IG Stories (end)

By azellleza

22.3K 3.3K 2.3K

- There are stories behind every post - [COMPLETE] Maknae in Love @040817 - 041517 Yein mengumpat, bahkan mel... More

Pemilik Akun
Maknae in Love (1) - Kurang Fokus
Maknae in Love (2) - Masih Kurang Fokus
Maknae in Love (3) - Kenal?
Maknae in Love (4) - Moto
Maknae in Love (5) - INU
Maknae in Love (6) - Ketahuan
Maknae in Love (7) - Goodnight
Maknae in Love (8) - Waktu
Maknae in Love (9) - Perempuan Itu
Maknae in love (10) - IMSER
Her Medication (1) - Bercanda
Her Medication (2) - Obat
Her Medication (3) - 00:00
Her Medication (4) - 15:51
Her Medication (5) - Kims
Her Medication (7) - Lima
Her Medication (8) - Pre
Her Medication (9) - Keputusan
Her Medication (10) - Permintaan
Her Medication (11) - Pulang
Her Medication (12) - Pergi
Do You Know (0) - "that both of them are"
h a l o

Her Medication (6) - Jadi

610 94 173
By azellleza


Tidak seperti kemarin, kali ini Taehyung gagal menggenggam tangan Sujeong ketika jarak mereka sudah dekat. Salahkan tubuhnya yang belum pulih dan...ya, amarah Sujeong membuat tangkisan perempuan itu begitu kuat hingga gagal Taehyung tahan.

"Lepas! Gue mau pulang!"

"Oh ya? Trus kenapa lo ke sini dulu abis dari Lumiere? Kenapa lo ga langsung balik?" tanya Taehyung. Langsung saja ia membatin, "Jangan terprovokasi, Kim Taehyung."

Mata Sujeong menyipit, jelas sekali Taehyung kenal dengan tatapan marah itu. Ia sudah kerap kali mendapatkannya akhir-akhir ini. Sampai rasanya ia sudah mulai terbiasa dan malah menganggap amarah Sujeong dapat membuatnya bergairah pada konteks yang salah.

Sujeong toh akhirnya tidak membalas, memutuskan untuk kembali berjalan cepat. Taehyung harus jujur bahwa Sujeong jahatnya kelewatan. Perempuan itu melewati lift dan memilih tangga darurat. Eh, Taehyung masih lemes, tahu!

"Sujeongah!"

Satu-satunya keberuntungan Taehyung hari ini adalah kenyataan bahwa ruang inapnya ternyata berada di lantai tiga. Hingga sesampainya di tangga lantai satu, Taehyung dapat optimis jantungnya masih bisa berfungsi dengan baik. "Sujeongah, please, berenti," pinta Taehyung memelas. 

Perempuan itu tidak berbalik sampai keduanya tiba di taman rumah sakit. Entah Sujeong tidak tahu bahwa pintu yang ia lewati bukanlah pintu keluar atau Sujeong memang sebenarnya ingin berbicara empat mata dengannya. Apapun jawabannya, Taehyung mengepalkan tangan, meyakinkan diri bahwa ia harus memperbaiki keadaan keduanya saat ini juga.

"Sujeong, kenapa lo harus lari sih?" tanya Taehyung di antara tarikan napasnya.

"...yang tadi beneran?"

"Hah?" Taehyung masih mengatur napas. "Kita selalu berantem karena trauma lo?"

"Kak! Gue serius!" pekik Sujeong.

Taehyung menarik napas dalam-dalam, menahannya sebentar, lalu perlahan mengeluarkannya menjadi sebuah asap hangat di antara dinginnya udara malam. "Dokter yang lo liat tadi ayah gue. Gue udah banyak banget ngerepotin, jadi sebisa mungkin gue ga pernah boong sama ayah gue." Taehyung berhenti, memperhatikan reaksi Sujeong. Perempuan itu tetap menatapnya, menunggu jawaban untuk pertanyaannya.

