Kisah Aku

By Syadera_

46.8K 4K 244

Cinta tidak selalu berjalan mulus seperti yang kita ingin. Pasti akan selalu ada lika-liku kecewa, sedih, tap... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Info !!

10

1.4K 138 6
By Syadera_


Mondy termenung di ruang kantornya. Perkataan Rasya di rumah sakit menghantui pikirannya beberapa hari ini.
Mondy berubah menjadi pendiam dan acuh terhadap Raya.

Raya heran melihat Mondy yang tidak pernah menggodanya lagi setelah ia pulang dari rumah sakit. Terdengar aneh memang bagi Raya, biasanya ia akan sangat kesal jika Mondy menggodanya tapi sekarang harinya terasa sepi saat Mondy mengacuhkannya. Bahkan Raya tidak pernah lagi membuatkan Mondy kopi karena Mondy tidak pernah lagi memintanya.

Seperti kali ini, ruangan kerja Mondy tampak sunyi karena kedua insan di dalamnya tidak saling bicara. Seolah sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.
Hanya bicara seperlunya itu pun masalah pekerjaan.

Raya menghela nafasnya kasar dan berjalan mendekati meja kerja Mondy.

"Apa bapak ingin kopi ?" tanya Raya yang melihat Mondy memejamkan matanya dan bersandar di kursi kebesarannya.
Untuk pertama kalinya Raya menawarkan diri untuk membuatkan Mondy kopi.

"Tidak, kembalilah ke mejamu" jawab Mondy tanpa membuka matanya.

Raya kembali dengan kekecewaan dalam dirinya. Mondy mengacuhkannya, bahkan untuk melihat Raya pun ia tidak sudi.
Apa hubungan palsu mereka telah berakhir sekarang ? Apa Mondy tidak membutuhkan dirinya lagi ?
Raya tersenyum getir, ia berpikir Mondy mencintainya dengan semua perlakuan manisnya kepada Raya. Tapi ternyata Raya telah salah menilai Mondy.

Mondy memandang wajah Raya yang terlihat murung. Gadis itu hanya diam dan memandang lurus ke depan.

"Maafkan aku Ray, maaf.
Sebenarnya sangat sulit untuk aku menjauhimu. Tapi ini yang terbaik Ray, Rasya mencintai kamu dan dia sahabatku. Aku tidak ingin menghancurkan hatinya lebih dalam lagi. Andai kamu tahu aku sangat mencintaimu Ray sangat" batin Mondy lirih.

*

Saat jam makan siang tiba Mondy bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan ruang kerjanya tanpa menyapa Raya.

Raya hanya melihat punggung Mondy yang semakin menjauh.
Matanya berkaca-kaca dan akhirnya tumpah saat dirinya menyadari dia telah jatuh cinta pada orang yang salah.

"Hiks... Kamu bodoh Ray bodoh !" Rutuk Raya pada dirinya sendiri. Tangisnya menggema di ruang kosong ini, untung saja ruangan ini kedap suara jadi tidak akan ada yang tahu bahwa dirinya sedang menangis sekarang.

**

Mondy melajukan mobilnya tak tentu arah. Ia hanya ingin menjauh dari Raya. Tangannya mengcengkeram erat setir mobilnya dan sesekali memukulnya.

"Apa yang harus kulakukan Ray ? Aku gak bisa jauh dari kamu, tapi aku juga gak bisa mengorbankan perasaan Rasya"

"Ahhkkk... Rayaaaaa" Mondy berteriak frustasi di dalam mobilnya.

Mondy semakin menambah laju kecepatan mobilnya tak memperdulikan orang-orang di sekitarnya yang memaki dirinya.

Tiba-tiba Mondy membanting stir mobilnya dan mengerem mendadak saat melihat seorang wanita menyeberang di depannya, Mondy berusaha menghindar namun sayang mobilnya sedikit menyenggol tubuh wanita itu membuat tubuh wanita itu tersungkur ke jalan.

