Undetected Love

Od kuroshironekore

44.9K 2.4K 242

Ketika kesetaraan secondary sex telah terjadi dimana alpha tidak lagi di segani oleh dunia. Baik alpha, beta... Více

Meet You
Our Bond
You're mine now!! R-??
Don't worry
Just black again
Big Brother
-Ekstra R???-
Bright and Cloudy

I Want You

5.7K 253 25
Od kuroshironekore

Langit berwarna hitam disertai taburan bintang-bintang yang bersinar. Bagaikan pantulan langit. Kota Konoha dimalam hari tampak bercahaya. Rembulan sembunyi dibalik awan. Angin malam kencang berhembus. Dinginnya malam meresap hingga ke tulang.

Sebuah Netra biru secerah langit siang mengintip dibalik kaca apartemennya. Ditatapnya sendu germelap kota Konoha. Malam ini ia mengerti dengan perasaan apa pasangannya menatap kota Konoha. Rasa sakit, bimbang, juga kekhawatiran. Semuanya menumpuk di dada. Sesak. Tanpa ia sadari dirematnya bajunya di bagian dada.

Menghela nafas. Tak lama ia menghempaskan gorden yang sedari tadi ia pegang. Ia berbalik, berjalan ke arah kekasihnya yang tengah terlelap. Wajahnya memerah. Plester penurun panas terpasang rapih di dahi pucat itu. Demam. Itulah kata dokter. Terdengar seperti anak-anak tapi Sasuke demam karena tekanan yang berlebihan menekan mentalnya. Ditambah ia kabur hanya mengenakan pakaian tipis tanpa alas kaki.

Rasanya hati Naruto teriris untuk sekian kalinya. Dielusnya pipi pucat itu dengan hati-hati. Panas menimpa kulit tangannya. Demam Sasuke belum turun. Obatnya belum bekerja. Karena baru 15 menit yang lalu dokter menyuntikkan obat penurun panas. Dokter itu sedang diantar pergi oleh Kakashi. Ah iya... Soal Kakashi... Naruto jadi ingat kejadian sebelumnya. Serta semua perkataan gurunya. Tak akan pernah ia lupa.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Naruto meletakkan selimut tebal itu diatas sofa panjangnya. Sedikit mendecih. Ia jengkel. Dirinya sangat tidak mengerti sebenarnya apa yang telah terjadi. Hingga Dosennya berada di dalam apartemennya. Dan membawa Sasuke didalam gendongannya. Naruto membukakan pintu tempat tinggalnya bukan untuk Kakashi. Melainkan karena pasangannya yang sepertinya akan mati kedinginan.

Kakashi meletakkan tubuh Sasuke diatas selimut itu dan melilitnya bagai kepompong. Terlihat aneh tapi ini mencegah panas tubuh Sasuke tidak menguap dan membantu menghangat tubuh Sasuke.

"Naruto kau punya peralatan semacam p3k? Kurasa telapak kaki Sasuke terluka. Aku menemukannya tengah berlari cukup jauh dari tempat ia kabur tanpa alas kaki.", Ucap Kakashi sambil beranjak ke kaki Sasuke.

'Kabur?!' batin Naruto heran. "Iya ada. Akan ku ambilkan sensei.", Jawab Naruto cepat sambil melangkahkan kaki ke arah dapur. Tak lama ia datang dengan kotak sedang berwarna putih. Naruto memberikan kotak itu ke Kakashi. Kakashi membalas dengan ucapan terimakasih.

"Nee... Kakashi-sensei... Sebenarnya apa yang terjadi? Dan kenapa Sasuke ada padamu? Aku yakin pekerjaanmu sebagai dosen bukanlah pekerjaan utamamu.", Tanya Naruto serius tapi tatapannya mengarah pada telapak kaki Sasuke yang terluka. Kakashi yang tengah membersihkan luka itu dengan alkohol melirik sejenak ke arah Naruto.

Kakashi menghela nafas lalu melanjutkan pengobatannya. "Kurasa ini akan menjadi pembicaraan yang panjang Naruto." Naruto hanya mendengus. "Baiklah darimana akan kujelaskan... ku yakin kau sudah dapat informasi dari pasangan Hyuuga.", Ucap Kakashi. Naruto mengangguk pelan.

