Seharusnya ✔

By kaamuffled

123K 9.7K 2K

"Seharusnya lo gak begini. Seharusnya-" "Seharusnya seharusnya seharusnya. Berhenti bilang seharusnya karena... More

Prolog
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Epilog
Davka's Side Story

Bab 8

3.9K 338 47
By kaamuffled

"Orang kuat itu adalah orang yang mau ikhlas merelakan meskipun menyakitkan."

※※※※※

Davka kesal. Aksi kaburnya tadi ternyata berdampak pada kondisi tubuhnya. Tadi setelah ia berjalan menuju rumahnya, tiba-tiba kepalanya menjadi sangat pusing dan ia jatuh tak sadarkan diri di dekat rumahnya.

Kini setelah ia sudah sadar, ia harus dihadapi sebuah kenyataan bahwa ia sudah berada di rumah sakit lengkap dengan jarum infus yang sudah tersemat di punggung tangan kanannya. Ia meraba keningnya yang ternyata masih saja panas.

Kedua matanya mengedarkan pandangan ke segala arah dan ia tak menemukan siapapun hingga kenop pintu ruangannya terbuka dan menampilkan sesosok wanita berbaju putih berambut hitam dan panjang....namun disanggul.

"Halo Davka. Wah sudah sadar kamu ya?" sapa wanita itu dengan senyuman manisnya.

"Eh...iya sus. Udah sadar. Sadar telah mencintai suster," goda Davka yang seketika mendapatkan tepukan halus di lengannya.

"Kamu ini ya. Bercanda terus. Saya jadi gak percaya kalo kamu sakit beneran."

"Ih beneran suster. Nih pegang. Saya masih demam, telapak kaki saya lecet-lecet, perut saya laper, hati saya masih jomblo, suster kayaknya jomblo. Jadian, yuk!" goda Davka yang seketika berbuah jitakan keras.

Jitakan itu bukan dari suster muda yang kini tengah mengukur tekanan darahnya, melainkan dari Raehan yang tiba-tiba saja sudah muncul di sana.

"Abang! Apa-apaan sih?!" ujar Davka sembari terus mengelus kepalanya yang masih terasa sakit.

"Lo lagian kalo ngomong suka ngaco," sahut Raehan acuh.

"Lagian ngapain sih abang disini? Bukannya sekolah juga."

"Gue ijin. Gara-gara lo."

"Ah alibi doang lu mah ya bang biar gak masuk."

"Udah udah, gak usah berantem. Saya pergi dulu ya," ucap suster itu sembari membereskan peralatannya tadi kemudian ia menoleh ke arah Davka yang masih memberengut kesal disana. "Tekanan darah kamu normal. Ga usah cemberut gitu. Nanti tekanan darahnya tinggi. Haha."

Keduanya terdiam hingga suster muda itu pergi.

"Heh kambing! Dengerin gue ya! Tadi lo pingsan di jalan. Gimana gue gak panik coba?!" teriak Raehan setelah dirasanya suster itu benar-benar telah pergi.

Davka mengalihkan pandangannya ke arah kedua tangannya yang saling beradu satu sama lain.

"Lo tau gak seberapa paniknya gue tadi pagi?! Lo harusnya mikir, Dav! Mikir. Lo terlalu berharga buat gue."

"Maaf," sahut Davka dengan suara yang sedikit bergetar. Ia benar-benar merasa bersalah kali ini. Seharusnya ia tidak bertindak bodoh. Seharusnya ia bisa lebih menjaga dirinya lagi. Atau seharusnya ia tidak dilahirkan di keluarga ini?

"Maaf bang. Gue...gue cuma bisa nyusahin lo sama bunda doang. Maaf kalo selama ini gue jadi anak gak berguna banget."
Maaf ka-"

"Shut up, Davka! Sekali lagi lo ngomong gitu, gue benci sama lo."

"—ka... kalo gue senyusahin itu—"

"DAVKA!"

Mendengar bentakan dari Raehan membuat nyali Davka seketika menciut.

"Lo tau kan seberharga apa lo bagi gue. Stop bilang begitu!"

Davka yang masih tidak berani menatap kedua mata Raehan hanya menangguk.

"Bagus," ujar Raehan singkat kemudian segera berjalan menuju sofa.

Suasana mendadak terasa sepi. Davka yang tidak suka dengan sepi segera mengacaukan suasana.

"Bang."

"Hmm," gumam Raehan dengan kedua mata yang sudah menutup.

"Tolongin gue," ucap Davka lirih yang membuat Raehan segera membelalakan kedua matanya dan berlari ke arahnya.

"Kenapa? Ada yang sakit? Dimana? Bilang sama gue!"

"Gue...gue laper."

"An—huft," ucapan Raehan segera terhenti saat ia menyadari bahwa kata kotorlah yang akan keluar dari mulutnya. "Ya makan dong, adikku sayang."

"Suapiiin..."

"Ya 'kan tangan lo gak lumpuh ganteng."

"Abangku yang paling tampan sedunia. Nih liat! Tangan adek imut lo ini lagi diinfus. Akan sangat ribet kalo gue maksain hal itu," ujarnya seraya mengulurkan tangan kanannya yang tersemat jarum infus disana.

