Cahaya Dalam Kegelapan[COMPLI...

By AoiNoKitsune13

370K 23.2K 1.6K

Seorang anak yang terlupakan sejak ia baru saja menghirup udara di muka bumi, yang memiliki sebuah takdir mem... More

Kehidupan Yang Baru
Meet With Bijuu
Birthday, Diagon Alley, and Hogwarts
Troll and Gift
Quidditch
Aland kembali beraksi
Desisan Ular dan Miss Norris
Klub Duel
Buku Misterius dan Memori
Serangan Ron, Aragog, Pesan sang Pewaris
Anjing Besar, Sirius Black, Dementor
Hippogrif, Boggart, Serangan Dementor
Marauders Map, Peter Pettigrew, Sirius Black
Kebenaran, Pengadilan, Tempat Tinggal Yang Baru
Turnamen Triwizard, Kutukan Terlarang, Pemilihan Juara
Tantangan Pertama, Yulle Ball, Tantangan Kedua
Tantangan Ketiga dan Voldemort
22
25
26
27
28
29
30
Invasi Pain - jeritan Aland
Invasi Pain 5
36
37
38
39-End-
Side Story Cahaya Dalam Kegelapan

23

9.5K 669 69
By AoiNoKitsune13

"apa maksudnya ini Dumbledore?" Tanya Tonks sambil menatap Dumbledore

"Dia akan membantu kita, dia akan menjadi anggota muda Orde Phoenix" ujar Dumbledore

"Apa?! Dia death eater!" Seru Ron

"Sampai kapan kau bilang aku Death Eater?" Ujarnya sambil membuka baju atasannya membuatnya Half Naked

"Bilang saja jika kau tidak ingin aku disini aku akan pergi, ingat Weasley. Jika bukan karenaku ayahmu sudah jadi pengangguran" lanjutnya

"Ron! Berhentilah menuduhnya Death Eater! Mana tanda hitam yang kau bicarakan? Tidak ada!" Seru Hermione

"Uncle Sev... Kita pulang saja" ujarnya sambil menatap Severus

"Oh nak... Maafkan Ron" ujar Mrs. Weasley

"Aku tidak perduli, aku tadinya hanya ingin membantu kalian.. tapi sepertinya tidak perlu, ayo uncle" ujar anak itu sambil menarik tangan severus

"Lewat jalan muggle ya?!" Serunya pada severus

Sedangkan Dumbledore seperti kelabakan sendiri saat melihat situasi saat ini.

"Ayo" ujar Severus

"Ahh nak, ron hanya bercanda. Jangan masukan kedalam hati" ujar Dumbledore membuat semua orang mengerutkan keningnya

"Hn" ucap Aland sambil menududukan dirinya di tengah tengah twins weasley

"Baiklah jadi....."

'ssttt kalian mendengarku? Jika ia diam jangan memasang ekspresi apapun seperti tidak mendengar apa apa'

Twins Weasley,Harry,Hermione,Sirius,Remus dan Severus kaget saat mendengar sebuah suara di dalam pikiran mereka, tapi mereka langsung merilekskan diri mereka kembali.

'diluar benar benar banyak sekali Dementor. Boss ingin kita berganti tempat. Kita sudah tidak aman lagi sebelum masuk ke hogwarts, walau disana juga kurang aman'

'bagaimana kau bisa suaramu masuk kedalam pikiranku? Apa ini semacam legilimency?' tanya Harry

'bukan Harry, ini berbeda. Kau ingat saat kita sedang di gubuk menjerit? Severus,aku dan sirius memang merencanakan itu, tepatnya itu rencana Aland, akar akar itu dia yang keluarkan, dan kami bergerak melakukan sesuatu dengan perintah darinya dari pikiran seperti ini' ujar remus dalam pikirannya

'wow keren!' seru Twins Weasley

'apa saat kau menyuruh kami duluan juga karena Aland?' tanya Hermione

'ya itu bulan purnama, kalian tahu apa artinya. Moony seorang werewolf aku sedang berusaha menahan jiwa serigalanya. Dan saat itu sedang bulan purnama, aku membawanya ke dimemsi ku. Bisakah kita fokus?' tanya Aland