"Semuanya beneran, Ryu Sujeong," ucap Taehyung. Ia berjalan mendekati perempuan itu, "Gue ga inget udah berapa kali operasi. Dan berapa kali lagi bakal operasi, dan 'bisa' operasi."

"Lo nyuruh gue sembuh tapi keadaan lo lebih parah dari pada gue?" ucap Sujeong sinis, ia menggelengkan kepala.

"Well, gue emang ga bisa sembuh," balas Taehyung jujur.

"Kak!" teriak Sujeong. Perempuan itu mengepalkan kedua tangannya, menolak membalas tatapan sayu Taehyung. Seakan berharap sikap meweknya itu bisa membuatnya mendapatkan jawaban yang lebih menyenangkan.

Melihatnya, Taehyung tidak tahu harus merespon apa, tapi ia memang tidak akan pernah sembuh. Itu kenyataan yang sudah ia terima sejak lama. Hidup dengan katup buatan untuk menyokong peredaran darahnya. Bagaikan sebuah lelucon memang, namun material sintetis yang membantu kerja jantungnya itu jugalah yang bisa membuat organ itu terluka. Katupnya bisa mengakibatkan infeksi. Harus diganti dan dirawat secara berkala. 

Jika definisi sembuh adalah tidak lagi harus ke rumah sakit dan tidak lagi mengonsumsi apapun yang diresepkan dokter, maka Taehyung tidak akan pernah menjadi salah satunya.

"Sujeongah," Taehyung memperkecil jarak keduanya lagi, entah kenapa yakin Sujeong tidak akan menjauh. Ah, apa ini salah satu bentuk kasihan perempuan itu kepadanya? Apa perasaan aneh ini yang dirasakan Sujeong ketika mendengar pernyataan sukanya kepada perempuan itu?

"Sujeongie?" Kali ini Sujeong menoleh, membalas tatapnya dengan mata yang sudah berlapiskan air mata.

"Gue kelainan jantung. Gue rajin treatment karena lo. Gue ga mau pergi dari hidup lo kalo lo udah sembuh. Gue masih suka sama lo hari ini, bahkan besok, bahkan besok besok besoknya lagi. Gue suka sama lo, Ryu Sujeong. Semuanya beneran."

Bibir Sujeong sudah setengah terbuka. Penuh antisipasi Taehyung menantikan apa yang ingin perempuan itu katakan atas kesungguhan hatinya. Namun pada akhirnya, perempuan itu hanya menangis.

Lagi, lagi-lagi Taehyung membuat perempuan itu menangis.

"Gue-," Sujeong mencoba bicara, "Lo-," ia menutup wajahya dengan kedua tangan. "Lo tau gue-"

"Takut gue bakal ninggalin lo?"

Sujeong lantas mendongkak, menatap kesal pada Taehyung namun masih tetap menangis. Pemandangan yang membuat Taehyung ingin sekali membawa gadis itu ke pelukannya. Tentu saja kali ini berhasil ia tahan karena Taehyung sudah belajar dari kesalahannya tadi malam.

"Pas Ayah nyuruh gue masuk ke lemari, gue tau ada yang ga beres. Ayah bilang dia bakal balik jemput gue."

Menggigit bagian dalam mulutnya, Taehyung tahu perihal kasus yang merenggut nyawa hakim Ryu Dongjoon, ayah dari gadis yang saat ini gemetar di hadapannya. Tapi ia sama sekali tidak tahu apa yang terjadi pada si gadis Ryu, yang merupakan satu-satunya saksi pada perampokan dan pembunuhan 15 tahun silam.

"Ga ada siapa-siapa. Ga ada Ayah gue. Gue akhirnya keluar. Ga ada siapa-siapa. Gue sendirian. Trus Ayah udah, Ayah gue-"

Taehyung tak lagi sanggup melihat gadis pujaan hatinya terisak dan gemetar dalam kenangan masa lalu. Tangannya menyapu pucuk kepala Sujeong, membuat perempuan itu semakin menangis. Ia mengusapnya lagi, lembut, hingga membuat Sujeong akhirnya meletakkan kepalanya di bahu Taehyung.