"Sebenarnya aku juga tidak tahu pasti kejadian yang merenggut nyawa ibunya. Karena yang tahu kejadian itu hanya Sasuke sendiri.", Ucap Kakashi pelan. "Aku sebelumnya adalah salah satu orang kepercayaan orang tuamu, tapi semenjak ibu Sasuke-sama meninggal dunia aku ditugaskan oleh orang tuamu menjadi salah satu pelayan di keluarga Uchiha sebagai pengawas. Pengganti Fugaku-sama dan Itachi-sama. Dan saat disana aku ditugaskan mengawasi Sasuke-sama diperguruan tinggi secara diam-diam."

"HAH?! tu-tunggu sebentar... Kenapa Tou-san menyuruhmu? ", tanya Naruto dengan wajah kebingungan. Kakashi hanya tersenyum dari balik maskernya.

"Minato-sama dan Fugaku-sama, mereka bersahabat sejak kecil. Itachi-sama datang dan meminta untuk menjaga adiknya, Sasuke-sama. Entah mengapa keluarga besar Uchiha berusaha menjauhkan Sasuke-sama dengan keluarganya. Dengan alasan kematian ibunya hingga membuat ayahnya syok. Alasan itu memang tidak bisa dibantah, tapi kenyataannya Fugaku-sama secara diam-diam memintaku memberikan informasi tentang Sasuke-sama.", jelas Kakashi dengan tenang. Tangannya masih bergerak mengobati luka itu, sementara pikirannya terpusat bagaimana raut keputusasaan seorang Uchiha. Ditengah badai menggedor-gedor pintu dengan keras. Dan meraung meminta permohonan walau harga dirinya ia rendahkan.

"Ap-apaan itu?! Ini tidak masuk akal! Kenapa, kenapa keluarganya sendiri membenci dirinya? Dan kenapa ayahnya sendiri tidak bisa menemui anaknya sendiri?!", Ucap Naruto dengan nada yang agak meninggi. Emosinya bercampur aduk menerima kenyataan yang tidak masuk akal. Ya... Bagi dirinya.

"Naruto-sama... Mungkin ini hal yang tidak wajar. Tapi ini kenyataannya. Keluarga Uchiha adalah salah satu keluarga yang masih mempertahankan tradisi dan kepercayaan. Anak yang terlahir sebagai omega dianggap sebagai aib. Karena itu Sasuke-sama dikucilkan dalam keluarganya. Ayahnya dan kakaknya diancam oleh kakeknya jika mereka menemui Sasuke-sama maka ia akan memberikan hukuman pada Sasuke-sama. Dan hanya tempat kakeknya yang paling aman. Karena itu agar tetap menempatkan Sasuke-sama di tempat yang paling aman ada bayaran yang harus dibayar. Yaitu mereka harus mengurus cabang-cabang peruhasaan yang ada diambang kehancuran.", kata Kakashi panjang lebar. Ia menghela nafas lalu merapihkan alat-alat tadi yang ia pakai, lalu menyerahkannya pada Naruto. Naruto menyambar kotak itu dengan wajah yang tertekuk.

"Tanpa disuruh pun aku akan melakukannya. Karena Sasuke itu milikku sekarang.", Ucapnya sambil berbalik dan menyimpan kotak itu lagi.

'Aku pasti akan melepaskanmu dari kekangan keluargamu sendiri. Sasuke bertahanlah sedikit lagi.', batinnya dalam hati sambil mengempalkan tangannya. Itu sumpahnya terhadap omeganya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tangan besar berkulit Tan itu masih Setia membelai dengan hati-hati bingkaian wajah kekasihnya. Sebuah erangan kecil dan gerakan kecil dari omega cantik itu. Perlahan mata onxy itu berbuka. Wajah yang agak merah dan mata yang berkaca-kaca. Aaahh... Demamnya masih belum turun. Naruto susah payah menelan air ludahnya. Entah mengapa Sasuke terlihat begitu menggoda.

"Na-naru...? ", tanya omega cantik itu dengan suara serak dan raut kebingungan terpancar jelas dari wajahnya.

"Okaeri Sasuke.", Ucap Naruto dengan lembut. Kedua tangannya memegang pipi kekashi. Memfokuskan pandangan tepat di wajah. Senyuman khasnya bercampur dengan kelegaan. Tanpa sadar Sasuke memegang salah satu pergelangan tangan Naruto dan tangan satunya lagi menyentuh wajah Alphanya.

