Down There Is What You Called...

By Atikribo

91.9K 10K 2.6K

Kepergian sahabatnya meninggalkan sebuah tanda tanya besar dalam diri Raka. Ketika semua orang mengatakan pen... More

Sebelum Menjelajah
Chara Profile
Surface - 1
Surface - 2
Surface - 3
Surface - 4
14 Years Ago, Capital City
Somewhere - 1
Somewhere - 2
Surface - 5
Surface - 6
1st Floor
2nd Floor
3rd Floor
4th Floor
5th Floor
At The Corner Of His Memories
6th Floor
10K READS: GIVE-FRICKIN-AWAY!! (Closed)
7th Floor
GIVEAWAY CLOSED
GIVE-FRICKIN-AWAY WINNER
8th Floor
9th Floor
10th Floor
11th Floor
12th Floor
13th Floor
14th Floor
15th Floor
Somewhere - 3
16th Floor
17th Floor
18th Floor
19th Floor
20th Floor
Antarkasma - 4
Antarkasma - 5
21st Floor
Antarkasma - 6
Antarkasma - 7
22nd Floor
23rd Floor
Orenda, 14 Years Before
Orenda - 7 Years Before
24th Floor
Antarkasma - 8
25th Floor
26th Floor
27th Floor
28th Floor
Antarkasma - 9
29th Floor
30th Floor
31st Floor
Epilog
Afterwords & Surat Cinta
FLOOR NEW YEAR SPECIAL: College AU
Bincang Ubin Vol. 2
Maps & Glossarium

Bincang Ubin Vol.1

1.2K 73 82
By Atikribo

KETIKA KAMU membuka chapter ini, kamu terkejut karena bukan kisah Raka maupun Indhira yang menjadi pembukaannya. Alih-alih kamu berhadapan dengan sebuah poster yang menempel di sisi jalan Lingkar Luar yang menyatakan bahwa Armadillo's Bar sedang mengadakan Bincang Ubin.

Kamu sadar bahwa kamu —tidak secara literal tentu saja— sedang berada di ubin, apalagi dengan nama-nama yang tertera di halaman itu mungkin membuatmu ingin bertegur sapa dengan mereka yang berkomentar mengenai komentar yang mungkin kamu pernah tinggalkan.


Kamu berjalan, tidak begitu lama hingga tiba akhirnya di depan Armadillo's. Terdengar gelas yang berdentingan dan keributan yang khas di setiap bar: ledakan tawa, suara denging mikropon yang nyaring, hingga bau alkohol yang menyeruak. Dari sisi jendela kamu bisa melihat kepulan asap rokok yang memenuhi ruangan, membuatmu sedikit enggan untuk masuk. Akan tetapi, pintu menuju Armadillo's terbuka dan Nigel menyambutmu dengan kepala ditelengkan.

Nigel: Loh, ada tamu tambahan. HOI, TIK, POSTER YANG KAMU BUAT ENGGAK SIA-SIA. Hahaha! Masuk, masuk, acaranya sebentar lagi dimulai *tersenyum ramah*

Kamu pun melangkahkan kaki ke dalam bar, ternyata kamu mendapati bahwa Armadillo's penuh sesak dengan orang-orang yang pernah kamu jumpai di Floor: dari Masou hingga Marcus, Duta dan Iyas, hingga kroco-kroco riders yang tidak kamu ketahui namanya. Mereka menyambutmu, dan Liam menggiringmu untuk duduk di bangku paling depan, sangat dekat dengan panggung. Kamu melihat seseorang yang pendek repot sendirian di panggung dan akhirnya dia menoleh, menyapamu.

