Seharusnya ✔

بواسطة kaamuffled

123K 9.7K 2K

"Seharusnya lo gak begini. Seharusnya-" "Seharusnya seharusnya seharusnya. Berhenti bilang seharusnya karena... المزيد

Prolog
Bab 1
Bab 2
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Epilog
Davka's Side Story

Bab 3

5.3K 432 58
بواسطة kaamuffled

"Kalau gue harus mati dan dilahirkan kembali, gue mau dilahirkan kembali menjadi kunang-kunang. Jadi, gue bisa terus terbang di sekitar lo dan menyinari malam lo."

※※※※※

"Bundaaaaaaaaa!"

Tiba-tiba terdengar suara melengking memecah kesunyian rumah itu. Padahal matahari sudah berada di peraduannya dan orang-orang mulai bersiap untuk beristirahat. Tapi keadaan rumah ini memang selalu tak pernah sepi meskipun hanya dihuni oleh seorang wanita paruh baya dengan kedua anak laki-lakinya serta seorang asisten rumah tangga dan seorang satpam yang berada di pos kecil dekat pagar rumahnya.

Dinara, atau yang sering dipanggil dengan Dinar selalu tak habis pikir. Ternyata memiliki anak laki-laki dua saja keadaan rumahnya bagaikan pasar malam di musim liburan. Ramai dan kacau. Meskipun kedua anaknya sudah duduk di kelas XII, namun sifat mereka tetap saja tidak berubah. Sama seperti ketika mereka masih mengenakan seragam merah putih.

Tapi Dinar selalu bersyukur akan hal itu. Bagaimana tidak, melihat kedua anaknya rukun dan saling menyayangi seperti itu membuatnya bahagia. Raehan Adhitya, anak pertamanya yang berusia 17 tahun itu sangat menyayangi adiknya, Davka Adhikari meskipun mereka tak berasal dari rahim yang sama.

Ya, mereka adalah saudara tiri. Lebih tepatnya Raehan adalah anak tiri Dinar. Dinar dan suaminya bercerai ketika Davka masih duduk di kelas 5 SD. Entah mengapa saat itu suaminya berubah menjadi sosok lelaki yang kasar dan pemarah. Hampir setiap hari ia harus mendapatkan luka leban di sekujur tubuhnya. Tapi ia berusaha untuk mempertahankan hubungannya mengingat Davka yang saat itu masih sangat kecil.

Hingga akhirnya Dinar tak dapat menahan emosunya lagi kala ia melihat suaminya itu dengab teganya menampar wajah mungil Davka hingga sudut bibirnya robek. Dinar marah besar hingga akhirnya ia melayangkan gugatan cerai dan hak asuh Davka dimenangkan olehnya.

Hal pertama yang ia takutkan adalah ketika ia harus melihat perubahan sikap Davka kecil yang ceria menjadi pemurung. Sungguh, ia benar-benar takut. Tapi apa yang ia lihat sekarang benar-benar berbeda dari ekspektasinya. Davka kecilnya itu tak pernah sekalipun murung ataupun bersedih. Ia tumbuh menjadi anak yang periang dan selalu bahagia. Pernah suatu saat Dinar bertanya kepada Davka kecil itu tentang perasaannya akan kedua orang tuanya yang harus berpisah. Dan jawaban yang keluar dari bibir mungil anak itu benar-benar menghangatkan hatinya.

"Davka gak papa, bun. Davka akan selalu gak apa-apa. Asalkan bunda bahagia, itu sudah cukup. Bahagianya bunda, bahagianya Davka juga."

Sampai sekarang pun Dinar masih tak percaya bahwa ia dianugerahi anak dengan hati yang tangguh dan tulus seperti itu.

Waktu berlalu dan mengurus anak sekaligus bekerja di butik yang ia bangun sendiri itu membuatnya cukup sibuk hingga ia kurang memperhatikan tumbuh kembang anak itu. Sejenak ia berpikir, apakah anaknya menjadi pendiam, apakah ia memiliki banhak teman, atau apakah ia menjadi korban pembullyan?

Namun kekhawatirannya berubah saat Davka membawa banyak teman-temannya bermain ke rumahnya. Lebih dari 20 anak datang dan cukup membuatnya terkejut. Saat itu Davka yang sudah duduk di kelas VII, berkata kepadanya

"Bunda gak usah khawatir ninggalin Davka kerja. Davka bahagia kok. Temen Davka banyak."

Perasaan Dinar memang selalu menghangat kala ia melihat ketangguhan hati anaknya itu.