"Naru.. Ini kau?", Tanya dengan nada bergetar takut dan ketidakpercayaan jika ini semua hanyalah mimpinya belaka. Sang kekasih hanya membalas senyuman lembut dan bisikan. Mata onyx itu melelehkan kristal bening yang menghangatkan hati dan membasahi wajah putih pucat itu.

"Ta-tadaima.. Hiks... Tadaima Naru.. Hiks...", Ucap Sasuke dengan terisak pelan. Naruto mendekapnya kuat membiarkan air mata membasahi bajunya. Sasuke membenamkan wajahnya dalam dada bidang yang ia rindukan. Rasanya ada rasa hangat yang mengalir dalam dadanya. Sasuke. Membalas pelukan Naruto. Ia meremat pelan baju alphanya.

Permintaan maaf berulang kali dilontarkan dengan suara serak oleh Sasuke entah untuk siapa permintaan maaf itu ditujukan. Naruto berusaha menenangkan kekasihnya itu. Memberinya tepukan lembut dan elusan pada surai hitam itu. Cukup lama mereka berpelukan membagi dan menyalurkan perasaan mereka masing-masing.

"Sasuke...", Panggil Naruto dengan lembut.

"Hn.", Balas Sasuke ia masih betah menyusupkan wajah di dada bidang Alphanya. Naruto membelai lembut rambut hitam yang melawan gravitasi itu.

"Akan kupastikan kau tidak akan pernah kembali ke 'sana' lagi.", Ucap Naruto serius. Seketika mata omega itu melebar dan langsung mendongakkan kepalanya. Menatap lurus mata sapphire itu. Mencari kebohongan atau hanya lelucon belaka.

"A-apa?", Kata Sasuke bingung dan ragu. Ia hanya takut. Takut apa yang ia dengar itu hanya imajinasi. Alisnya bertaut. Tangan yang semula memegang erat baju alphanya perlahan melemas.

"Aku tidak akan membiarkan 'mereka' kembali mengambil kau dariku. Tidak akan pernah...", Jawab Naruto serius. Kepalanya bergerak turun mendekati leher putih sang kekasih. "Karena rasanya bagaikan kehilangan setengah jiwaku... Aku bisa gila tanpamu Sasuke...", Katanya lagi sambil mengecup pelan leher itu dan mendapatkan geraman kecil oleh Sasuke.

"Aku tergila-gila padamu Uchiha Sasuke. I love you, My mate.", Ucap Naruto sambil mengangkat kepalanya. Mengelus pelan pipi Sasuke dan tersenyum lembut sukses membuat kekasihnya merona hebat. Sasuke menggigit pelan bibir bawahnya. Meredakan degup jantungnya yang tengah berlomba. Ia menghela nafas.

"Kau selalu tahu kapan waktunya untuk bersikap romantis. Naru... I love you too...", Ucap Sasuke pelan sambil mencuri bibir Alphanya. Dikecupnya pelan. Tanpa perasaan apa pun. Bagaikan cinta yang tulus tanpa nafsu atau paksaan. Dengan wajah yang memerah omega cantik itu mengembangkan senyum tulusnya. Yang menyihir dan mengunci hati seseorang.

"Haaaahhh.... Kenapa kau begitu cantik~", Rengek Naruto sambil kembali menjatuhkan kepalannya di samping wajah kekasihnya. Wajah alpha muda itu memerah hingga telinganya. Sementara Sasuke hanya tertawa pelan melihat tingkah pasangan yang ia rindukan itu. Tiba-tiba Naruto mengangkat kepalanya dan menatap tajam Sasuke.

"Sasuke.", panggil Naruto dengan nada yang serius.

"Naru ada apa?" tanya Sasuke kebingungan.

"Jangan pernah tersenyum seperti itu di depan orang lain.", Ucap Naruto serius. Sasuke hanya melongo. What the-man... Sasuke hanya tersenyum doang Naru... Plis jan lebay ckck.. -abaikan.

"Ha-". Baru Sasuke membuka mulutnya untuk protes dengan perkataan konyol kekasihnya bibirnya sudah lebih dahulu dilumat.

"Ngg.. Na-aahn... nggnnn... Hnnn..", Desah Sasuke. Ia bersusah payah untuk tidak tergoda. Lidah panas Naruto menyusup masuk ke rongga mulut Sasuke mengajaknya menari.