?: Halo kamu! Kamu. Ya, kamu! Makasih lho udah datang, aku enggak nyangka kamu rela jalan jauh-jauh sampai ke sini dan baca sampai sini. Ah ya, mungkin kamu ga tau saya siapa. Saya bukan Thor, kamu liat sendiri kan rambutku keriting, enggak fabulous seperti Chris Hemsworth, saya juga bukan Min. Karena aku...bukan lawannya plus. Panggil saja aku Atik, karena tak kenal tak sayang, tapi aku udah keburu sayang kalian sih yang masih rela main ke sini. Karena rasanya geli manggil nama sendiri, jadi kusebut saja diriku Atk ya. Seperti alat tulis kantor. Ha-ha *tersenyum garing*

Kamu mendengar suara Raka dari balik panggung kecil itu.

Raka: Woi, Tik, bintang tamunya kan kita, jangan ngomong sendirian dong.

Atk: Kalem kali, belom juga mulai. Lagian gua kan host. Lu duduk dulu aja yang manis sampe disemutin di sana.

Atk pun kembali sibuk dibantu beberapa pekerja Armadillo. Mic kembali berdenging, kamu hanya bisa mengerenyit. Orang-orang di sekelilingmu pun menyipitkan mata, beberapa menutup telinganya hingga feedback microphone kembali teredam. Dia mengetuk-ngetuk mic nya dan akhirnya menyapa semua pengunjung di Armadillo's.

Atk: Tes, satu...dua...oke. Halo, teman-temanku dan anak-anakku. Mamamu di sini haha! Jadi hari ini saya akan membawakan sebuah acara bincang-bincang mengenai komentar yang kemudian dikomentari oleh temanmu sekalian. Kenapa? Karena saya enggak sempat bikin lanjutan ceritanya, jadi ini sesungguhnya sedikit pertunjukkan sebagai permintaan maaf.

Audiens: *booing bersama-sama*

Atk: Diem lu pada, ga ada gua kalian ga bakal ada kelanjutannya lagi. Jadi ya ini sedikit hiburan saja. Karena saya juga butuh hiburan kayanya seru kalau kita ajak ngobrol teman-teman yang selalu dinanti oleh kamu. Jadi langsung saja kita sambut: Hiraka Oktavi!

Terdengar suara gitar yang dimainkan. Hanya satu nada dan tirai pun terbuka. Sosok Raka tengah duduk di atas kursi tinggi yang kemudian ia putar menghadap penonton. Wajahnya sok ganteng dengan pakaian yang dipakai itu-itu lagi. Pemuda itu hanya memainkan satu oktaf tangga nada kemudian mendekatkan bibirnya ke mic dan berkata dengan suara berat yang dibuat-buat.

Raka: Halo. Nama saya Hiraka, panggil aja Raka.

Audiens: turun! Turun! Enggak usah sok keren!

Atk: *berdeham* Terimakasih untuk penampilanmu yang apa adanya, Ka. Sekarang Nova Sarojin!

Nova: *memutar kursinya di samping Raka dan menunduk* Selamat malam.

Audiens: *cheering vigorously*

Atk: Dilanjutkan oleh mantan terindah: Indhira!

Audiens: WHOOOO!! *cheering more vigorously*

Indhi: *berlari kecil dari toilet dan duduk di samping Nova* Maaf aku dari toilet.

Atk: Terakhir yang kamu selalu nanti-nanti: CYRUS!

Lampu tiba-tiba mati, semua pengunjung menahan napasnya seolah-olah menantikan kejutan. Namun ternyata, orang-orang di belakang panggung memainkan lampunya. Gemerlap jingga dan merah muda diarahkan ke sana ke mari, musik dipasang dengan nada-nada tinggi penuh antisipasi dan akhirnya berhenti; di arahkan ke pojok ruangan di mana pintu menuju Huva Atma terletak. Dia yang berpakaian hitam tiba-tiba tampak, mengangkat tangan kanannya dan memberikan salam seperti tuan-tuan bangsawan. Pengunjung bersiul dan menepuk tangan. Terbawa suasana, kamu pun ikut bertepuk tangan.

Mereka semua memegang mikropon. Ketika Indhi dan juga Nova bertepuk tangan, Raka menyipitkan mata sembari menyilangkan kaki. Mikroponnya didekatkan ke bibir sembari merengut.