'ya' ujar Severus

'aku sudah membuat 7 bunshin di kamar mandi, bergantian kesana. Jangan sampai yang lain curiga' ujar Aland
.
.
.
Cedric memeluk perut Aland yang sedang membaca buku sambil duduk di atas karpet di depan perapian dengan Cedric yang tiduran berbantal kaki Aland dan tangan yang memeluk perut Aland tanpa perduli orang orang tedekat aland melihatnya. Apa lagi Narcissa,Lily, dan Bellatrix yang cekikikan di ujung sana, ntah apa yang mereka pikirkan. Dan para lelaki dewasa yang mengeluarkan aura suramnya melihay bocah kuning mereka sudah dimiliki seseorang

"Apa kau ingin ikut bertemu keluargaku di dunia shinobi?" Tanya Aland setelah ia menutup bukunya

"Ahhh.... Tempat yang kau ceritakan kemarin ya?" Tanya Cedric yang di jawab anggukan Aland

"Kau mau pergi?" Tanya Lily

"Iya, Mum. Lagi pula saat terakhir aku kesana, aku hanya bertemu keluarga Uchiha. Aku nanti akan menemui beberapa orang" ujar Aland

"Apa mereka tidak akan memberi tahu orang lain kau masih hidup nak?" Tanya Tom

"Tidak daddy" ujar Aland

"Sampai kapan kau akan disana?" Tanya Lily

"Sekolah sebentar lagi mum, jadi aku akan langsung pergi sekolah" jawab Aland

"Berati kau akan disana sangat lama?" Tanya Lily lagi

"Sudahlah Lily. Dia merindukan keluarganya yang ada disana" ujar Tom membuat Lily menghela nafas lalu menggangguk

"Baiklah hati hati" ujar Lily lalu memeluk Aland yang sudah berdiri dihadapannya bersama Cedric dan mencium keningnya

"Jaga anakku ya" ujar Lily lalu memeluk Cedric dan mencium kening Cedric

"Tentu saja" ujar Cedric

"Kami pergi dulu" ujat Aland sambil memeluk sang Ayah lalu menghilang bersama Cedric

"Semoga dia baik baik saja" gumam Lily

"Sudahlah, dia sudah besar. Jangan berlebihan" ujar Tom membuat Lily memberinya Glare

"Hn seperti kau tidak pernah seperti itu" ujar Lily yang dibalas cekikikan Narccisa dan Belatrix yang dihiraukan Tom.
.
.
.
"Bukankah ini dimensimu?" Tanya Cedric saat mereka sampai di dimensi Aland

"Kita butuh baju kan?" Ujar Aland lalu masuk kedalam rumah diikuti Cedric

"Kau benar hahaha" ujar Cedric

Mereka berdua masuk kedalam sebuah kamar di rumah itu. Kamar milik mereka berdua. Aland dan Cedric memasukan baju mereka yang ada di dimensi kedalam sebuah koper besar.

Mereka memang menyimpan baju mereka yang aland ciptakan sendiri di dimensinya ini. Terkadang mereka membelinya dari dunia muggle. Begitupun di Riddle manor, Cedric menyimpan baju bajunya juga disana.

"Bagaimana dengan yang lain?" Tanya Cedric setelah menutup kopernya

"Aku sudah mengirim klon, disana sangat bahaya. Apa lagi untuk Harry,Twins, dan Hermione. Aku juga sudah menyuruh klonku menjemput Viktor, Luna, Neville, Blaise dan Theo" jawab Aland

"Kita pergi sekarang?" Tanya Aland yang di jawab anggukan Cedric.

Alandpun langsung memegang tangan Cedric yang mrmengang koper lalu pergi dari dimensinya menuju dunia Shinobi.

Dalam waktu singkat Cedric dan Aland sudah sampai didepan sebuah rumah.

Cedric memandang kagum rumah dan apa saja yang tertangkap oleh matanya.

"Disini benar benar terlihat nyaman. Bahkan tidak ada polusi" ujar Cedric

"Tentu saja, tapi tetap masih ada peperangan disini" ujar Aland lalu menggeser pintu rumah tersebut

"Tadaima" ujar Aland sambil masuk kedalam diikuti Cedric yang membawa koper mereka lalu menutup kembali pintu itu.

