Beautiful Disaster (Sudah Di...

yeyeevilangel által

115K 14.2K 2.3K

Bagaimana rasanya jika kesetiaan Dan persahabatan dibalas dengan pengkhianatan... Több

Awal kisah
Seo Hyun
Kebodohan Marcuss
Ketahuan
Jebakan
Sial
Penasaran
Kesepakatan
Kembalinya Marsha
Gelisah
Semakin dekat
Cemburu
Marah
Resah
Tak bisa tidur tanpamu
Tahanan
Rengekan Seohyun
Terkuak
Harus berpisah
Malam final
Sebuah kebenaran
Rasa Sakit
Senyum yang hilang
Sebuah Kebutuhan
Kembali
Mr. ChoKyu
Calon Istri
Takut
Maaf
Lamaran
Direktur Baru
Marry Your Daughter
Sebuah Rahasia
Wedding
Masalah baru
Pertengkaran
Hamil
Protect
Ketulusan
Baca dulu sebentar
Pre Order Book
Tutup PO
Info penting
Book Beautiful Disaster
Info Penting
Cerita Baru
Post

Bohong

2.5K 306 42
yeyeevilangel által

"What.." pekik Grace terkejut. "Apa kau sudah gila hah.. " lanjut Grace berteriak. 

"Tidak, aku tidak gila,  Grace sayang, bahkan aku ingin memberi penawaran sepuluh kali lipat dari biasanya jika kau bisa membawa gadis itu ke ranjangku malam ini.. "senyum maut yang Marc tunjukan pada Grace sudah cukup membuat wanita itu yakin bahwa pria dihadapannya ini tidak main-main.. 

"Aku akan mencoba berunding dengan gadis itu, sebentar.. "

Grace menyerah, urusannya akan panjang jika ia membantah perintah Marc yang sudah banyak memasok dana untuk klubnya, ia bahkan tidak tau akan jadi apa dirinya jika Marc tidak datang membantu klubbing miliknya yang terancam bangkrut dulu. 

"Kerahkan seluruh kemampuanmu,  Grace! Aku mengandalkanmu.. "

Grace menuruni tangga dengan anggun namun otaknya sedang bekerja dua kali lipat dari sebelumnya. Grace sedang memikirkan kata yang tepat untuk membuat gadis itu setuju. Grace berdoa dalam hati saat langkah kakinya semakin dekat dengan gadis yang dimaksud oleh Marcuss.. 

"Excuse me.," 

Seohyun yang sedang asyik bercanda gurau dengan Yuri didepan meja bar mengalihkan tatapannya kesamping, tepatnya kearah seorang gadis yang berdiri diantara dirinya dan Yuri.. 

"You call me.," tanya Seohyun. Pasalnya perempuan didepannya itu terus saja memandanginya padahal Seohyun sama sekali tidak mengenal perempuan itu.. 

"Ya, bisakah kita bicara," wanita itu memandang Yuri sekilas sebelum kembali menatap Seohyun, "tapi berdua saja, bisakah?" lanjutnya kemudian.. 

Seohyun memandang Yuri. Keduanya saling bertukar pandang dengan kening yang sama-sama berkerut binggung.. 

Grace yang mengerti raut wajah kedua gadis dihadapannya mendesah sebelum mengulurkan tangannya kearah mereka. 

"Maaf, aku belum mengenalkan diriku. Aku Grace, pemilik tempat ini.." 

Yuri pertama kali menyambut uluran tangan Grace kemudian disusul oleh Seohyun. Ketiganya terdiam selama beberapa saat sebelum pada akhirnya Yuri berdiri dan meninggalkan keduanya menuju lantai dansa tanpa pamit.. 

Grace mengikuti langkah kaki Yuri dan terpaku menatap Yuri dilantai dansa. Cantik dan eksotis. Grace berpikir Yuri bisa menjadi aset berharga jika dia mau bergabung bersama mereka disini.. 

"Well, apa yang ingin kau bicarakan denganku," tanya Seohyun sukses membuyarkan lamunan Grace.. 

Grace kembali menatap Seohyun. Kini gadis itu mengambil tempat Yuri yang tadi duduk berhadapan dengan Seohyun. Grace tersenyum canggung, hilang sudah nyalinya untuk bicara ketika dirinya melihat langsung batapa cantiknya gadis yang diinginkan oleh Marcuss jika dilihat dari jarak dekat seperti ini. Grace mulai meragu apakah gadis didepannya ini akan menerima tawarannya.

