So I Married A Senior

By aristav

11M 818K 36.6K

Tersedia di Seluruh Toko Buku! #SeriesCampus1 Biar kuberitahu kamu satu hal. Laki-laki itu, yang sedang bera... More

So I Marry A Senior
Nikah itu Apa sih?
Jiper
Surat Cinta untuk Presiden BEMku
Ada Apa dengan Jantung Keya?
Hari Terakhir Ospek
She's My Wife
Gara-Gara Bihun
Jiper Bikin Baper
Zona Baper
Firasat
Secarik Puisi
Kenanganmu
Kamu Istriku
Pesan dari LINE
Tentang Rania
Confused
Mimpi
If We Have A Baby...
Yakin, Siap LDR?
Jealous
In My Arms
How Can't I Love You?
Sorry
Before (1): Us
Before(2): His Pieces
Before(3): His Past
The Day: Close Your Eyes
Gone
Sementara Melepas Rindu
Akhir
Epilog
Sekuel
Dapatkan di Toko Buku!

Never Be Alone

248K 22.6K 992
By aristav

Seberapa pun jauhnya jarak antara kita, pada akhirnya, kamu tetap menjadi tempat pulang terbaiku.

Keya sudah mendapat tatapan tajam dari ayah mertuanya sejak memulai sarapannya lima belas menit yang lalu. Keya pikir, Dito lebih menyeramkan daripada sosok hantu di film The Conjuring yang pernah di tontonnya dulu. Aura yang dikeluarkan Dito khas orang tua otoriter yang selalu ingin mengatur anaknya, yang menganggap pilihannyalah yang paling baik daripada apa yang diinginkan oleh anaknya. Oh, Keya tidak heran mengapa Jiver bisa semenurut itu pada Dito.

"Bagaimana kuliahmu?" Dito bertanya dengan nada mengintimidasi.
"Emh...Baik, Pa. Tidak ada masalah."

Keya sampai harus menahan napasnya, Dito benar-benar terlihat lebih kejam daripada dosen statistik deskriptifnya di kampus.

"Baguslah. Saya tidak ingin cucu saya terlahir dari ibu yang kurang berpendidikan," kata Dito lagi.

Keya menelan ludahnya susah payah. Oke, dia memang pernah mendengar, kepintaran seorang anak diwariskan dari ibunya, sedangkan rupa fisiknya lebih didominasi dari sang ayah. Tapi, tidak seharusnya kan Dito berkata seperti itu? Ucapan Dito mengusik ego Keya.

"Ini meja makan, Mas. Jaga ucapanmu, kasihan menantuku kalau mulutmu masih setajam itu," kata Ira, habis sudah kesabarannya melihat sifat kaku Dito.

"Bun...aku nggak papa kok. Lagian nggak ada yang salah sama ucapan papa. Bunda harus jaga emosi, ingat kesehatan bunda belum pulih benar."

Ira tersenyum padanya. "Kamu memang baik, Ke. Ayo, habiskan makanmu."
"Ya, Bunda."

Keya menelan makannya lagi dengan perasaan tak keruan. Keluarganya tidak pernah secanggung dan sekaku ini, papanya adalah sosok yang hangat, beranding terbalik dengan Dito--ayah mertuanya. Keya meringis, sewaktu mengingat sikap Dito pada Jiver, suaminya itu, pasti sangat tertekan.

***

"Hoambbb..." Keya menguap untuk kesekian kali, meski begitu ia masih tetap diam, tidak mengucapkan apa pun pada Jiver, sejak setengah jam yang lalu suaminya itu menghubunginya.

Sudah puluhan kali Jiver meminta maaf, tapi tak kunjung mendapat maaf dari istrinya. Keyana terlihat sangat kesal, wajahnya kusut, dan tatapan malas yang berada di wajah Keya membuat Jiver merasa bersalah.

Keya tidak ingin menampik kalau dirinya benar-benar sudah mengantuk. Perbedaan waktu tujuh jam antara London dan Indonesia bagian barat, membuat Keya lebih sering mengantuk ketika Jiver menghubunginya lewat video call seperti saat ini. Seperti, saat Jiver bangun, dia masih terlelap, saat Jiver tidur, Keya masih beraktivias. Oke, faktanya mereka benar-benar pejuang LDR saat ini.

"Maaf, Ke. Aku benar-benar sibuk mengurusi kuliahku di sini. Kamu jangan marah, ya..."

Keya mendengus. Ia masih tetap bungkam, matanya sudah memerah karena menahan kantuk, entah keberapa kali ia menguap. Ingin rasanya Keya marah pada jarak dan waktu, mereka sudah membuat hubungannya dengan sang suami menjadi rumit.