“Hmmm... Ngg—hnnnn...”. Sebuah lenguhan lolos dari bibir omega cantik itu. Tangan lentik Sasuke beralih mengalun di leher pasangannya. Sudah cukup lidah nakal itu membangkitkan hasratnya yang dari tadi ia tahan.

Manis’ Batin Naruto. Indera pengecapnya diselimuti rasa manis atau dirinya yang ketagihan oleh sensasi ini. Naruto makin melumat bibir merah yang selalu menarik perhatiannya. Mencumbu bibir itu sampai batas keduanya memerlukan oksigen. Dengan rakus keduanya meraup udara disekitarnya. Jarak tipis tercipta diantara kedua wajah itu. Saling memandang dalam diam membagi kerinduan.

“Nee... Sasuke ‘aku’ merindukan ‘dirimu', kau tidak merindukan ‘aku’, hmm?”, Ucap Naruto dengan seringai diwajahnya. Sasuke terdiam sejenak lalu seketika wajahnya merah sempurna hingga ke daun telinga.

“Aa—apa?”. Sasuke gelagapan menganggapi ucapan ambigu pasangannya. Alisnya ditekuk tajam dan wajah merah itu terlihat sangat manis dimata Naruto. Naruto tidak bisa menahanan tawanya, justru menambah merah wajah Sasuke.

“Hahahahaaaa.... Maaf... Maaf... Pffftt... Sasuke maaf..”, kata Naruto berusaha menghentikan tawanya sendiri. “Tapi aku sudah tidak bisa menahannya kau sangat menggodaku...”, Ucap Naruto dengan suara berat tetap ditelinga Sasuke. Omega cantik itu dibuatnya merinding.

Dengan cepat Naruto menyibak Yukata tipis yang dipakai Sasuke. Menyingkirkan fabrik yang menutupi daerah privasi omeganya, dan menyusupkan jarinya ke lubang Sasuke.

“Ap—akh—hnnnn.... Na—ngghhh...”, Desah Sasuke. Dirinya menggelinjang, kedua tangannya meremat sprei kasur. Rasa nikmat tiba-tiba membuyarkan pikirannya. Naruto menambah jari yang masuk, dan menggerakkannya seperti gunting. Tangan yang lain memainkan milik Sasuke dengan memijatnya.

“Hhh—ah! Ngg—Na—ha—ahnn.. Naru di sa—nghhnn...”, racau Sasuke matanya sayu dan berkelabut nafsu. Wajahnya memerah dan saliva menetes di sudut bibirnya. ‘Sial... Sangat Indah ugh...’ batin Naruto merutuki harsatnya sudah melambung tinggi karena wajah erotis Sasuke. Ia merasa dibawah sana sudah sangat sempit.

“Nggg—ah! Na—ru cukup... hhh... Jari... Hnnn... “, Pinta Sasuke. Sepertinya omega cantik itu sangat merindukan junior alphanya. Naruto dengan cepat menarik jarinya keluar.

“Sasuke maaf...”, bisik Naruto pelan. Dalam sekali hentakan ia memasukkan miliknya ke lubang sempit itu.

“AKH—!HHH—NGGGHHH—!”. Cakar Sasuke membuat goresan panjang di punggung Naruto. Walau berlapis kain Naruto masih dapat merasakan perih menjalar di punggungnya. Naruto mengumpat kecil. Lubang itu masih sempit seperti pertama kali. Memijat miliknya dengan kuat. Tangan Naruto beralih memijat milik Sasuke dan nipple pink yang tegang itu.

“Hnnn.... Nggg—ah! Naru—unggnnn..”, Desah Sasuke. Perlahan rasa sakit di bagian bawahnya berkurang. Naruto mengecup, menjilat, dan menghisap leher putih itu hingga memberikan tanda merah yang kontras. Naruto perlahan mulai menggerakkan miliknya pelan. Mendobrak sweet spot omeganya. Tubuh keduanya makin panas. Keringat melapisi kulit mereka

“Haa—ngggaahh! Naru! Aku.. Hhh... Mau hnnn..”. Tubuh omega itu bergetar. Tak lama ia mencapai klimaksnya, menumpahkan hasratnya, mengotori tangan Naruto. Sasuke berusaha menormalkan nafasnya tapi Naruto makin menggempur lubangnya. Dan menaikkan hasratnya kembali.