"Kalo aja gue ga ngajak Ayah ke vila itu berdua, kalo aja gue ga sendirian-" isak tangis Sujeong semakin menjadi-jadi. Membuat Taehyung ikut merasa sakit. Ia tahu ketakutan Sujeong pasti memiliki alasan. Ia selalu penasaran sejak dulu apa yang membuat gadis itu kalut tanpa eksistensi orang lain di dekatnya. Tapi saat ia mendapat kesempatan untuk mendengarnya, Taehyung sama sekali tidak bisa merasa senang.

"Semua orang bilang kenapa gue diem di lemari. Kenapa gue sendirian. Kenapa gue ga denger apa-apa pas 'mereka', pas 'mereka', trus gue-"

"Shh, shh, Sujeongah," Taehyung terus menyisir helaian rambut perempuan itu, membawa sebagian yang sudah menempel di wajahnya karena keringat serta air mata ke belakang telinga. Dengan tangan yang lain ia merangkul tubuh Sujeong yang masih bergetar. "Gue di sini, Sujeongie. Lo ga kenapa-napa."

Taehyung menyingkirkan tangan Sujeong yang menutupi wajah perempuan itu, membawanya ke belakang tubuhnya sendiri. Perempuan itu perlahan memeluk Taehyung, menenggelamkan kepalanya lebih dalam pada bahu Taehyung. Ia tidak ingat berapa lama membiarkan Sujeong terus menangis, menyapu pucuk kepalanya, menekan pelan bahunya, membisikkan "Semuanya udah baik-baik aja," tepat di telinga perempuan itu. Tapi seberapa lama itu tidak penting.

"Kak," ujar Sujeong, isaknya mulai mereda. "Gue capek boong sama lo."

Taehyung meregangkan rangkulannya ketika Sujeong mendongkak. "Lo bener kok. Gue suka sama lo." Jelas pernyataan itu langsung membuat Taehyung tersenyum singkat.

"Lo juga bener. Gue takut lo bakal ninggalin gue at some point of our relationship. Karena lo bosen atau karena akhirnya lo tau tentang fobia gue dan nganggep gue itu beban. Karena terakhir kali Ayah ninggalin gue, akhirnya..."

Sujeong melepaskan tangannya dari pinggang Taehyung, sedikit mendorongnya menjauh. Taehyung paham perempuan itu mulai khawatir dan gelisah dengan tanggapan yang akan ia berikan.

"Ah, makanya lo ga jawab gue pas gue ngode malem di telpon itu ya?" ulas Taehyung, mencoba meringankan suasana.

Sujeong hanya menyeka air mata dari pipinya. "Pas gue denger apa yang lo omongin sama ayah lo tadi, gue langsung keinget pas Ayah ninggalin gue. Harusnya gue gerak. Harusnya gue ikut sama Ayah. Kalo gue ga ngebiarin Ayah ninggalin gue sendirian, mungkin hasilnya bakal beda."

Lantas Sujeong meraih tangan Taehyung yang masih mengusap kepalanya dengan lembut. Perempuan itu menggenggam tangan Taehyung, menatap matanya dan berujar mantap, "Sekarang, gue ga bakal ngebiarin orang yang gue sayang ninggalin gue lagi. Gue suka dan sayang banget sama lo, Kak."

Oh, gawat.

Taehyung pernah diberi tahu salah satu tanda bahwa kondisi jantungnya sudah mulai membahayakan adalah detaknya begitu kuat sampai Taehyung bisa mendengarnya sendiri tanpa stetoskop. Rasanya seperti ada yang menusuk-nusuk dadanya dengan ribuan beda lancip hingga membuatnya sulit bernapas. Sekarang ia mengalaminya, tapi Taehyung yakin perasaan ini bukanlah tanda bahaya. Ia hanya sedang disiram perasaan bahagia. Sangat sangat bahagia.

"Gue mau nanya," kata Taehyung, menggamit salah satu tangan Sujeong ke dalam genggamannya.