"Beberapa hari yang lalu aku belajar gitar pada teman baruku. Namanya Deutzy, dia seorang Irish...katanya perempuan itu gampang tersentuh dengan lagu."

Keya lalu melihat Jiver mengambil sebuah gitar di belakangnya. Laki-laki itu sedang berada di dalam kamarnya, ia tinggal di bekas apartemen milik Arion sewaktu kakanya kuliah di London dulu.

"Mungkin permainan gitarku tidak sebagus caramu memainkannya. Aku harap kamu menyukainya, Keya."

Beberapa saat kemudian, Keya lalu mendengar suara petikan gitar. Jiver terlihat seperti amatiran yang masih menghafalkan kunci lagu.

"I promise that one day I'll be around
I'll keep you safe
I'll keep you sound..."

Keya terdiam. Ia mendengarkan suara Jiver yang tidak begitu merdu, tetapi tidak fals juga. Diam-diam, Keya mengambil ponselnya dan merekam suara suaminya itu. Ia akan memutarnya saat rindu pada Jiver.

"Hey I know there are some things we need to talk about
And I can't stay
Just let me hold you for a little longer now."

"Take a piece of my heart
And make it all your own
So when we are apart
You'll never be alone."

"You'll never be alone
When you miss me close your eyes
I may be far but never gone."

Keya meresapi suara itu. Jujur saja, ia sudah ingin menangis sedari tadi. Jiver membuatnya tak keruan, ada rindu yang tak mampu ia sampaikan lewat kata.

"When you fall asleep tonight just remember that we lay under the same stars."

Jiver mengakhiri lagu dari Shawn Mendes yang berjudul Never Be Alone itu bersamaan dengan air mata Keya yang jatuh.

"Kee..."
"Siapa yang bakal ngusap air mataku kalau aku nangis kayak gini, Mas?" Kata Keya pada akhirnya, mau berbicara pada Jiver.
"Maafin aku ya, Ke."
"Kemarin bunda masuk rumah sakit," ucap Keya, ia ingat, Jiver belum tahu tentang keadaan bundanya.
"Apa?"
"Jantungnya kambuh."

Di sana, Keya melihat wajah gusar milik Jiver. Dan yang baru disadarinya, laki-laki itu tampak kurang tidur, kantung matanya menghitam, wajahnya lebih tirus dari terakhir kali Keya melihatnya.

"Mas kam--"

Bunyi ponsel Jiver menghentikan ucapan Keya, secepat kilat laki-laki itu meraih ponselnya, dan mendapati nama seseorang di sana.

"Ke, aku ada urusan. Besok kuhubungi lagi, jaga dirimu, dan kabarkan tentang kesehatan bunda."

Sambungan video call dari Jiver terputus begitu saja, meninggalkan Keya yang tampak heran sekaligus penarasan. Sebenarnya, telepon dari siapa yang membuat Jiver tampak buru-buru seperti tadi?

***

Esok paginya, hari minggu. Keya sibuk berkutat di dapur dengan Ira, wanita itu ngotot ingin mengajarinya memasak, padahal Keya tahu, Ira belum sembuh benar. Ira tetap bersikukuh untuk mengajarinya memasak. Kali ini, menu makananan kesukaan Jiver. Asam-asam daging ayam.

Keya tampak serius memotong ayam, seperti yang sudah diajarkan oleh Ira. Ini waktunya untuk belajar menjadi istri yang baik buat Jiver.

"Arion dulu kena leukimia, Ke. Karena itu Jiver diasuh oleh adik papanya. Itu yang membuat Jiver menjadi seperti ini," kata Ira tiba-tiba. Soal itu, sebelum berangkat Keya memang sudah tahu.

"Kanker tidak bisa disembuhkan seratus persen. Semua pengobatan hanya untuk menghambat pertumbuhannya, kanker Arion berpotensi tumbuh lagi suatu saat nanti, hanya tinggal menunggu waktu. Dan..."

Ira menghentikan ucapannya, jemarinya mendadak bergetar.

"Papanya Jiver sadar akan hal itu, karenanya beliau memaksakan kehendaknya pada Jiver untuk belajar bisnis. Mas Dito takut penyakit Arion tiba-tiba kambuh lagi, dan jika saat itu tiba, Jiverlah yang kelak harus menjalankan tanggung jawab untuk meneruskan bisnis keluarga."

"Bun..." Suara Keya tersekat.
"Mas Dito mempersiapkan Jiver untuk itu, karena papa mertuamu itu tahu...jika Arion pergi, Jiverlah satu-satunya harapannya."

"Tapi, Bun. Apa tidak ada cara lain untuk menyembuhkan Mas Arion?"