"Okaeri" ujar seorang Wanita seumur ibunya yang berjalan menghampiri Cedric dan Aland yang sedang melepaskan sepatu mereka

"NARU-CHAN!" pekiknya lalu memeluk erat tubuh Aland

"Kaa-san sesakk"ujar Aland membuat Mikoto tertawa lalu melepaskan pelukannya

"Kaa-san merindukamu Naru-chan, eh siapa pria tampan ini?" Tanya Mikoto saat menyadari anaknya tidak datang sendiri

"Namaku Cedric. Kekasih Aland" ujar Cedric sambil membungkukan badannya dan tersenyum sedangkan Aland hanya bisa mendengus dengan pipi memerah mendengar ucapan Cedric

"Kekasih? Kyaaaa Naru-chanku sudah besar... Ayo ayo, kalian temui Tou-san. Biar Kaa-san yang bawa tas kalian kekamar Naru-Chan" ujar Mikoto sambil mendorong tubuh Aland dan Cedric

"Itu ibumu? Dia sama saja dengan Lily" ujar Cedric yang memang sudah tidak memanggil orang tua Aland karena permintaan keduanya, begitupun pada orang orang terdekat Aland.

Aland hanya bisa tertawa kecil mendengar perkataan Cedric, ia berjalan sambil menggengam tangan Cedric menuju ruangan dimana sang Ayah biasa berada.

"Oh kau harus tau, Ayahku disini juga sama saja dengan Dad" ujar Aland membuat Cedric memucat
Ia tidak akan pernah lupa saat ia ditinggal berdua dengan Tom. Diberikan Killing Intens dan pertanyaan perntanyaan dengan nada dingin, belum lagi setelah itu ia diintrogasi James,Sirius,Remus. Oke mereka tidak separah saat ia berbicara dengan Tom tapi Lucius dan Severus di tambah Draco dia seperti dihadapkan oleh 3 orang Tom.

"Jangan takut begitu hahaha" ujar Aland membuat Cedric mendengus

"Kau tidak tau bagaimana mereka mengintrogasiku Al" ujar Cedric

"Hahaha sudahlah. Itukan sudah berlalu" ujar Aland lalu berhenti disebuah pintu membuat Cedric ikut berhenti

"Tou-san ini aku" ujar Aland sambil mengetuk pintu tersebut. Aland menggeser pintu tersebut setelah mendengar suara yang menyuruhnya masuk.

Aland membungkuk hormat pada Fugaku diikuti Cedric

"Kenapa baru kemari sekarang hm? Kemari anak nakal" ujar Fugaku membuat Aland tersenyum sedangkan Cedric hanya bisa diam dengan keringat sebesar biji jagung menetes dari pelipisnya mendengar nada dan perkataan yang sangat tidak sinkron terdengar dari mulut Fugaku.

"Okaeri Naru" ujar Fugaku saat Aland memeluknya yang ia balas pelukan juga

"Siapa dia? Temanmu?" Tanya Fugaku saat Aland dan Cedric duduk dihadapannya

"Perkenalkan namaku Cedric. Aku kekasihnya" ujar Cedric sambil tersenyum dan membungkuk pada Fugaku

"Kekasih?" Tanya Fugaku

"Ya, aku akui. Aku tidak sehebat Aland dalam sihir. Tapi tolong restui kami" ujar Cedric sambil bersujud pada Fugaku yang menyeringai

"Tou-san dia sudah hampir gila karena daddy dan yang lain jangan menyeringai begitu" ujar Aland membuat Fugaku tersenyum pada anaknya

"Bangun gaki. Aku hanya mengatakan jika kau berani membuat anakku bersedih. Siap siaplah ku bakar hidup hidup" ujar Fugaku

"Tentu saja tidak akan" jawab Cedric mantap

"Ini masing siang. Apa paman Orochimaru ada di laboratoriumnya?" Tanya Aland

"Ah, Orochimaru pergi dengan Sasuke untuk latihan. Mungkin beberapa bulan lagi mereka pulang. Begitupun Menma dan Jiraiya" Jawab Fugaku membuat Aland merenggut

