Kisah Aku

By Syadera_

46.8K 4K 244

Cinta tidak selalu berjalan mulus seperti yang kita ingin. Pasti akan selalu ada lika-liku kecewa, sedih, tap... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Info !!

15

1.5K 155 7
By Syadera_

- Happy Reading -

Mondy menatap undangan yang diberikan oleh ayahnya tadi pagi, undangan pesta ulang tahun perusahaan sahabat ayahnya.
Tentu saja ia akan datang ditemani Raya kekasihnya. Yah ia akan memaksa Raya untuk ikut.

Mondy meminta bantuan Haikal untuk mencarikan sebuah gaun yang bagus untuk Raya. Dan sekarang ia sudah mendapatkannya.
Kotak berisi gaun itu kini telah ada di hadapannya. Ia akan meminta Raya mengenakannya saat ke pesta nanti.

Mondy meletakkan kotak tersebut di atas meja kerja Raya lalu kembali ke meja kerjanya. Sambil menunggu Raya yang kembali dari toilet, Mondy berpura-pura sibuk dengan pekerjaannya.

Saat  Raya memasuki ruang kerjanya, ia mengerutkan dahi melihat sebuah kotak berukuran sedang berada di atas meja kerjanya. Ia melirik Mondy, pria itu terlihat sibuk dengan pekerjaannya. Pasalnya tadi sebelum ia ke toilet kotak itu tidak ada di mejanya. Ia juga tidak merasa kotak itu miliknya.

Raya sungguh penasaran apa isi dari kotak itu, siapa yang memberikannya, apa itu dari Mondy ? Tapi ia gengsi jika harus bertanya kepada Mondy. Pasti Mondy mengira ia terlalu percaya diri.
Tapi karena rasa penasarannya yang semakin menjadi, Raya memberanikan diri bertanya kepada Mondy. Masalah Mondy akan menganggapnya terlalu percaya diri atau terlalu berharap itu masalah nanti.

"Mon, kamu tahu ini apa ?" tanya Raya. Mondy hanya meliriknya sekilas dan mengangkat bahunya acuh.

Raya menghela nafasnya kasar. Seperti perkiraannya Mondy tidak tahu.

"Siapa yang memberikannya ? Tadi waktu aku mau ke toilet kotak ini gak ada Mon, kamu serius gak tau ?" tanya Raya lagi.

"Aku beneran gak tau Raya. Mungkin aja itu dari fans kamu kali" ucap Mondy dengan kesal yang dibuat-buat.

"Isinya apa ya Mon ?" tangan Raya bergerak akan mengambil kotak itu dan membukanya. Tapi suara Mondy membuat gerakan tangannya terhenti.

"Jangan Ray !! Siapa tahu isinya bom atau ular atau boneka yang penuh darah seperti di film-film" ucap Mondy asal menakuti Raya.

Dengan cepat Raya menarik tangannya menjauh dari kotak itu dan menghampiri Mondy.

"Mondy kamu kok ngomongnya gitu sih. Sereemm tau ....
Ya udah sekarang kamu aja yang buka ! Ayo Mondy" Raya menarik-narik jas Mondy seperti anak kecil.

Mondy berjalan mendekati kotak itu dengan Raya di belakangnya.
Dengan santai ia mengambil dan memposisikannya di depan wajah Raya. Raya yang ketakutan karena perkataan Mondy telah memejamkan matanya rapat-rapat. Ia takut jika isinya salah satu dari yang Mondy sebutkan tadi.

"1.... 2.... 3...." Mondy membuka kotak itu dengan tenang dan melihat gaun di dalamnya. Lalu matanya menangkap Raya yang masih terpejam.

"Heh buka mata kamu, liat ni gak ada apa-apa" Raya sedikit mengintip dari sebelah matanya daan saat melihat isi kotak itu matanya terbuka, ia meraih gaun di dalam kotak dan merentangkannya.

"Ini buat aku ?" tanya Raya.

"Iya, nanti malam kamu pake ya buat ke pesta ulang tahun perusahaan sahabat papa" jawab Mondy.

"Jadi ini dari kamu ? Dasar ya pake mau ngerjain segala" Raya mencubit pinggang Mondy geram membuat Mondy meringis kesakitan.

"Awww.... Sakit yang" Mondy menggosok-gosokkan tangannya ke bagian yang dicubit Raya agar sakitnya berkurang.

"Makasih ya gaunnya cantik" Raya mengecup pipi kiri Mondy sekilas dan tersenyum senang.

"Wah, kayaknya aku harus selalu beliin kamu gaun biar selalu dapat ciuman dari kamu yang" ucap Mondy.

Raya terdiam dengan senyum malu di wajahnya.

*

Pukul 7 malam, Raya dan Mondy telah sampai di sebuah hotel bintang lima tempat diadakannya pesta ulang tahun perusahaan "Wijaya Company".
Mereka berjalan bergandengan tangan dan di sambut tatapan kagum orang-orang yang berada di pesta itu.

