IG Stories (end)

By azellleza

22.3K 3.3K 2.3K

- There are stories behind every post - [COMPLETE] Maknae in Love @040817 - 041517 Yein mengumpat, bahkan mel... More

Pemilik Akun
Maknae in Love (1) - Kurang Fokus
Maknae in Love (2) - Masih Kurang Fokus
Maknae in Love (3) - Kenal?
Maknae in Love (4) - Moto
Maknae in Love (5) - INU
Maknae in Love (6) - Ketahuan
Maknae in Love (7) - Goodnight
Maknae in Love (8) - Waktu
Maknae in Love (9) - Perempuan Itu
Maknae in love (10) - IMSER
Her Medication (1) - Bercanda
Her Medication (2) - Obat
Her Medication (3) - 00:00
Her Medication (5) - Kims
Her Medication (6) - Jadi
Her Medication (7) - Lima
Her Medication (8) - Pre
Her Medication (9) - Keputusan
Her Medication (10) - Permintaan
Her Medication (11) - Pulang
Her Medication (12) - Pergi
Do You Know (0) - "that both of them are"
h a l o

Her Medication (4) - 15:51

608 101 41
By azellleza

Taehyung selalu bisa tidur lebih nyenyak tanpa menggunakan kaus, tapi kali ini ia harus terbangun dengan sweater menempel di tubuhnya. Meskipun alarm ponselnya telah berbunyi menunjukkan hari ini sudah pukul 10 pagi, seluruh otot Taehyung tetap meronta ingin berguling di atas kasur.

Dengan malas Taehyung mengangkat tubuhnya hingga bersender di kepala kasur. Hal pertama yang ia lakukan tentu saja mengambil ponselnya dan memeriksa semua pesan yang masuk. Ada pesan maaf dari Namjoon karena lupa memberi kabar perihal ia tidak pulang semalam. Taehyung tidak penasaran di mana sepupunya itu bermalam, pasti di apartemen Seo Jisoo.

Ada banyak notif Instagram yang ia buka tanpa benar-benar ia perhatikan isinya. Ia masuk ke feed akun SMA_Radio. Melihat foto-foto terakhir yang diapload, foto perpisahan kepemimpinan Namjoon dan Jisoo, serta foto dirinya dan Nayeon sebagai ketua dan wakil yang baru. Tangannya terus membawa layar ponselnya sampai pada foto Sujeong, ketika perempuan itu dan Yein menjadi narasumber di salah satu siaran radio kampus.

Taehyung kembali diterjang perasaan bersalah atas apa yang telah ia perbuat tadi malam. Tapi ia tidak menyesal. Meskipun kini pipi kanannya sudah biru akibat bogem mentah Jeongkook. Meskipun saat ini ia bisa bertaruh bahwa Ryu Sujeong sangat membencinya.

Ia membuat perempuan itu menangis, lagi. Apa perasaannya kepada perempuan itu memang sebuah kesalahan? Kenapa perasaannya hanya menghasilkan tangisan?

Menghela napas, Taehyung sadar bahwa tubuhnya sudah lemas meminta asupan. Entah air putih atau apapun. Ia merasa sangat lemah dan butuh energi. Biarpun demikian ia lebih memilih kembali berguling dalam selimutnya, memeluk bantal, dan mencoba menutup mata.

Di dalam selimut, tubuhnya meringkuk. Kedua telapak kakinya ia gesek cepat-cepat karena kedinginan. Belum setengah jalan untuk tidur, ponselnya kembali bergetar. Taehyung lupa bahwa ponselnya akan otomatis berubah menjadi mode Berdering setelah pukul 10. Sejauh ini hal itu ia lakukan agar ia tidak bablas tidur sampai siang. Dengan mata setengah terbuka, Taehyung membuka pesan chat yang baru masuk di ponselnya.

Dari Jeongkook.

Kak, sorry yg semalem. Muka lo ok?

