang diutus untuk mencari segera bergerak cepat.

"Yang Mulia, Anda yakin dia orang yang bisa diandalkan?" tanya sang pangeran kepada ayahnya.

"Kita akan mengujinya," jawab raja itu melihat mata putra satu-satunya. Orman Hawthorne tahu pasti ada kemungkinan di setiap harapannya. Dia butuh orang yang bisa melindungi kerajaan serta garis keturunannya. Dia melakukan ini karena kondisi sudah sangat mengkhawatirkan. Penyihir Sorgin dan kelompok pemuja setan Szandor bisa kapan saja mengambil alih kerajaan. Dan dia butuh orang yang tidak tergoda hasutan setan.

"Ayah, aku bisa menghadapi mereka. Biarkan aku yang mengemban tugas ini."

Mata sang raja berkilat menatap putranya. Dia tentu tidak mengizinkan calon penerusnya celaka. Tentu dia akan melakukan apa pun untuk melindungi garis keturunannya. Baginya menyewa orang lain lebih dari kata baik. Takhta kerajaan tidak boleh putus. Dia tidak bisa menyerahkan kerajaannya kepada orang yang bukan keturunan langsung.

"Bagaimana cara kita mengujinya, Ayah?"

Suara itu datang tiba-tiba dan mengendurkan ketegangan di ruangan besar berwarna putih tempat mereka berada sekarang. Sosok sang tuan putri dengan gaun putih panjangnya dan rambut terurai indah menjadi penyejuk bagi kedua pria yang saling bertatapan dingin sebelumnya. "Putriku, kenapa kau ke sini?" tanya ayahnya.

"Aku putri kerajaan jadi aku bebas ke mana pun di dalam istana ini," jawabnya sambil duduk. "Jadi Ayah, bagaimana cara kita mengujinya?" tanyanya sekali lagi. Dia tiba-tiba tertarik dengan topik itu karena dia penasaran seperti apa orang yang tidak tergoda itu. Bila perlu dia akan turun tangan untuk mengujinya.

"Kau tidak perlu khawatir, Ayah akan mempersiapkan ujian untuknya nanti," jawab Orman Hawthorne dengan senyum yang dia berikan untuk putrinya.

"Ayah, bagaimana jika aku juga ikut mengujinya!"

Kedua pasang mata sedarah itu langsung menatap kaget mendengar permintaan Joanna yang aneh. Adiknya tidak pernah ingin terlibat urusan kerajaan karena memang dilarang, tetapi ini dia memintanya langsung menjadi hal yang cukup langka bagi kakak dan juga ayahnya. Dilihatnya mata adiknya sekali lagi, mencari maksud lain dari wanita cantik itu.

"Aku hanya ingin membuktikan bahwa memang ada manusia yang tidak tergoda oleh apa pun," dia menjawab kecurigaan sang ayah dan kakaknya. "Hanya ingin membuktikan dengan mata kepalaku sendiri," sambungnya.

"Kenapa kau sangat ingin?" tanya kakaknya.

"Karena aku selalu melihat orang-orang munafik di sini jadi aku ingin membuktikan langsung!"

"Tidak! Ini bukan main-main seperti yang kau kira! Ini menjadi hal yang serius ketika menyangkut kerajaan," titah ayahnya.

"Aku juga serius dengan apa yang aku katakan jika menyangkut kerajaan," ingatkan ayah dan kakaknya jika dia adalah putri keras kepala.

"Joanna, hentikan."

Kakaknya berbicara dengan pelan. Dia tahu adiknya itu akan terus mempertahankan permintaan yang dia inginkan sampai kapan pun. Ayahnya mendengkus dengan helaan napas berat. Putrinya itu tidak mengerti beban yang dia tanggung sungguh berat. Saat ketegangan itu sekali lagi melanda ruangan besar yang sunyi, pintu kerajaan tiba-tiba terbuka dan membawa sang penasihat kerajaan dengan terburu-buru menghadapnya.

"Yang Mulia, dia sudah kami temukan. Dia berada tidak jauh dari istana kita saat ditemukan," ucapnya diiringi derap kaki yang mulai memasuki istana. Mata sang raja tertuju pada sosok berjubah hitam dengan kepala tertutup. Sekali lihat dia tahu pria itu kuat maka tidak perlu diragukan lagi. Hanya satu yang tertinggal, mengenai ujian godaan yang akan membuktikannya.

"Siapa namamu?"

Para pengawal yang tadi mengawal pria misterius itu membuka penutup kepalanya. Memperlihatkan tatapan tajam penuh misteri di sana. Sang putri yang melihat wajah itu tidak bisa mengalihkan matanya beberapa saat. Sanubarinya bergejolak ingin segera turun tangan untuk menguji sang pria misterius.

"Julio Harding, Yang Mulia," jawabnya dengan pelan.

"Kau tentu sudah tahu apa tujuanmu dipanggil ke sini," dia mengangguk sambil menatap mata sang raja tanpa takut. "Kau juga akan diuji," sambungnya.

"Aku yang akan mengujimu!"

Suara Joanna langsung mengagetkan semua orang. Ayahnya bahkan sudah menghembuskan napas berat. Karena dia tahu percuma untuk melarang putrinya jika dia sudah menginginkan sesuatu. Julio, si pria misterius itu menatap Joanna sekilas lalu berpaling tanpa peduli. Joanna tampak merasa terhina dengan tatapan pria itu yang tidak acuh kepadanya, tetapi itu juga mampu membuat Joanna semakin ingin mengujinya.

"Saya akan menjalani ujian yang Anda berikan, Yang Mulia," jawabnya sebagai keputusan akhir dia menyetujui permintaan sang raja.

"Dan putriku yang akan mengujimu langsung," mata Joanna berbinar bahagia. Dia menatap Julio dengan senyumnya lalu mengedipkan sebelah mata tanda ujiannya sudah dimulai. Julio tersenyum samar yang menandakan dia akan melihat sejauh mana permainan gadis itu untuk mengujinya.

TBC...

Continue Reading

You'll Also Like

1.6M 128K 98
Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak dan bela diri. Thalia mengalami kecelakaa...
102K 8.5K 15
"Kalau aku mau putus, gimana?" "Sayang, lo tahu, kan, kalau gue nggak akan kabulin itu? Lo punya gue! Dan, lo nggak akan bisa kemana-mana dengan gela...
304K 20.6K 22
Bagaimana jika kamu sedang tidur dengan nyaman, tiba tiba terbangun menjadi kembaran tidak identik antagonis?? Ngerinya adalah para tokoh malah tero...
153K 14.3K 21
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...