You Are My Mate? (END)

Od Lyoo31

23.3K 1.8K 188

Aku tidak pernah mereject mu kata kata itu tidak akan pernah aku katakan, kau akan menjadi satu satunya MATE... Více

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapther 7
Chapter 8
Chapther 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26 - END

Chapter 19

494 47 8
Od Lyoo31

Brak!!

"Kau pikir kau bisa melakukan semua hal sesukamu!!"

Mata tajam menusuk penuh amarah itu menatap seorang rogue di hadapannya dan membuatnya lemah  tak berdaya hanya dengan sebuah gertakan kecil yang di lakukannya.

"Akh.. " Rogue itu merasakan kesakitan luar biasa pada lehernya yang saat ini di cekik habis habisan oleh seorang Alpha yang Packnya telah di habisi olehnya.

Mark Tuan, yang tidak salah lagi adalah rogue malang tersebut, dengan sekuat tenaga, ia mencoba meraih tangan Alpha itu yang masih mencengkram kuat lehernya.

"K-kau pikir apa yang ku lakukan sekarang adalah kemauanku??" ucap Mark dengan susah payah karena cengkramannya yang kuat.

"Lalu apa lagi yang di lakukan oleh Rogue seperti mu selain hanya bisa membuat masalah dan hal yang tidak berguna!" ucap namja itu penuh penekanan. Melihat Packnya di serang dengan cara membabibuta itu membuatnya marah dan ingin menghabisi profokator utamanya yang tak lain adalah Mark.

"K-kau seorang Alpha, t-tapi kenapa pemikiranmu masih rendah seperti Rogue!!" Mark menggunakan nada remeh padanya.

"Apa yang kau bicarakan berengs*k!! Lebih baik kau mati saja!!" Alpha itu tersulut lagi amarahnya hingga ia menekankan tangannya lebih kuat pada leher Mark.

"Alpha The Blood Moon Pack,.." dengan susah payah kata itu berhasil keluar dari mulut Mark dengan satu tarikan nafas yang ia dapat.

Merasa seperti ada sesuatu yang tidak asing tentang Alpha itu, ia pun sedikit memberikan udara untuk di hirup Mark agar namja itu bisa menjelaskannya lebih lanjut.
"Kau tidak asing dengan nama itu kan?" nafasnya sedikit tersegal akibat cekikan itu, tapi Mark mencoba untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan baik.

Mata Alpha itu menatap penuh menelisik pada Mark yang berada tepat di hadapannya, memandangnya seperti ia tahu akan sesuatu tentangnya, "Apakah kau Mark? Sebenarnya ada apa hubunganmu dengannya?" tanya nya penuh dengan penekanan.

Sebelum berkata, Mark sedikit mengeluarkan seringaiannya "Hanya sebatas rencana kecil yang harus melibatkanku untuk sebagai partnernya dan tugasku dalam rencana itu adalah, mengambil jantung miliknya,
jantung Minatozaki Sana."

Seperti tahu siapa yang menjadi incaran Mark, Alpha itu lantas kembali menggertak Mark "Katakan padaku! Apa rencanamu sekarang!!" setiap kata yang di utarakan untuk Mark penuh dengan penekanan serta menuntut untuk harus di jawab.

Dengan tangan Alpha itu yang masih setia berada di lehernya, Mark dengan susah payah kembali bersuara "Akan ku katakan padamu sebagian dari rencananya, dia akan menyerang semua yang berkaitan dengan Yoongi, sahabatnya dan siapapun itu yang berkaitan dengannya dalam jangka waktu dekat ini.
Aku sarankan kau memberitahukan hal ini pada mereka." Mark sudah menaruh harapan lebih pada Alpha ini untuk percaya padanya, maka rencana yang di lakukan Tuannya itu pastilah akan sedikit sulit di lancarkan karena itulah yang di inginkan Mark.

Namun, tatapan penuh keyakianan itu lantas di balas seringaian remeh olehnya "Kau pikir aku akan percaya padamu!!" sayang sekali, Aplha itu tidak menghiraukan setiap perkataannya.