"Kalau begitu aku akan ketempat kakek dulu ya tou-san" ujar Aland
"Tidak menanyakan Ithaci?" Tanya Fugaku

"Dia ada di depan pintu ko Tou-san" ujar Aland membuat pintu masuk kedalam ruangan itu terbuka menampakan Ithaci yang tersenyum polos

"Malam ini ada Festival, biarkan Cedric disini sementara kau bertemu Danzo-Sama" ujar Ithaci

"Hmmm baiklah, jangan berbuat aneh aneh pada Cedric ya?!" Ujar Aland

"Kau istirahatlah disini dulu" ujar Aland pada Cedric lalu mencium pipinya dan pegi secepat kilat meninggalkan Cedric yang hanya bisa terdiam dengan wajah memerah dan Ithaci, Fugaku yang melotot melakukan hal yang jarang Uchiha lakukan.
Ckckck tidak Uchiha sekali.
.
.
.
Aland sampai di sebuah tempat di bawah tanah desa Kohona, ia kini tengah memakai jubah hitam yang menutupi seluruh tubuhnya kecuali wajahnya yang tertutup setengaj oleh topeng tengkorak.

Aland dengan sengaja membuat sebuah kekkai di ruang bawah tanah itu lalu melepaskan Chakranya besar besaran membuat para Anbu Ne yang berada di bawah perintah salah satu tetua desa Shimura Danzo datang dan menodongkan pedang mereka pada Aland yang hanya diam dan menyeringai.

"Siapa kau?!" Tanya salah satu Anbu Ne

"Mana tuan kalian? Biarkan aku bertemu dengannya" kata Aland menghuraukan pertanyaan Anbu Ne itu dengan suaranya yang ia buat menjadi berat

"Katakan siapa dirimu!" Seru Anbu itu lagi

"Aku tidak ada urusan dengan kalian!" Serunya sambil mengekuarkan KI yang membuat para Anbu Ne terdiam dan terduduk dengan nafas yang tersengal

"Siapa kau? Apa urusanmu denganku?" Tanya seorang kakek tua di salah satu lorong(disini danzo seperti yang lain tidak memakai perban perban)

"Tentu saja untuk membunuhmu!" Seru Aland membuat kakek tua itu tersenyum menyeringai

"Kau ingin membunuh kakek tua ini? Baiklah... Tapi bisakah aku memeluk cucuku terlebih dahulu?" Ujarnya membuat para Anbu Ne kaget mendengarnya dan Aland hanya menyeringai lalu melepaskan jubah dan topengnya yang langsung ia simpan di fuin dalam tubuhnya lalu menghentikan KI yang ia keluarkan membuat para Anbu Ne bernafas lega
Aland dengan secepar kilat langsung menubrukan tubuhnya kedalam pelukan Danzo yang juga langsung memeluknya

"Kau nakal sekali, kau pikir aku tidak tau bagaimana aura cucuku sendiri?" Ujar Danzo pelan

"Aku merindukan kakek" ujar Aland

"Kalian jangan ada berita tentang kejadian ini sampai orang lain mengetahuinnya! Kembali bekerja!" Ujar Danzo pada bawahannya

"Ayo keruanganku" ujar Danzo lembut pada Aland sambil merangkul bocah kuning tersebut dan pergi dari tempat itu

"Kau harus menceritakan semuanya gaki" lanjutnya
.
.
.
Aland dan Danzo kini duduk bersebelahan di sebuah sofa di ruangan yang tidak ada yang tau karena itu ruangan khusus Danzo dan cucu kesayangannya.