Sujeong melangkah mundur sedikit, merespon wajah Taehyung yang semakin mendekati miliknya. "A-apa?"

"Lo udah tau kalo jantung gue bermasalah," ucap Taehyung dengan suara pelan, "Setelah kesenengan karena lo akhirnya nerima gue, menurut lo, jantung gue masih kuat ga kalo gue nyium lo sekarang?"

Tidak ada jawaban, bahkan sampai Taehyung bisa merasakan dinginnya ujung hidung Sujeong yang menyentuh pipinya. "Apa gue cari tau sendiri aja?"

Saat ini yang ada di pikiran Taehyung hanya bagaimana kebahagiaan yang bisa ia dapatkan ketika menyentuh bibir ranum itu tanpa memaksa. Sentuhan yang lembut itu berlangsung cepat karena Sujeong langsung memekik, "DINGIN! GUE KEDINGINAN!"

Lalu perempuan itu kembali menenggelamkan kepalanya di bahu Taehyung. Tangannya memeluk Taehyung erat-erat. "Peluk aja!"

Masih berusaha memproses apa yang sedang terjadi, Taehyung pun tertawa. Ia tahu bahwa waktunya bisa habis kapan saja, entah tahun depan, atau bahkan sedetik setelah ini. Tapi ia sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan menggunakan setiap detik yang ia miliki dengan benar-benar 'hidup' untuk nyawa ibunya, cinta ayahnya, dan dirinya sendiri. Dan saat ini bertambah juga untuk gadis Ryu yang sudah menjadi miliknya.

Ia ingin menjadi laki-laki yang hidup tanpa penyesalan. Oh, Taehyung juga ingin menjadi laki-laki keren, dan menurutnya, laki-laki yang keren adalah laki-laki yang menepati perkataannya. "Aku menyukaimu, Ryu Sujeong," ucapnya, lantas mengecup puncak kepala gadis itu.

"Hm. Aku juga suka kamu, Kim Taehyung."

"Aku juga tidak ingin meninggalkanmu."

---

Taehyung sudah kenyang tidur sejak kemarin, sehingga pagi ini ia berhasil meraih salah satu pencapaian hidup yang lumayan membanggakan. Bangun lebih dulu daripada alarm ponselnya. Ia juga berhasil tidur nyenyak tanpa memeluk bantal guling!

Tapi memeluk Sujeong, sih.

Ujung bibir Taehyung naik sampai atas. Ingin rasanya Taehyung mencoba terjun dari jendela ruang inapnya untuk melihat apakah ia sedang mimpi atau tidak. Terlalu ekstrim memang, tapi seekstrim itu pula spektrum kebahagiaanya saat ini.

Engga kok, Taehyung dan Sujeong tidak melakukan apapun di atas kasur itu. Belum. Eng...Taehyung nyengir dulu, lantas menyingkirkan rambut-rambut halus yang menutupi dahi Sujeong. "Idungnya gendud ih," komentar Taehyung sambil menekan-nekan ujung hidung Sujeong. "Aduh lucu banget gimana dong," tambahnya ketika memainkan pipi buntal sang kekasih.

Ah! Betul! Ia dan Sujeong sekarang resmi menjadi sepasang kekasih. Kenyataan itu membuat bibir Taehyung nyengir lebar membentuk hati dan menampakkan gigi-gigi sempurnanya. "Hehehe, Dek Pacar," gumam Taehyung lagi. Tangannya sudah siap untuk kembali memainkan pipi Sujeong, namun berhenti di tengah jalan ketika pernyataan suka Sujeong kembali terngiang di otaknya.

