Kisah Aku

By Syadera_

46.7K 4K 244

Cinta tidak selalu berjalan mulus seperti yang kita ingin. Pasti akan selalu ada lika-liku kecewa, sedih, tap... More

1
2
3
4
5
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Info !!

6

1.5K 149 3
By Syadera_

Waktu pulang pun tiba. Raya segera bergegas bersiap-siap akan pulang.
Namun sayang hujan turun sangat deras. Karyawan yang lain telah pulang dengan mobil mereka.
Apalah daya Raya yang hanya menggunakan bis, ia harus menunggu hujan reda agar bisa berjalan ke halte.

Akhirnya Raya menunggu di sofa lobby kantor.
Kantor sudah sepi dan hanya menyisakan beberapa orang satpam dan tentu saja karyawan rendahan yang tidak memiliki mobil sendiri.

Mondy melangkahkan kakinya akan keluar dari kantor sebelum ia melihat Raya yang sepertinya tertidur di sofa karena menunggu hujan reda.

Ia melirik jam, sudah hampir maghrib dan hujan belum berhenti. Dan akhirnya Mondy berinisiatif akan mengajak Raya pulang bersamanya saja.

Mondy menepuk pundak Raya beberapa kali untuk membangunkannya.
"Hey cewek aneh bangun" ucap Mondy.

"Emh, udah reda ya hujannya ?"

"Belum tapi ini udah mau maghrib, lebih baik lo pulang bareng gue aja" ucap Mondy.

"Gak perlu, gue bisa sendiri kok" ucap Raya.

"Oh gitu, gue rasa hujannya bakalan awet. Ya paling enggak lo bakalan semalaman disini. Kalau gitu selamat menikmati hari lo di kantor" ucap Mondy dan mulai melangkahkan kakinya keluar.

Raya bergidik ngeri membayangkan dirinya akan semalaman di kantor menunggu hujan reda.

Dengan langkah seribu Raya segera berlari menyusul Mondy.
Mondy tersenyum miring dan pura-pura tidak tahu saja bahwa Raya sudah berjalan di belakangnya.

Mondy masuk ke mobil dan mulai menghidupkan mesinnya.
Ia melirik Raya yang masih berdiri di samping mobilnya.
Mondy membiarkan saja, sedikit mengerjai Raya pikirnya. Siapa suruh tadi sok menolak ajakan Mondy.

Sudah lebih dari 5 menit Raya tidak bergeming, dan Mondy pun tidak memberi sinyal kepada Raya untuk masuk.
Akhirnya Raya mengalah dan melangkahkan kakinya menjauhi mobil Mondy.

Mondy yang melihat itu tertawa dan segera keluar dari mobilnya. Mondy menarik pergelangan tangan Raya yang berjalan gontai.

Raya menoleh ke belakang dan menghadap Mondy.

"Kenapa ? Kalau lo gak mau nganterin gue, gak papa kok gue bisa nunggu sampai hujan reda" ucap Raya lirih.

Mondy segera menarik tangan Raya untuk masuk ke dalam mobil dan memasangkannya seatbelt.

Setelahnya Mondy segera melajukan mobilnya keluar dari kantor.

Selama perjalanan hanya hening yang tercipta.
Sampai akhirnya Mondy memecah keheningan itu.

"Rumah lo dimana ?" ucap Mondy datar.

"Jalan Mawar nomor 9" ucap Raya.

Setelahnya tidak ada lagi yang membuka suara.

20 menit perjalanan akhirnya mobil yang dikendarai Mondy berhenti tepat di depan rumah Raya. Saat Raya akan turun, Mondy menahan pergelangan tangan Raya.

"Besok lo gak usah jadi OG lagi" ucap Mondy.

"Maksud lo ? Lo mecat gue lagi ?"

"Bukan gitu, mulai besok lo jadi asisten pribadi gue" ucap Mondy tegas.

"Haaaa ? Ogah gue, lebih baik gue jadi OG aja daripada jadi asisten lo" ucap Raya tak terima.

"Kalau lo nolak jadi asisten gue lo gak usah kerja lagi di kantor gue dan gue bisa buat lo gak diterima kerja dimana pun !" ucap Mondy menampilkan senyum devilnya.

Raya terkejut dengan pernyataan Mondy. Kalau ancamannya nyata maka berakhirlah hidup Raya darimana dia harus mendapatkan uang.
Akhirnya dengan sangat terpaksa Raya pun mengangguk pasrah.

"Nah gitu dong, gue mau lo besok dandan yang cantik dan rapi karena lo akan ikut kemana pun gue pergi termasuk ketemu client gue" ucap Mondy dan segera meninggalkan Raya yang kesal karena ulahnya.

"Dasar CEO kampret !!!" ucap Raya nyaring. Tapi tentu saja Mondy tak akan mendengarnya.

Mondy tersenyum puas, dengan menjadikan Raya asistennya maka dia akan selalu berada di dekat Raya, entah mengapa hatinya selalu ingin berdekatan dengan Raya. Mungkin Mondy memang sudah menyukai Raya.

**

Raya Pov

Hari ini aku berdandan serapi mungkin, blouse putih rok span selutut dan blazer hitam. Ya kurasa tidak buruk untuk seorang yang menjabat sebagai asisten big boss.

Aku memoles wajahku dengan make up tipis dan lipstik berwarna peach.

Tin ... Tin...