Dan itu sukses membuat amarah Mark tersulut dan menatap Alpha itu tajam.

"Brengs*k!! Lalu kenapa kau bertanya padaku?!!." ucap Mark marah.

"Kau sudah tahu apa alasannya, jangan pura pura merasa lebih bodoh lagi, Mengatakan rencananya sendiri pada musuh bukankah itu lebih mencurigakan?"

Seperti sia sia saja apa yang sudah Mark lakukan, kalau ia sama sekali tidak mempercayai nya lalu apa lagi yang harus ia lakukan sekarang?

"Lalu kenapa kau dengan mudahnya mengatakan hal ini padaku?" tanya Alpha itu kemudian, ketika ia melihat wajah menyedihkan Mark.

Mark terlihat membiarkan dirinya, ia nampak sedikit lelah akan suatu hal hingga akhirnya namja itu pun mengatakan jika "Aku, hanya ingin melindunginya, mencari keberadaannya lalu membawanya pergi."

Sedikit terpaku akan jawaban itu namum ketika sudah mendapatkan apa kesimpulannya, Alpha itu lantas tertawa hambar sebelum akhirnya ia berkata dengan sorot mata yang sama "apa sebenarnya yang kau bicarakan huh!! Jangan bercanda di saat saat seperti ini! Kau tidak takut nyawamu akan melayang?"

"Aku akan lakukan apapun itu!!" Mark berkata dengan rahang yang mengeras menahan amarah. Semua yang di katakannya saat ini sama sekali tidak di anggap serius oleh Alpha itu. Ia pun kembali menatapnya dengan tajam "Demi dia, aku rela membocorkan rencana ini padamu, lalu untuk apa aku hanya diam saja ketika kau menyerangku?" kejengkelan pada Alpha yang berada di hadapannya ini membuat kekesalannya semakin menambah.
"Percaya atau tidak, aku sudah mengatakan semuanya."

____________________________

Yoongi berjalan cepat menuju ke arah mobilnya yang terparkir di depan sebuah rumah sederhana -rumah Sana, membuka pintu mobil tersebut dengan cepat lalu masuk ke dalamnya dan segera menancap gas dengan sangat tergesa gesa.

Setelah meminta para bawahannya untuk menjaga ketat rumah Sana, sesaat setelah ia mendengar berita buruk dari sahabatnya, Yoongi terpaksa pergi sementara waktu untuk menyelesaikan semua masalahnya.

"Dia menyerangku dengan cara membabibuta Packku tiba tiba."

Yoongi nampak serius dengan minlink yang di lakukannya sekarang, wajahnya pun menggambarkan keadaan yang sama.

Mark, rogue itu sebenarnya memiliki rencana apa? Alpha Blood Moon Pack terlalu brutal melakukan rencananya

Yoongi bahkan melajukan mobilnya di atas kecepatan normal seperti orang kesetanan.

Dalam diam Yoongi nampak mengumpat kesal akan hal itu, "Hoseok-ah! Beri tahu aku bagaimana kondisi Packmu sekarang!!"

Mata kilat penuh amarah itu menghiasi wajah Yoongi yang saat ini mengemudi di tengahnya gelap malam yang mencenkam.

Baru saja ia mendapat info bagus tentang Mark beberapa jam yang lalu saat di Pack Jin, tapi kenapa dia telat mengetahui hal seperi ini?

"Di sini sangat kacau, banyak anggota Pack-ku yang terluka. Tapi aku sudah dengan cepat mengatasinya Hyung, ada Jungkook di sini."

"Jungkook? Dia bahkan tidak memberi tahu ku apapun tentang ini tapi kenapa dia- aish!! Lihat saja!!" Yoongi berdecak kesal melihat kenyataan itu.

"Jangan mengambil kesimpulan yang belum jelas Hyung! ada sebuah keanehan di sini yang aku bahkan tidak tahu penyebabnya" Hoseok mencoba menenangkannya agar Yoongi tidak tersulut amarahnya. "di mana kau sekarang?"

"Aku dalam perjalanan ke sana!" jawab Yoongi dingin.