Perasaannya warna-warni, terang-terang, lucu-lucu, pokoknya senang bukan main. Taehyung bangun, duduk di atas lututnya, lantas mengepalkan kedua tangannya di udara dan bergoyang. "Ga mimpi ga mimpi, aduh indah sekali hidup ini~"

Taehyung masih tidak bisa membendung perasaan bahagianya. Ya iya lah. Nih ya, ia tahu Ryu Sujeong pertama kali ketika melihat video-video tugas mahasiswa baru jurusan musik. Di sana Sujeong menyanyikan Half Moon versi akutsik dengan gitarnya. Awal-awal sih Taehyung biasa saja. Toh Taehyung sebelumnya baru saja melihat video Jenny nyanyi Can't Feel My Face. Jenny kan, diva jurusan musik dan cantik banget, Taehyung aja masih suka khilaf mau ngajak Jenny makan bareng di kantin kalo perempuan itu menyapanya. Nah, masih dalam mode mendambakan kecantikan Jenny saat itu, wajah Sujeong yang kalem-kalem manis ini mah ga ada tuh membuat jantung Taehyung 'degdeg' gitu.

Semua berubah ketika, Ryu Sujeong selesai menyanyi dan tersenyum lebar banget trus gigi-giginya yang ga rata memenuhi mata Taehyung. Itu tuh kayak ada yang masukin satu biji Mentos ke dalam botol Coca-cola literan. Mulai beriak-riaklah hati Kim Taehyung dibuatnya. Belum selesai sampai sana, Sujeong memasukkan NG di videonya.

Tiga puluh detik isinya Sujeong ketawa semua karena malu direkam. Ketika Taehyung menonton bagian NG itu tuh, kayak ada yang masukin Mentos banyak-banyak ke botol Coca-cola! Brsssss, kacau lah hati Taehyung. Porak-poranda di lantai kayak air cola yang berceceran.

Ketika itu juga Taehyung hampir saja menyesal karena tidak mendaftar menjadi panitia penerimaan mahasiswa baru. Oh, ia memang anggota radio kampus. Harus meliput kegiatan mahasiswa baru sih, tapi sialnya ia hanya dapat bagian meliput mahasiswa baru jurusan akting dan modeling. Trus, Kim Namjoon gagal tersogok untuk membuatnya dapat meliput mahasiswa baru jurusan musik.

Taehyung akhirnya sibuk sendiri. Berhasil sedikit lupa bahwa sudah ada secuil 'Ryu Sujeong' bersemayam di hatinya. Lalu sampai di penerimaan anggota baru anak radio. Munculah Jeon Jeongkook. Taehyung malas membahas bagaimana ia bisa dekat dengan 'kelapa' itu, yang pasti, 'Ryu Sujeong' kembali muncul di otaknya pertama kali Jeongkook mengangkat ponsel dari perempuan itu di hadapannya.

Beda dengan Namjoon yang suka kepo kalau Taehyung minta dikenalkan dengan teman-temannya (em, iya, Taehyung pernah minta dikenalkan dengan Oh Sehun karena Taehyung penasaran kok bisa laki-laki setampan dia tidak masuk ke jurusan modeling saja), Jeongkook dengan mudah memberikan informasi tentang Sujeong kepada Taehyung. Well, setelah Taehyung menraktir si junior itu 2 jam bowling yang berakhir dengan kekalahan telak untuk Taehyung, sih.

Setelah melewati masa "deketin ga ya nanti dia salting ga ya kalo udah punya cemceman gimana" yang cukup panjang diselingi kesibukannya kuliah dan mencoba casting dimana-mana, Taehyung akhirnya menyapa Sujeong duluan setelah memfollow akun gadis itu. Percakapan pertamanya bahkan membawa-bawa Jeongkook sebagai alasan. Untung saja si 'kelapa' itu tidak memerasnya karena kerap kali ia gunakan untuk menghubungi Sujeong.

Intensitas percakapan mereka bertambah semakin lama. Semakin banyak topik juga yang mereka bahas. Dan sudah tidak lagi membawa-bawa nama Jeongkook. Ketika Taehyung sudah yakin bahwa ia memang menyukai perempuan itu, ia mulai mengajaknya jalan-jalan ketika weekend. Keliling mall untuk window shopping. Ke toko musik. Musium. Taman bunga.