“Ngggnnn—Na—ah! Le—hhh... Cepa—nnnggahhh!”, Ucap Sasuke susah payah. Berulangkali Naruto menubruk prostatnya. Membuatnya mabuk. Miliknya kembali tegang dan ujungnya mulai meneteskan cairan. Naruto makin menaikan temponya. Naruto kembali mencuri bibir itu dan menumpahkan hasratnya sangat banyak hingga mengotori sprei. Begitu juga Sasuke menumpahkan kembali hasratnya.

Keduanya berusaha menormalkan nafasnya. Onxy dan Safir bertemu. Keduanya saling melempar senyuman. Terpancar kelegaan dalam hati masing-masing. Naruto menempelkan dahinya ke dahi omega itu. Sasuke memejamkan matanya.

“Hmmm... Demammu sudah agak turun... Haaahh... Syukurlah..”, Kata Naruto dengan senyum cerahnya. Sasuke hanya bergumam, dirinya lelah. Cukup lama tidak berolahraga ranjang membuatnya ingin segera terlelap. Dirinya baru memejamkan matanya. Tiba-tiba Naruto menggerakkan miliknya yang masih di dalam Sasuke. Membuat omega itu mendesah tertahan.

“Ini baru dimulai Sasuke ayolah, jangan tidur.”, Bujuk Naruto sambil menekuk alisnya. Dirinya tidak mendapat jatah selama hampir dua minggu. Miliknya sudah sangat kesepian. Ckckck... Dasar mesum kamu Naru—diam.

“Ngghh... Apa?! Tidak... Cukup Naru... Hnnn.. Keluarkan..”, Protes Sasuke. Ia menolak, tapi Naruto tidak menyerah membuat omega kesayangannya menuruti kemauannya. Pada akhirnya omega keras kepala itu luluh toh, dirinya juga menikmati permainan panasnya.

Malam itu keduanya mabuk dalam buaian Cinta. Kenikmatan hanya semalam tapi mengikat keduanya. Memperkuat ikatan mereka yang tergolong muda. Rapuh. Malam dingin itu terasa panas dalam kamar itu. Hingga malam sunyi itu hanya terdengar suara decitan ranjang dan nyanyian erotis.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Ha'i. Kondisinya baik-baik saja. Hanya demam biasa.", Ucap seseorang dengan handphone digantung di sebelah telinganya.

"........"

"Ha'i. Saya mengerti. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Telapak kakinya memang terluka.", balasnya dengan nada pelan.

"........"

"Tuan muda tidak menanyakan hal yang lebih detail. Tapi sepertinya dia akan memburu kembali.". Tiba-tiba ekspresi orang itu mengeras.

"........."

"Eh.. Di—dipercepat?" Tanyanya dengan melebarkan matanya. Tidak percaya.

".........."

"Baik. Saya mengerti. Secepatnya akan saya informasikan.", katanya sambil menghela nafas.

".........."

"Saya tidak perli disana lagi?" tanyanya pelan.

"........."

"Ha'i.", jawabnya sambil menutup telpon itu.

Tuuut.... Tuuut.... Tuuut....

Kakashi menghela nafas lagi. Dirinya berada didalam mobilnya tepatnya masih di parkiran mobil di apartemen Naruto. Sebelumnya ia sudah pamit kepada Naruto. Tapi sebenarnya ia harus melaporkan kejadian ini dulu.

Masalah ini menjadi lebih rumit. Ditambah hubungan aneh yang dibuat keluarga Uchiha itu sendiri. Serta ikatan yang dibentuk Naruto. Melepas atau merusak ikatan sepasang mate sama artinya membunuh. Karena perlahan-lahan orang itu akan mati. Hal ini terjadi pada Naruto maupun Sasuke.

Penampilan saat Kakashi bertemu mereka sangat kacau. Sasuke berlarian di tengah malam tanpa menggunakan alas kaki dan pakaian tebal. Persis seperti orang yang tersesat. Naruto penampilannya acak-acakan jauh dari kata rapih dan sopan. Rambutnya urakan, pakaiannya lecek, garis hitam diwajahnya.