Taehyung tersenyum tipis. Untung saja shootingnya sudah selesai. Yah, lagipula Jeongkook melakukan hal yang benar dengan meninjunya. Masih membuka pesan milik Jeongkook, Taehyung lantas menekan tombol untuk menelpon laki-laki itu. Setelah lima kali nada sambung berbunyi, panggilan pun terjawab.

"Kak?"

"Yow."

"Lo ok?"

"Selo, gue makin ganteng kalo babak belur." (a/N: YA ALLAH IYA TAEHYUNG IYA!!) Taehyung terkekeh pelan mendengar umpatan Jeongkook.

"Sorry."

Taehyung hanya diam. Ia sama sekali tidak merasa berhak mendapatkan permintaan maaf dari Jeongkook. "...lo ke mana hari ini?"

"Jalan sama Yein. Tapi belum tau sih ke mana."

Setelah apa yang ia perbuat pada Sujeong tadi malam, perempuan itu pasti tidak akan mengangkat panggilannya. Apalagi bertemu dengannya.

"Kak?"

"Oh, gue mau minta tolong. Dia pasti mau kalo sama lo."

"Sujeong?"

---

Pelupuk mata Taehyung terasa begitu berat untuk dibuka. Seakan menempel dengan lem untuk terus membuat matanya tertutup. Perutnya yang berderu tanda lapar adalah satu-satunya bunyi yang berhasil membuat Taehyung mengumpulkan semua tenaga untuk bangun dari tempat tidur. Bahkan ponselnya yang sejak tadi berdering karena notifikasi media sosialnya sama sekali tidak ia ladeni.

Taehyung berjalan lunglai ke dapur, membuka kulkas meskipun ia tahu tidak ada makanan atau bahan makanan yang bisa ia olah untuk dikonsumsi. Bahkan tidak ada satu butir telur pun di dalam kulkas. Ia kembali ke kamar, membuka sweaternya dan melemparnya ke sembarang arah sebelum masuk ke kamar mandi. Dengan asal ia membersihkan wajah dengan air dan menggosok gigi.

Ponselnya berdering tanda ada panggilan masuk ketika Taehyung mengganti kausnya dengan hoodie coklat kebesaran yang entah kapan ia beli. Panggilan dari Jeongkook.

"Yo."

"Udah kelar."

"Hm, trus gimana?"

Taehyung memasukkan dompet ke saku celananya, mematikan penghangat di kamarnya dan berjalan menuju pintu apartemen.

"Gue sama Yein udah diceritain semuanya."

"Semua?"

"Semua...kenapa kalian jadi kayak gini dan kenapa Sujeong tiba-tiba mau terapi lagi."

"Ah. Ya." Taehyung terus memaksa tubuhnya untuk bergerak, masuk ke dalam lift, dan menekan tombol lantai Ground.

"Gue udah minta Sujeong buat nyeritain sendiri hasil terapinya ke lo." Ada jeda yang panjang sebelum Jeongkook melanjutkan. Samar-samar Taehyung bisa mendengar suara Yein di sana, memanggil laki-laki itu.

"Menurut gue, kalo kalian berdua maunya kayak gini, lo sendiri harus tau perkembangannya Sujeong gimana. Gue pastinya ga bakal bisa terus-terusan nemenin Sujeong. Jadi, Kak,...please minta maaf sama Sujeong gara-gara tingkah lo tadi malem."

Taehyung bersandar pada dinding lift, menghela napas. "Tenang aja, gue ga bakal ngelakuin hal bego lagi kok," ucapnya parau. "Makasih btw lo udah nonjok gue kemaren. I mean it."

---

jeon_jeongkook

Dongdaemun Shopping Complex

25 likes

mainan baru

pic: @jeong_yein

view all comments...

bam_bam_bam ah santen sok ganteng lu

kmg_mingyu ^ kelapa belum tanak iri ae

leedokyeom ^ rambut boleh kelapa, otak jangan. lo kata beras ditanak

jaehyunssi ^ alah bedain kelapa sama duren aja ga bisa sok sok an

jeon_jeongkook @bam_bam_bam @kmg_mingyu @leedokyeom @jaehyunssi cari pacar gih kasian gue lama-lama

bam_bam_bam PENGHIANAAAD!

kmg_mingyu TERLUCKNUT!

leedokyeom PUP AYAM!

jaehyunssi UDAH PUNYA WE!

bam_bam_bam @jaehyungssi YANG TIGA DIMENSI TONG!