Taehyung sudah berkali-kali ingin menembak Sujeong. Namun ketika ia sudah siap, sebuah email datang menyatakan ia diterima menjadi salah satu pemeran pembantu di mini-drama besutan TVN.

Taehyung jadi super sibuk, Sujeong tetap menyemangatinya sih. Taehyung memang harusnya tidak sesibuk itu, namun ia terlena berkenalan dengan banyak aktor di sana. Bahkan ketika tidak ada shooting, ia tetap datang ke tempat shooting untuk mengobservasi dan belajar dari aktor yang lain. Ia pun mendapatkan banyak teman aktor. 

Kuliah. Urusan radio kampus. Shooting. Menghadiri kumpul-kumpul himpunan aktor di kampus. Kumpul dengan aktor-aktor. Daaa~n mereganglah hubungannya dengan Sujeong. Lalu hancur ketika ia melihat perempuan itu gemetar dalam pelukan Jeongkook. Ralat, hampir hancur.

Sekarang, Ryu Sujeong sudah resmi menjadi kekasihnya. Taehyung ulangi, MEREKA RESMI!

"Kak?"

Taehyung menoleh ke arah sumber suara. Sujeong sudah bangun dan menaikkan sebelah alisnya dengan tatapan heran. Taehyung tidak bisa menyalahkan reaksi Sujeong sepenuhnya, toh saat ini tangannya masih setia mengepal di udara karena perasaan gembira.

"Hehehe, pagi," ucap Taehyung seraya membawa kedua tangannya untuk menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal.

"Oh, pagi," balas Sujeong, tak lama kemudian ikut tersenyum dan menggeleng kepala.

Keduanya sama-sama masih mencerna kenyataan indah ini, takut-takut bahwa semuanya hanyalah mimpi. Sujeong menyenderkan tubuhnya di kepala kasur. Jantungnya berpacu begitu cepat. Semakin membuatnya bingung berkata-kata ketika ia sadar bahwa semalam ia terlelap di pelukan Taehyung, di atas kasur laki-laki itu. Padahal bukan kasur berukuran small, tapi tetap saja saat ini ujung kakinya menyentuh kaki Taehyung. Ketika Sujeong kembali menatap laki-laki itu, udara rasanya semakin tipis.

"Kenapa? Kamu ga enak badan?" Belum ada sepatah katapun berhasil Sujeong keluarkan, tangan Taehyung sudah menyentuh dahinya. Tangan Taehyung yang lain menumpu tubuh tepat di samping tangannya.

Sujeong menggeleng meskipun ingin rasanya ia memanggil suster dan meminta bantuan pernapasan. "Aku ga papa. Kakak?" tanya Sujeong, menarik kakinya, memberikan lebih banyak tempat bagi Taehyung untuk duduk di hadapannya.

Tapi sedikit Sujeong tahu bahwa Taehyung ingin berada dalam jarak sekecil mungkin dengannya. Hingga Taehyung menarik kaki Sujeong sampai membuat kepala perempuan itu kembali bersemayam di atas bantal.

"Ack! Kak, apaan sih-"

"Kamu beneran ga papa?" tanya Taehyung lagi, sepenuhnya tahu bahwa Ryu Sujeongnya berada di kondisi mental yang tidak baik karena dirinya. Dengan sengaja Taehyung mencondongkan wajahnya ke milik perempuan itu, tangannya mengurung kedua sisi Sujeong. Mudahnya sekarang ia berada di atas perempuan itu dan berencana untuk memangkas jarak wajah keduanya.

"Mukanya merah gitu, beneran ga papa? Demam kali?"

"Ga papa. Sumpah. Sana sana!" ujar Sujeong mendorong tubuh Taehyung menjauh. Ia memang masih sulit mencerna kenyataan bahwa laki-laki di hadapannya ini memiliki kelainan jantung, tapi lupakan itu saat ini karena Sujeong yakin jantungnya yang kelainan sejak tadi. "Kak! Sana ah!"