Yoongi, menghentikan mobil miliknya tepat di depan sebuah gerbang besar yang di dalamnya terlihat sebuah bangunan bak instana yang mewah, namun sekarang sedikit rusak karena ulah para rogue itu.

Rumah Hoseok sudah berada di hadapannya sekarang.

Dengan langkahnya yang lebar dan tanpa memperdulikan semua kekacauan yang ada di sekitarnya, namja dengan wajah dinginnya itu masuk ke dalam aula rumah tersebut, mata tajam miliknya langsung saja melihat beberapa orang dengan wajah serius mereka berdiri di hadapannya.

Mereka menatap dalam diam kedatangan Yoongi secara serempak.

"Yoongi Hyung!" ucap Jungkook kemudian menatap Yoongi yang saat ini sudah berdiri bergabung dengan mereka.

Jungkook sedikit merasa bersalah karena informasi yang di dapat oleh Yoongi tidak melalui dirinya -orang yang di percayainya sekarang untuk membantunya dengan mengirim mata matanya pada Mark, tapi melainkan dari Hoseok.

Seorang Alpha yang saat ini Packnya di serang secara mendadak oleh pasukan Mark.

"Ceritakan padaku apa masalahnya." ucap Yoongi akhirnya. Dia nampak berdiri tepat di hadapan mereka berdua.

"Witch" Jungkook langsung membuka mulut dan mencoba untuk menjelaskan masalah penghambatnya "mereka bekerja sama dengan witch,
Dia, seperti tengah menghalangi komunikasi kita dan karena itu aku kesulitan memindlik mu Hyung."

Yoongi menghela nafasnya berat, entah kenapa semua jadi lebih rumit sekarang "Lalu bagaimana dengan Mark? Di mana namja itu?"

"Dia kabur bersama dengan anggota Packnya, tapi sebelum itu aku sempat menghentikannya." Hoseok pun mencoba untuk ikut menjelaskan. Perkataannya yang secara tiba tiba itu justru membuat Jungkook sedikit khawatir akan sesuatu yang baru saja Hoseok ketahui.

Sesuatu yang seharusnya belum saatnya Yoongi tahu.

"Menghentikannya? Lalu apa yang kau lakukan?" Yoongi menatap penuh tanya pada Hoseok, memaksanya agar cepat memberitahu apa yang di ketahuinya.

"Di sela sela aku menyerangnya, dia sempat mengatakan sesuatu padaku jika,... Mark, Rogue itu menyukai Sana."

Gagal sudah usaha Jungkook untuk menutupinya selama ini, dan karena sudah ketahuan ia hanya bisa menghela nafas pasrah.

"Menyukai Sana?" ulang Yoongi memastikan, dan itu langsung mendapat respon berupa anggukan kepala dari Hoseok.

Setelah itu Jungkook langsung mendapatkan tatapan mematikan dari Yoongi.

"Aku harap kau tidak menyembunyikan apapun dariku Jungkook-ah!"

"Mianhae Hyung, aku takut kau bertingkah gegabah!" ucap Jungkook pelan penuh dengan penyesalan.

"Hah.... Sebenarnya siapa yang anak kecil di sini? Aku atau kau?" ucap Yoongi penuh penekanan serta amarah yang tertahan.

Ia lalu menatap Jungkook yang masih menunduk dengan tatapan yang tajam.

"Seharusnya aku tidak meminta bantuan kalian dan lihat apa yang terjadi?
Semua ikut terlibat.
Aku juga tidak yakin setelah ini bawahanmu akan selamat Jungkook-ah! Kau pasti melihatnya datang ke sini kan?"

Jungkook mendesah kesal, ia tahu jika begitu sudah pasti sebentar lagi bawahannya akan ketahuan.

"Sekali lagi. Terimakasih atas bantuanmu Jungkook-ah! Dan Hoseok..
Maafkan aku, karena ini Ji Hyo terluka dan aku sangat menyesal." ucapnya pada Hoseok, dan namja itu hanya diam.

Hoseok tahu semua ini bukanlah sepenuhnya salah Yoongi.