--

jeong_yein

Dongdaemun Shopping Complex

47 likes

❤3❤ ❤o❤

pic: @jeon_jeongkook

view all comments...

shinqueenbee wih cyin besok jalannya sama aq dong bosen nie

seoeunseo wih cyin besok jalannya sama aq dong bosen nie

hallohalla wih cyin besok jalannya sama aq dong bosen nie

jeong_yein @shinqueenbee @seoeunseo @hallohalla berisik cyn yg ga bisa hari ini kan situ pada

bam_bam_bam tercyduk @jeon_jeongkook berselir

kmg_mingyu ^ tercyduk iri

leedokyeom ^ tercyduk menahan kesal dalam hati

jaehyunssi ^ tercyduk menyiram pertamax pada kobaran api

bam_bam_bam nih biar tambah seru. summon vro @97_jangjun_lee

jaehyunssi ^ kurang berani. summon @taehyungvkim

shinqueenbee ampas-ampas kelapa ini benar-benar ;_;

--

Taehyung tersenyum tipis melihat post milik Yein. Sujeong dan perempuan itu sedang mengenakan baju berwarna senada dan kacamata berbentuk hati. Sujeong menggunakan bando pita besar, warna pink, dan berglitter.

Di dalam foto, Sujeong tersenyum dan Taehyung hanya bisa berharap bahwa gadis itu 'benar-benar' tersenyum. Sebagain dirinya lagi semakin merasa lemah karena kembali berharap bisa menjadi alasan dari senyum manis itu. Tanpa ragu ia memberikan love pada post milik Yein itu. Tangannya gatal melihat tingkah teman-teman Jeongkook yang menyeret-nyeret Mingyu dan Jangjun ke dalam kolom komentar, tapi toh ia tidak berminat ikut serta.

"Ini pesanan Anda," seorang pelayan membawakan cheeseburger pesanan Taehyung.

"Bisa tolong dibungkus aja?" pinta Taehyung, yakin bahwa ia masih belum berminat untuk memasukkan apapun ke perutnya walaupun ia sudah merasa lemas karena kekurangan energi.

Taehyung kembali memasang maskernya sebelum beranjak keluar dari Lotteria. Ia berjalan-jalan mencari drugstore. Sekarang sudah pukul tiga siang dan ia masih belum bernafsu untuk makan apapun. Pilihan terakhirnya hanyalah suplemen makanan dan beberapa vitamin.

Sejak tadi Taehyung sudah sadar bahwa tubuhnya sedang tidak fit, namun hal itu tidak menghentikannya untuk berjalan-jalan tanpa arah di Dongdaemun Shopping Complex. Ia meracau dalam hati. Sebenarnya apa yang ia cari? Drugstore atau ketiga juniornya itu?

Bahkan ketika ia menemukan drugstore, hatinya sama sekali tidak merasa lega. Taehyung toh tetap masuk ke dalam, membeli suplemen dan vitamin yang biasanya ia minum. Persediannya sudah habis untuk menyokong tubuhnya saat shooting terakhir minggu lalu.

Langkah kakinya spontan berhenti ketika ia melihat sebuah toko peralatan musik di seberang. Ada yang menahannya untuk bergeming pada posisi itu. Sampai akhirnya sosok laki-laki yang ia kenal melewati etalase toko, mengenakan hodie hitam serta jeans dan topi berwarna senada. Di sampingnya terdapat seorang perempuan yang tersenyum lebar, tertawa, menikmati es krim dari tangan sang kekasih.

Tentu saja Taehyung tidak punya waktu untuk iri pada kemesraan sepasang sejoli baru; Jeon Jeongkook dan Jeong Yein. Matanya langsung terpaku pada perempuan lain yang berjalan pelan di belakang keduanya, memainkan ponsel dengan sebelah earphone di telinga.