Ira menghela napasnya, matanya berkaca-kaca. Tidak ada seorang ibu pun di dunia ini yang akan tetap biasa saja saat melihat anaknya sedang susah.

"Ketika kanker itu tumbuh lagi, dia akan lebih ganas dari sebelumnya. Ya, begitu yang disampaikan dokter Arion dulu. Bunda hanya bisa berharap Arion bisa bertahan lebih lama."

Keya tak dapat mengatakan apa-apa. Mengapa kehidupan keluarga suaminya begitu rumit?

"Saat-saat seperti itu, bunda mau kamu mendampingi Jiver, Ke."
"Pasti, Bun."

***
Mata Keya menekuri lantai sedari tadi. Latihan musik sudah bubar sejak lima belas menit yang lalu. Namun, ia belum juga beranjak. Sebenarnya ia sendiri pun bingung, apa yang sedang ada dalam pikirannya, tentang Jiver yang jarang memberinya kabar ataukah tentang tugas esai dari dosen akuntansinya yang belum ia kumpulkan?

"Lo belum pulang?"

Keya melihat Geno sudah duduk di sampingnya, laki-laki berambut gondrong itu tampak sibuk mengamatinya.

"Belum Kak."
"Mau gue anter?"
"Gue bawa motor."
"Oh. Ngomong-ngomong, gimana hubungan lo sama pacar lo?"

Keya menghadapkan pandangannya pada Geno. Ia hampir lupa, kalau yang Geno tahu ia sedang berpacaran dan menjalin hubungan jarak jauh dengan Jiver.

"Baik, kok. Emang kenapa?"
"Siapa tahu udah nggak betah ha-ha," ucap Geno membuat Keya kesal.
"KaGen ngedoaian gue cepet putus ya?"
"Ya...kutunggu jomblomu ha-ha."
"Sialan!"

Keya bangkit dari duduknya, hendak meninggalkan Geno yang membuat mood-nya tambah kacau. Geno mendoakannya jomblo? Berarti Geno mendoakannya jadi janda dong?

"Keee...gue becanda kali."
"Nggak lucu!"

Teriak Keya kesal sebelum meninggalkan ruangan itu. Namun, tiba di parkiran sepeda ia merasa ponselnya bergetar, Keya buru-buru membuka pesan yang ternyata dari Jiver.

Pesan itu berisi gambar screen shoot dari kolom komentar di instagram-nya pada sebuah gambar bertuliskan I miss ya yang ia pos semalam.

@keyanamarleni
benar kata Dilan, rindu itu berat.
10 hours ago.

Coment
@GenoGinanjar
Kapan jomblo atuh, Neng?
5 hours ago

Keya menelan ludahnya susah payah. Jiver hanya mengirim gambar itu, tidak mengatakan apa-apa. Apa laki-laki itu marah? Atau sedang kesal? Sambil menepuk keningnya, Keya mencoba menghubungi Jiver lewat LINE.

Lima belas detik menunggu Jiver mengangkat panggilannya, seperti menunggu IPK-nya keluar.

"Halo, Mas? Ak--"
"Kamu masih punya suami."
"Iya aku tahu. Maaf, tapi aku nggak tahu kalau KaGen komen kayak gitu."
"Aku cuma mau ngingetin kalau kamu sudah menikah."

Layarnya ponselnya berubah. Jiver memutuskan sambungan teleponnya. Jiver tidak pernah semarah ini jika dirinya digoda oleh laki-laki lain. Tapi, saat menjalani LDR mengapa laki-laki itu jadi pecemburu? Keya menghela napasnya. It's called long distance relationshit, right?
LDR memang penguji kepercayaan yang paling berat.

Sampai akhirnya chat dari Jiver masuk, menampilkan sederat kalimat yang membuat Keya diam.

Jiver Erlangga: jangan baper sama laki-laki lain.

Tbc

Ciee siapa yang kangen Jiver? Berhubung aku lagi gabut, jadi kuputuskan buat nulis simas ha-ha.

Btw,
Apakah di sini ada anak organisasi?

Continue Reading

You'll Also Like

4.8M 176K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
5.4K 1.4K 38
Sagara, seorang mahasiswa semester lima jurusan teknik informatika. Dia memiliki otak yang cerdas dan termasuk pemuda yang tampan, bahkan kaya raya...
24.1K 575 32
#111 - in cerita (03/8/18) #28 - in cerita (16/1/19) #186 - in relationship (03/8/18) #34 - in relationship (16/1/19) ...
133K 5.5K 50
'' Jika lu gak bahagia dengan hidup lu, perbaiki apa yang salah dan teruslah melangkah!'' ucap seorang pemuda itu. '' Tau apa lu tentang hidup gua...