Raka: Rasanya tokoh utamanya gua, kenapa Cyrus yang disambut semeriah itu sih?

Nova: Faktanya Cyrus lebih menjadi tokoh favorit daripada kamu, Ka.

Atk: *terbelalak* Mungkin saya lama-lama akan memberikanmu julukan Ice Queen, Nova.

Cyrus: *duduk di samping Indhi dengan kursi dibalikkan* Faktanya aku ini jauh jauh jauh jauh lebih unggul daripada kau dari semua aspek Hiraka. Mau enggak mau ya hadapi ya. Lihat saja aku bisa berubah menjadi macan kumbang. Keren lho! Keren! Kamu apa, diteriaki Masou aja pingsan!

Raka: Wanjay masa lalu!

Atk: Aduh ampun deh. Yhaa...mungkin kalian berempat bingung kali ya tiba-tiba diajak ke sini dan tiba-tiba diajak ngobrol. Jadi hari ini, judulnya, kalian akan mengomentari komentar yang bertebaran selama perjalananmu di cerita ini. Gitu....

Narasumber: *mengangguk-angguk*

Indhira: Memangnya ada komen tentang aku?

Atk: *tersenyum penuh arti* Yah mungkin buat terakhir.

Indhira: *menunduk dan tersenyum cemas*

Atk: Nah mungkin yang paling mudah kita lihat itu ya komentar-komentar di give away lho. Pertama, Ka, aku minta maaf mungkin gambarku kurang kece makanya pembaca ga seantusias itu sama kamu. Tapi aku janji. Janji ini mah, gambarmu buatan temenku lebih cakep dari yang sebelumnya.

Raka: Yah, terserah sih, yang penting gua masih bisa makan. Kita dapet makanan gratis kan?

Indhi: Mahasiswa...mahasiswa....

Atk: Tenang, semua makanan diberikan oleh Nigel kita tinggal makan aja.

Nigel: Jangan seenaknya!

Atk: *terbatuk* Oke fokus. Di giveway, penampilan Cy secara mengejutkan membuat orang-orang mabuk kepayang. Ada yang ngira Cy itu seperti seorang old geezer berpenampilan buruk rupa, mungkin kaya Quasimodo kali ya.

Tapi ternyata beberapa komentar bilang seperti ini. Gimana perasaanmu Cy?

Cyrus: Apapun yang terjadi aku akan selalu keren dan aku sendiri sudah sadar bahwa aku ini keren. Enggak banyak orang yang lompat dari jembatan layang masih hidup—

Nova: Tepatnya sih enggak ada.

Cyrus: Iya betul, enggak ada. Tapi coba lihat ini *menunjuk tubuhnya dari atas ke bawah, menyeringai lebar* Utuh, tanpa luka, bahkan kulitku lebih mulus daripada bayi. Bayi lho! Kalian tahu enggak sih, di sini yang seperti bayi itu ya si otak kerbau yang duduk di ujung sana itu. Bocah.

Raka: Asal tahu aja, di balik layar Cy gemetaran setengah mati sebelum melompat.

Cyrus: Enggak ada yang percaya denganmu karena enggak ada yang lihat Hiraka. Manusia itu selalu percaya akan hal yang bisa mereka rasakan terutama dengan kelima inderanya itu. Kalau tidak bisa berarti omonganmu itu kopong. Paham? Kopong! Omong-omong aku bakal keliatan enggak sopan kalau enggak bilang makasih, jadi, ya makasih untuk komentarnya.

Atk: *menunjukkan komentar lain*

Raka: Hahaha @hnta_saki kamu mikir apa sih?

Cyrus: Kau mau aku menanggapi komentar ini?

Atk: Ya silakan.

Nova: Emangnya kenapa kalau lidahnya panjang?