"Hyung.." lirih Jungkook memanggil Yoongi.

Namun namja itu mengacuhkannya.

Ia langsung membalikkan badannya tanpa berkata apa apa lagi, dia sudah marah sekarang dan mulai memutuskan jika Sana harus selalu berada di bawah pengawasannya penuh.

Mark tidak boleh tahu keberadaan Sana apa lagi bertemu dengan yeoja itu lagi.

Meskipun Sana tidak begitu mengetahui siapa itu Mark sebenarnya.

Sana's Home.

"Eung.." Sana nampak meleguh dan mulai menggeliat meregangkan badannya.

Tidurnya kali ini benar benar sangat nyaman dan menyenangkan.

Ketika yeoja itu membuka matanya, seperti biasa ada wajah Yoongi dengan kedua matanya yang terpejam di sampingnya.

Sana lantas menyunggingkan senyumnya tipis, ia mengaku saat ini ia sangat senang.

Selain bisa tidur di kamar miliknya sendiri walau pun harus ada Yoongi di sampingnya, tapi bertemu dengan kedua orang tua yang telah merawatnya selama ini dan dukungan dari mereka berdua akan mudah ia dapatkan sebagai penyemangat ujian nanti.

"Yoongi Oppa.. Bangun.." ucap Sana berbisik tepat di telinga Yoongi.

Perlakuan yang jarang terjadi itu justru membuat Yoongi malas bangun dan membuat namja itu semakin mengeratkan pelukannya pada Sana.

"Oppa! Kau ingat, aku ada ujian hari ini.. Aku harus bangun pagi.."

Sana mencoba melepaskan tautan jari Yoongi yang ada di belakang pinggangnya dengan sedikit susah payah.

"Ini masih pukul 2, dan kau bilang ini sudah pagi?" Yoongi melirik ke arah Sana, dan berkata dengan suara yang berat.

Sana nampak menghentikan pergerakannya dan melepas tangannya pada lengan Yoongi yang melingkar di pingganggnya, membiarkan Yoongi untuk tetap memeluknya ketika ia menyadari jika apa yang di katakan Yoongi itu benar.

"Aku, hanya ingin hari ini cepat berlalu saja.." ucap Sana pelan sembari membenarkan posisinya lalu mendongak sedikit menatap Yoongi dalam dalam.

Tatapan itu sukses membuat Yoongi kembali merasakan gejolak aneh yang ada di dalamnnya.

Dan ia merasa jika saat ini mungkin adalah saat yang tepat.

"Sana-ah! Ada yang ingin ku bicarakan padamu." ucap Yoongi.

"Hem? Ingin bicara apa?"

Sana menatap Yoongi dengan jarak yang sangat dekat, entah kenapa itu bukan menjadi masalah lagi bagi Sana.

Tapi malah Yoongi yang merasa sedikit bermasalah saat ini karena tatapan itu.

Mengingat tentang kejadian tadi malam membuatnya harus bertindak dengan cepat.

"Apa kau begitu menginginkan ujian ini? Kau, bisa saja tidak mengikutinya."

Sana langsung menggeleng cepat "tidak, itu sangat penting bagiku Yoongi Oppa. Apa lagi jika mereka senang aku akan lebih mudah untuk meninggalkan mereka tanpa memikirkan balas Budi."

Yoongi mengernyitkan dahinya "kau ingin berbalas budi?"

Sana mengerjapkan matanya beberapa kali, merasa ada yang aneh dengan pertanyaan Yoongi barusan "memangnya kenapa? Apa yang salah?"

"Tidak, aku suka itu. Kau adalah yeoja yang begitu baik." Yoongi terlihat memuji Sana.

Sana lantas menggelinjang senang dalam pelukan Yoongi dan membuat keduanya merasa geli dan tertawa.

"Ya! Kau akhir akhir ini kau sangat aneh Sana-ah!!"

"Aneh bagaimana?" ucap Sana tanpa melepas kontak matanya dengan Yoongi.

"Kau sudah tidak takut lagi padaku, tidak lagi ragu dan juga merasa nyaman di sampingku."