Mondy segera keluar dari mobilnya dan membantu wanita itu.

"Maaf, gue gak sengaja" ucap Mondy dan membantu gadis itu berdiri.
Tangan dan kaki gadis itu terluka walaupun terlihat tidak begitu parah.

"Gak apa-apa, ini juga salah gue kok kurang hati-hati" ucap gadis itu lembut.

"Gue anter lo ke rumah sakit" Mondy memapah gadis itu masuk ke dalam mobilnya. Dan melajukan mobilnya ke rumah sakit terdekat.

Setelah luka-luka gadis itu diperban Mondy menghampirinya.

"Gimana keadaan lo ?" tanya Mondy.

"Gue baik-baik aja, lo gak usah khawatir"
"Oh ya, gue Bella" gadis itu mengulurkan tangannya dan di sambut oleh Mondy.

"Mondy"

Mondy melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul satu siang.
"Gue harus balik ke kantor sekarang, lo jangan kemana-mana ya gue anter lo pulang ke rumah setelah gue pulang dari kantor"

Gadis itu tersenyum manis dan mengangguk. Setelah itu Mondy meninggalkan Bella di rumah sakit dan kembali ke kantornya.

"Tampan dan baik" batin Bella.

***

Raya menahan pergelangan tangan Mondy saat Mondy melewatinya begitu saja.
Mondy menghentikan langkahnya dan menoleh kepada Raya dengan tatapan datar.

"Apa aku berbuat salah Mon ?" tanya Raya.

"Apa maksudmu Ray ? Maaf, aku sedang sibuk, kita bicarakan lain kali saja" ucap Mondy dan meninggalkan Raya yang mematung mendengar jawabannya.

Mondy menatap Raya iba. Gadis itu harus terus menelan kekecewaan karena sikapnya hari ini. Mereka sama-sama tersakiti dengan keadaan seperti ini.

Raya adalah gadis pertama yang bisa membuat hatinya bergetar. Gadis pertama yang membuatnya jatuh cinta teramat dalam.
Tapi kini harus ia lepaskan, demi membiarkan gadis itu bahagia bersama orang lain. Walaupun sebenarnya Mondy tidak tahu bagaimana perasaan Raya terhadap Rasya.

****

Jam pulang kerja telah tiba. Raya memasukkan barang-barangnya ke dalam tas dan mulai melangkah saat Mondy memanggil namanya.

"Ray, aku tidak bisa mengantarmu pulang. Aku ada urusan" ucap Mondy.
Raya mengangguk dan berjalan keluar dari ruangan Mondy.

Raya berjalan dengan langkah gontai menuju halte.
Saat akan menyeberang Raya dikejutkan dengan suara klakson motor yang begitu nyaring dari arah kanan, segera Raya menoleh dan berusaha menyingkir namun sial ia tertabrak dan akhirnya jatuh di tepi trotoar.

Pengendara motor itu tidak berhenti dan terus melaju meninggalkan Raya. Itu namanya tabrak lari.

Raya mendengus kesal dengan susah payah ia bangkit dibantu beberapa orang yang ada di halte itu. Raya mencegat taksi, siku kirinya terluka, dan kakinya terasa terkilir mungkin ia akan ke rumah sakit sebentar untuk mengobatinya.

Raya berjalan dengan menyeret sebelah kakinya yang terkilir. Saat melihat Raya yang berjalan terseok-seok seorang perawat segera membantu memapah Raya dan membawanya ke ruang pemeriksaan.

Luka dan kaki Raya yang terkilir sudah ditangani dokter namun tetap saja masih terasa sakit dan membuat jalannya menjadi lambat.

Raya berjalan tertatih di lorong rumah sakit. Matanya tak sengaja menangkap dua orang berbeda jenis kelamin keluar dari salah satu ruang perawatan.
Pria itu memapah wanita itu seakan takut wanita itu akan terjatuh jika ia tidak memegangnya.