Raya mengenakan gaun panjang merah tanpa lengan, dengan belahan tinggi sampai ke paha di sebelah kanan menjadi pusat perhatian para pria sedangkan Mondy dengan setelan jas hitam dan dalaman merah yang menyesuaikan dengan gaun Raya juga membuat kagum para wanita muda di pesta itu.

Mondy membawa Raya menghampiri kedua orang tuanya yang juga hadir di pesta itu.

"Raya, kamu cantik banget sayang" puji Fatma melihat penampilan Raya.

"Makasih tante juga cantik kok" ucap Raya tersenyum manis.

"Oh iya Mon, ayo papa kenalin sama sahabat papa dan keluarganya" ucap Hamzah kepada Mondy. Mondy mengangguk dan mereka ber-empat berjalan menemui tuan rumah pesta ini.

Restu tersenyum ketika melihat rombongan keluarga sahabatnya menghampirinya dan mengucapkan selamat kepadanya.

"Restu, ini Mondy putraku" ucap Hamzah.

Mondy dan Restu saling berjabat tangan dan memperkenalkan diri.
"Wah, kamu sudah sangat dewasa dan tampan Mondy. Terakhir om melihat kamu waktu kamu masih berumur 10 tahun" ucap Restu.

Restu melirik Raya yang berdiri di sebelah Mondy.
"Lalu gadis cantik ini apa dia kekasihmu Mon ?" tanya Hamzah menggoda Mondy.

"Iya om, perkenalkan dia Raya kekasih Mondy" Raya tersenyum canggung dan berjabat tangan dengan Restu.

Tiba-tiba seorang gadis dengan gaun hitam pendek berjalan ke arah mereka. Gadis itu berhenti tepat di sebelah Restu.

"Mondy" gadis itu sedikit terkejut saat melihat Mondy bersama ayahnya.

Mondy hanya tersenyum tipis kepada Bella.

"Kalian sudah saling kenal ?" tanya Restu kepada Bella dan Mondy.

"Udah, waktu itu Mondy pernah nolongin Bella" ucap Bella senang.

"Oh baguslah, Mondy ini anaknya om Hamzah sahabat papa" ucap Restu kepada Bella. Bella menyalami orang tua Mondy sopan.

Mondy yang melihat perubahan dari wajah Raya yang terlihat kesal saat ada Bella pun berinisiatif mengajak Raya meninggalkan orangtuanya dan membawa Raya menemui rekan-rekan bisnisnya.

**

Karena bosan menemani Mondy yang terus berbincang masalah bisnis dan perusahaan dengan rekan-rekan bisnisnya. Raya memilih berjalan sendiri ke meja minuman sekalian melihat-lihat.

Saat Raya menjauh dari Mondy Bella menggunakan kesempatan itu untuk mendekati Mondy.

"Hai Mon" sapa Bella dengan senyum manis di wajahnya.

Mondy hanya tersenyum tipis tanpa membalas sapaan Bella.
Walau merasa Mondy cuek padanya tapi Bella tidak menyerah.
Ia tetap mengajak Mondy bicara selagi tidak ada Raya.

"Gak nyangka ya, orang tua kita ternyata sahabatan" ucap Bella sumringah.

"Iya Bel, aku juga gak nyangka" ucap Mondy.

Merasa memiliki kesempatan bersama Mondy, Bella menggunakannya untuk membuat Raya salah paham kepada Mondy. Agar mereka bertengkar dan akhirnya putus.
Dengan berani Bella berpura-pura terdorong oleh orang yang berjalan di belakangnya dan terjatuh ke arah Mondy, karena refleks Mondy menangkap Bella yang kini sudah ada dalam dekapannya.

Raya melihatnya, melihat Mondy yang kini tengah mendekap Bella dengan Bella yang tersenyum senang.
Hatinya terasa panas, cemburu tentu saja. Kekasihnya memeluk wanita lain dihadapannya.
Namun ia berusaha mengontrol emosinya disini, ia tidak ingin membuat keributan dan mempermalukan keluarga Mondy.

Mondy segera melepas Bella dari dekapannya, ia melirik kiri dan kanan cemas jika saja Raya melihat dan salah paham padanya.

Tanpa Mondy sadari Bella tersenyum menyeringai puas dengan perbuatannya.
"Makasih ya Mon" ucap Bella lembut.

"Iya Bel, ya udah aku cari Raya dulu" ucap Mondy meninggalkan Bella.

Raya mengambil asal minuman yang ada di atas meja. Ia meneguk minumannya kasar sedikit melampiaskan emosinya yang dirasa ingin meledak.

Tiba-tiba seorang pria menyapanya.

"Hai nona manis" sapa pria itu.

Raya tercekat matanya membulat menatap pria di hadapannya.

"Ri...o.. lo ngapain disini ?" tanya Raya gugup.

"Gak usah gugup gitu, santai aja Ray" Rio tersenyum melihat Raya dan mengambil minuman yang berada tepat di samping gadis itu.

Raya berusaha menetralkan jantungnya yang berdegup kencang. Yah dia harus tenang, lagipula disini banyak orang Rio tidak akan berani berbuat macam-macam.

"Sebenarnya gue udah lama nyari lo" Raya mengerutkan dahi mendengar perkataan Rio. Untuk apa Rio mencarinya ?

"Kenapa ?" jawab Raya berusaha tenang.

Rio menatap Raya dalam dan tatapannya berubah menjadi sendu.
Tangan Rio tergerak mengambil sebelah tangan Raya. Raya hanya diam.

"Gue minta maaf Ray, gue tahu gue salah dulu. Gak seharusnya gue ngelakuin itu, gue benar-benar menyesal Ray" lirih Rio.
"Apa lo mau maafin gue Ray ?" ucap Rio lagi.

Raya sebenarnya bingung bagaimana pun luka di hatinya masih ada, tapi apa salahnya ia memaafkan Rio. Dari matanya Raya menangkap bahwa Rio benar-benar menyesali perbuatannya dan kejadian itu pun telah berlalu.

Raya mengangguk pelan.
"Iya Yo, gue udah maafin lo kok" ucap Raya tulus.

"Makasih ya Ray. Mulai sekarang kita teman ?" ucap Rio senang tanpa melepas pegangan tangannya dengan Raya.

Raya mengangguk mengiyakan dan tersenyum ke arah Rio.

"Lepasin tangan lo dari dia !" Raya terkejut dan refleks melepas tangannya yang digenggam Rio. Mondy menatap Rio tajam seakan ingin menghabisi Rio disini sekarang juga kalau ia tidak ingat bahwa ia berada di pesta sahabat orang tuanya.

Sebelum Rio sempat mengeluarkan kata-kata Mondy telah menarik Raya berjalan meninggalkannya.
Raya hanya terdiam dan pasrah saat Mondy membawanya keluar dari pesta itu.

***

Mondy membawa Raya masuk ke dalam mobilnya.
Tangannya mencengkeram erat stir mobil hingga memutih menahan emosinya.

"Siapa dia Ray ?! Apa Rio kekasihmu hah ?! tanya Mondy. Terlihat kilat kemarahan di mata tajamnya.

Raya melipat kedua tangannya di dada dan menatap Mondy yang menatap tajam dirinya.
"Sudah aku bilang dia temanku Mon" jawab Raya setengah kesal.

"Teman apa maksud kamu Ray ? Berpegangan tangan di depan umum dengan pria lain, apa kamu tidak menghargai aku Ray !!!" bentak Mondy. Ia sangat emosi saat melihat tangan Raya digenggam oleh orang lain. Raya adalah miliknya dan tidak akan ia biarkan ada yang merebut Raya darinya.

Raya menatap Mondy dengan mata berkaca-kaca tidak percaya Mondy tega membentaknya. Rasa kecewa Raya bertambah saat Mondy tidak mempercayainya.

Melihat mata gadisnya yang berkaca-kaca membuat Mondy merasa bersalah karena telah membentak Raya.

"Lalu apa kamu menghargai aku Mon !! Kamu memeluk Bella di depan mata aku Mondy ! Apa kamu tidak menganggap aku ada hah ?!" ucap Raya emosi. Air matanya telah jatuh membasahi wajah cantiknya.

Mondy menarik tubuh Raya ke dalam dekapannya. Rasa bersalah kembali menyelimutinya saat melihat gadis yang dicintainya menangis karenanya.
Raya berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Mondy.
Seolah tahu Mondy semakin mengeratkan pelukannya di tubuh Raya.

"Kamu salah paham Ray, maaf" Mondy berkata lembut dengan mencium puncak kepala Raya.

Raya menggeleng tegas dan kembali berusaha melepaskan dirinya dari Mondy.

Tanpa berkata apa-apa Raya menjauhkan dirinya dari Mondy dan menatap kosong keluar jendela.
Mondy menghela nafasnya dan mulai melajukan mobilnya. Sepertinya Raya membutuhkan waktu untuk menenangkan dirinya.

"Aku antar kamu pulang" ucap Mondy datar. Raya masih diam tanpa menjawab semua omongan Mondy.





















Comeback lagi bawa cerita gaje wkwkwkwk
Terimakasih untuk yang selalu vote dan comment :)
Seneng deh kalau masih ada yang mau baca cerita aku yang ala kadarnya ini hehehe

Continue Reading

You'll Also Like

3.6M 53.4K 32
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
1.3M 7.5K 9
Mature content🔞 Jangan lupa tinggalkan jejak! Maya tidak menyangka bahwa dia akan memanfaatkan Saka, anak magang di kantornya, sebagai pelampiasan n...
Medea Lavavya By av

Teen Fiction

1.3K 93 14
Ini kisah romansa ringan milik seorang gadis yang bernama Medea Lavavya. Hari-harinya jadi ceria ketika dia dekat dengan salah satu anak tetangga bar...
17M 755K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...