"Grace..," panggil Seohyun lagi ketika Grace hanya terdiam saja. Paras cantik nan elegan Seohyun yang terlihat seperti berasal dari keluarga terpandang membuat Grace tidak percaya diri.

'Marc, aku akan membunuhmu jika gadis ini menolak .. ' batin Grace 

"Grace.. " panggil Seohyun lagi untuk yang ketiga kalinya.

"Ya.. " jawab Grace cepat dan malu karna ketahuan melamun didepan gadis cantik dihadapannya.. 

"Kau ingin bicara apa.." Seohyun mengulang lagi pertanyaannya.. 

Grace menarik nafas perlahan lalu membuangnya, "Aku ingin menawarkan sesuatu," Grace berani bersumpah bahwa ia telah mengumpulkan seluruh keberaniannya untuk mengatakan hal ini. Dari pada mundur, tidak ada salahnya mencobanya kan.

"Menawarkan apa? Apa selain memiliki klub, kau juga memiliki bisnis lain.." Seohyun mengangguk kagum. "Parfume, butik atau apa?" tanyanya lagi.. 

Grace menggeleng. Bukan seperti itu maksudnya, iya memang, selain Klub, Grace juga mempunyai bisnis lain dan sayangnya itu bukan seperti yang ada dipikiran Seohyun.. 

"Tidak, bukan itu.. " Grace tertawa hambar, tidak yakin dengan kata-kata yang akan ia ucapkan selanjutnya.. 

"Lalu," tanya Seohyun binggung. 

"Aku menyediakan beberapa wanita untuk pelanggan yang membutuhkan teman tidur, dan yeah, mereka berani membayar lebih karena wanitaku tidak pernah mengecewakan mereka.." jelas Grace memberi jeda karena tatapan Seohyun pada perlahan mulai berubah.

"Langsung saja pada intinya, Grace," kata Seohyun dingin membuat seluruh sel dalam tubuh Grace membeku.. 

"So, aku ingin mengajakmu bergabung karena ada seseorang yang berani membayar sepuluh kali lipat untukmu dan sepuluh kali lipat itu setara dengan harga berlibur keliling eropa .."

Seohyun mendengus kesal. Jangankan eropa, keliling dunia sampai tujuh kali pun ia mampu. Uang jajannya sebulan saja bisa ia pakai untuk membeli tempat terkutuk milik wanita gila yang sudah dengan lancang ingin menjualnya pada seorang pria hidung belang.. 

Seohyun memejamkan matanya, mencoba untuk tidak emosi yang akan menyebabkan dirinya bertindak diluar dugaan... 

"Siapa yang berani membayar sebanyak itu untukku," tanya Seohyun membuat Grace tersenyum karena merasa punya secercah harapan.. 

Grace mendongak, menatap ketempat dimana Marcuss berdiri dilantai atas. Seohyun mengikuti arah pandang Grace dan menemukan seorang pria tampan dengan jeans hitam serta kemeja putih yang sengaja digulung sampai siku itu semakin menambah kadar kegagahan pria yang masih saja menatap Seohyun sambil meminum wine dengan rasa favoritenya..

Seohyun menyunggingkan senyum tipis, pria yang ingin membayarnya ternyata masih sangat muda.ia juga tampan dan apa tadi, kaya Raya. Oh Seohyun tidak akan tergiur,  ia juga terlahir didalam keluarga yang juga memiliki aset diman-mana, berterima Kasih-lah pada kakaknya yang begitu pintar mengelolah perusahaan ayah mereka selama beberapa tahun dengan kejeniusan yang ia miliki.. 

"Dia investor utama klub ini, dia seorang pria tampan, kaya Raya dan jangan lupa dia itu pengusaha terkaya yang memiliki aset dimanapun," jelas Grace lebih terdengar seperti sedang mempromosikan barang antik ditelinga Seohyun.

Seohyun tersenyum. Sebuah ide brilian tiba-tiba saja melintas diotak kecilnya. Dan jangan salahkan Seohyun untuk hal yang akan terjadi selanjutnya.. 

"Jika dia memang sekaya itu, katakan padanya bahwa aku setuju.. "

Perkataan Seohyun barusan seperti lantunan music terindah ditelinga Grace karena ternyata tidak sulit melakukan pekerjaannya namun sayang, Grace terlalu senang hingga tidak menyadari senyum yang diberikan oleh Seohyun saat gadis itu berbalik menghadap meja bar lalu menghabiskan wine terakhirnya.

