Antipole

By nunizzy

2.1M 232K 31K

•Completed• Kita ada di kutub yang berbeda. Sekolah yang terkenal disiplin dan memiliki segudang presta... More

Prolog
1st Pole
2nd Pole
3rd Pole
4th Pole
5th Pole
6th Pole
7th Pole
8th Pole
9th Pole
10th Pole
11th Pole
12th Pole
13th Pole
14th Pole
15th Pole
16th Pole
17th Pole
18th Pole
19th Pole & QnA
20th Pole & Giveaway Time
21st Pole
22nd Pole
23rd Pole & Disclaimer
24th Pole
25th Pole
26th Pole
27th Pole
28th Pole
QnA
29th Pole
30th Pole
31st Pole
32nd Pole
34th Pole
35th Pole
36th Pole & Promotion
37th Pole
38th Pole
Fun Facts
39th Pole
40th Pole
41st Pole
42nd Pole
43th Pole
44th Pole
45th Pole
46th Pole
47th Pole
48th Pole
49th Pole
50th Pole
51th Pole
52nd Pole & QnA#2
53th Pole
54th Pole
55th Pole
Sekilas Promo
QnA#2 (Part 1)
QnA#2 (Part 2)
56th Pole
57th Pole
58th Pole
Epilog
Pidato Kenegaraan Antipole

33rd Pole

26.6K 3.1K 475
By nunizzy


33rd POLE

~~||~~

"Nggak ada yang nyuruh lo curhat."

Gala, Kylar dan Sabrina menghentikan langkah mereka. Pembicaraan mengenai pertandingan baseball–yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat–juga terhenti.

Sebenarnya, Sabrina enggan menyusuri pantai dengan Kylar yang berada di radius satu meter darinya. Namun, gadis itu juga tidak mau sendirian. Inara dan Aneke sedang terlelap di kamar karena kelelahan. Begitu juga dengan Biana dan Diana.

Akhirnya, mau tidak mau, ia mengekori Gala dan Kylar yang kebetulan juga ingin jalan-jalan sore di pantai.

"Siapa tuh? Galak amat," kata Kylar yang hanya dihadiahi tatapan tidak tahu milik Gala.

"Akhirnya gue memutuskan buat nge-tes lo, karena dia terlalu loveable untuk nggak lo suka."

Suara itu terdengar lagi.

Sabrina yang kepo, mencari asal suara.

"Dari balik pohon deh, kayaknya." gadis itu menunjuk sebuah pohon besar dan rindang, yang berada tidak jauh dari tempatnya.

"Bukan urusan gue sih." Kylar membuka suara.

"Halah, bilang aja lo juga kepo." Sabrina menarik tangan Gala agar mengikutinya mendekati pohon tersebut.

"Heh, gue ditinggal!" seru Kylar.

"Diem, Bego!" desis Sabrina begitu Kylar menyejajarkan langkah dengannya.

"Lo kepo amat, Sab," komentar Gala yang tangannya masih ditarik oleh Sabrina.

"Lo suka sama adik tiri lo. Am I right?"

Langkah ketiganya terhenti. Mereka bisa melihat bahwa salah satu dari lelaki itu adalah Rahagi.

"Sama Gavin," gumam Sabrina.

"Rahagi suka sama adik tirinya?" ulang Kylar. "Inara?"

Sabrina melotot mendengar itu. Tidak salah lagi. Pantas saja ia kerap kali memergoki Rahagi sedang memerhatikan Inara.

Kylar yang menyadari itu, lantas menatap Gala. Lelaki yang ditatap itu hanya diam.

"Gal!" panggil Kylar.

Gala menoleh kepada Kylar, sedangkan Sabrina sontak menatap Gala.

"Woles, Bor. Kesempatan lo masih ada," ucap Kylar santai.

Gala menatap Kylar tajam. Sementara Sabrina masih berusaha mencerna kata-kata Kylar.

Kylar seketika melotot begitu melihat ekspresi keheranan milik Sabrina. "Ups." Kylar cengengesan begitu menyadari apa yang baru saja ia katakan. Lelaki itu keceplosan.

"Maksud lo...," Sabrina sengaja menggantung ucapannya.

"Gue mau balik ke–" Gala baru saja ingin melepas pegangan Sabrina di tangannya, ketika gadis itu memotong ucapannya.

"Lo suka sama Inara, Gal?" tanya Sabrina seraya menatapnya kaget.

Gadis itu tidak tahu apa yang ia rasakan. Dunianya terasa dijungkir balik. Perasaannya kepada Gala kalah telak mengetahui Gala menyukai sahabat mereka, Inara.

Inara emang terlalu loveable. Kalau gue cowok, bukan nggak mungkin gue juga suka sama dia.

Kylar menatap keduanya bergantian. Ia bingung dan merasa bersalah karena sudah keceplosan memberitahu rahasia Gala secara tersirat.