"Kupikir kau benar benar sudah meninggalkan kakek tua ini. Dimana kau selama ini? Aku sangat mencemaskanmu, maafkan aku terlambat menolongmu" ujar Danzo membuat Aland menggenggam tangan Danzo

"Maafkan aku kakek, aku juga tidak tau bagaimana itu terjadi, yang aku ingat adalah aku terkena jurus salah satu Shinobi dan saat aku sadar aku berada di sebuah kamar dengan seorang pria, aku pikir pria itu menolongku dan membawaku kerumahnya, tapi tidak. Dia bilang aku tiba tiba berada di rumahnya dengan tubuh penuh luka" ujar Aland membuat Danzo mengerutkan keningnya

"Aku belum mengerti apa apa saat itu, yang jelas dia mengangkatku menjadi anaknya. Dia juga melakukan sebuah ritual membuatku menjadi darah dagingnya dan istrinya. Lalu dia menjelaskan tentang dirinya dan semuanya yang ada disana. Disana adalah dunia dimana terdapat orang orang yang beruntung yang istimewa memiliki sebuah kekuatan yaitu sihir, mereka yang mempunyai sihir disebut penyihir dan yang tidak bisa itu muggle atau manusia biasa" lanjutnya sambil menghela nafas

"Akhirnya aku menyadari itu semua berbeda, mereka tidak menggunakan Chakra, mereka tidak bisa berjalan di atas air. Tidak bisa mengeluarkan api dari mulutnya. Mereka menggunakan sihir melalui media seperti sebuah tongkat. Dan dari situ aku berpikir aku mati didunia ini dan berpindah tempat. Sampai saat aku sekolah, ada seekor gagak membawa surat dan kotak berisi seekor rubah, itu pemberian ithaci nii. Aku tidak tau harus berkata apa... Ternyata aku belum mati disini, tapi setelah aku selidiki nama Naruto Namikaze sudah tertulis di sebuah batu nisan" ujar Aland sambil menundukan kepalanya membuat Danzo membawanya kedalam pelukan

"Setelah itu?" Tanya Danzo

"Aku pernah bercerita kan bahwa ada seorang paman dengan dua warna? Dia datang menemuiku saat aku kemari menyelamatkan Sasuke-nii di misi pertamanya ke luar desa, dia bilang. Dia dan keluarganya tidak sudah lelah melihatku disiksa warga dan memutuskan aku dipindahaka, dan mayat yang ada di makam itu adalah klonnya" ujar Aland membuat Danzo tercengang

"Aku sudah curiga jika itu bukan kau saat aku merasakan chakramu beberapa waktu lalu, lalu bagaimana dengan ayah ibumu di sana?" Tanya Danzo membuat Aland tersenyum lebar

"Mereka baik! Sangat baik malah, aku anak tunggal mereka. Mereka sangat menyayangiku, aku juga punya banyak teman disana! Aku membawa seseorang kemari, dia sedang istirahat di rumah Fugaku Tou-san" ujar Aland

"Baguslah. Teruslah bahagia dan tersenyum, aku tidak menyukai ekspresi kesakitan dan sedihmu" lirih Danzo membuat Aland memeluknya

"Aku sudah bahagia, jadi kakek juga harus bahagia" gumamnya

"tentu saja aku bahagia jika kau bahagia gaki" ujar Danzo

"ayo ceritakan tentang kehidupanmu disana" lanjutnya

"aku selain memiliki Chakra aku juga memiliki sihir" ujar Aland lalu mengeluarkan Tongkat sihirnya dari Fuin di tangannya

"ini tongkat sihirku, lihat ini" ujar Aland lalu merubah sebuah bantal menjadi boneka rubah berwarna orange lalu memberikannya pada Danzo yang terkagum melihat kehebatan cucunya

"itu hebat, teruslah berlatih hingga kau menjadi semakin kuat" ujar Danzo setelah mengambil rubah yang Aland berikan lalu mengacak rambut anak itu

"tapi kakek, disana juga terjadi sebuah perang. walau itu telah berhenti pasti nanti akan berlanjut kembali" ujar Aland membuat Danzo mengerutkan keningnya

"perang?"

"iya perang dunia penyihir. antara Dark dan Light" jawab Aland

"kau ada di sisi?"