Sesuai dugaan Taehyung. Sujeong berhenti tidak lama kemudian tepat di etalase toko musik itu. Tampak tak peduli dengan jaraknya yang semakin jauh dengan Jeongkook dan Yein, Sujeong menatap sebuah gitar yang terpampang di etalase.

Ya ampun.

Ingin sekali Taehyung meninju dirinya sendiri. Memori kembali masuk ke dalam ingatannya. Taehyung tahu kok hari ini seharusnya ia sudah berhenti menyukai si gadis Ryu. Tapi bagaimana bisa ia melakukannya kalau otaknya malah memutar kenangan saat dirinya dan Sujeong masuk ke dalam toko musik itu. Toko musik yang sama dengan yang saat ini ia pandang. Toko musik yang sama dengan yang saat ini perempuan itu perhatikan. Dan masih gitar yang sama dengan yang ingin perempuan itu beli.

Gitar itu adalah alasan kenapa Sujeong kerja paruh waktu. Keluarganya hanya disokong oleh sang ibu, dan Sujeong sudah dari dulu tidak pernah minta lebih dari yang diberikan ibunya tiap bulan.

Langkah kaki Sujeong berhenti tepat di depan pintu. Segera ia menoleh ke samping. Taehyung bagaikan robot, mengikuti gerak perempuan itu lantas mendapati Yein dan Jeongkook memanggilnya. Sujeong menggeleng. Gerak bibir perempuan itu mengatakan, "Gue mau mampir ke sini. Sana, gue capek jadi nyamuk." Sujeong melambai semakin cepat, menyuruh Jeongkook dan Yein pergi. Sampai pasangan itu akhirnya berjalan menjauh, Sujeong masih terdiam.

Ia sudah hampir masuk ke dalam toko, namun malah menyingkir ketika seseorang dari dalam toko keluar. Akhirnya perempuan itu kembali di depan etalase, menatap gitar dambaanya, keluaran awal tahun dari Yamaha.

Taehyung merogoh ponsel dalam saku celananya. Tanpa benar-benar mempertimbangkan apakah Sujeong akan memaafkannya, Taehyung membuat sambungan ke ponsel perempuan itu. Ia berbalik, membuat Taehyung dapat melihat wajahnya di antara selingan orang-orang yang berlalu lalang di jalan.

Panggilan itu tidak langsung dijawab. Jujur saja, Taehyung pun tidak yakin Sujeong akan mengangkat panggilannya. Tak lama kemudian Taehyung dapat melihat Sujeong menghela napas, lalu membawa ponselnya ke telinga.

Sambungan mereka berjalan. Tidak sesuai dugaan Taehyung hingga membuat ia bisu sementara.

"Gi-gimana tadi?"

"Sama kayak terapi pertama gue. Olahraga rutin. Diet sehat. Meditasi 30 menit sehari." jawab Sujeong, ketus seperti biasa. Bahkan lebih ketus dari yang Taehyung ingat.

"Dikasih obat minum?"

"Penenang kalo kambuh."

Sujeong berjalan menjauhi jalan untuk bersender pada dinding di sebelah toko, semerta membuat Taehyung otomatis turut melangkahkan kakinya ke samping agar dapat tetap melihat sosok gadis itu. "Kapan ke sana lagi?"

"Paling lama sepuluh hari."

"Paling lama?"

Taehyung nyaris saja menambrak tong sampah di pinggir jalan. "Maksudnya?"

"Paling cepet sampe gue mau terapi TF-CBT."

"Apa lagi tuh?" tanya Taehyung cepat, mata masih terpaku pada sosok Sujeong yang menyilangkan tangan di depan dada. Rambutnya sudah tidak diikat dua seperti yang ia lihat di post milik Yein, membuat Taehyung lega karena Sujeong imut banget dengan kuncir dua itu dan tentu saja hal tersebut tidak baik untuk hatinya.

"Cari tau aja sendiri. Salah sendiri lo ga dateng."