"Ngg–balik ke hotel, yuk. Udah mau sore." Kylar merangkul Sabrina dengan tangan kanannya dan Gala dengan tangan kirinya, kemudian menarik keduanya berjalan menuju hotel.

Di sepanjang perjalanan, hanya Kylar yang sibuk berbicara. Mengomentari banyak hal–salah satunya mbak-mbak resepsionis hotel yang cantiknya Masya Allah. Dalam hati ia masih merasa bersalah. Entah seperti apa Gala akan memarahinya nanti.

Sabrina masih sibuk mengatur perasaannya, sedangkan Gala masih belum siap Sabrina mengetahui perasaannya kepada Inara. Ia takut Sabrina keceplosan mengatakan kepada Inara tentang perasaannya.

Lelaki itu tidak ingin persahabatan yang ia bangun berakhir sia-sia hanya karena perasaan yang ia punya.

"Lar, lo boleh tinggalin gue berdua sama Gala, nggak?" tanya Sabrina pelan.

Kylar yang mendengar itu menghentikan ocehannya seraya menatap Sabrina, sedangkan Gala tiba-tiba panas dingin mendengar ucapan sahabatnya.

"Boleh! Kalo gitu, gue balik ya. Take your time!" Kylar melambaikan tangannya seraya berjalan menuju lift sebelah barat, meninggalkan sepasang sahabat itu.

"Ikut gue, Gal." Sabrina berjalan menuju sofa yang ada di lobby.

Lelaki itu mengekori di belakang. Rasanya seperti akan dieksekusi mati.

Sabrina duduk di sofa berwarna hijau muda tersebut.

"Duduk, Gal. Santai aja nggak usah tegang gitu." gadis itu tertawa, berusaha mencairkan suasana.

"Lo bikin gue takut, Sab." Gala meringis sembari mengambil tempat duduk di hadapan Sabrina.

"Biasa aja kali." Sabrina terkekeh pelan.

"Kenapa nih?" tanya Gala.

"Sebelumnya, gue cukup kaget sama apa yang barusan gue tahu."

Gala meringis seraya menyugar rambutnya ke belakang. "Maaf, Sab. Udah ngerahasiain ini dari lo."

"Selow, Gal."

"Gue nggak mau persahabatan kita sia-sia," sambung Gala.

"Tenang aja. Gue sebisa mungkin untuk nggak bocor ke Inara, karena gue tahu ini rahasia penting lo."

Lelaki itu menghembuskan napas lega. "Lo tahu aja yang ada di pikiran gue."

"Kurang ajar! Secara nggak langsung lo ngatain gue ember, ya?"

"Ampun, Sab!" Gala terkekeh.

"Ngeselin tapi fakta sih."

"Nggak usah sedih begitulah," balas Gala dengan nada jenaka.

Sabrina memaksakan tawanya. Gadis itu beranjak.

"Maju terus pantang mundur, Gal!" ia menepuk pundak Gala sekali. "Gue balik dulu."

Gala mengangguk seraya berdiri. Lelaki itu menepuk puncak kepala Sabrina.

Stop it, Gal.

"Makasih, Sab. Tapi, gue tentu mendahulukan persahabatan ketimbang perasaan gue."

Sabrina tidak bisa menahan air matanya. Ya, gue juga, Gal, batinnya.

"Daah!" gadis itu lantas berlalu meninggalkan Gala.

Setetes air matanya jatuh, tepat setelah ia membelakangi Gala. Kenapa juga perasaan bodoh ini ada.

Perempuan itu mengusap air matanya sebelum menekan tombol lift.

# # #

"Sab? Lo kenapa?" Inara yang sedang menikmati keripik kentang yang tadi ia beli, lantas menghampiri Sabrina begitu gadis itu muncul di ambang pintu kamar.

Matanya sedikit bengkak dan kemerahan.

Sabrina memaksakan senyumnya sembari menutup pintu kamar dan meletakkan kuncinya di dalam lemari.

"Sab?"

Sabrina menatap Inara, kemudian memeluknya erat.

"Naa...," rengeknya.

Inara yang mendengar itu mengelus punggung sahabatnya dengan tangan kirinya. Sementara, tangan kanannya menggenggam sebungkus keripik kentang.

"Siapa yang bikin lo gini?" tanya Inara.

Sabrina hanya menggeleng. Gadis itu menyandarkan kepalanya di pundak Inara. Masih enggan melepas pelukannya.

"Eh, ada apa nih, ada apa?" Aneke yang baru keluar dari kamar mandi seraya mengeringkan rambutnya dengan handuk terkejut melihat kedua temannya berpelukan di depan pintu.

Sabrina hanya menatap Aneke dengan tatapan tidak tahu.

Gadis itu menyampirkan handuknya di pundak kemudian memeluk Sabrina dari belakang. Keduanya memeluk Sabrina, membuat perasaan gadis itu sedikit lebih tenang.