Aku menoleh, bingung tentu saja siapa yang mengklakson pagi-pagi begini ke rumahku. Temanku juga tidak ada yang menggunakan mobil pikirku terlebih keluargaku tidak ada di Jakarta.

Aku berlari keluar untuk memastikan.
Saat aku membuka pintu aku terkejut mendapati Mondy sedang bersender di pintu mobilnya.
Dia menghampiriku setelah melihatku membuka pintu.

"Ini beneran lo ? Raya yang waktu itu gue cipratin air di halte ? Cewek urakan itu kan ?" ucap Mondy melihat penampilan Raya dari atas sampe bawah.

"Ya iyalah emang lo pikir gue siapa lagi. Kayak lo gak urakan aja dulu" ucap Raya kesal.

"Nah gini dong, kalau lo berpakaian feminim kayak gini lo terlihat cantik, manis, dan sekseh hahaha" ucap Mondy tertawa.

"Udah deh, lo ngapain sih disini pagi-pagi ?" ucap Raya.

"Menurut lo ngapain gue kesini kalau bukan jemput lo. Lo itu asisten gue, jadi kemana pun gue lo harus ikut termasuk pergi dan pulang kantor" ucap Mondy.
"Udah, sekarang lo cepetan ambil barang-barang lo dan kita berangkat".

Setelah aku mengambil tasku, kami segera berangkat ke kantor.

***

Mondy Pov

Setelah sampai di kantor aku langsung menuju ruanganku dan Raya. Ya kami satu ruangan, sengaja aku yang mengaturnya agar bisa dekat dengan Raya.

Entah beberapa hari ini aku merasa nyaman dan sikap dinginku seolah hilang jika aku bersama Raya.

Kulihat dia tengah sibuk dengan komputernya. Aku menyuruhnya menyusun agenda ku untuk minggu depan.

"Ray, tolong buatin saya kopi" ucapku. Ya aku tidak akan memakai lo gue ketika berada di kantor.

Raya melihatku dengan tatapan tak terima.
"Kenapa gak nyuruh OB aja ? Kemaren lo bilang gue gak usah jadi OG lagi, lah sekarang gue jadi asisten lo lo tetep aja nyuruh gue buat kopi"

"Sssttt, berhenti bicara ! Dan jangan gunakan bahasa kasar kamu itu disini, ini kantor bukan pasar" ucapku memperingatinya.

"Kamu itu asisten saya, jadi tugas kamu menyiapkan apa yang saya butuhkan. Dan sekarang saya butuh kopi" ucapku tegas.

Wajah Raya berubah cemberut dan tanpa menjawab Raya sudah melangkah keluar dari ruanganku.

Pasti dia kesal karena ulahku. Ah senang sekali rasanya mengerjai wanita itu.

Tak lama Raya datang dengan secangkir kopi di tangannya.

"Ini pak kopinya" ucap Raya meletakkan secangkir kopi itu di atas meja kemudian segera menuju meja kerjanya.

Aku mengambil dan menyeruput kopi itu sedikit.

"Raya, kopi buatan kamu lebih enak dari buatan OB yang lain. Kamu memang calon istri yang baik, kalau begitu setiap hari kamu harus membuatkan saya kopi" ucapku tersenyum manis kepadanya. Walaupun sebenarnya rasanya sama saja dengan buatan yang lain. Hehe

Raya Pov

Dasar bos arogan, selalu aja nyusahin. Lagian kenapa juga aku bisa ketemu sama orang kayak dia. Ya dia memang tampan, manis dan menggoda. Jujur saja jantungku selalu berdegub kencang ketika berdekatan dengannya.
Tapi tetap saja tingkahnya sangat menyebalkan.
Kadang baik kadang jahat dan kadang membuat muak dengan kata-kata manis yang keluar dari mulutnya itu yang semua adalah kebohongan.

Apa aku baru  saja berharap semua perkataannya tadi itu nyata ?

Enggak enggak, Raya kamu gak boleh baper sama cowok buaya kayak Mondy. Aku yakin dia pasti udah sering ngomong kayak gitu ke cewek-cewek cantik di luar sana.








Jangan lupa vote nya :)

Continue Reading

You'll Also Like

6.1M 318K 58
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
5.2K 116 12
Gladys Alveyra terjebak hasrat terlarang dengan Reyhan saat usianya mulai menginjak 19th. Hingga tanpa sadar, laki-laki dengan usia 11th lebih tua it...
41.1K 5.2K 52
๐™Ž๐™–๐™–๐™ฉ ๐™ž๐™ฉ๐™ช, ๐™๐™–๐™ง๐™ž ๐™—๐™ช๐™ง๐™ช๐™  ๐™ข๐™š๐™ฃ๐™™๐™–๐™ฉ๐™–๐™ฃ๐™œ๐™ž ๐™‹๐™–๐™ง๐™  ๐™Ž๐™š๐™ฎ๐™ž, ๐™™๐™–๐™ฃ ๐™จ๐™š๐™ข๐™–๐™ ๐™ž๐™ฃ ๐™ข๐™š๐™ข๐™—๐™ช๐™ง๐™ช๐™  ๐™จ๐™–๐™–๐™ฉ ๐™™๐™ž๐™ง๐™ž๐™ฃ๐™ฎ๐™– ๐™ข๐™ช๐™ก๐™–๏ฟฝ...
1.3M 7.4K 9
Mature content๐Ÿ”ž Jangan lupa tinggalkan jejak! Maya tidak menyangka bahwa dia akan memanfaatkan Saka, anak magang di kantornya, sebagai pelampiasan n...