Taehyung langsung merapatkan mulutnya. Ia hanya tidak ingin perempuan itu semakin kesal karena harus berduaan dengannya jika Taehyung yang mengantar Sujeong ke psikolog. Lagipula, tidak ada yang tahu apa yang akan dirinya perbuat jika hanya berduaan dengan Sujeong dan tingkah keras kepala perempuan itu. Intinya, Taehyung hanya ingin meminimalisir jumlah pertengkaran yang dapat terjadi antara keduanya.

Itu, atau Taehyung memang sedang menjadi seorang pengecut karena takut atas kesalahannya tadi malam. Atau Taehyung memang sedang menjadi seorang pecundang karena belum bisa mengikuti perkataannya sendiri, menjadi Kim Taehyung yang tidak lagi menyukai Ryu Sujeong.

Atau keduanya.

"Halo?"

"Oh, hai?" balas Taehyung terbangun dari lamunan.

Pemandangan berikutnya yang Taehyung lihat benar-benar membuat lututnya berubah menjadi jeli. Sujeong tersenyum, menggeleng pelan dan terkekeh, sedikit menjauhkan ponselnya agar suara tawa yang manis itu tidak terdengar oleh Taehyung. Tapi saat ini senyum perempuan itu karena dirinya sebagai alasan sudah lebih dari cukup bagi Taehyung.

Mereka sering seperti itu. Dulu. Terdiam dalam sambungan malam mereka karena kehabisan bahan obrolan, tetapi tidak ada yang berniat mengakhiri panggilan terlebih dulu. Lantas kembali memulai percakapan dengan "Halo" dan "Hai" untuk membahas topik random apapun; tahi lalat di lengan Taehyung misalnya, atau spekulasi asal Sujeong tentang adiknya yang sedang menyukai teman sekelas.

"Kalo kakaknya gimana?"

"Apa?"

"Apa kakaknya lagi suka sama seseorang? Kayak, seniornya di kampus, gitu?"

"Gue suka banget ngeliat lo senyum." Kalimat itu meluncur begitu saja. Seperti kabar buruk langsung membuat senyum Sujeong menghilang. Perempuan itu menoleh ke kiri dan ke kanan, mencari sosoknya.

"Sujeong-ah, semoga cepat sembuh." Supaya gue bisa cepet move-on. Taehyung mematikan sambungannya, memasukkan ponsel kembali ke dalam saku.

Ketika matanya kembali untuk melihat Sujeong sebelum ia pergi, perempuan itu sudah berdiri dan menatapnya. Sujeong hanya diam, meskipun terlihat jelas di wajahnya bahwa ada banyak kalimat yang ingin ia semburkan pada Taehyung karena laki-laki itu menguntitnya sejak tadi.

Taehyung membuka maskernya, membawa telunjuknya ke depan bibir. "Maaf ya," ucap Taehyung dengan gerakan perlahan. Ia mengulas sebuah senyum tipis, penuh rasa bersalah. 

Ketika ia berbalik dan mulai melangkah, Taehyung tahu ada yang salah dengan penglihatannya. Dunianya berputar. Matanya kini sejajar dengan tanah. Beragam sepatu mendekatinya, seakan hendak menendangnya karena bertingkah menyedihkan. 

"Kak? Kak?!" 

Ya ampun. 

Setelah membuat Sujeong menangis, kenapa sekarang ia malah membuat perempuan itu berteriak ketakutan?

---
azel's note: ya kan ga berantem!

Continue Reading

You'll Also Like

129K 13.4K 24
Lima tahun lalu, Wonwoo memutuskan sebuah keputusan paling penting sepanjang hidupnya. Dia ingin punya anak tanpa menikah. Lima tahun kemudian, Wonw...
410K 30.4K 40
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
172K 19.2K 47
#taekook #boyslove #mpreg
136K 13.5K 25
Xiao Zhan, seorang single parent yang baru saja kehilangan putra tercinta karena penyakit bawaan dari sang istri, bertemu dengan anak kecil yang dise...