Merusak ikatan mate sama saja merusak mental dan fisik keduanya. Kakashi kembali menghela nafas. Entah berapa kalinya. Tapi tidak akan merubah tugasnya yang makin bertambah banyak. Tak lama ia pergi dari tempat itu. Banyak hal yang perlu ia siapkan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sudah dua hari Naruto mengurungnya dalam kamar itu dengan alasan telapak kaki yang masih terluka. Yah, memang saat menapakan kaki rasanya ada ribuan silet menyayat kakinya. Selama itu juga mereka melakukan kegiatan panas. Hehehehehee *iykwim*—stop.

Hari ini Sasuke kembali masuk ke perkuliahannya. Tugas, laporan, presentasi serta pr sudah menggunung. Cukup disenyumin aja Sas—ndasmu tu senyumin aja.

Sasuke berangkat ke tempat kuliah bersama dengan Naruto. Keduanya memilih berjalan kaki sambil bergandengan tangan. Awalnya Sasuke menolak tapi Naruto dengan seenaknya menaik salah satu tangan omega itu. Dan tersenyum lembut. Sasuke dibuanya tersipu.

"Nee.. Sasuke nanti kita makan siang dengan yang lainnya.", Ajak Naruto.

"Hn.", balas Sasuke dengan santai.

"Kurasa Kiba merindukanmu.", Kata Naruto sambil tersenyum geli.

"Iya, aku tahu. Kurasa kelasmu bukan disini, dobe.", Ucap Sasuke agak kesal. Naruto memang berangkat bersamanya tapi tidak sampai masuk ke dalam kelasnya.

"Hmmm... Iya sih... Tapi aku masih mau denganmu.", Balas Naruto kekanakan.

"Dobe, 15 menit lagi masuk. Cepat pergi ke K-E-L-A-S-MU!", Kata Sasuke kesal melihat tingkah manja disaat tidak tepat Alpha-nya. Seketika Naruto melangkah keluar dengan cepat pergi ke kelasnya. Sasuke menghela nafas dan memijat pangkal hidungnya.

Sesuai janji Sasuke pergi ke kantin untuk makan siang bersama. Neiji dan Gaara pun ikut dengan Sasuke. Tiba-tiba Kiba menerjang Sasuke dengan pelukan. Tentu saja tuan nanas langsung menceramahi dan meminta maaf ke Sasuke. Kini mereka duduk di meja yang cukup luas.

"Uchiha-san maafkan kelakuan Kiba. Tiap hari ia makin kekanakan. Tolong dimaklumi.", Ucap Shikamaru dengan menundukkan kepalanya. Cubitan sayang diberikan Kiba padanya. Membuat Shikamaru merintih sakit.

"Iya, tidak apa-apa. Aku tidak terlalu peduli.", Balas Sasuke pelan.

"Hooohh... Karena Naruto lebih kekanakan dari pada aku?", tanya Kiba semangat.

"Apa-apaan itu Kiba?!", kata Naruto kesal. Sasuke tertegun. Berpikir kata Kiba ada benar nya juga.

"Ah.. Iya mungkin lebih parah.", Ucap Sasuke dengan wajah yang datar. Kiba tertawa puas. Yang lainnya berusaha menahan tawa. PoorNaruto Ia dijatuhkan oleh pasangannya sendiri. Naruto hanya bisa mojok dipojokkan sambil menggerutu. mampus rasakan tu—abaikan.

Mereka makan siang sambil membicarakan hal-hal lain. Tidak mengungkit kejadian kemarin. Biarlah ada saatnya Sasuke akan menceritakan semuanya dengan jelas. Hari itu tidak ada yang terlalu spesial dari tempat kuliah. Tapi Naruto akan selalu berusaha dekat atau menempel pada Sasuke.

Omega cantik itu tidak merasa risih. Justru membuatnya nyaman dan aman. Sesuai perkuliahan Naruto kembali mengajak Sasuke pulang  bersama. Lagi-lagi sepanjang jalan Naruto menggandengkan tangannya dengan tangan Sasuke. Tak lupa mampir ke minimarket membeli bahan makan malam.

"Naru, kau ingin makan apa?" tanya Sasuke.

"Hmmm rasanya aku ingin ramen saja.", jawab Naruto santai.

"Jangan makan mie terus. Tadi siang kau sudah makan udon.", Ucap Sasuke kesal. Kenapa alphanya suka sekali makan instant itu. "Malam ini makan kare saja.", Kata Sasuke sambil mengambil bumbu instant kare.

