Seharusnya ✔

Od kaamuffled

123K 9.7K 2K

"Seharusnya lo gak begini. Seharusnya-" "Seharusnya seharusnya seharusnya. Berhenti bilang seharusnya karena... Více

Prolog
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Epilog
Davka's Side Story

Bab 1

10.4K 552 38
Od kaamuffled

"Kamu mau tahu salah satu hal yang paling aku syukuri di dunia ini? Yaitu adalah berhasil menemukanmu diantara triliunan mutiara di bumi."

※※※※※

Tak seperti biasanya gumpalan demi gumpalan terlihat begitu kompak hari ini. Saling berkumpul dan mendekat. Membentuk segerombolan pasukan yang lebih mirip dengan permen kapas yang sering diminta oleh anak-anak di pasar malam.

Gerombolan itu memenuhi langit hingga tak membiarkan sang surya ikut memamerkan sinarnya yang cukup membuat kulit menggelap. Alhasil, pagi ini tak secerah biasanya.

Semua saling bahu membahu membuat pagi ini lebih muram dari biasanya. Bahkan angin pun turut memeriahkan pagi ini dengan hembusannya yang cukup kuat. Cukup kuat hingga mampu menerbangkan beberapa dedaunan hingga mengenai wajah orang-orang yang memenuhi jalan.

Sepertinya akan turun hujan. Namun sudah sejak beberapa menit yang lalu, gerombolan awan itu masih enggan untuk menurunkan hujan. Mungkin mereka masih sibuk berkumpul dan membicarakan hal lain.

Suasana pagi ini sangat mendukung untuk bermalas-malasan di rumah. Duduk di atas ranjang dengan ditemani semangkuk mie instan kuah hangat dan secangkir teh manis yang nikmat. Sambil mendengarkan musik yang lembut dan membaca novel yang membuat baper berhari-hari.

Tapi memang kenyataan tak selamanya akan sama dengan ekspektasi. Nyatanya jalanan ibukota masih saja padat dipenuhi oleh orang-orang yang harus berjuang demi membahagiakan keluarganya. Merupakan hal yang biasa terjadi.

Tapi pagi ini ada hal yang menarik. Lebih menarik dari sekedar menonton orang berlomba 17 an ataupun video eta terangkanlah yang sedang digandrungi oleh banyak kalangan. Sekumpulan manusia itu lebih membentuk sebuah lingkaran tengah memperhatikan sesuatu yang menarik di sana.

Sebuah kejadian yang baru saja mampu menarik perhatian beberapa orang di sana. Seorang nenek tak henti-hentinya mencium kening seorang anak lelaki berseragam SMA. Bukan! Itu bukanlah nenek yang ramai di perbincangkan di berbagai sosial media. Tapi nenek itu baru saja diselamatkan oleh bocah itu.

Hampir saja nyawa nenek dan cucunya yang masih berusia balita itu terenggut oleh sebuah mobil yang tiba-tiba saja melaju kencang dan hampir menabrak tubuh mereka jika tidak diselamatkan terlebih dahulu oleh bocah lelaki itu.

"Nak, terima kasih. Terima kasih banyak. Nenek gak tau lagi kalau gak ada kamu," ujar nenek itu sambil memeluk bocah itu.

"I..iya nek. Gak papa. Yang penting nenek sama adek kecil selamat," ujarnya sembari menunduk untuk mengelus puncak kepala anak balita yang sedari tadi menatapnya bingung dan sedikit shock.

"Pokoknya nenek benar-benar ter—" ucapan sang nenek terpotong kala ia melihat baju yang berwarna putih itu kini terdapat robekan panjang di area pinggang sebelah kirinya serta bercak kemerahan disana. "Ya Ampun, nak. Kamu berdarah!"

Anak lelaki itu segera menoleh ke arah pandangan mata sang nenek dan benar saja ia mendapati sebuah luka goresan disana. Tidak terlalu dalam, namun mampu membuatnya kehilangan darah yang cukup banyak. Ia meringis menahan rasa perih yang baru saja terasa menjalar di piggangnya.

Dengan cekatan, ia mengambil sebuah handuk kecil dari dalam tasnya dan menekan area tersebut supaya dapat menghentikan pendarahannya untuk sementara waktu.

"Ayo nenek antar ke klink sebentar ya. Luka kamu harus diobati."

"Gak usah, nek. Aku harus segera ke sekolah. Nanti terlambat. Aku bisa kok obatin di UKS sekolah."

"Yaudah kalau gitu. Sekali lagi nenek ucapkan banyak-banyak terima kasih ya, nak."

"Iya nek. Lain kali, lebih hati-hati ya. Daah adik kecil!" ucapnya sesaat sebelum mencium tangan sang nenek dan berjalan menuju sekolahnya.

*****

Jam sudah menunjukkan pukul 6.15 namun keadaan sekolah masih sepi. Entah ia yang datang terlalu rajin atau memang semua anak-anak sekolah ini yang terlalu santai sehingga tak perlu terburu-buru untuk datang ke sekolah.

Seorang gadis terlihat berjalan di sebuah koridor sekolah sendirian, ia berambut hitam panjang, memakai baju putih, tapi tunggu! Jangan berpikir kalau itu adalah makhluk astral yang suka tertawa di pohon besar pada malam hari. Bukan. Dia adalah Afreen Neisya. Salah satu murid SMA Kusuma Bakti yang baru saja pada hari ini resmi menjadi siswa kelas XII.