Indhi: *mengigit bibir dan menepuk punggung Nova*

Cyrus: *berdecak* Gini ya, wahai kamu yang suka lidah panjang. Kamu mau tanggapan serius apa enggak serius? Semuanya itu ada dua dan aku bisa kasih dua-duanya. Kau tahu lidah untuk apa kan? Lidah itu ya, di mana-mana untuk merasakan. Apapun. Kalau naik gunung dan butuh tahu arah angin, kau tinggal jilat telunjukmu dan acungkan ke langit. Kalau jarimu tergores ya kau emut di dalam mulut 'kan? Di dalam mulut apa coba? Lidah. Menyembuhkan luka. Luka luar maupun dalam. Hei, kau tahu, kalau minat aku bisa memberikanmu kapan kita bisa ketemu lho. Duh, aku tahu Masou akan memarahiku. Tuh lihat dia sudah melotot seperti itu; mungkin kita bisa bertemu di Distrik Karmir, di sana ada tempat yang—

Nova: *menjerit di mikropon, bersemu merah* Apa-apaan bawa perempuan ke sana? Di sana kan...di sana kan....

Raka: Emang itu tujuannya kan?

Indhira: *terbelalak, tetap mencoba menahan senyum*

Atk: Okee....makasih Cyrus atas tanggapannya. Pembicaraan sedikit enggak terkontrol ya, haha. Omong-omong dengan potret, karena aku belum pernah bikin wajah tokoh-tokoh perempuan ada beberapa orang yang menanyai sosok Nova itu seperti apa. Nih silakan dilihat Nov, bahwa kamu sedikit banyak terinspirasi dari siapa. *memberikan selembar foto*

Raka & Indhira: *berjalan mendekati Nova untuk melihat foto yang diberikan*

Indhira: Manisnyaa~

Nova: Aku enggak tahu bahwa aku terinspirasi dari gadis ini. Dia...cantik.

Raka: Dia bukannya yang suka jadi model baju dalem? Itu lho, bra dan celananya. Sepaket.

Indhi: Kok kamu bisa tahu sampe sana sih?

Raka: Gua kan cowok!

Cyrus: Itu namanya selera, Indhira, selera! Seperti cewek rambut panjang, putih, dan singset. Mungkin si otak kerbau suka yang ikal-ikal dan —apa istilahnya— redhead ya? Kamu suka yang merah-merah Hiraka? Beet, apel, kol merah, stroberi?

Raka: Ngomong apa si lu, enggak ada hubungannya tahu. Populasi redhead di dunia katanya tinggal sedikit. Makhluk Tuhan itu harus dilestarikan.

Nova: *berdeham dan membalikkan foto itu ke arah penonton* Lagipula rambutku ini bukan warna naturalku, mungkin kalian berhak tahu.

Boleh aku menyimpannya? Aku enggak pernah punya foto sendiri.

Atk: Tapi kan itu cuma referensi...ya silakan aja sih, enggak ada yang ngelarang. Satu pertanyaan terakhir untukmu, Cy, apa sih cerita antara kamu-Nigel-Viviene?

Cyrus: Yakin diceritain di sini? Yakin? Jadi tuh sebenarnya aku dan Viviene *spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler* dan Nigel *spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler spoilerspoiler* Akhirnya begini deh.

Atk: Gila itu mulut beneran enggak dijaga ya. Sebagai tambahan, cerita mengenai Cy dan Viv akan dibuat spinoff-nya (kalau sempat). Makanya doain si ubin ini cepetan beres aja ya. Laif is difficult euy. Nah yang ini ditujukan untuk kamu dan Nova, Ka.

Raka: Akhirnya.

Atk: Kapan sih kalian ketemu lagi?

Raka: *bertukar pandang dengan Nova* Kalo ditanya kapan, itu perkara waktu. Masalahnya memang belum waktunya saja. Toh Nova udah gede, enggak perlu ada gua untuk ngurusin lu 'kan?

Nova: *mengangkat alis* Ada enggak ada Raka, hidupku masih gitu-gitu aja.