"Eh, eh!" Taehyung lalu menangkap tangan Sujeong, "Kamu kan udah tau jantung aku lemah, kok malah ditabok? Bolehnya dielus-elus!"

"GA TAU AH, SANA GA!"

Akhirnya Taehyung menyerah, tapi tidak jadi. Ia menggulingkan tubuhnya ke samping, tetap menggenggam pergelangan tangan Sujeong hingga kini setengah tubuh perempuan itu berada di atasnya. Sujeong segera menarik tangannya. Oh, tapi Taehyung jelas tahu bahwa ia lebih kuat dari si gadis Ryu.

"Bentar bentar. Aku cuma lagi mastiin kalo ini bukan mimpi," ujar Taehyung. Ia melepaskan genggamannya, melingkari pinggang Sujeong yang kini tak lagi berontak. Taehyung kembali mengamati setiap inci wajah Sujeong. Menyentuh pipinya, beranjak pelan ke tulang pipi perempuan itu, dagunya, dan berakhir di hidungnya.

Tersenyum lebar, Taehyung menarik hidung perempuan itu, "Endud!"

"Aaaa! Sakit!" pekik Sujeong.

"Yay, berarti bukan mimpi," balas Taehyung. Ia segera mendorong tubuh Sujeong hingga perempuan itu kembali menyentuh bantalnya. Taehyung lantas bangkit dari kasur diiringi teriakan dari Sujeong.

Sebuah bantal nyaris saja mengenai kepalanya ketika Sujeong sudah kembali ke dunia nyata. Percaya lah, setiap sentuhan Taehyung, dari dulu, selalu membuat perasaan Sujeong campur aduk. Tapi sikap laki-laki itu yang selalu tak terprediksi yang membuat Sujeong sulit melupakan seorang Kim Taehyung.

Ayolah, Sujeong sadar betul masih banyak perempuan yang jauh lebih cantik dan lebih baik di lingkar pertemanan Taehyung, yang diam-diam mengharapkan perhatian lebih dari sekedar 'kenalan' atau 'teman' dari laki-laki itu. Belum lagi dengan kenyataan bahwa Kim Taehyung adalah salah satu aktor yang sedang tumbuh perlahan tapi pasti di bidangnya. Siapa sih Sujeong sampai laki-laki itu sungguh-sungguh mengharapkan cintanya?

Tapi Sujeong juga suka Taehyung. Semua pertahanan yang ia bangun untuk melindungi hatinya dari pesona Taehyung selalu sukses hancur begitu saja. Entah itu karena perlakuan laki-laki itu, atau memang karena Sujeong membiarkannya hancur agar si pemuda Kim bisa terus meracau di hatinya.

Ketika Taehyung mengetahui trauma yang ia punya, Sujeong langsung membenci dirinya sendiri. Ia tidak mau mengambil risiko sakit hati lebih dalam karena laki-laki itu akan memandangnya dengan arti lain. Kasihan. Aneh. Merepotkan. Perempuan cengeng.

"Maaf, Kak," ucap Sujeong. Setelah Taehyung menyatakan perasaannya, yang lantas Sujeong tolak habis-habisan, Sujeong langsung mengurung dirinya sendiri di kamar. Alih-alih kesal pada laki-laki itu, Sujeong kesal pada dirinya sendiri. Takut Taehyung benar-benar 'hanya' kasihan padanya, takut laki-laki itu benar-benar akan meninggalkannya setelah ia sembuh. Pada akhirnya, Sujeong memang bertekad untuk sembuh, lantas menyatakan perasaannya kepada Taehyung setelah itu. Entah laki-laki itu menerimanya atau tidak, itu konsekuensi dari ucapannya sendiri.

"Maafin aku."

Taehyung berhenti menghindar dari serangan Sujeong saat ia lihat perempuan itu mulai menutupi wajahnya dengan telapak tangan. Seulas senyum pengertian muncul dari bibirnya. "Kamu nangis lagi? Kesenengan gara-gara kita udah jadian?" goda Taehyung.

"Ga," isak Sujeong, menggeleng pelan.