"Baiklah.", jawab Naruto cepat. Agak kecewa ia tidak bisa makan ramen rasa baru. Setelah mengambil bahan-bahan yang diperlukan keduanya berjalan menuju kasir. Membayar bahan yang mereka beli.

"Totalnya xxxx yen.", Ucap petugas itu dengan senyum ramah.  Sasuke membayar semua belanjaan itu. "Kalian pasangan muda? Terlihat begitu serasi.", tambah pegawai itu. Sasuke hanya merona dan Naruto menggaruk pipinya sambil tersenyum.

Keduanya kembali melanjutkan perjalanan pulang ke apartemen. Naruto membawa semua belanjaan. Ia menolak Sasuke membawa sebagian belanjaan. Keduanya masuk ke apartemen. Melewati tangga. Begitu membalikan badan.

Sasuke melebarkan matanya. Membeku seketika. Melihat seseorang yang ia kenal dan rindukan. Kini tepat di depannya. Berdiri di depan pintu apartemen miliknya. Syal panjang menutup leher dan dagu orang itu. Rambut hitamnya yang panjang diikat rendah. Mata mereka saling bertemu.

"Aniki?!", Ucapnya setengah berteriak. Tanpa sadar berlari kecil menghampiri orang itu. Air matanya berusaha ia bendung.

"Hisashiburi, Sasuke.", Kata orang itu dengan senyuman lembut. "Apakah kau baik-baik saja?", tanyanya pelan.

Naruto syok. Ia lupa. Rasanya ia pernah diberitahu oleh Neiji, kakak Sasuke akan datang mengunjungi. Tapi sekarang terlalu mendadak. Otaknya panik memikirkan apa yang harus ia bicarakan dengan kakaknya Sasuke. Hingga sebuah suara membuyarkan lamunannya.

"Kau, Namikaze Naruto? Mate Adikku?", tanya orang itu dengan santai. Naruto merinding seketika. Rasanya pertanyaan tadi terasa mematikan dan menyesakkan.

"Ii—iya.", Jawab Naruto dengan panik. Kakak Sasuke hanya tersenyum. Ya tersenyum. Mematikan. Wajah Naruto seketika berubah pucat pasi. Horror. Naruto berdoa semoga kali ini ia bisa lolos dari maut. Poor.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
or
😚😚😚😚😚😚😚😚
😰😰😰😰😰😰😰😰

Haaaaeeee Kuroo balik lagiiii, ada yang kangen?? Kagak ya... Iya... Maaf... Aku tidak bermaksud menelantarkan cerita ini huueeeee.... Tugas ku banyaaakkk ini aku juga baru selesai ujian aku ngebut menyelesaikan ini.... Maaf gajeeee... Maaaafff otakku masih keisi materi kuliah...

Wkwkwkwk tu bonus ada ena-ena wkwk... Cerita ini aku berusaha buat semirip kegiatan sehari-hari soalnya aku kalau baca ff lain suka gemes 'kok cerita lanjut begitu aja'  😂😂😂 ' penasaran emang dia sehari-harinya ngapain aja' dan alhasil aku bikin ff seperti ini... Alurnya emang lambat atau sangat lambat...

Kalau kalian sukanya cerita yang alurnya cepat ada kok cuman belom selesai... Cuman one ato two shoot agak panjang si.... Yah gimana ya aku itu orangnya terlalu detail... Jadi kalo ada yang di-skip rasanya itu... Engga enak...

Oke sekian kuro udah engga tau mau nulis apa lagi... Minggu ini ada ujian praktikum  sekali lagi maaf ceritanya gaje engga Bagus....

OYA AKU KAGET PAS CEK WP LAGI GILA.... ENGGA NYANGKA BANYAK JUGA YA YANG BACA FF INI terhura~~ hiks.... Kalian semua penyemangatkuuuu...  Terimakasih yang udah baca, vote dan komen.... Hountou ni arigattougozaimasu~

Seperti biasa aku liat respon dulu~ mueheheheheee...

Jaa naaaa

kuroshironekore

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

54.3K 8.5K 52
Rahasia dibalik semuanya
1.7M 18.3K 40
Sebelum membaca, alangkah baiknya kalian untuk follow akun wp gw ya. WARNING 🔞!!! Yg penasaran baca aja Ini Oneshoot atau Twoshoot ya INI HASIL PEMI...
132K 10.2K 87
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
49.9K 3.6K 51
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...