"Kalau begitu aku akan mengaturnya.. " Grace berdiri, ingin beranjak dari tempat itu namun dengan cepat Seohyun berbalik, meletakkan gelasnya sedikit kasar hingga menimbulkan bunyi keras yang membuat Grace yang baru saja akan pergi terlonjak kaget ditempatnya.. 

"Aku yang akan menentukan tempatnya. Penolakan berarti pembatalan," putus Seohyun mutlak.

"Baiklah, akan kusampaikan padanya.. "

Grace beranjak meninggalkan Seohyun dan kembali ketempat Marcuss dilantai atas. Grace tersenyum bangga saat Marc berjalan menghampirinya ketika dia sudah berada ditempat pria itu.. 

"Dia setuju,?" tanya Marcuss dijawab anggukan mantap oleh Grace. Marc sudah memperhatikan semuanya dari atas dan dia berani mengambil kesimpulan setelah melihat Grace tersenyum cerah seperti baru saja berhasil melakukan kesepakatan.

"Dia setuju asalkan dia yang memilih tempatnya,"

Marcuss mengernyit. Seumur-umur dia bermain wanita baru kali ini ia bertemu dengan wanita yang malah mengaturnya karena selama ini wanita yang pernah ia ajak kencan selalu menerima dibawa kemana saja olehnya.

"Kenapa begitu, Grace,?" protes Marcuss tidak terima namun Grace hanya diam mengangkat bahunya tidak tau.. 

"Katanya dia tidak terima penolakan, penolakan berarti pembatalan. Itu yang dia bilang tadi.. "

Marcuss melotot merasa terpojok hanya dengan kata-kata itu.Gila, gadis ini benar -benar besar kepala..

"Baiklah,  terserah dia saja.. " Marcuss mengalah dan itu adalah hal yang tidak biasa ia lakukan seumur hidupnya.. 

"Hanya untuk malam ini, mengalah lebih baik..!"-batin Marcuss 

Yuri menghampiri Seohyun ketika Grace pergi dari sana. Yuri mengambil tempat duduknya lagi lalu menatap Seohyun penuh selidik.

"Apa yang terjadi,?" Yuri bertanya. 

"Yul, kita akan kaya mendadak malam ini," bukannya menjawab Seohyun justru terkekeh membuat Yuri semakin kebingungan.. 

"Kaya mendadak, maksudnya apa..?" tanya Yuri tidak mengerti. 

Seohyun menggerakan telunjuknya mengisyaratkan Yuri agar mendekat kearahnya.Yuri menurut, mendekatkan telinganya ke bibir Seohyun.. 

Berbagai ekspresi ditunjukan Yuri ketika Seohyun menjelaskan semuanya, mulai dari membulatkan matanya, tertawa kecil sampai akhirnya memekik kecil sebelum Seohyun mendorongnya. 

"Bagaimana.. "

"Kau gila," Yuri berdecak. Ini kali kedua ia dibuat takjub dengan karakter asli dari Seo hyun.. 

"Sepuluh kali lipat dibagi dua bukanlah jumlah yang sedikit, Yul,"

"Oke, asalkan kau yakin itu tidak akan membahayakan kita, aku setuju.."

Seohyun tersenyum. Ia mengeluarkan sesuatu dari dalam saku kecil dress yang ia kenakan lalu tersenyum menatap Yuri yang ternyata memperhatikan dirinya.. 

"Deal.. "

Marcuss benar-benar senang malam ini. Hasrat yang ia tahan selama ini akan segera tersalurkan. Gadis yang terus saja menghantui mimpinya datang sendiri padanya. Memang benar, uang adalah penguasa sejati, tanpa uang ia tidak akan bisa mendapatkan keinginannya.. 

"Masuklah... " ujar Marcuss membuka pintu kamar hotel yang diinginkan oleh gadis itu. Tidak tanggung-tanggung gadis itu memilih hotel bintang lima yang sehari semalam menginap bisa menghabiskan puluhan juta uang miliknya. Great, uang Marcuss terkuras lumayan banyak hanya demi satu orang gadis yang ia inginkan malam ini.. 

Dengan gaya santai plus angkuh yang terkesan dibuat-buat Seohyun masuk dan meneliti kamar hotel yang disewa hanya untuk malam ini saja. Seohyun tersenyum, sebuah kamar dengan harga fantastis untuk semalam tidaklah buruk. 