"Sini mana," ujar Raehan dengan ketus.

Di sela-sela kegiatan makannya, Davka tersenyum manis melihat kakaknya yang bersikap baik dan bahkan mau menyuapinya membuatnya semakin bahagia.

*****

"Ih, kenapa lagi tuh bocah?!"

Kailasha kesal. Hari ini ada berkas yang harus ditandatangani oleh Davka dan besok pagi sekali harus diserahkan ke Pak Sulaiman. Namun, ia baru saja mendapatkan kabar dari Diego bahwa Davka tidak masuk karena demam. Saat ia bertanya mengapa bisa Davka tiba-tiba demam, jawaban Diego benar-benar membuatnya emosi.

'Gara-gara berenang malem-malem pas hujan.'

Bodoh! Davka memang sangat bodoh!

"Udah, Kai. Sabar. Mending sekarang lo anterin nih berkas biar besok bisa dikasih ke Pak Sulaiman.

"Kok gue? Kenapa gak lo aja?"

"Ya kan lo wakilnya. Atau gak lo yang gantiin tanda tangan dia."

"Gak mau. Yang berkas kali ini Pak Sulaiman maunya si Davka yang tanda tangan. Ah emang nyusahin."

Kini Diego dan Kailasha sudah berada di lobby sekolahnya. Secara tiba-tiba, Kailasha menghentikan langkahnya dan secara otomatis Diego turut berhenti dan menoleh ke arah Kailasha yang sedang memberengut kesal.

"Haha lo kenapa sih? Tinggal anterin aja."

"Gak bisa Diegoooo gue harus ke rumah nenek. Nenek gue sakit. Lo aja deh."

"Gue juga udah janji sama mama gue buat anterin pergi."

Kailasha memutarkan kedua matanya kesal. "Ya terus ini gimana?"

Seperti mendapatkan pertolongan dari Tuhan, tiba-tiba Afreen berjalan seperti hendak pulang sekolah. Dengan sigap Diego berhenti di depannya sembari merentangkan kedua tangannya.

Afreen menatapnya dengan wajah bingungnya.

"Af, gue mau minta tolong. Tadi—" Diego segera merampas berkas yang dipegang oleh Kailasha dan segera melemparkannya ke arah Afreen. Refleks, Afreen menangkap berkas itu dan menatap Diego tajam. Baru saja ia ingin mengembalikan berkas itu, namun Diego sudah menarik Kailasha pergi sembari berteriak, "—Pak Sulaiman nyuruh lo nganterin itu ke Davka. Suruh dia tanda tangan. Alamatnya nanti gue chat lo."

Dan dengan secepat kilat, Diego dan Kailasha menghilang dari pandangan Afreen. Saat Afreen sedang kebingungan memandangi berkas yang sudah ada di tangannya, ponselnya bergetar dan ternyata ada pesan dari Diego.

Diegoo : RS Bakti Medika, Jl. Kelinci 5 No. 11. Ruang 411.

"Kok gue sih?" Dan dengan amat sangat terpaksa, Afreen berjalan menuju alamat tersebut.

Sedangkan di lain tempat Kailasha yang sedang berjalan bersama Diego berkali-kali merutuki kebodohannya. Ah pasti nanti Afreen akan berdua saja dengan Davka.

Katakanlah bahwa Kailasha sedang cemburu. Ia tak akan mengelak akan hal itu. Ia menyesali nasibnya yang sekali lagi harus menahan rasa cemburu.

'Dav, cemburu tuh gak enak. Kok lo tega banget sih sama gue?!' pekiknya dalam hati.

- TBC -

⚫⚫⚫

Maaf ya buat notif tadi. Itu aku kepencet hehe Sorry banget kalo PHP.

Nih aku kasih update yang sesungguhnya hehe

Kritik saran selalu ku tunggu dari kaliaaan~

Buat sider, aku cuma mau bilang.....

Thanks yaa udah mau mampir! Aku senaang..... Gak apa2 gak vote. Aku gak maksa. Beneran. Itu kan hak kalian. Kalo kalian ngerasa aku update lama, itu bukan karena aku nunggu targetan vote. Enggak ko. Akunya aja yang belom sempet hehehe

Oke, udah ah nanti kalian bosen kebanyakan note nya hahaha

See you soon 😘

Oiya... mampir ke Queen Bee yaaa..... Konfliknya gak seberat Schatten sama Sincerity. Lagi pengen coba buat cerita yang agak santai gitu hehe. Hope you'll like it. Daaah! 😊😀

Continue Reading

You'll Also Like

Sangga By Ririn

Teen Fiction

791K 108K 30
Semenjak kepergian Rigel, Sangga lah yang menggantikan peran Rigel sebagai ketua geng Toxic. Permasalahan demi permasalahan terus datang silih bergan...
3.5K 689 34
Kata mereka yang tidak tau, hidup Seohyun itu menyenangkan dan selalu diberkati oleh teman-teman nya. Tidak, hidup Seohyun tidak seperti yang kalian...
155K 7K 57
(Sedang proses revisi) Benci adalah sebuah rasa cinta yang malu untuk diungkapkan. Bermula dari acara MOS ketika Bella Amalia Wikrama memergoki peser...
882K 65.9K 31
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...