Penuturan Yoongi membuat Sana mati kutu. Ia tidak bisa mengelak atas fakta yang di ucapkan oleh Yoongi.

"Kau bahkan berani melakukan hal konyol padaku seperti memohon, merajuk, bahkan merayu ku dengan wajah jelekmu. Aku rasa..."

Yoongi sengaja menggantungkan kalimatnya, membuat Sana penasaran dan juga gugup dengan cara menghilangkan jarak antara wajah mereka hingga Yoongi membuat hidung mereka saling bergesekan.

".... Aku berhasil menaruh rasa di hatimu."

Nafas Yoongi menyapu setiap inchi wajah Sana. Membuat Yeoja itu gugup dan hanya bisa membuka mulutnya tidak tahu harus berkata apa.

"Yoongi-ah.."

"Kenapa kau memanggilku seperti itu lagi? Apa kau mau ku cium lagi huh?"

"A-anio!! Jangan lakukan!"

"Kalau begitu jawab pertanyaanku sekarang."

Yoongi terlihat menikmati posisi yang ia ciptakan saat ini, ia mulai memejamkan matanya merasakan kenyamanan yang tanpa sadar telah di berikan Sana untuk Yoongi dengan baik.

"Apakah kau mulai mencintai ku Minatozaki Sana?"

Yoongi berkata begitu lembut, selembut dirinya membelai pungung Sana dengan tangannya.

Sana merasa ada kupu kupu yang terbang di perutnya, merasakan hal aneh dan juga menyenangkan bercampur menjadi satu.

Sedangkan pikirannya masih bergelut akan sebuah kenyataan yang pernah ia dengar sebelumnya jika Yoongi masih mengenangnya. Wanita itu, Mate pertamanya.

Tapi apa salahnya jika Sana mengakui apa yang di rasakannya sekarang? Dia, tidak bisa membohongi dirinya sendiri.

"Aku..

Aku.

Iya, Yoongi Oppa! Aku mencintaimu."

Yoongi napak terdiam, ia sama sekali tidak bergerak barang sedikitpun, setiap menitnya ia gunakan untuk mencoba sadar jika apa yang dia dengar sekarang adalah sebuah kenyataan.

Sana yang nampak sedikit malu akan pengakuannya kali ini, mencoba untuk membuka matanya yang tadi sempat tertutup -setelah ia mengatakannya- mulai terbuka perlahan dan menampakkan ekspresi wajah Yoongi yang nampak terkejut.

"Hey, Sana! Apa aku salah dengar?"

Sana semakin malu saja, ia latas membenamkan kepalanya ke dalam dada Yoongi dan menyembunyikan wajahnya di sana.

"Tidak! Lupakan saja!" ucap Sana kemudian.

"Tidak - tidak itu benar! Aku tidak salah dengar, benarkan?"

Dalam satu tarikan pada kedua pundak Sana Yoongi berhasil membuat wajah memerah itu nampak jelas terlihat di matanya.

Sanapun juga menunduk dan sama sekali tidak mau bertatapan langsung dengan Yoongi saat ini.

"Csk! Yoongi Oppa! Kenapa kau bertanya padaku jika kau sudah tahu jawabannya?!" ia lantas berkata kesal atas sikap Yoongi yang saat ini yang terlihat begitu bodoh.

"Jadi benar, kau?"

"Ya." Sana lalu melirik sekilas, menatap Yoongi yang ia tangkap ekspresinya saat ini terlihat sangat senang "saranghaeyo.. Oppa!"

Kata tulus itu pun kembali keluar dengan ringannya dari mulut Sana, dia begitu tulus mengatakannya.

"Minatozaki Sana. Terimakasih."

Ucap Yoongi lalu ia memeluk yeoja itu dan mendekapnya hangat, menyalurkan semua rasa senang mereka satu sama lain.

"Aku tidak menyangka kau akan mengatakannya, aku masih tidak percaya ini." ucap Yoongi di sela sela ia memeluk Sana.

Sana lantas bergerak lalu membuat jarak di antara mereka hingga mata mereka kembali saling beradu.