Taehyung menghela napas. "Kemaren malem kan Sujeongie udah janji ga bakal nangis lagi?" Ia mendekat, duduk di tepi kasur, di depan perempuan itu. "Udah dong~" tangannya mengelus kepala Sujeong, merapikan rambutnya yang mencuat keluar. "Kenapa lagi sih?"

"Ga kenapa-napa," ucap Sujeong, lantas mencengkram leher Taehyung pelan dan menggoyangnya. "Jelek! Jelek!"

"Eeeh, sakit!" pekik Taehyung di sela batuknya.

"Yay, berarti bukan mimpi." Sujeong tertawa puas. "Kita impas!"

"Ya ampun! Dokter, tolong!"

Seketika itu juga Sujeong melepaskan tangannya, menoleh ke samping untuk melihat pintu ruangan masih tertutup seperti semula. Amarahnya lantas memuncak ketika ia kembali menoleh pada Taehyung yang tersenyum lebar, sebelum menciumnya.

Jelas terasa oleh Sujeong bahwa laki-laki itu masih tersenyum ketika menyentuh bibirnya, membuat Sujeong terbawa dan ikut melakukan hal yang sama. Tawa mereka lantas keluar perlahan, bersama semburat merah jambu di pipi keduanya. Taehyung lebih dulu bangkit setelah Sujeong membalas tatapannya dengan senyum lebar yang merupakan alasan utama kenapa hatinya jatuh pada perempuan itu. Jantungnya juga butuh perhatian, gini-gini Taehyung belum tahu seberapa dampak yang bisa diperbuat Ryu Sujeong pada kelangsungan kinerja jantungnya. Kan tidak lucu kalau Taehyung kambuh karena terlalu degdegan berduaan dengan si gadis Ryu.

Sujeong pun turut bangkit, baru ingat ia belum menghubungi keluarga Jeon. Namun ketika ia ingin meraih ponselnya, Taehyung lebih dulu mengambil benda itu darinya. "Em...Sujeongah, jangan mainan hape dulu ah."

---

kimvtaehyung

Liked by keiyakei, jiminijimin, halfmoonbok, jeong_yein, jaesungjae, and 345 others

View all comments...

halfmoonbok alig alig kalo tau bakal gini gue kagak caw ke luar dah. cerita lu! mingdep gue balik!

jaesungjae @halfmoonbook eh ini jadian?

jeon_jeongkook eh ini anaknya ini dikemanain???

keiyakei lucu banget sujeongnyaaaa. kalian udah jadi yah?

jaesungjae @keiyakei kamu jg lucu ya kan @jiminijimin

keiyakei @jaesungjae -_-

hwasahwaswag @jaesungjae -_-

ajol_llama @jaesungjae -_-

halfmoonbok @jaesungjae ga ikutan ye

lovelybreadryu APUS GAA!

lovelybreadryu APUS!

lovelybreadryu APUS IH!

kimvtaehyung @lovelybreadryu <3

jeong_yein @lovelybreadryu huhu kakak selamat

lovelybreadryu @kimvtaehyung APUS </3 @jeong_yein APANYA YANG SELAMAT?

97_jangjun_lee akhirnya :")

---

azel's note:

eh panjangnya...setelah garam-garam yang lalu ya gapapa yah :"D

Continue Reading

You'll Also Like

163K 15.6K 38
Tidak pandai buat deskripsi. Intinya ini cerita tentang Sunoo yang punya enam abang yang jahil. Tapi care banget, apalagi kalo si adek udah kenapa-ke...
55.9K 4.1K 27
Love and Enemy hah? cinta dan musuh? Dua insan yang dipertemukan oleh alur SEMESTA.
37.6K 4.9K 43
[DISCLAIMER!! FULL FIKSI DAN BERISI TENTANG IMAJINASI AUTHOR. SEBAGIAN SCENE DIAMBIL DARI STREAM ANGGOTA TNF] "apapun yang kita hadapi, ayo terus ber...
75.3K 7.2K 20
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG