Husband [Haechan NCT]✔

fullxsun

1.7M 157K 25.3K

❝Sweety man❞ fullxsun, 2020 Еще

01 [Revisi✔️]
02 [Revisi✔️]
03 [Revisi✔️]
04 [Revisi✔️]
05 [Revisi✔️]
06 [Revisi✔️]
07 [Revisi✔️]
08 [Revisi✔️]
09 [Revisi✔️]
10 [Revisi✔️]
11 [Revisi✔️]
12 [Revisi✔️]
13 [Revisi✔️]
14 [Revisi✔️]
15 [Revisi✔️]
16 [Revisi✔️]
17 [Revisi✔️]
18
19
20
21
22
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Bonus Chapter ❤
Bonus Chapter 2
Dibuang Sayang🌚
Hei, I miss you [Oneshoot]
SATU JUTA WOE
Naik Cetak, nggak?

23

26.6K 2.5K 275
fullxsun

Mereka pulang dengan menenteng tas kecil. Yang paling besar adalah tas kresek yang berisi sebuah kotak milik Ayah.

"Ayah bawa apa kok besar?"

Ayah terlihat bingung dan langsung menyembunyikan tasnya di punggung.

"Ah, ini kado untuk teman Ayah di Indonesia,"

Lalu memasukkan kotak itu ke kulkas.

Hadiah apa yang harus dimasukkan kulkas?

"Nuna, ini ponselmu. Merk ponsel punya nuna tidak ada di Korea. Aku belikan iphone 7 saja,"

Dasar songong.

"Ah iya, ini kado dariku untuk nuna,"

Chenle membuka pintu dan membawa sebuah benda besar.

Sebuah gitar yang kuidamkan dari kelas 8 SMP, tak kesampaian karena mahalnya gitar itu dan aku tidak bisa membelinya sendiri.

"Terima kasih banyak!"

Chenle melebarkan tangannya, berjalan ke arahku. Minta peluk, ye?

Haechan dan Ayah menghilang sewaktu Chenle memelukku.

Jujur saja, aku lebih nyaman jika dipeluk oleh Haechan.

Kepalaku selalu menabrak dadanya ketika dia mendorongku untuk memeluknya.

Maklum aku pendek.

Dari situ selalu terdengar detak jantungnya berdetak kencang. Terkadang dia menaruh kepalanya di bahuku,

"Ah maaf nuna, aku nanti akan dimarahi Haechan hyung,"

Chenle langsung melepaskannya. Menggaruk tengkuknya dengan cengiran ontanya.

Seseorang dari belakangku mengikat sebuah kain di mataku.

Apa yang dia lakukan? Mengapa dia menutup mataku?

"Ikutlah aku," bisiknya di telingaku. Nafasnya menyapu di sekitar wajahku.

Dasar, bayi besarku yang ternyata menutup mataku.

Genggaman tangannya sangat erat, menuntunku pelan-pelan di sebuah tempat.

"Jangan bersuara dan membuka penutup matamu terlebih dahulu, atau aku akan menciummu di bibir,"

Lagi-lagi dia suka berbicara di telingaku. Wajahnya tidak menjauh di telingaku dan itu geli.

Inginkan bergerak, apadaya sedari tadi dia tidak melepaskan tanganku.

Sengaja menggodaku.

"Lepaskan--"

Cup.

Hell no.

Di bibir.

Dia tidak main-main dengan perkataannya tadi.

"Kau ingin menambah lagi? It's okay."

Dia sudah tercemar oleh otak Jongin Oppa. Lain kali aku akan waspada jika dia bersama Jongin Oppa.

"Sekarang boleh berbicaralah. Tetapi jangan membuka ikatan matamu. Sekarang berbaliklah 90 derajat ke arah kanan. Menghadapku,"

Dia melepaskan tangannya dariku, turuti saja, daripada dia menciumku lagi?

"Aku ingin memberimu sebuah kado. Kado yang bukan berupa barang ataupun kado ucapan selamat ulang tahun,"

Lah, maksudnya kado yang bagaimana?

"Kado yang mewakili perasaanku padamu,"

Wah,

"Sebelumnya aku ingin meminta izin padamu. Bolehkah aku menunjukkannya padamu?"

Aku terdiam untuk berpikir sejenak. Jangan membuatku penasaran, itu akan berbahaya.

"Ya, tunjukkanlah,"

Usai aku menjawabnya tanganku digenggam kembali olehnya. Beralih ke tengkukku.

'Kalau Haechan memegang tengkukmu, dia pasti akan menciummu,'

Kata-kata yang diucapkan Winwin teringat di otakku. Dia bilang Haechan bercerita hal itu sendiri padanya,

"Benarkah? Aku ingin menunjukkannya padamu?"

Ku takut dia menciumku lebih dari sekedar ciuman biasa.

Tidak mungkin, ya?

Eh tunggu, bisa jadi itu mungkin.

"Kuanggap itu iya,"

Argh, dasar Haechan!

"Mau lama atau sekilas?"

"Se--"

"Kuanggap itu jawaban lama,"

Tangannya melepaskan ikatan di mataku dan wajahnya sangat dekat sekali.

Haechan stan tolongin saya!

Tangannya beralih ke belakang kepalaku.

Ditariknya kepalaku ke arahnya.

Bibirku masih suci!

"Maaf karena lancang. Kau mau melanjutkannya?"

Ah, sial. Dia berbicara di depan bibirku itu pun sudah sedikit menyentuh.

Tidak mendengar aku bersuara dia menjauhkan wajahnya dariku.

"Maaf karena lancang,"

Dia menepuk kedua bahuku, menundukkan kepalanya.

"Lainkali,"

Aku menggantungkan kalimatku dan Haechan mendongakkan kepalanya,

"Tidak perlu meminta izin dariku untuk hal itu. Aku tidak keberatan,"

Cup.

Aku menciumnya sekilas dan dia membulakan matanya,

Bodo amat yang penting sekilas.

Aku berlari ke ruang tengah meninggalkannya yang masih mematung di gazebo. Menyentuh bibirnya,

Rasakan itu.

"Selamat ulang tahun!!"

Ruang tengah dipenuhi dekorasi ulang tahun untukku. Ahh aku mencintai kalian !!

Ayah membawakan kue tart black forest dengan satu cherry di atasnya. Ditambah lilin berangka 99.

Ha?

"Ah maaf nuna, aku tidak menemukan lilin angka 1 dan 6,"

Dasar Mark.

Tunggu, mereka menancapkan sebuah foto di atas kue itu.

"Ini foto yang ku ambil beberapa hari yang lalu ketika aku dan Jeno hyung ingin menghampiri nuna di atap,"

"Jisung menyuruhku untuk memfoto itu dan mencetaknya,"

Jeno memfoto kejadian itu.

Berada di atap ketika menjemur pakaian.

.
.
.
.
.
.
.
.

"Ada satu potong kue lagi, kamu mau, nak?"

Cukup mah, tadi aku sudah makan 5 potong.

"Buat ayah aja, aku sudah terlalu banyak,"

Haechan menghampiriku dengan potongan kue di tangannya.

Jangan lupakan mulutnya yang kotor itu. Belepotan sekali.

"Ini enak sekali. Siapa yang membayarnya?"

"Entahlah,"

Wajahnya secara tiba-tiba mendekat ke arahku. Menatap sesuatu di wajahku,

"Ada sisa krim di atas bibirmu,"

Aku segera menghapus sisa krim yang dimaksud Haechan, berharap dia tidak menyosor bibirku langsung.

"Ekhm. Permisi nyonya dan tuan muda, maaf mengganggu kemesraan kalian. Waktunya untuk tidur,"

***


Semalam Mark rewel ingin tidur denganku di kamarnya. Katanya 'Nuna cantik. Aku tidak bisa tidur jika belum melihat nuna,'

Beruntungnya dibilang cantik oleh Mark. Percayalah aku lebih beruntung dari fansnya.

Bodo amat si ketahuan Haechan. Lagipula Haechan tidak berani mengusir Mark.

Pernah kejadian Mark duduk di sebelahku dan Haechan datang. Ia menggeser Mark supaya tidak berada di sebelahku, dan ternyata Mark mendoronya sehingga tersungkur. Hidungnya terluka dan mengeluarkan darah.

Ya begitulah.

Dan Haechan berakhir tidur di lantai dan dia demam.

Jika dia demam aku yang harus merawatnya. Siapa lagi yang ingin merawatnya?

"Hana-ya, tolong ambilkan susu,"

"Aku kedinginan, kemarilah temani aku,"

"Hana, rambutku. Aku ingin tidur,"

"Cium dulu,"

"Aku suka bibirmu,"

"Ayolah, sekali saja,"
























Продолжить чтение

Вам также понравится

9.2K 901 22
Apakah aku bisa bahagia? Aku hanya ingin bahagia tidak lebih. Tolong tersenyum kepadaku, aku hanya ingin melihatmu tersenyum kepadaku. Apakah ningnin...
2.5K 162 26
[COMPLETED] ❝Kalo ada rekor orang terbodoh sedunia itu pasti jatuh ke gue, karena gue bodoh banget pernah nyia-nyiain orang tulus kayak lo. Maafin gu...
Abrazame, Mark Lee. ✔️ teteh

Короткий рассказ

168K 27.4K 14
"If i realize it earlier, maybe i won't regret it." - L. Published on May 2019, by @haewchan.
TIRED / MARK am

Короткий рассказ

886K 123K 44
❝Anya, gue capek gini terus.❞ ーprivated.