Ia menghampiri sebuah papan mading yang berisikan pembagian kelas yang sudah ditempel oleh penjaga sekolah beberapa saat lalu. Ia mencoba menelusuri  deretan huruf di sana dan mencari keberadaan namanya.

XII MIA 3. Itulah kelasnya sekarang. Setelah mengetahui itu, ia segera berbalik menuju ruang kelas barunya.

Keadaan sekolah yang masih sepi membuat sekolah ini terasa cukup mencekam. Memang gedung sekolah ini bergaya ala-ala peninggalan jaman kolonial Belanda. Pihak sekolah tak pernah sekalipun berniat untuk mengubahnya. Berbagai cerita-cerita mistis yang menyebar di kalangan murid maupun guru serta karyawan sekolah ini pun turut membuat gedung sekolah ini semakin menakutkan saja.

Langkah kaki gadis itu terhenti kala netranya menangkap bercak darah di depan ruang UKS. Sejenak pikirannya kembali dipenuhi oleh cerita dari segerombolah anak perempuan yang tak sengaja ia dengar di toilet beberapa saat lalu. Cerita tentang bernagai penampakan dan keangkeran ruang UKS itu. Afreen berusaha untuk tidak peduli akan hal itu. Ah tahayul doang itu mah, pikirnya.

Sebenarnya Afreen tak pernah percaya tapi suara ringisan yang berasal dari ruang UKS itu membuatnya sedikit merinding dan penasaran. Setelah membaca ayat kursi dan berbagai surat lainnya di dalam hati, ia mencoba untuk berjalan memasuki ruangan tersebut. Namun ia tak mendapati siapapun.

Ia menghela napasnya. Tentu saja dugaannya benar, bukan? Tidak mungkin ada hal seperti itu di dunia ini. Hingha sebuah tepukan di bahunya membuatnya ketakutan dan tanpa berpikir beberapa kali, ia segera berlari keluar dari ruang UKS.

Entah Afreen yang lupa mengikat tali sepatunya atau memang ia yang sedang sial, tiba-tiba ia tersungkur dan harus merelakan tubuhnya merasakan kerasnya lantai.

Afreen mengusap bagian belakang tubuhnya seraya meringis. Dan gerakannya terhenti kala ia mendapati seseorang entah darimana berdiri di depannya.

"Setan!" pekik Afreen sembari menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Heh! Malah ngatain gue. Gue mau tolongin malah ngatain!"

Mendengar makian itu, Afreen merenggangkan jemarinya membiarkan kedua matanya mengintip dari sela jemarinya. Ternyata kakinya menapak di lantai.

Afreen segera bangkit dan segera pergi menjauh dari sana. Tujuannya hanya satu. Menyelamatkan harga dirinya.

"Heh! Gak sopan ya lo. Malah langsung lari habis ngatain orang," ujar anak lelaki itu yang sudah berjalan di samping Afreen. "Tapi kalo yang ngatain cantik kayak namanya mah, gue mau kok di katain setiap hari," ujarnya setelah melihat nametag yang tersemat di baju gadis berwajah dingin itu.

Afreen menoleh dan menatap tajam kedua mata lelaki itu. "Siapa sih lo?! Pergi! Jauh-jauh dari gue!" ujarnya kemudian segera pergi menuju kelasnya.

"Gue Davka! Dan gue pastiin kalo lo gak akan pernah minta Davka buat menjauh dari hidup lo suatu saat nanti!" ujarnya dengan suara yang keras supaya Afreen mendengarnya.

Meskipun Afreen sama sekali tak bereaksi dengan ucapannya dan lebih memilih untuk berjalan menjauh, ia yakin bahwa Afreen mendengar setiap perkatannya.

"Afreen Neisya," gumamnya pelan sambil tersenyum memandang ke arah punggung gadis itu yang semakin lama semakin menghilang.

- TBC -

⚫⚫⚫

Gue labil! Oke haha

Maafkan kelabilan gue. Udah pernah bilang kan kalo gue mau bener-bener belajar serius nulis cerita di akun gue? Hehehe Jadi yaa maaf kalo gue masih labil.

Ternyata sama seperti kalian yang baca. Gue gak nyaman juga lama-lama pake sudut pandang yang kemarin. So, gue kembalikan sudut pandang yang ini. Gue sadar, kalo gue pengen kalian bener2 kenal sama sosok Davka ini. Hehe

Tapi gue gak akan revisi besar2an lagi setelah ini. Jadi..... keep stay with me hehehe tapi gak maksa ko.hehehe

Awalnya aku ganti karena ada satu hal yg terlewatkan jadi aku mau benerin kesalahan itu.

Sekali lagi mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kelabilanku ini. Happy reading all^^

Oiya, kalo part ini better or no?

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

237K 18K 42
Dibalik ketegaran dari seorang Aray Naufal Alam. Kehilangan orangtuanya membuat hidup Aray berubah drastis, dimana dulu hari-harinya diwarnai dengan...
566K 22K 35
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
806 165 22
[HOLD] 🌼 Choi San Fanfiction🌼 Prev; Truly My Blood, Queen ˏˋ°•*⁀➷ Pesisir dengan ratunya yang bijaksana. Mimpi buruk datang sesuai ramalan. Samuder...
912K 13K 26
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+