Setahun kemudian, Dinar menikahi Kevin. Pria yang berusia dua tahun lebih tua darinya yang ternyata juga memiliki seorang anak yang hanya berusia 5 bulan lebih tua dari anaknya, Davka. Hal itu membuat mereka duduk di kelas yang sama. Davka saat itu terlalu cepat mengenyam bangku sekolah membuatnya sepantaran dengan Raehan.

Raehan berbeda dengan Davka, Raehan merupakan anak yang pemarah dan sangat nakal.

Rupanya anak itu masih tidak bisa menerima keadaan keluarganya yang hancur karena ibunya yang pergi meninggalkannya entah kemana. Saat itu Raehan sangat membenci Dinar dan Davka. Baginya, mereka bukanlah siapa-siapa. Beberapa kali Dinar melihat Raehan bersikap kasar kepada Davka. Mendorong, menghardik, bahkan sampai memukul. Namun Davka sama sekali tidak pernah membenci Raehan, bahkan ia terus mendekati Raehan.

Dinar sangat khawatir bila anak tirinya itu akan bertindak di luar batas dan mencelakai Davka. Tapi Davka selalu melarangnya untuk memarahi Raehan.

"Jangan dimarahin, bun. Davka ngerti kok sama perasaannya. Gimana rasanya harus menjadi anak dari keluarga broken home. Davka sangat mengerti. Bunda tenang aja, Davka gak papa."

Begitulah ucapan Davka waktu itu. Saat itu Dinar hanya bisa mengusap kepala Davka perlahan sembari tersenyum manis. Ia tak henti-hentinya bersyukur karena telah dianugerahi anak sehebat Davka.

Pada mulanya Dinar khawatir kalau Davka juga tidak bisa menerima Kevin sebagai ayahnya. Namun diluar dugaannya lagi, Davka bahkan sangat dekat dengan Kevin layaknya dahulu ketika dengan mantan suaminya.

Hal itu tentu saja membuat Raehan semakin membenci Davka. Hingga suatu ketika, saat Davka dan Raehan duduk di kelas IX, Raehan yang tergabung dalam geng yang entahlah seperti apa itu terlibat tawuran dengan geng musuh bebuyutannya.

Saat itu geng Raehan mengalami kekalahan telak membuat Raehan dipukul habis-habisan. Entah datang darimana Davka muncul dan memukul siapapun yang sedang memukuli Raehan. Saat itu adik tirinya benar-benar berbeda. Sangat mengerikan!

Dengan gerakan dan kuda-kuda yang kuat, Davka berhasil menumbangkan lebih dari 10 orang itu dan berhasil menyelamatkan Raehan. Sejak saat itu, Raehan menjadi menyayangi Davka. Bagaimana tidak, Davka yang notabene nya adalah adik tiri yang selalu ia sakiti itu bahkan rela mempertaruhkan nyawanya demi melindunginya.

Dan Raehan bertekad bahwa ia harus selalu melindungi adiknya itu.

Keluarga kecil itu akhirnya menjalani hidupnya dengan kebahagiaan. Tak ada lagi pertengkaran, hanya ada canda tawa. Keluarga ini benar-benar bahagia.

Namun hal itu tidaklah bertahan lama. Kevin yang tengah berada di depan rumah tetangganya sambil bercakap-cakap dengan tetangganya mengenai renovasi rumah itu tak pernah menyangka bahwa sebuah batu bata akan jatuh dari atas. Hampir saja Kevin akan mempunyai beberapa jahitan di kepalanya hingga tubuhnya terdorong sehingga ia tak harus meraskan hantaman dari batu itu dikepalanya.

Kevin menghela napas lega namun sedetik kemudian, napasnya tercekat kala ia mendapati anak tirinya, Davka tergeletak di belakangnya dengan kepala yang bercucuran darah akibat hantaman dari batu itu. Kevin segera membawa tubuh lemas tak berdaya itu ke rumah sakit. Davka harus menerima beberapa jahitan di kepalanya.

Saat Davka sadar, Kevin tak henti-hentinya bersyukur kepada Tuhan, serta ia berterima kasih kepada Davka. Davka hanya tersenyu lebar dan mengatakan bahwa ayahnya harus membayar mahal atas kejadian ini padanya.

Kevin terkejut mendengar hal itu, namun ia tetap menanyakan apa yang harus ia lakukan untuk melunasi hutangnya.

"Ayah harus membayar dengan cara terus jadi ayah Davka yang hebat dan gak akan pergi dan menyakiti keluarga kita."

Tak peduli air mata yang menetes di wajahnya, Kevin tersenyum seraya mengangguk.

"Iya, ayah janji."

Begitulah ucapnya.

'Man purpose, God dispose' sebuah ungkapan sederhana yang menyatakan bahwa manusia memang bisa merencanakan semua hal, tapi Tuhan lah yang akan memutuskan semuanya. Begitulah yang Davka tahu.