"ntahlah kakek..." lirih Aland

"kenapa hm? tanya Danzo lagi

"dulu sekali ada 4 orang membangun sebuah sekolah sihir mereka adalah Salazar Slyntherin, Godric Gryffindor, Helga Huflepuff, dan Rowena Ravenclaw. semua orang setuju untuk memasukan semua murid. maksudnya penyihir kelahiran manapun, ntah itu PureBlood, HalfBlood, maupun MuggleBorn. tapi Salazar Slytherin tidak setuju dia ingin semua yang masuk kedalam sekolah itu semua yang berdarah murni. dia juga membuat sebuah kamar rahasia dimana terdapat seekor monster ular yang mematikan." jelas Aland

"bertahun tahun berlalu hingga ada seorang Pria yang terobsesi untuk menyatukan dunia sihir dan dunia manusia biasa. itu sedikit tidak muingkin" lanjutnya

"kenapa tidak mungkin? bukankah itu seperti Shinobi dan Non-Shinobi?dan juga kenapa dunia sihir dan dunia manusia biasa?"tanya Danzo membuat Aland menghela nafas

"disana memang satu dunia kakek, tapi satu dunia itu seperti dua dunia yang menjadi satu yang terhalang kekkai kasat mata. disana tidak semua manusia biasa berpikir panjang banyak yang berpikir bahwa penyihir atau sihir itu aneh, mereka kadang membakar hidup hidup penyihir tak bersalah. maka dari itu para penyihir menyembunyikan jati dirinya" ujar Aland membuat Danzo tercengang

"lalu bagaimana pria yang ingin menyatukan dua dunia itu?" tanya Danzo

"suatu hari, dia mendapat sebuah ramalan bahwa ada seorang anak laki laki yang akan merubah dunia sihri. dia ingin mendapatkan anak laki laki itu, dia membuat ibu anak tersebut meninggal saat melahirkannya, membuat anak laki laki itu membunuh ayahnya karena ia berpikir karena ayahnya dia tinggal di panti asuhan, karena ayahnya juga ibunya meninggal. tapi ternyata bukannya bisa mengendalikan anak itu, ia malah membuat anak itu menjadi seseorang yang kejam dan gelap mata" jelasnya

"dan anak laki laki itu adalah ayahku" lanjut Aland membuat Danzo tercengang

"Ayahmu? Apa dia..." Danzo tidak melanjutkan perkataannya dia menatap Aland yang hanya tersenyum kepada sang kakek

"Dia sangat baik kakek, dia adalah orang tua terbaik yang kumiliki. Dia menyayangiku, begitupun aku" ujar Aland membuat Danzo tersenyum dan berkata pada Aland untuk melanjutkan ceritanya

"Disaat yang sama saat aku lahir, ada ramalan baru bahwa ada seorang anak laki laki yang akan membantu merubah dunia sihir, dia melakukan hal yang sama dengan menjadikan ayahku sebagai alat untuk membunuh orang tua anak itu saat anak itu berumur satu tahun"

"Lalu apa yang terjadi pada anak itu dan keluarganya?" Tanya Danzo

"Keluarga anak itu mengetahui rencananya, kemudian mereka mengikuti semua yang laki laki itu rencanakan dan semuanya berhasil, anak itu menjadi yatim piatu dan di asuh oleh paman bibinya yang membenci penyihir. Tapi semua yang terlihat tidak seperti apa yanh terlihay dengan mata. Bahwa orang tua anak itu belum meninggal, mereka mendatangi ayahku. Dan bergabung bersamanya, mereka mengikuti semua permainan yang dibuat oleh laki laki itu." Jelasnya

Alandpun terus menjelaskan semuanya pada sang kakek. Tidak ada yang ia tutup tutupi kecuali para bijuu dan 4 penjaga mata angin yang tidak ia katakan.
.
.
.

Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

2.7K 278 15
Aozora Sano... orang yang membaca cerita Tokyo Revenger mati terpeleset di gedung saat melihat lihat pemandangan dari rooftop. Ia diberi kesempatan h...
69.7K 5.8K 12
Bagian 3 Cahaya Dalam Kegelapan kehidupan baru yang akan memnuntunnya menuju kebahagiaan menuntun mereka menuju cahaya yang sangat terang
4.3K 575 11
Jenna Lilitsiya Gardner penyihir asal Inggris yang mempunyai darah Asia dari sang kakek, kemampuan Qinggong dan hobby memanah yang di turunkannya. Ay...
25.7K 3.3K 46
HAI HAI SEMUANYA, KALI INI CERITA DARI @boredlife07 : : : : Dumbledore menyatakan Rosina "Rose" Lillian Potter sebagai "Gadis yang masih hidup" dan m...