"Makasih kalian," gumam Sabrina.

Inara enggan bertanya lagi. Gadis itu memilih mengusap punggung Sabrina. Berusaha selalu ada dan siap kapan pun Sabrina bersedia menceritakan masalahnya.

# # #

"Ada yang udah baikan, hm?"

Inara mengambil tempat duduk di sebelah Rahagi. Satu angkatan SMA Integral sedang having dinner di Ballroom hotel.

Sabrina mengambil tempat duduk di sebelah Inara. Diikuti oleh Aneke, Biana, dan Diana. Keempat laki-laki yang biasanya bersama mereka juga baru selesai mengambil makanan dan duduk di meja melingkar tersebut.

Rahagi menatap Inara malas, yang dibalas dengan tawa kecil. Gadis itu sempat memergoki Rahagi dan Gavin yang kembali ke hotel tanpa tatapan permusuhan.

"Alhamdulillah wa syukurillah." Inara menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

"Eh, kalian udah packing belum?"tanya Biana. "Masa ya, koper gue nggak muat."

"Kebanyakan oleh-oleh sih," cibir Kylar.

"Ha! Di koper lo pasti masih banyak ruang kosong, kan, Lar? Titip dong."

"Titip apa?"

"Barang gue."

Kylar tampak berpikir. "Barang yang mana dulu nih?" tanyanya sok polos.

Sesaat kemudian, Biana melotot menyadari Kylar tengah mempermainkannya. Gadis itu melempar tisu yang sudah dibentuk menjadi bola kecil.

"Mesum banget tuh otak!"

Kylar tertawa.

"Wewe gombel." Diana mendelik.

"Lo kalo ngomong yang jelas, Sis," ucap Kylar disela tawanya.

"Maksud gue, oleh-oleh yang gue beli," jawab Biana gemas.

"Yak, yang mau nitip oleh-oleh boleh 10K per unit," kata Alfan.

"Mehong banget." Sabrina mendengus.

"Itu udah lumayan. Kylar matok harga 50K pasti."

"Tau aja lo, Fan." lelaki itu menunjuk Alfan dengan tatapan you-know-me-so-well.

"Sabrina mau nitip?" tanya Kylar seraya tersenyum–sok–manis.

"Malas. Ntar oleh-oleh yang gue beli lo jampi-jampi."

"Astaghfirullah. Sabrina. Tidak boleh suuzhon." Kylar menggeleng sambil mengelus dadanya. "Aa' nggak suka."

"Pfftt." Aneke menahan tawanya. "Cocok, Lar. Cocok." ia mengacungkan kedua jempolnya.

"Siap diorbitkan jadi ustadz." Kylar menyeruput minumannya.

"Gala, lo dari tadi anteng mulu. Ingat bini di rumah?" sindir Dio.

Gala hanya mendelik.

"Jaga jarak aman bor! Senggol bacok," seru Kylar.

Gala melirik Inara sekilas. Gadis itu tengah memperhatikannya. Dengan cepat, ia melirik ke arah lain dan menemukan Sabrina tengah menatapnya.

"Semangat", Sabrina berbicara melalui tatapan matanya.

Gala tersenyum tipis. Ia beruntung memiliki Sabrina dan Inara. Sungguh, apa pun akan ia korbankan demi persahabatannya.

~~||~~

A/N

Ada yang bisa nebak sebenernya perasaan Inara tuh gimana?

Bikos dia terlalu loveable banyak banget yang menyimpan rasa ai kenot dia ntar bakal sama siapa. Aku juga kepo sendiri hahahihi.

Btw, dua hari ini aku berhasil nulis lebih kurang 8 chapter Antipole. Dududuh senangnya tinggal upload.

Dan setelah aku pikir-pikir, Antipole bakal lebih dari 40 chapter mengingat masalah yang belum terselesaikan masih banyak. Yey, senangnya bisa ketemu Rahagi lebih lama.

Second btw, fun fact-nya udah aku buat. Aku greget pengen nge-post tapi di dalamnya terlalu banyak spoiler. Jadi, akan lebih baik kalo fun fact itu aku post setelah Antipole sampai di chapter 38 atau lebih.

Mari kita melatih kesabaran di bulan Ramadhan ini.

Eh aku mau ngasih selamat buat kamu yang berhasil nebak alur ceritanya (meskipun di bagian Kylar suka Sabrina itu masih belum pasti ya hihi jangan baper dulu).

11 Juni 2017

Continue Reading

You'll Also Like

1.6M 43.5K 10
Seorang kakak sayang sama adiknya..? Wajar... Tapi gimana kalo seorang kakak jatuh cinta sama adiknya..? Ini yang gak wajar..
388 88 11
Happy reading teman²ku ❤ Satu kata yang menaklukkan segalanya. "Coklat" Anita dwitasya, gadis cantik nan manis penyuka coklat, yang berujung...