"Kau tungulah disini, aku mau mandi.. " kata Marcuss lagi. Seohyun berbalik menghadap kearah Marcuss, tersenyum menggoda sebelum mengagguk pelan mengijinkan pria itu meninggalkannya kekamar mandi.. 

"Cepatlah!  Aku tidak suka menunggu.." balas Seohyun mendekat, ia sengaja menggoda Marcuss dengan suara sexy nya dan tangan yang tidak bisa berhenti menyentuh tubuh Marcuss.. 

"Iya sayang.. " Marcuss yang sudah tergoda akan rayuan manis Seohyun meraih dagu gadis manis dihadapannya lalu menciumnya bahkan sedikit melumat bibir ranum milik Seohyun.. 

Seohyun sama sekali tidak menolak, ia menikmati permainannya meski dalam hati ia berulang kali mengumpat kasar perilaku pria dihadapannya.. 

"Baby... " Seohyun yang sudah mulai muak mendorong Marcuss sedikit kasar. Membuat guratan kecewa sangat terlihat di wajah tampannya..

"Mandilah, aku akan menunggumu.. " ujar Seohyun kemudian.. 

Marcuss mengangguk patuh, ia dengan cepat beranjak memasuki kamar mandi dan menyelesaikan rutinitas membersikan dirinya dari segala bau keringat bercampur polusi dari berbagai tempat yang ia kunjungi seharian ini.. 

Sepeninggalnya Marcuss ke kamar mandi. Pintu kamar hotel diketuk oleh seseorang membuat Seohyun bergerak lincah kearah pintu dan membukanya dengan cepat.. 

"Tepat waktu.. " Seohyun mengambil botol minuman dengan kadar alkohol rendah dari tangan Yuri dan membaca tulisan yang tertera dibelakang botok tersebut..

"Bagaimana, apa itu aman..?" tanya Yuri ketakutan. Sungguh tidak lucu jika model papan atas seperti Yuri terancam masuj penjara hanya karena menuruti ide gila dari sahabat yang bahkan baru ia kenal tadi pagi..

Seohyub mengangguk menjawabnya. Ia mendongak menatap Yuri yang tengah menatapnya gelisah. Gugup bercampur takut dengan hal yang akan dilakukan Seohyun selanjutnya. Menurutnya ini ide tergila yang pernah ia dengar..

"Aman, tenang saja, Yul.." Seohyun rasanya ingin tertawa terpingkal-pingkal kala melihat raut wajah Yuri saat ini namun Seohyun harus membekap mulutnya sendiri sebelum Marcuss mendengar dan mencurigainya..

"Ya sudah, semoga rencanamu berhasil, aku tunggu dibawa, cepat yah.." pamit Yuri segera berlari meninggalkan pintu kamar hotel milik Seohyun.. 

Seohyun berjalan menuju bagian tengah kamarnya. disana ada meja dan juga sofa berwarna cream yang kontras dengan suasana kamarnya.Seohyun menyiapkan semuanya dengan rapi, menyediakan gelas untuk keduanya dan meletakkan botol minuman itu disana. 

Setelah semuanya beres, Seohyun melepas bajunya dan mengantunya dengan kimono berwarna putih yang telah tersedia disana. Sekarang, Seohyun hanya tinggal menunggu Marcuss keluar dari dalam kamar mandi.. 

Di lantai utama gedung hotel tersebut Yuri bergerak gelisah. Sesekali bahkan beberapa kali ia menatap kearah pintu masuk berharap orang yang ditunggui olehnya segera muncul padahal belum ada setengah jam ia meninggalkan Seohyun bersama pria asing didalam kamar hotel tapi ia sudah sedemikian gelisah menunggu Seohyun.. 

"Yuri-ah, dosa apa yang kau perbuat dimasa lalu hingga kau harus menerima nasib seperti ini.. " gumam Yuri lebih kepada dirinya sendiri..

Sementara itu. Marcuss yang baru saja keluar dari kegiatan mandinya dibuat binggung dengan apa yang dilakukan oleh Seohyun dikamar mereka.. 

"Ada apa ini.." desis Marcuss binggung. Tidak, bukan ini yang Marcuss inginkan. Ia tidak suka basa basi tapi apa yang dilakukan oleh gadis itu sekarang, sekali lagi membuat Marc mengerang frustasi.. 