"Kenapa kau sulit mempercayai kenyataan ini? Ada apa denganmu sebenarnya huh?!"

"Tidak, bukan begitu hanya saja aku-"

Tanpa di duga sebuah kejutan manis menyusul, Sana dengan cepat meraup wajah Yoongi dengan kedua tangannya lalu mencium bibir yang merah itu dengan sangat lembut.

Perlakuan itu kembali membuat Yoongi tak percaya dan apapun itu ia tidak boleh melewatkan kesempatan emas ini.

Tangan Yoongi mulai mengeratkan pelukannya pada pinggang Sana menariknya agar jauh lebih dekat.

Sementara Sana masih asik dalam ciumannya walau itu hanya sekedar menempel tidak lebih, tapi bagi Yoongi sifat Sana yang satu ini benar benar membuatnya mabuk dan hanya dengan seperti ini Sana sudah bisa membuat Yoongi melayang tinggi jiwanya.

Sana kemudian melepas ciumannya lalu menatap Yoongi dalam.

Ia lantas tersenyum manis padanya "masih tidak percaya?" Sana merasakan bibir Yoongi yang tertarik itu dengan kedua tangannya.

Senyum Yoongi bahkan sangat lebar, dan itu membuat keduanya tertawa bersama dalam hangat.

"Kau sudah mencintai ku dengan sepenuh hatimu." ucap Yoongi.

"Kau juga"

"Kau sudah menerima ku apa adanya."

"Dan mulai sekarang aku melihatmu sebagai namja yang sempurna."

"Lalu,
Apa kau akan melakukan apapun untukku?"

"Hem.. Tentu saja, apapun itu asalkan aku selalu bersamamu!"

Sana nampak menatap Yoongi yang masih tersenyum, entah ia tidak tahu apakah dia lelah atau tidak tapi yang pasti sedetik setelahnya.

Yoongi memegang sebelah tangan Sana yang tengah bermain main rambutnya, dengan sekali tarikan pada tangan itu berhasil membuat wajah Sana kembali dekat dan dengan cepat Yoongi memanfaatkan kedekatan itu dengan kembali mencium bibirnya.

Sana pun tidak menolaknya. Hingga perlahan lahan ia mulai menikmati ciuman itu, dan decapan decapan yang di hasilkan oleh mereka berhasil menghilangkan kesunyian kamar pada pagi itu.

Sana juga nampak menikmati ciuman panas pertamanya dengan sesekali ia menjambak dan mengelus rambut hitam legam Yoongi. Berleguh dan juga menyebut nama Yoongi dengan penuh nikmat.

Gairah Yoongi semakin meningkat, keduanya juga nampak menginginkan lebih.

Hingga akhirnya ciuman Yoongi turun ke bawah, ke leher jenjang Sana.

Sana nampak mengadah lalu kepala Yoongi bergerak turun dan terbenam di lekuk leher Sana untuk menikmatinya.

Pikiran Yoongi saat ini masih tengah bergelut hebat, apa ia akan melakukannya sekarang, atau tidak?

Hingga kemudian...

















































"Akh!! Yoongi Oppa! Kenapa kau mengigitku dengan keras?"
.
.
.
Tbc

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

22K 2.1K 10
Bayangkanlah jika member Stray Kids ada di keseharianmu, namun bukan sebagai boygroup melainkan profesi lain! Begin: 25.05.2018 ▪semi-baku ▪500-800 w...
250K 20.5K 53
Aku yang bodoh, selama ini tak pernah menganggap mu. Aku yang bodoh selalu menepis perasaan mu, tapi aku sendiri tak bisa mengabaikan mu. Tapi, aku s...
1.9K 64 5
Hanya kisah seorang perempuan yang sering mengalah dan terus mengalah,hanya demi mempertahankan hubungannya dengan laki-laki eh relat dengan pacarnya...
3.4K 390 5
"Dahulu ada seorang kakek yang mencuri bintang, katanya. Kau tau itu, Gun?" "Tidak. Coba ceritakan aku ingin mendengarnya." "Di bukit ini. Seorang ka...