Namun bukan itu yang menjadi pusat perhatian Raya. Pria itu terlihat seperti Mondy. Karena rasa penasarannya Raya mengikuti langkah kedua orang di depannya. Raya menggelengkan kepalanya saat pemikiran itu melintas. Mungkin hanya mirip pikirnya.

Raya bersembunyi di balik pintu rumah sakit dan mengintip sedikit.
Saat orang itu akan masuk ke dalam mobilnya, Raya melihat jelas bahwa itu Mondy. Ingin rasanya Raya mengejar mobil Mondy tapi tidak mungkin untuk berjalan pun dia sulit apalagi harus berlari. Raya hanya bisa menatap nanar mobil Mondy yang semakin hilang dari pandangannya.

Air mata Raya tumpah seketika, dadanya terasa sesak dan sakit melihat Mondy bersama wanita lain. Ingin rasanya Raya mengatakan Mondy adalah miliknya, walaupun hanya status palsu tapi ia tidak rela jika Mondy harus menjadi milik orang lain.

Raya berkata lirih di dalam hati.
"Apa karena kau telah memiliki wanita lain kau mengacuhkanku Mon ?"

Raya mempercepat langkahnya meninggalkan rumah sakit dengan air mata yang masih mengalir deras dari kedua mata indahnya.

*****

Mondy menghentikan mobilnya di sebuah komplek perumahan elit.

Mondy membukakan pintu untuk Bella keluar, Bella tersenyum senang dengan perlakuan Mondy.

"Sekali lagi, gue minta maaf" ucap Mondy merasa bersalah.

Bella tersenyum dan mengangguk.

Mondy mengambil sesuatu dari dompetnya dan memberikannya kepada Bella.

"Ini kartu nama gue, kalau lo butuh bantuan lo datang aja ke kantor gue" ucap Mondy.

"Pasti, makasih ya" ucap Bella kepada Mondy.

Mondy mengangguk, masuk kembali ke dalam mobilnya dan melaju meninggalkan rumah Bella.

"Mondy Putra Adhari, CEO Adhari Corp" gumam Bella pelan dan tersenyum penuh arti.

******

Raya termenung di atas ranjang tidurnya.
Raya sedih dan kecewa, entah kenapa dirinya merasa seperti dipermainkan oleh Mondy.

Walaupun hubungan mereka adalah palsu, tapi Mondy selalu memberinya perhatian lebih.
Dan sekarang disaat Raya sudah memiliki rasa terhadap Mondy, Mondy mencampakkan dirinya bagai barang yang sudah tidak dibutuhkan.
Lalu untuk apa Mondy bersikap seolah ia mencintai Raya ?

Apa ini semua salah Raya yang terlalu mudah terbawa perasaan saat Mondy bersikap manis padanya atau salah Mondy yang sengaja membuat Raya baper ?

Raya menghapus air matanya kasar saat dirinya kembali menangis mengingat Mondy.

"Kamu jahat Mon !!!" Raya menjerit dan kembali menangis pilu.

"Ternyata aku salah mengenal kamu Mondy" ucap Raya lirih.













Maafkan kalau gaje ya wkwk
Jangan lupa vote :)

Continue Reading

You'll Also Like

3.5M 52.3K 32
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
1.3M 7.5K 9
Mature content🔞 Jangan lupa tinggalkan jejak! Maya tidak menyangka bahwa dia akan memanfaatkan Saka, anak magang di kantornya, sebagai pelampiasan n...
11.6K 1.6K 20
RANDOM TALK MERUPAKAN PROJEK SAMPINGAN DARI CERITA 'BUBU'. Daftar Konten: ✔Drama Instagram ✔Cuitan Twitter ✔Chat Story ✔Cut Scene ✔QnA ✔Random...
1M 148K 49
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...