Ia tersenyum sendu menatap batu nisan di depannya dengan tulisan nama ayah tirinya disana. Ia mengedarkan pandangannya ke arah Dinar yang sudah bersandar lemas dirangkulan Om nya serta Raehan yang masih menangis meraung-raung di sebelahnya.

Tak ada air mata terlihat di wajah Davka sejak ayahnya yang jatuh sakit ketika ia duduk di kelas X hingga akhirnya menghembuskan napas terakhirnya setahun kemudian. Davka ingat akan pesan mendiang ayahnya yang mengatakan bahwa senyum Davka adalah hal yang paling ia sukai di dunia ini membuat Davka ingin mempersembahkan senyuman terindahnya sebagai kado terakhirnya untuk sang ayah.

"Ayah melanggar janji ayah. Tapi, Davka maafin. Davka sayang ayah." ucapnya dalam hati.

Davka ingin ayahnya merasa bahagia. Jadi ia berusaha untuk selalu tersenyum disana. Banyak kerabat, teman, serta beberapa orang yang ia ketahui sebagai sahabat sang ayah berusaha untuk menguatkannya. Justru Davka lah yang membuat suasana duka itu seidikit memudar dengan tingkah konyol serta berbagai lelucon yang ia keluarkan.

Dinar dan Raehan saling bertatapan dan menggenggam tangannya satu sama lain. Menatap Davka yang sedang menghibur beberapa orang disana sambil bertekad dalam hati bahwa mereka akan menjaga permata itu. Menjaga Davka.

Davka sangat ceroboh. Semua benda di sekitarnya selalu menjadi ancaman baginya. Bahkan selembar kertas HVS pernah melukai jarinya. Hal ini membuat Dinar dan Raehan jadi bersikap overprotective terhadapnya. Terkadang Davka merasa kesal. Namun ia tidak dapat membantah apapun. Terlebih bila sang Bunda sudah bertitah. Davka tak dapat berkelit lagi.

"BUUUNNNDDAAAAA!!!!!" teriakan itu kembali menggema membuat Dinar tersadar dari lamunannya.

Seorang anak lelaki yang memiliki hidung mancung dan wajah yang sangat tampan menghampirinya dan segera memeluknya erat.

"Davka, sayang. Kenapa?"

"Itu bunda! Abang tuh jahat banget!" ujarnya sambil terus memeluk erat Dinar.

"Memangnya abang kamu kenapa lagi?"

"Masa Davka gak boleh main ke rumah Diego? Davka cuma sebentar kok."

"Bunda! Jangan diizinin! Ini udah jam 7 malem. Udah malem banget," sahut Raehan yang baru tiba di hadapan Dinar.

"Bunda.... ini masih sore. Lagian malem ini malem minggu. Trus rumah Diego juga gak jauh-jauh amat kok," ujar Davka yang tengah menatap kedua mata Dinar sembari menggenggam erat tangannya.

"Besok pagi kan bisa, Dav. Bener apa kata abang kamu. Ini sudah malam. Besok pagi aja, ya," pintanya sembari mengelus puncak kepala anak itu.

Davka menggembungkan kedua pipinya kesal. Dengan langkah yang tersentak bagaikan PASKIBRA itu ia berjalan menuju kamarnya dan menutupnya dengan keras. Hanya ingin memberitahu bahwa ia sedang kesal.

Dinar memandang Raehan dan terkekeh kecil. "Dia marah tuh."

"Biarin bunda. Daripada diijinin. Abang khawatir dia kenapa napa nanti di jalan," sahutnya kemudian segera berjalan menuju sofa dan menonton film disana.

Dinar memandang sendu pintu kamar berwarna putih itu dan bergumam dalam hatinya.

"Maafin bunda, sayang. Bunda cuma gak mau kehilangan lagi. Cuma kamu sama Raehan yang bunda punya sekarang."

- TBC -

⚫⚫⚫

Alurnya kuubah! Yups benar sekali.

Sekarang gue mau coba menceritakan secara runut biar kalian semua bisa lebih paham dan kenal lagi sama keadaan Davka. Atau mungkin jatuh cinta sama karakter Davka? Hahaha 😂

Gimana? Lebih suka ini atau versi awal? Hehehe

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

Dunia Aray بواسطة Rain

قصص المراهقين

237K 18K 42
Dibalik ketegaran dari seorang Aray Naufal Alam. Kehilangan orangtuanya membuat hidup Aray berubah drastis, dimana dulu hari-harinya diwarnai dengan...
SAGARALUNA بواسطة Syfa Acha

قصص المراهقين

3.2M 158K 22
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
1.6M 115K 47
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
My Sexy Neighbor بواسطة F.R

قصص المراهقين

910K 13K 26
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+