Indhira: *terbatuk* Savaaaagee

Nova: Tapi Raka lagi belajar dialog di adegan ketika akhirnya kami ketemu lagi lho. *tersenyum penuh arti* Enggak percaya kan? Dia ga suka latihan; diajak briefing malah kabur terus main sama pagna.

Raka: Pagna itu harus dijinakkan. Siapa tahu gua malah jadi riders nantinya.

Atk: Ya siapa tahu ya, tapi kalo ternyata kamu dimakan pagna waktu lagi belajar menjinakkan gimana?

Raka: Gampang. Ctrl+z hahahaha! Atau enggak gua bisa minta tolong Duta buat ngotak-ngatik folder tulisan lu, Tik.

Atk: Woy, awas lu, gua kasi makan ke pagna beneran deh. *geleng-geleng* Sebagai cowok kamu kan punya banyak temen cewek, Ka. Dari Indhi, Cecil, Iyas, sampe Nova. Tapi kenapa kok kamu single terus?

Raka: Repot ah. Pacaran harus punya modal.

Atk: Terus kamu dan Indhi gimana? Kalian tuh apa sih sebenernya? Mantan terindah?

Indhira: *bersemu merah* Kita enggak pernah pacaran!

Audience: Saaavaaaaageeeee

Raka: *mengerjapkan mata, memandangi Indhi*

Indhira: Emang iya kan, Ka? Kita enggak pernah pacaran.

Raka: Emang enggak pernah pacaran sih. Kalem, kalem, kalem. Yang namanya hubungan itu enggak usah harus memiliki.

Nova: Klise banget sih jawabannya.

Raka: *menoyor kepala Nova* Gini ya, sedikit bocoran aja, hubungan kasual itu sudah jadi hal pasti kalo lu kuliah di jurusan sama kaya gua. Kaya trend gitu loh, mugkin karena sebenernya anak-anak itu tahu kalau cewek incarannya out of league.

Nova: Tapi kamunya baper sendiri.

Cyrus: Bijak boleh, tapi jangan sok-sokan. Kau dan Masou itu berbeda!

Kamu mendengar seseorang menyeletuk dari kursi penonton. Menoleh ke sumber suara, kau melihat Ravi yang duduk di salah satu meja bersama dengan Luke dan juga montir-montir dari Marcus's Toe.

Ravi: Bilang aja muka lu standard, kaya pulpen!

Raka: Anyi—

Luke: *memalingkan kepala* Anjir, gua malu punya temen kaya lu. Untung lu bukan pelawak.

Nova: *menutup wajahnya dengan telapak tangan* Kenapa pamanku kaya gini sih.

Bar tiba-tiba dipenuhi dengan orang-orang yang bersahutan, menanggapi candaan jelek Ravi dan juga tanggapan norak Raka. Kamu mengambil gelas yang diberikan oleh Liam dan menyesap minumannya.

Atk: Karena pertanyaannya sudah habis dan suasana sudah enggak kondusif, mudah-mudahan kalian terhibur ya! Silakan banget bertanya lho. Ditujukan untuk siapapun yang ada di kisah yang ga beres-beres ini *nangis* Raka, Nova, Kirana, Luke, Keiran, siapapun! Tentu saja kalau spoiler nanti akan disensor hahaha. Mungkin di lain kesempatan aku bisa bikin Bincang Ubin Vol. 2 sebagai sampingan di kala kejenuhan. Terimakasih banyak sudah mampir, see you when I see you!

Continue Reading

You'll Also Like

4.5K 1K 32
[BOOK #3 OF THE JOURNAL SERIES] London dan Zevania adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Seolah ada benang tak kasat mata yang mengikatnya selam...
49.2K 4.8K 13
Salah satu pemenang the wattys 2016 dalam kategori: cerita sosial. (Underground Bullet Case:05) Wilayah Jakarta pusat gempar karena penemuan sesosok...
179K 24.6K 74
Pada suatu ketika di dalam mimpi, sang putri tertidur panjang karena menusukkan jemarinya ke jarum pemintal. Jika di akhir cerita sang putri terban...
1.2M 87.7K 35
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...