Seohyun mendekati Marcuss. Menarik pria itu duduk disofa bersama dirinya. Seohyun meraih gelas yang dia sediakan lalu menuangkan minuman yang Marc sendiri tidak tau didapatkan gadis itu dari mana.. 

"Aku sudah cukup minum tadi.. " tolak Marcuss mendorong gelas berisikan cairan berwarna kuning pemberian Seohyun.. 

"Tapi aku belum, ayolah temani aku minum. Ini akan jadi malam terindah bagiku.. " bujuk Seohyun lagi.

Marcuss mendekat, mengangkat sebelah tangannya meraih dagu Seohyun lalu mengecupnya dengan lembut. Seohyun tidak menolak, ia menerima begitu saja perlakuan Marcuss karena jujur saja, ia mulai menikmati permainannya sendiri.

"Sayang.. " bisik Seohyun saat Marcuss memberi jeda dalam ciuman panas keduanya untuk meraup oksigen sebanyak mungkin.. 

"Hm.. " gumam Marcuss menjawab. 

"Aku tidak bisa melakukannya sebelum minum setidaknya setengah dari botol ini.." jelas Seohyun. "Setidaknya temani aku dulu.. " lanjutnya kemudian.

Marcuss melepas ciumannya dengan berat hati. Dalam benaknya ia memaki segala keinginan, kemauan gadis itu disaat seperti ini tapi Marcuss juga tidak mau mengambil resiko jika gadis yang tidak ia ketahui namanya itu merasa tidak nyaman. Dan tentang nama, Marcuss sama sekali tidak pernah bertanya tentang nama dari wanita yang pernah ia kencani, baginya itu tidak penting sama sekali.. 

Ponsel Seohyun yang sengaja gadis itu tinggalkan ke Yuri bergetar membuat Yuri panik apalagi melihat nama yang tertera dilayar ponsel milik Seohyun.. 

Mybrother

Yuri melihat kearah jam dinding. Tepat seperti dugaan Seohyun bahwa kakaknya itu akan menelponnya tepat pukul sebelas malam ketika batas waktu yang diberikan oleh kakaknya habis. Dan sekarang waktu menunjukkan pukul sebelas, tidak lebih, tidak kurang.. 

"Apa yang harus kulakukan.." batin Yuri mengigit bibir bawahnya gemas.. 

'Jika Mybrother menelpon, katakan bahwa aku sudah tidur ditempatmu, akan ada dua kemungkinan. Dia akan menanyakan alamat rumahmu untuk menjemputku atau dia akan membiarkan tidur dan pulang esok harinya. Itu tergantung dari tutur katamu, Yul karena harus seorang dengan keahlian profesional yang bisa membodohinya.." 

Kalimat panjang Seohyun masih diingat oleh Yuri.Yuri menarik nafas panjang lalu membuangnya kasar sebelum mengeser layar hijau untuk menjawab panggilan tersebut.. 

"Halo.. " sapa Yuri senormal mungkin. 

"Seohyun.. "

"Ah, bukan,  aku teman satu jurusan Seohyun. Kwon Yuri imnida. Seohyun?  Dia sudah tidur, tadi kami belajar bersama dan kemudian dia tertidur dikamarku.." Yuri mengigit bibirnya. Ia telah membodohi banyak orang hari ini. Dimulai dari supir Seohyun yang ia suruh pulang mengunakan taxi agar dirinya dan Seohyun bisa leluasa memakai mobil. Dan jangan lupakan kedua pelayan hotel dan yang terakhir kakak Seohyun.

"Tidur?  Dia menyuruh supirnya pulang lebih awal dan sekarang tidur dirumah orang. Anak itu.. Ya sudah, send location sekarang. Aku akan menjemputnya.."

Sambungan telepon diakhiri oleh Changmin tanpa mendengar pembelaan dari Yuri yang kini terdiam membeku. Send location sama saja cari mati.. 

"Kebohongan tidak selamanya akan berjalan mulus.. " 

Setidaknya itu kata yang dipelajari Yuri malam ini.. 



To be Continue..




Olvasás folytatása

You'll Also Like

782K 37.8K 40
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
2.2K 181 6
Apakah perjalanan cinta ku tak semulus apa yang aku impikan? Kukira jika dekat, ia akan sadar bahwa aku mencintainya. Tapi, kenyataannya tidak. Rasa...
70.8K 11.2K 16
Yang publik ketahui, kedua pemimpin perusahaan ini sudah menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum orang tua mereka pensi...
273K 21.4K 101
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...